Teknik Pengambilan Sampel Teknik Pengumpulan Data

dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dengan demikian, sumber data penelitian yang bersifat kualitatif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sumber data primer Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari informan di lapangan yaitu melalui wawancara mendalam indept interview. Wawancara mendalam yaitu mewawancarai narasumber yang di anggap peneliti cocok dengan penelitian tersebut, di sini yang menjadi narasumber yaitu guru- guru IPS Terpadu, Kepala Sekolah serta peserta didik di SMP Negeri 1 Ambarawa. 2. Sumber data sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung dari informan di lapangan, seperti dokumen dan sebagainya. Dokumen tersebut dapat berupa buku-buku dan literature lainnya yang berkaitan serta berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti. Data sekunder yang peneliti gunakan dalam penelitian ini berupa dokumen sekolah seperti profil sekolah, RPP, Silbus, dll di SMP Negeri 1 Ambarawa.

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan adalah pertama, metode purposive sampling, Menurut Sugiyono, 2006:300 menyatakan bahwa purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Fokus dalam penelitian ini adalah upaya guru dalam mengatasi hambatan pembelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 1 Ambarawa pembelajaran IPS terpadu Dengan mengacu pada fokus penelitian tersebut, maka sampel sumber data yang ditentukan adalah : guru-guru IPS Terpadu pada SMP Negeri 1 Ambarawa serta para peserta didik kelas 8A di SMP Negeri 1 Ambarawa. Adapun pertimbangan mengambil sampel sumber data tersebut karena informan dianggap berhubungan langsung dengan masalah yang sedang diteliti sehingga akan memudahkan peneliti untuk memperoleh informasi. Kedua, metode snowball sampling, menurut Sugiyono, 2006:300 menyatakan bahwa snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit tersebut belum mampu memberikan data yang lengkap, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam penelitian ini apabila informasi yang diperoleh dianggap belum lengkap, maka peneliti akan mencari informan lain yang dianggap lebih menguasai dari permasalahan tersebut. Misalnya dengan kepala sekolah atau pihak-pihak lain yang berkompeten.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, maka metode yang digunakan untuk proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1. Observasi Partisipatif Dengan observasi partisipatif, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak. Susan stainback dalam Sugiyono, 2006:331menyatakan “in participant observation the researcher observes what people do, listent to what they say, and participates in their activities” maksudnya dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka. Berkaitan dengan observasi ini, peneliti menggunakan metode partisipasi pasif passive participation, jadi dalam hal ini peneliti datang ditempat kegiatan orang yang diamati, akan tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan mereka. Partisipasi pasif yang dilakukan oleh peneliti adalah menekankan fokus dari permasalahan yaitu mendengarkan informasi dari guru-guru IPS pada SMP Negeri 1 Ambarawa, kemudian melakukan pengamatan terhadap pembelajaran IPS terpadu di kelas-kelas serta mengamati keadaan sarana dan prasarana pada pembelajaran IPS terpadu Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Rambu-rambu pengamatan tersebut pengisiannya dalam bentuk memberi tanda cek list pada salah satu jawaban yang telah peneliti sediakan, namun demikian tidak menutup kemungkinan bagi peneliti untuk mencatat hal-hal yang belum dirumuskan dalam rambu-rambu pengamatan tersebut. 2. Wawancara Mendalam In Dept Interview Wawancara menurut Sugiyono, 2006:317 adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikostruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Sedangkan Menurut HadiSubroto, 2004:217 mengemukakan bahwa wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan, dalam mana dua orang atau lebih berhadap- hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan suaranya dengan telinga. Wawancara merupakan alat pengumpul informasi langsung untuk berbagai jenis data sosial, baik yang terpendam latent maupun yang memanifes. Dalam penelitian ini, peneliti menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan wawancara mendalam, selama melakukan observasi peneliti juga melakukan interview kepada orang-orang yang ada didalamnya. Metode wawancara yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara semiterstruktur semistructure interview, menurut Sugiyono, 2006:320 jenis wawancara ini termasuk dalam kategori in depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapatnya serta ide-idenya. Informan yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah guru-guru IPS pada SMP Negeri 1 Ambarawa, serta para peserta didik dan Kepala Sekolah apabila informasi yang diperoleh dianggap masih kurang oleh peneliti. Untuk menjaga kredibilitas hasil wawancara tersebut, maka perlu adanya pencatatan data, dalam hal ini peneliti menggunakan tape recorder yang berfungsi untuk merekam hasil wawancara tersebut. Mengingat bahwa tidak setiap informan suka dengan adanya alat tersebut karena merasa tidak bebas ketika diwawancarai, maka peneliti meminta izin terlebih dahulu kepada informan dengan menggunakan tape recorder tersebut. Disamping menggunakan tape recorder, peneliti juga mempersiapkan buku catatan yang berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data. Selain itu juga berguna untuk membantu peneliti dalam merencanakan pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti bahwa telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka peneliti menggunakan camera digital untuk memotret ketika peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informan atau sumber data. Dengan adanya foto ini, maka dapat meningkatkan keabsahan penelitian, karena peneliti benar-benar melakukan pengumpulan data. 3. Studi Dokumentasi Menurut Arikunto, 2002:206 studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabe yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kantor, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Sedangkan menurut Sugiyono, 2006:329 mengemukakan bahwa studi dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik yang telah ada, akan tetapi perlu dicermati bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi. Dalam penelitian ini, studi dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan mengumpulkan data melalui sumber-sumber tertulis misalnya dokumen-dokumen resmi, makalah-makalah penelitian dan buku-buku yang relevan dengan penelitian ini. Studi dokumen resmi yang dilakukan peneliti adalah mengumpulkan data melalui pencatatan atau data-data tertulis mengenai keadaan SMP yang diteliti yaitu SMP Negeri 1 Ambarawa.

3.6 Keabsahan Data

Dokumen yang terkait

DESKRIPSI KESULITAN GURU DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA SMP NEGERI DI KECAMATAN MARTAPURA TAHUN AJARAN 2012-2013

1 19 60

UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN SEJARAH MENGGUNAKAN KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 BATANG TAHUN AJARAN 2014 2015

0 4 112

STRATEGI, MASALAH, DAN UPAYA MENYINERGIKAN DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA KELAS VIII SMP NEGERI 2 MAGELANG TAHUN AJARAN 2014 2015

0 7 157

UPAYA GURU IPS MENGATASI HAMBATAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 21 SEMARANG

0 12 148

PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI SMP SE KECAMATAN TENGARAN TAHUN AJARAN 2012 2013

0 2 185

ANALISIS KENDALA GURU DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 12 BINJAI TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 1 22

ANALISIS KESULITAN GURU DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA KTSP SE-RAYON SMP NEGERI 37 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 2 24

PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 BATANGAN Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pada Kurikulum 2013 Di SMP Negeri 1 Batangan Kelas VII Tahun Ajaran 2015/2016 (Studi Etnografi di SMP Negeri 1

0 3 14

PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 BATANGAN Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pada Kurikulum 2013 Di SMP Negeri 1 Batangan Kelas VII Tahun Ajaran 2015/2016 (Studi Etnografi di SMP Negeri 1

0 3 15

Kesiapan Mengajar Guru IPS Terpadu Rintisan SMP Bertaraf Internasional Tahun Ajaran 2010/2012 (Studi Kasus SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Kota Magelang).

0 0 2