TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Logam Berat dan Pencemarannya

sedikit diantara logam berat. Hal ini terlihat dari Tabel 1. merkuri merupakan limbah pembuangan penggunaan energi batubara dan minyak bumi yang paling rendah, yaitu sebesar 221 tontahun dibandingkan dengan As = 678 tontahun, Cd = 256 tontahun dan Pb = 2.835 tontahun, sehingga Hg relatif kurang menjadi pusat perhatian bagi manusia daripada Pb, mengingat kandungan Hg dari pencemaran yang relatif rendah. Dengan demikian timbal menjadi pusat perhatian manusia tidak hanya karena bahayanya, akan tetapi juga karena pencemarannya paling tinggi Tabel 1. Tabel 1. Kandungan Logam dari Pembuangan Limbah dalam Penggunaan Energi Batu Bara dan Minyak di Eropa Tahun 1979 Sumber As Cd Pb Hg A. Pembakaran batu bara: ----------------------- TonTahun ----------------- 1. Energi listrik 205 64 733 86 2. Pabrik 240 77 870 - 3. Rumah tangga dan komersial 16 5 73 135 B. Pembakaran minyak 1. Energi listrik 79 37 450 SR 2. Industri dan Rumah tangga serta 138 73 709 SR komersial ____________________________________________________________________ J u m l a h 678 256 2.835 221 _________________________________________________________________________________ Keterangan: SR = sangat rendah, tanda – berarti tak terdeteksi Sumber: Pacyna 1987 dalam Darmono 1995 Timbal secara alami terdapat sebagai timbal sulfida, timbal karbonat, timbal sulfat dan timbal klorofosfat Faust and Aly, 1981. Kandungan Pb dari beberapa batuan kerak bumi sangat beragam. Batuan eruptif seperti granit dan riolit memiliki kandungan Pb kurang lebih 200 ppm. Timbal Pb mempunyai titik lebur yang rendah, sehingga mudah digunakan dan membutuhkan biaya yang relatif sedikit bagi industri. Dengan demikian akan memungkinkan mudahnya terjadi pencemaran di udara dan tanah. Sumber utama pencemaran udara adalah asap kendaraan bermotor. Sastrawijaya 1991 menyatakan bahwa pembakaran bensin sebagai sumber pencemar lebih dari separuh pencemaran udara di daerah perkotaan, yaitu sekitar 60 – 70 dari jumlah zat pencemar. Lebih jauh Saeni 1995 menyatakan bahwa partikel Pb yang dikeluarkan oleh asap kendaraan bermotor berukuran antara 0,08 – 1,00 µg dengan masa tinggal di udara selama 4 – 40 hari. Masa tinggal yang lama menyebabkan partikel Pb dapat disebarkan angin hingga mencapai 100 – 1000 km dari sumbernya. Hal tersebut yang menyebabkan pencemaran timbal di udara mudah tersebar. Sebagai illustrasi, kandungan timbal di udara di daerah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi Jabotabek berkisar 0,5-1,5 µgm 3 sebelum pemerintah menghapuskan bensin bertimbal pada tanggal 1 Juli 2001. Setelah tanggal 1 Juli 2001 harusnya kandungan timbal ini menurun, akan tetapi di udara daerah Serpong justru kandungan timbalnya tambah meningkat yaitu mencapai 1,7- 3,5 µgm 3 Anonim, 2005. Illustrasi lain tentang pencemaran Pb dinyatakan Surtipanti dan Suwirna 1987 bahwa pencemaran Pb dalam buangan limbah industri di Jabotabek ternyata telah melebihi batas maksimal yang diizinkan untuk limbah. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan Pb tidak sangat tergantung pada bahan bakar minyak, akan tetapi karena sifat dari Pb yang mempunyai titik lebur yang rendah sehingga mudah menguap ke udara yang menimbulkan pencemaran ditambah dengan mudahnya Pb digunakan dan murah dalam mengoperasikannya di dalam industri. Sumber pencemaran Pb di dalam tanah dapat berasal dari asap kendaraan bermotor, penambangan dan industri serta cat tembok yang larut bersama air hujan Burau, 1982.

2.2. Logam Berat bagi Tanaman

Smith 1981 menyebutkan bahwa sejumlah besar logam berat dapat tersasosiasi dengan tumbuhan tinggi. Diantaranya ada yang dibutuhkan sebagai unsur mikro Fe, Mn dan Zn dan logam berat lainnya yang belum diketahui fungsinya dalam metabolisme tumbuhan Pb, Cd dan Ti. Lebih lanjut Smith 1981 menyatakan bahwa semua logam berat berpotensi mencemari tumbuhan dan gejala akibat pencemaran logam berat, yakni: klorosis dan nekrosis pada ujung dan sisi daun serta busuk daun yang lebih awal, akan tetapi menurut Kuperman dan Carreiro 1997 kontaminasi logam berat dalam tanah akan merugikan dan mempengaruhi aktivitas dan jumlah mikroorganisme, sehingga mempengaruhi proses penguraian dan perputaran zat makanan bagi tumbuhan. Kozlowski et al. 1991 menyatakan bahwa pencemaran udara terhadap tanaman dapat mempengaruhi: pertumbuhan, yaitu dengan mengurangi pertumbuhan kambium, akar dan bagian reproduktif, termasuk pertumbuhan akar dan pertumbuhan daun. begitu pula yang dinyatakan oleh Akinola dan Adedeji 2007 bahwa baik tanah maupun rumput Benggala Panicum maximum Jacq. sepanjang jalur ekpress Lagos-Ibadan, Nigeria tercemar logam berat.

2.3. Logam Berat bagi Hewan dan Ternak

Contoh-contoh logam berat yang dinyatakan oleh Saeni 1989 diantaranya: Fe, Pb, Cr, Cd, Zn, Cu, Hg, Mn dan As. Dari logam-logam berat tersebut, menurut Anggorodi 1979 Fe, Cr, Zn, Cu dan Mn termasuk dalam kelompok logam berat dan merupakan mineral yang esensial dan tergolong mineral mikro bagi ternak, maka logam berat yang tergolong nonesensial dan bersifat racun bagi ternak adalah kelompok logam: Pb, Cd, Hg, dan As . dari keempat logam berat tersebut yang paling tinggi kandungannya dalam buangan limbah penggunaan energi batubara dan minyak bumi adalah Pb Tabel 1. Timbal merupakan logam berat yang paling berbahaya kedua setelah Hg Saeni, 1997, sehingga perlu mengamati tentang Pb. Timbal Pb yang sering disebut dengan timah hitam merupakan salah satu mineral yang tergolong pada mineral nonesensial bagi ternak, karena tak dibutuhkan bagi ternak dan keberadaannya dalam ransum bila kebanyakan dapat menyebabkan keracunan. Berdasarkan hasil penelitian pencemaran Pb dan logam berat lainnya pada beberapa hewan diillustrasikan sebagai berikut: a Hasil penyebaran Cd, Fe, dan Pb pada jaringan ikan paus muda atau anak ikan paus yang dipelihara di pantai South East Gulf California Mexico diperoleh data bahwa deposit Pb terjadi di hati sebesar 0,9 µgg. Deposit logam berat lain seperti kadmium Cd pada ikan paus muda terjadi di ginjal sebesar 5,7 µgg, sedang untuk mineral besi Fe terdeposit di daging sebesar 1.009 µgg Inzunza dan Osuna, 2002. b Disisi lain, penelitian yang dilakukan di Cina Selatan, tepatnya di Pearl River Estuary, yang dilakukan terhadap ikan, kepiting, udang dan kerang-kerangan, ternyata penimbunan Pb pada ikan sebesar 0,94 – 30,7 mgkg bobot badan. Konsentrasi Pb paling tinggi pada ikan dibandingkan pada kepiting, udang