Potensi Kemampuan Hutan Kota TMR

kedua lokasi penelitian memberikan kontribusi dalam menurunkan mereduksi gas-gas pencemar hasil dari emisi kendaraan bermotor, khusunya di Kecamatan Pasar Minggu. Kelurahan Ragunan yang memiliki posisi lebih dekat dengan TMR diuntungkan secara ekonomi oleh pohon-pohon yang berada di TMR. Hal ini dapat dilihat dari besarnya biaya pengobatan yang harus dikeluarkan Kelurahan Pasar Minggu bila dibandingkan dengan Kelurahan Ragunan . Biaya perorangtahun di kedua kelurahan dapat menjadi patokan besarnya subsidi yang harus dikeluarkan pemerintah untuk menanggulangi dampak pencemaran udara. Pada Tabel 17 dan 18 dapat dilihat, besarnya subsidi yang harus dikeluarkan, di kelurahan Ragunan jauh lebih kecil dibandingkan Kelurahan Pasar Minggu. Besarnya biaya ataupun subsidi yang harus dikeluarkan di Kelurahan Pasar Minggu seharusnya bisa diminimalisir bila terdapat filter alam hutan kota yang mampu mengurangi pencemaran udara.

5.2. Potensi Kemampuan Hutan Kota TMR

Taman Margasatwa Ragunan adalah salah satu hutan kota yang masih tersisa hingga saat ini. Fungsinya sebagai sarana rekreasi serta penghasil pendapatan daerah yang cukup tinggi, menjadikan tempat ini masih dipertahankan keberadaanya. Banyaknya pohon dan tumbuhan yang dimiliki TMR diharapkan mampu menjadi filter udara bebas yang tercemar. Hasil inventarisasi di Taman Margasatwa Ragunan, yang didapatkan data flora berjumlah 14957 individu dengan 169 jenis dari 49 famili yang tersebar di lahan seluas 135 ha, Lampiran 2. Kondisi pohon-pohon yang berada di Hutan Kota TMR secara keseluruhan dalam keadaan baik. Hal ini dapat dilihat dari penampakan pohon yang tumbuh besar serta memiliki daun yang rimbun Taman Margasatwa Ragunan sebagai hutan kota diharapkan mampu memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sekitar khusunya dalam hal penyehatan lingkungan sebagai paru-paru kota, karena menurut Bernatzky 1978, tumbuhan berperan sebagai penampung bahan pencemar yang ada di udara karena tumbuhan dapat mengurangi kecepatan angin dan meningkatkan turbulensi sehingga bahan pencemar udara akan tertahan oleh tumbuhan. Taman Margasatwa Ragunan adalah filter utama bagi warga Kelurahan Ragunan dalam mengatasi pencemaran yang terjadi di sekitar Kecamatan Pasar Minggu, karena TMR sendiri memiliki kemampuan untuk mereduksi pencemaran udara. Adapun beberapa kemampuan TMR dalam mereduksi pencemaran udara antara lain : 1. Kemampuan pohon di TMR dalam menjerap pencemar timbal di udara ambien dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Kemampuan beberapa pohon di TMR dalam menjerap timbal No Jenis Berat keringdaun g Jumlah daun Jumlah pohon Kemampuan menjerapdaun gg x10 -6 Kemampuan TMR µg 1 Pterocarpus indicus 0,26852 26.666 140 7,72 7738,91 2 Lagerstromea flosreginae 1,745 58.240 238 7,62 184.309,93 3 Delonix regia 0,0042 69.120 492 2,82 402,78 4 Terminalia cattapa 1,156 10.850 145 6,15 11.184,86 5 Filicium decipiens 0,426 4.465.125 50 0,54 51.401,27 6 Swietenia macrophylla 0,90288 1.845.668 281 1,64 767.951,48 7 Acacia mangium 0,190923 292.880 166 1,07 9.932,08 8 Mimusops elengi 0,55008 460.000 202 7,31 373.639,20 9 Persea americana 1,083 24.705 9 2,84 683,87 Total jerapan 1.407.244,38 Keterangan: Hasil yang didapat merupakan perhitungan dari penelitian yang telah dilakukan Rahmat 1993 dan Rangkuti 2002, kemudian dikonversi kedalam kemampuan pohon yang terdapat di TMR. 2. Kemampuan beberapa pohon di TMR yang dapat menyerap timbal dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Kemampuan beberapa pohon di TMR menyerap timbal No Jenis Berat keringdaun g Jumlah daun Jumlah pohon Kemampuan menyerapdaun gg x10 -6 Kemampuan TMR kg 1 Pterocarpus indicus 0,26852 26.666 140 45,5 7738,911 2 Delonix reggia 0,0042 69.120 492 45,5 6.498,745 3 Filicium decipiens 0,426 4.465.125 50 45 83.659,14 4 Swietenia macrophylla 0,90288 1.845.668 281 52,5 4.283.439 5 Accacia mangium 0,190923 292.880 166 42,5 24.583.813 6 Terminalia cattapa 1,156 10.850 13 46 394.498.3 Total serapan 29.359.647 Keterangan: Hasil yang didapat merupakan perhitungan dari penelitian yang telah dilakukan Rahmat 1993, kemudian dikonversi kedalam kemampuan pohon yang terdapat di TMR. Pohon-pohon di hutan kota TMR juga mampu mereduksi pencemaran debu yang dihasilkan dari emisi kendaraan bermotor. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Taihuttu 2001 mengenai beberapa jenis tanaman dalam menjerap debu, didapatkan kemampuan TMR dalam mereduksi pencemaran udara oleh debu, secara jelasnya dapat dilihat pada Tabel 21 . 3. Kemampuan beberapa pohon di TMR yang dapat menjerap debu, dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Kemampuan beberapa pohon dalam menjerap debu di TMR No Jenis Berat keringdaun g Kemampuan menjerapberat kering daun mgg Jumlah daun Jumlah pohon Kemampuan TMR mg 1 Swietenia macrophylla 0,90288 0,798 1.845,668 281 373.673.953 2 Adenanthera pavonina L 0,03237 0,783 187,634 54 256.808,72 3 Mimusops elengi 0,55008 0,772 460,000 202 39.459.571 4 Samanea saman 0,03645 0,792 889,631 164 4.211.884,7 Total jerapan 417.602.217 Keterangan: Hasil yang didapat merupakan perhitungan dari penelitian yang telah dilakukan Taihuttu 2001, kemudian dikonversi kedalam kemampuan pohon yang terdapat di TMR. Selain timbal dan debu berdasarkan penelitian yang dilakukan Nugrahani 2005 mengenai kemampuan beberapa jenis pohon dalam menyerap NO 2 , maka Hutan Kota TMR berdasarkan penelitian tersebut mampu menyerap NO 2 , sebesar 6.684.445.733 µg. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 22. 4. Kemampuan beberapa pohon di TMR yang dapat menjerap NO 2 , dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Kemampuan beberapa pohon dalam menyerap NO 2 di TMR No Jenis Berat keringdaun g Kemampuan menyerapberat kering daun µgg Jumlah daun Jumlah pohon Kemampuan TMR µg 1 Delonix reggia 0,0042 117,770 69120 492 16.821.038,2 2 Lagerstromea flosreginae 1,745 95,357 58240 238 2.306.462.161 3 Pithecelobium dulce 0,0032 84,190 100458 133 3.599.537.119 4 Pterocarpus indicus 0,26852 13,447 26666 140 13.479.939,8 5 Mimusops elengi 0,55008 13,167 460000 202 673.010.580 6 Manilkara kauki 0,52362 2,73 675590 78 75.134.894,8 Total serapan 6.684.445.733 Keterangan: Hasil yang didapat merupakan perhitungan dari penelitian yang telah dilakukan Nugrahani 2005, kemudian dikonversi kedalam kemampuan pohon yang terdapat di TMR Adanya mekanisme jerapan dan serapan gas pencemar oleh tajuk pepohonan di TMR, mampu mengurangi efek pencemar udara yang terdapat dalam udara bebas. Luas dan rapatnya tajuk pohon yang dimiliki Hutan Kota TMR memberikan andil yang besar dalam mereduksi pencemaran yang terjadi. Tajuk pohon yang luas dan kerapatan yang tinggi akan menahan angin dan menciptakan turbulensi sehingga bahan pencemar udara akan tertahan oleh luasnya tajuk pohon Hutan Kota TMR. Dari penelitian mengenai serapan oleh tajuk pohon didapatkan kemampuan Hutan kota TMR seperti pada Tabel 23. Tabel 23. Kemampuan Serapan Gas oleh Tajuk Pohon di TMR µgjam Gas Pencemar Luas tajuk pohon di TMR m 2 Serapan oleh tajuk pohon µgm 2 jam Kemampuan serapan oleh tajuk pohon di TMR µg jam CO 2.600 19.094.004,21 NO 2.300 16.890.849,88 SO 2 73.438 41.000 301.097.758,7 Keterangan : Hasil yang didapat merupakan perhitungan dari penelitian yang telah dilakukan Smith 1981 dalam Dahlan 2004, kemudian dikonversi kedalam kemampuan pohon yang terdapat di TMR Bila melihat kemampuan Hutan Kota TMR dari segi pencemaran oleh timbal, CO, SO 2 dan NO 2 maka dapat dipastikan warga disekitar Kelurahan Ragunan tidak akan tercemar. Kemampuan TMR dalam mereduksi gas pencemar memang sangat besar tetapi masih adanya warga di sekitar Kelurahan Ragunan yang menderita penyakit ISPA, hipertensi, ISPL dan Jantung menjadi sebuah pertanyaan. Hal ini diduga karena warga yang menderita penyakit tersebut dipengaruhi faktor lain seperti tempat bekerja yang kualitas udaranya buruk, intensitas bekerja di luar kelurahan yang tinggi jauh dari hutan kota, dan masuknya pencemaran yang tidak tersaring oleh TMR. Selain itu juga karena faktor bawaan penyakit turunan. Daya reduksi yang dilakukan TMR dapat tercermin dari perbandingan kesehatan warga di Kelurahan Ragunan dan Pasar Minggu, dimana kesehatan warga di Kelurahan Ragunan memiliki jumlah penderita gangguan kesehatan yang diduga disebabkan pencemaran udara lebih sedikit dibandingkan dengan Kelurahan Pasar Minggu. Hal ini menjadi indikator bahwa dengan adanya hutan kota, warga disekitar hutan tersebut menjadi sehat karena manfaat ekologis yang dimilikinya, maka perlunya hutan di daerah perkotaan menjadi sangat penting karena manfaat yang diberikan sangat nyata.

5.3. Persepsi masyarakat tentang manfaat hutan kota dalam menurunkan