dan  realistik.  Pada  masa  ini  anak  mulai  memadukan  orientasi-orientasi  pilihan yang dimiliki sebelumnya. Orientasi-orientasi itu adalah orientasi minat, orientasi
kemampuan, dan orientasi nilai. Kemudian tahap realistik anak melakukan eksplorasi  dengan memberikan
penilaian  atas  pengalaman-pengalaman  kerjanya  dalam  kaitan  dengan  tuntutan sebenarnya.  Kesimpulan  dari  teori  perkembangan  Ginzberg  mempunyai  tiga
unsur,  yaitu  proses  bahwa  pilihan  pekerjaan  itu  suatu  proses,  irreversibilitas bahwa  pilihan  pekerjaan  itu  tidak  bisa  diubah  atau  dibalik,  dan  kompromi
bahwa  pilihan  pekerjaan  itu  kompromi  antara  faktor-faktor  lain,  yaitu  minat, kemampuan,  dan  nilai.  Dari  pemaparan  teori  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa
proses  perkembangan  remaja  cenderung  sudah  mengarahkan  pada  karier  namun bagi  remaja  sendiri  masih  memiliki  beberapa  hambatan  dari  dalam  diri  maupun
dari lingkungan luar.
2.5 Kerangka Berpikir
Kemampuan  pemilihan  sekolah  lanjutan  adalah  kesanggupan  individu dalam  menentukan  langkah  yang  dilakukan  dalam  memilih  karier  yang
diinginkannya  antara di  sekolah menengah  atas  dan sekolah menengah kejuruan. Untuk  dapat  menentukan  pilihan  kariernya  secara  tepat  individu  memerlukan
proses panjang
yaitu memilih
karier yang
dipengaruhi oleh
taraf perkembangannya.  Adanya  faktor-faktor  yang  menjadi  sebuah  hambatan  bagi
siswa dalam kesiapan membuat keputusan-keputusan karier yang tepat bagi masa depannya. Faktor-faktor yang menghambat tersebut dapat berasal dari dalam diri
dan  juga  dari  luar  diri.  Selain  itu,  faktor  dari  dalam  diri  yang  menghambat pemilihan  sekolah  lanjutan  adalah  kondisi  fisik  dan  kondisi  psikis.  Kemudian
faktor  dari  luar  diri  meliputi:  kondisi  keluarga,  kondisi  sekolah,  kondisi  teman, dan masyarakat.
Berdasarkan  definisi  operasional  maka  komponen  dalam  variabel  faktor penghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan siswa disajikan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Faktor-faktor Penghambat Pemilihan Sekolah Lanjutan
Faktor penghambat pemilihan sekolah lanjutan
Faktor Internal 1. Kondisi Fisik
penampilan, kelengkapan
anggota badan, dan jenis kelamin
2. Kondisi Psikis taraf inteligensi,
bakat khusus, minat,
pengetahuan, motivasi diri
Faktor Eksternal 1. Kondisi Keluarga
status-sosial ekonomi,
ekspektasi keluarga besar dan
inti
2. Kondisi Sekolah pendidikan
sekolah, konselor sekolah
3. Teman 4. Masyarakat
Siswa SMP
52
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Dalam  metode  penelitian  ini,  terdapat  beberapa  hal  yang  dapat menentukan  langkah-langkah  pelaksanaan  kegiatan  penelitian.  Hal  ini  bertujuan
untuk  melaksanakan  kegiatan  secara  sistematis.  Sugiyono  2010:  6  menjelaskan bahwa  metode  penelitian  adalah  cara  ilmiah  untuk  mendapatkan  data  yang  valid
dengan  tujuan  dapat  ditemukan,  dikembangkan,  dan  dapat  dibuktikan,  suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan  dan  mengantisipasi  masalah  dalam  bidang  pendidikan.  Adapun langkah-langkah  yang  harus  ditentukan  adalah  1  jenis  penelitian;  2  variabel
penelitian;  3  populasi  dan  sampel  penelitian;  4  metode  dan  alat  pengumpul data; 5 uji instrumen penelitian; 6 hasil uji coba instrumen penelitian; dan 7
teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian  merupakan  salah  satu  kegiatan  ilmiah,  sehingga  dilakukan secara sistematis sesuai dengan metode yang akan digunakan. Berdasarkan tujuan
yang  ingin  dicapai  yaitu  untuk  mengetahui  faktor-faktor  penghambat  dalam pemilihan sekolah lanjutan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati, maka
jenis  penelitian  yang  digunakan  adalah  deskriptif  kuantitatif.  Menurut  Sukardi 2008:  14  “penelitian  deskriptif  yaitu  para  peneliti  berusaha  menggambarkan