data yang akan diungkap dalam penelitian ini berupa konstrak atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian, maka peneliti menggunakan
skala psikologis. Azwar 2005: 3 mengungkapkan bahwa skala psikologis selalu mengacu pada alat ukur aspek atau atribut afektif, bukan kognitif.
Menurut pendapat Azwar 2005: 3-4, keunggulan dalam menggunakan skala psikologis yaitu:
1
Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan
mengungkap indikator
perilaku dari
atribut yang
bersangkutan.
2
Atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator
perilaku dan
indikator perilaku
diterjemahkan dalam bentuk item-item.
3
Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”. Tetapi semua jawaban dapat diterima sepanjang
secara jujur dan sungguh-sungguh.
Dengan demikian, skala psikologis dapat digunakan sebagai alat ukur yang dapat mengungkap indikator faktor internal dan faktor eksternal penghambat
pemilihan sekolah lanjutan yang berupa pertanyaan maupun pernyataan sebagai stimulus. Responden tidak mengetahui arah jawaban dari pertanyaan maupun
pernyataan tersebut. Hasil jawaban responden tersebut kemudian akan diinterprestasikan.
3.4.2 Alat Pengumpulan Data
Faktor internal dan eksternal yang menghambat pemilihan sekolah lanjutan merupakan aspek-aspek psikologis yang tidak dapat dilihat secara langsung,
sehingga alat pengumpul data yang digunakan yaitu menggunakan skala pemilihan sekolah lanjutan model likert. Skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang telah diterapkan secara spesifik oleh peneliti atau
disebut variabel penelitian Sugiyono, 2010: 134. Skala penghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai 4
alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Peneliti menggunakan 4 alternatif jawaban guna menghindari atau menghilangkan
jawaban ragu-ragu, sehingga responden akan memilih jawaban sesuai dengan kondisinya. Pernyataan dalam skala menggunakan kecenderungan positif dan
negatif. Tabel 3.3. Penskoran Alternatif Jawaban
Alternatif + Skor
Alternatif - Skor
Sangat Sesuai SS 1
Sangat Sesuai SS 4
Sesuai S 2
Sesuai S 3
Tidak Sesuai TS 3
Tidak Sesuai TS 2
Sangat Tidak Sesuai STS 4
Sangat Tidak Sesuai STS 1
Sugiyono, 2010: 135. Untuk mengetahui faktor yang menghambat pemilihan sekolah lanjutan
siswa memiliki rentang skor 1-4, dan ditentukan berdasarkan skor item positif dan skor negatif. Seluruh skor jawaban dijumlahkan kemudian ditransformasikan ke
dalam bentuk persentase skor dengan cara membagi dengan skor idealnya dan dikalikan 100.
Persentase skor tersebut diperoleh kategori Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, dan Sangat Rendah. Penentuan kategori tingkatan kriteria faktor yang
menghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan adalah sebagai berikut.
Persentase skor tertinggi : x 100
= 100 Persentase skor terendah :
x 100 = 25
Rentang prosentase : 100 - 25 = 75
Interval persentase :
= 15 Hasil perhitungan di atas menunjukkan rentang interval 15 dan
persentase skor terendah adalah 25 sehingga dapat ditentukan kategori tingkatan kriteria faktor yang mempengaruhi sekolah lanjutan adalah sebagai berikut.
Tabel 3.4. Kategori Tingkatan Kriteria Faktor Penghambat dalam Pemililihan Sekolah Lanjutan
Persentase Kategori
86-100 Sangat Tinggi
71-85 Tinggi
56-70 Sedang
41-55 Rendah
25-40 Sangat Rendah
Azwar, 2005: 107.
3.4.3 Penyusunan Instrumen