Dampak Pencemaran Udara HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Dampak Pencemaran Udara

5.1.1. Pencemaran udara yang terjadi di lokasi penelitian

Pencemaran udara yang terjadi di lokasi penelitian didapatkan data melalui hasil perhitungan seperti pada Tabel 12, untuk Kelurahan Ragunan dan Pasar Minggu dengan jumlah kendaraan rata-rata per jam sebanyak 2856 dan 2903 kendaraan. Penghitungan tidak memasukkan kendaraan bus, sepeda motor dan bajaj, hal ini dilakukan karena belum dilakukan uji emsi terhadap kendaraan-kendaraan jenis tersebut. Tabel 12. Perhitungan emisi kendaraan di Kelurahan Ragunan dan Pasar Minggu Kelurahan Jenis kendaraan Jumlah kendaraan Emisi CO µgm 3 jam Total CO µgm 3 jam Sedan 675 15093,52 10.188.126 Ragunan Minibus 2181 53556,88 116.807.555,3 Sedan 1188 15093,52 17.931.101,76 Pasar Minggu Minibus 1715 53556,88 91.850.049,2 Keterangan: Data diolah berdasarkan jumlah kendaraan bermotor yang dihitung saat penelitian Oktober 2007 dan data uji emisi kendaraan bermotor yang dilakukan BPLHD 2007. tidak termasuk bus dan sepedamotor Pencemaran udara oleh Gas CO lebih besar pada Kelurahan Ragunan dibandingkan Kelurahan Pasar Minggu, padahal kedua lokasi ini memiliki jumlah kendaraan yang sebanding. Hal ini diduga karena jumlah kendaraan jenis Minibus yang memiliki emisi lebih besar pada Kelurahan Ragunan lebih banyak dibandingkan Kelurahan Pasar Minggu, selain itu kendaraan yang tidak dihitung seperti MetrominiKopaja pada Kelurahan Pasar Minggu jumlahnya lebih banyak. Besarnya total emisi CO yang dikeluarkan merupakan indikator bagi pencemaran udara yang terjadi di Kecamatan Pasar Minggu karena dengan melihat konsentrasi CO yang dihasilkan dari kendaraan bermotor yang melintasi kecamatan tersebut, bukan hal yang tidak mungkin gas-gas pencemar lainnya juga dilepaskan ke udara dalam jumlah yang besar akibat pembakaran bahan bakar kendaraan. Pencemaran yang terjadi diperkuat berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di Kelurahan Ragunan dan Kelurahan Pasar Minggu. Diketahui pada Kelurahan Pasar Minggu dari 282 jumlah responden yang diambil, hampir 89 menyatakan bahwa telah terjadi pencemaran udara di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka yang disebabkan oleh kendaraan bermotor, sedangkan pada Kelurahan Ragunan dengan jumlah responden yang sama hanya 50 yang mengatakan telah terjadi pecemaran udara di daerah lingkungan sekitar tempat tinggal mereka. Pencemaran udara yang terjadi di lokasi penelitian, lebih dirasakan oleh warga di Kelurahan Pasar Minggu dibandingkan Kelurahan Ragunan padahal dari hasil perhitungan Tabel 12, total emisi yang dikeluarakan kendaraan di Kelurahan Ragunan lebih besar dibandingkan Kelurahan Pasar Minggu.

5.1.2. Dampak pencemaran udara terhadap kesehatan masyarakat

Beberapa penelitian menyatakan gas-gas pencemar dari emisi kendaraan bermotor dapat mengganggu kesehatan. Seperti yang disajikan pada Tabel 13, data tersebut menggambarkan besarnya pengaruh gas yang tercemar terhadap kesehatan manusia. Tabel 13. Pengaruh gas pencemar dari kendaraan bermotor terhadap kesehatan manusia Jenis pencemar Pengaruh terhadap manusia Debu TSP Dapat menyebabkan penyakit kanker, memperberat penyakit jantung, batuk, iritasi kerongkongan, sesak napas, iritasi mata, ISPA NO 2 Memperberat penyakit jantung dan pernafasan, serta iritasi paru-paru SO 2 Memperberat penyakit saluran pernafasan, melemahkan pernafasan dan iritasi mata CO Menurunkan kemampuan darah membawa oksigen, melemahkan kemampuan berfikir, pusing, kelelahan dan kematian Plmbum Pb Keruskan jaringan hati dan ginjal, jantung koroner, hipertensi, kelemahan berfikir, penurunan IQ, dan penyebab kanker Sumber : Depkes RI 2007 Berdasarkan Tabel 13, maka setiap orang potensial terkena penyakit tanpa melihat jenis kelamin dan umur karena setiap orang membutuhkan oksigen yang terdapat di udara bebas. Manusia akan membutuhkan oksigen yang terdapat di udara namun tidak dapat menyaringmemilah hanya oksigen saja yang terhirup kedalam tubuh. Asumsi tersebut menunjukkan bahwa manusia tidak dapat memilih udara yang ingin dihirup dan siapa saja bisa terkena penyakit. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di Kelurahan Pasar Minggu dan Ragunan mengenai “Apakah dampak pencemaran udara tersebut”. Pada umumnya responden menjawab pencemaran udara yang terjadi menyebabkan gangguan terhadap kesehatan. Kebanyakan responden menyatakan, beberapa tahun belakangan ini sering mengalami gangguan pernafasan, pusing-pusing, sukar konsentrasi, pelupa, iritasi mata, dan sering setres. Gangguan kesehatan tersebut diduga berkaitan dengan pencemaran udara yang terjadi di lokasi penelitian. Adapun jenis penyakit dan jumlah warga yang diduga terkena dampak pencemaran udara dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Hasil wawancara mengenai penyakit yang diderita warga di Kelurahan Ragunan dan Pasar Minggu Jumlah penderita Ragunan Pasar Minggu No Jenis penyakit Gas pencemar Orang Orang 1 Gangguan pernafasan Debu, SO 2 , NO 2 9 3,2 24 8,51 2 Sakit kepala CO 24 8,51 26 9,22 3 Sukar konsentrasi Pb 36 12,76 61 21,63 4 Iritasi mata Debu, SO 2 , NO 2 17 6,02 45 15,95 5 Stress Debu, SO 2 , NO 2, 34 12,05 55 19,5 6 Tidak sakit 163 57,44 71 25,17 Total 282 100 282 100 Sumber : Hasil wawancara September-Oktober 2007 Perbandingan kesehatan berdasarkan wawancara yang dilakukan di kedua Kelurahan Pasar Minggu dan Ragunan disajikan dalam bentuk persentase dengan jumlah responden yang sama untuk masing-masing lokasi, untuk Kelurahan Ragunan dapat dilihat pada Gambar 6 dan untuk Kelurahan Pasar Minggu dapat dilihat pada Gambar 7. Data penyakit yang diderita waraga akhir-akhir ini di Kelurahan Ragunan 3 8 13 6 12 58 gangguan pernafasan Sakit kepala sukar konsentrasi iritasi mata stress tidak sakit Gambar 6. Persentase hasil wawancara warga di Kelurahan Ragunan yang mengalami gangguan kesehatan yang diduga akibat pencemaran udara. Berdasarkan data, hasil wawancara di Kelurahan Ragunan warga yang mengalami gangguan pernafasan sebanyak 3, pusing-pusing 9, sukar konsentrasi 7, pelupa 6, iritasi mata 6, dan stress 12 , sedangkan yang tidak sakit 57 . Untuk wilayah Kelurahan Pasar Minggu dengan penyakit yang sama didapatkan hasil untuk gangguan pernafasan 9, pusing-pusing 9, sukar konsentrasi 11, pelupa 10, iritasi mata 16, dan stress 20 , sedangkan yang tidak sakit hanya mencapai 25. Data penyakit yang diderita warga akhir-akhir ini di Kelurahan Pasar Minggu 9 16 20 9 24 22 gangguan pernafasan Sakit kepala sukar konsentrasi iritasi m ata setress tidak sakit Gambar 7. Persentase hasil wawancara warga di Kelurahan Pasar Minggu yang mengalami gangguan kesehatan yang diduga akibat pencemaran udara. Persentase diatas menunjukkan bahwa secara keseluruhan gangguan kesehatan yang diduga akibat pencemaran udara pada Kelurahan Pasar Minggu lebih besar dibandingkan dengan Kelurahan Ragunan dan persentase tersebut menunjukkan bahwa jumlah warga yang terkena dampak pencemaran udara di Kelurahan Pasar Minggu lebih besar dibandingkan dengan Kelurahan Ragunan, namun ketika ditanya mengenai “penyebab atau apakah penyakit saudara berkaitan dengan pencemaran udara yang terjadi”, warga masyarakat pada kedua kelurahan tersebut mengatakan tidak tahu. Hal ini disebabkan penyakit- penyakit yang diduga akibat pencemaran udara tidak diketahui secara pasti mengenai penyebabaya. Mengacu pada Tabel 14 maka dugaan jumlah warga yang terkena dampak pencemaran udara, dapat dihitung dengan melakukan extrapolasi persen pendugaan kedalam jumlah warga di lokasi penelitian. Secara jelasnya dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Pendugaan jumlah warga yang terkena dampak pencemaran udara di Kelurahan Ragunan dan Pasar Minggu Kelurahan Ragunan Pasar Minggu Jenis Penyakit Orang Orang Gangguan pernafasan 3,2 1178 8,51 2511 Sakit kepala 8,51 3132 9,22 2721 Sukar konsentrasi 12,76 4695 21,63 6382 Iritasi mata 6,02 2215 15,95 4706 Stress 12,05 4434 19,5 5754 Tidak sakit 57,44 21137 25,17 7427 Total 100 36.798 100 29.507 Hasil penelusuran data di puskesmas kecamatan setempat, beberapa data yang berhasil dihimpun dari total kunjungan pasien pada Tahun 2006, mengenai jenis penyakit yang diderita warga di kedua kelurahan tersebut yaitu antara lain penyakit-penyakit seperti Infeksi Saluaran Pernafasan Atas ISPA, Jantung, Hipertensi dan Infeksi Saluran Pernafasan lainnya ISPL. Penyakit tersebut merupakan beberapa penyakit yang berkaitan dengan kualitas udara yang buruk Depkes RI 2007. Emisi yang dilepaskan kendaraan bermotor seperti debu TSP, NO 2 , SO 2 , CO dan Pb diantaranya adalah salah satu, ataupun dapat bersinergi sebagai penyebab dari penyakit-penyakit karena pencemaran udara. Adapun jumlah dan jenis penyakit dari warga yang terkena dampak pencemaran udara tersebut dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Jumlah penderita penyakit yang diduga terkena dampak pencemaran udara Kelurahan Jenis penyakit Gas pencemar Ragunan Pasar Minggu ISPA Debu, SO 2 , NO 2 1601 2393 Jantung Pb 21 343 Hipertensi Pb 356 1751 ISPL Debu, SO 2 , NO 2 574 1004 Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu 2006 Pada Gambar 8 disajikan perbandingan jumlah warga di Kelurahan Ragunan dan Pasar Minggu yang diduga terkena gangguan kesehatan akibat pencemaran udara. Dari data tersebut diketahui bahwa jumlah warga di Kelurahan Pasar Minggu, lebih banyak mengalami gangguan kesehatan dibandingkan dengan warga Kelurahan Ragunan. Tercatat sebanyak 5491 jiwa, warga Kelurahan Pasar Minggu mengalami gangguan kesehatan sedangkan untuk warga kelurahan Ragunan sebanyak 2552 jiwa. Berdasarkan pernyataan warga memang tidak diketahui secara pasti penyebab gangguan kesehatan yang dialami kedua kelurahan di lokasi penelitian namun data pada Tabel 15 dan Tabel 16 mengindikasikan adanya perbedaan yang mempengaruhi kesehatan di kedua kelurahan tersebut. Hal ini diduga dari perbedaan, ada atau tidaknya hutan kota di kedua lokasi tersebut karena kedua Kelurahan, Ragunan dan Pasar Minggu memiliki tingkat sosial ekonomi yang berimbang dan tingkat pencemaran udara yang sama. 1601 2393 21 343 356 1751 574 1004 500 1000 1500 2000 2500 J um lah Pas ien ISPA Jantung Hypertensi ISPL Jenis Penyakit yang diduga akibat pencemaran udara Ragunan Pasar Minggu Gambar 8. Perbandingan jumlah pasien di Kelurahan Pasar Minggu dan Ragunan . Banyaknya jumlah warga di Kelurahan Pasar Minggu yang terkena dampak pencemaran udara seperti dijelaskan diatas sangat dimungkinkan karena tidak adanya filter alam yang langsung menyaring pencemar udara yang terlepas baik dari kendaraan ataupun dari sumber tidak bergerak lainya. Masyarakat kelurahan ini langsung menghirup udara bebas yang telah bercampur dengan bahan pencemar hasil emisi kendaraan yang melintasi daerah Kecamatan Pasar Minggu, sementara warga Kelurahan Ragunan yang posisinya lebih diuntungkan karena memiliki TMR sebagai filter alam memiliki jumlah warga lebih sedikit terkena dampak pencemaran udara. Hal ini diduga karena emisi kendaraan yang bercampur dengan udara bebas terlebih dahulu melewati TMR dan diduga telah mengalami reduksi oleh pohon-pohon yang terdapat di TMR

5.1.3. Biaya pengobatanbiaya kesehatan yang harus dikeluarkan sebagai dampak pencemaran udara

Besarnya biaya kesehatan sebagai dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara yang terjadi dapat dihitung pada kedua kelurahan Ragunan dan Pasar Minggu. Berdasarkan data yang didapat dari salah satu Rumah Sakit Umum Swasta di Jakarta mengenai biaya pengobatan maka besarnya biaya yang dikeluarkan warga di kedua kelurahan untuk mengobati penyakit-penyakit yang diduga akibat pencemaran udara, dari data hasil extrapolasi, secara jelasnya dapat dilihat pada Tabel 17. Biaya yang didapat adalah biaya 3 kali pengobatan dengan menggunakan Obat Generic. Tabel 17. Biaya pengobatan penyakit akibat pencemaran udara di Kelurahan Ragunan dan Pasar Minggu 2007 Ragunan Rp Pasar Minggu Rp No Jenis Penyakit Biaya pengobatan per orang Rp Jumlah penderita Biaya Rp Jumlah penderita Biaya Rp 1 Gangguan pernafasan 800.000 1178 942.028.800 2511 2.008.836.560 2 Sakit kepala 100.000 3132 313.150.980 2721 272.054.540 3 Sukar konsentrasi 200.000 4695 939.000.000 6382 1.276.400.000 4 Iritasi mata 15.000 2215 33.228.594 4706 70.595.498 5 Stress - 4434 - 5754 - Total biaya 2.227.493.334 3.627.959.418 Biayaorang 60.533 122.952.5 Keterangan : Penyakit stress tidak dihitung karena biaya untuk penyakit tersebut tidak pasti, data biaya per orang meupakan biaya rujukan dari RS Umum di Jakarta Tahun 2007. Berdasarkan data Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu maka besarnya biaya yang dikeluarkan warga pada kedua Kelurahan Pasar Minggu dan Ragunan, secara jelasnya dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Biaya pengobatan penyakit akibat pencemaran udara di Kelurahan Ragunan dan Pasar Minggu 2007 Ragunan Rp Pasar Minggu Rp No Jenis Penyakit Biaya pengobatan per orang Rp Jumlah penderita Biaya Rp Jumlah penderita Biaya Rp 1 ISPA 800.000 1601 1.280.800.000 2393 1.914.400.000 2 Jantung 1.500.000 21 31.500.000 343 514.500.000 3 Hipertensi 100.000 356 35.600.000 1751 175.100.000 4 ISPL 612.500 574 351.575.000 1004 614.950.000 Total biaya 1.699.475.000 3.218.950.000 Biayaorang 46.183 109.091 Keterangan : Biaya pengobatan Infeksi Saluran Pernafasan Lain dimasukan dari beberapa data penyakit yang berhubungan dengan pernafasan seperti bronchitis, emphysema, iritasi paru-paru dan paru-paru obstruktif dimana penyakit-penyakit tersebut adalah penyakit yang dapat disebabkan gas pencemar dan debu. . Perbedaan besarnya dana yang dikeluarkan tidak terlepas dari jumlah warga yang terkena dampak pencemaran udara, dimana Kelurahan Pasar Minggu memiliki jumlah warga yang lebih banyak terkena dampak pencemaran udara dibandingkan Kelurahan Ragunan. Perbedaan dampak tersebut diduga disebabkan oleh ada atau tidaknya hutan kota pada kedua lokasi penelitian. Seperti telah dikemukakan bahwa hutan kota yang menjadi pembeda antara kedua lokasi penelitian memberikan kontribusi dalam menurunkan mereduksi gas-gas pencemar hasil dari emisi kendaraan bermotor, khusunya di Kecamatan Pasar Minggu. Kelurahan Ragunan yang memiliki posisi lebih dekat dengan TMR diuntungkan secara ekonomi oleh pohon-pohon yang berada di TMR. Hal ini dapat dilihat dari besarnya biaya pengobatan yang harus dikeluarkan Kelurahan Pasar Minggu bila dibandingkan dengan Kelurahan Ragunan . Biaya perorangtahun di kedua kelurahan dapat menjadi patokan besarnya subsidi yang harus dikeluarkan pemerintah untuk menanggulangi dampak pencemaran udara. Pada Tabel 17 dan 18 dapat dilihat, besarnya subsidi yang harus dikeluarkan, di kelurahan Ragunan jauh lebih kecil dibandingkan Kelurahan Pasar Minggu. Besarnya biaya ataupun subsidi yang harus dikeluarkan di Kelurahan Pasar Minggu seharusnya bisa diminimalisir bila terdapat filter alam hutan kota yang mampu mengurangi pencemaran udara.

5.2. Potensi Kemampuan Hutan Kota TMR