2 Menurut sumbernya Kejadian Luar Biasa dapat digolongkan sebagai berikut :
1.
Sumber dari manusia, misal jalan nafas, tenggorokan, tangan, tinja, air seni, muntahan, seperti : salmonella, shigella, staphylococcus, streptococcus.
2.
Sumber dari kegiatan manusia, misal : toxin biologis dan kimia pembuangan tempe bongkrek, penyemprotan pencemaran lingkungan, dan lain-lain.
3.
Sumber dari binatang, seperti binatang peliharaan, ikan, binatang pengerat
4.
Sumber dari serangga lalat, kecoa, dan sebagainya missal : salmonella, staphylococcus, streptococcus.
5.
Sumber dari udara, misal : staphylococcus, streptococcus virus, pencemaran udara.
6.
Sumber dari permukaan bendaalat-alat, misal : salmonella.
7.
Sumber dari air, misalnya : vibrio cholera, salmonella.
8.
Sumber dari makananminuman : keracunan jamur, jamur makanan dalam kaleng.
2.3. KERACUNAN MAKANAN
2.3.1. Definisi Keracunan Makanan
Keracunan makanan adalah terjadinya peristiwa kesakitankematian di mana dua orang atau lebih mengalami gejala-gejala yang sama atau hampir sama dan
biasanya mempunyai hubungan satu sama lain dalam faktor waktu, tempat dan orang diantara penderita-penderita tersebut. Gejala yang terjadi bersifat gastro intestinal dan
terjadi sesudah makan makanan tertentu yang secara epidemiologis dapat dibuktikan bahwa makanan tersebut sebagai sumber penyakit Dinkes Jawa tengah 2006: 95 .
Penyakit keracunan makanan ini ditularkan setelah memakan bahan makanan yang tercemar oleh jenis-jenis mikroorganisme pathogen, menurut Buckle dalam
Purnomo H dkk 1985: 72 bahan pangan dapat bertindak dalam dua kapasitas dalam interaksi antara lain :
1 Bahan pangan sebagai vector dari pathogen Bahan pangan atau air dapat bertindak hanya sebagai vector dari jenis-jenis
patogenik-mikroorganisme, mikroorganisme tersebut umumnya mempunyai dosis menjangkiti yang rendah yaitu hanya sejumlah kecil sel pathogen missal 100 yang
diperlukan untuk dimakan yang akan membawa pengaruh atau reaksi pada konsumen. 2 Bahan pangan sebagai substrat pertumbuhan pathogen
Bahan pangan bertindak sebagai substrat untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan spesies mikroorganisme patogenik, dimana jika berkembang
dalam jumlah yang cukup banyak dapat menyebabkan penyakit bagi manusia yang memakannya.
2.3.2. Penyebab Keracunan Makanan
Menurut Dinkes Propinsi Jawa tengah penyebab keracunan dibagi menjadi dua :
1 Diketahui laboratorium confirmed artinya agent etiologic diketahui berdasarkan pemeriksaan dan kriteria spesifik laboratorium
2 Tidak diketahui tidak dapat ditentukan, di mana kejadian luar biasa secara epidemiologic menunjukkan adanya sumber pada makanan, tetapi dengan
pemerikasaan laborataorium tidak dapat dibuktikan.
2.3.3. Patogenesis
Manifestasi gejala klinik yang ditimbulkannya dapat bervariasi dari yang sangat ringan sampai reaksi yang sangat berat sehingga berakibat dengan kematian.
Walaupun suatu makanan yang pada mulanya mengandung sejumlah kecil organisme mikro patogen mungkin akan menyebabkan kesakitan atau keracunan bila situasi dan
kondisinya dapat membantu pertumbuhan organisme mikro misalnya temperature yang sesuai dengan perkembangan bakteri atau waktu yang cukup tersedia untuk
terbentuknya toxin Dinkes Jawa tengah 2006: 95.
2.3.4. Masa Inkubasi