16
b. Membangun keterampilan dasar
Siswa menentukan
prosedur dan
menyelesaikan permasalahan
berdasarkan alasan. Alasan tersebut berdasarkan informasi yang telah diketahui, teorema maupun sifat.
c. Menyimpulkan
Penarikan kesimpulan harus berdasarkan pada langkah-langkah yang telah dilalui dan disampaikan secara logis. Kesimpulan dapat melahirkan
sesuatu yang baru.
B. Pembelajaran Matematika di SD
1. Hakikat Matematika
Matematika merupakan ilmu dasar yang menjadi alat untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, menurut Antonius Cahya
Prihandoko 2006:1 konsep matematika harus dipahami dengan benar sejak dini. Diperlukan kecermatan dalam menyajikan konsep-konsep matematika
agar siswa mampu memahaminya dengan tepat, karena akan mempengaruhi pemahaman selanjutnya.
Yang paling mendasar dalam matematika adalah bahwa matematika itu dapat dipahami dan masuk akal. Oleh karenanya, siswa harus
mendapatkan pengalaman belajar matematika dan buat siswa percaya bahwa mereka mampu mengerjakan matematika. Maka, guru harus menghentikan
cara mengajar dengan memberi tahu segalanya dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami matematika yang mereka pelajari John A.
Van de Walle, 2007:14.
17
Menurut ahli seperti Ruseffendi Heruman 2013: 1 bahwa matematika merupakan ilmu tentang pola keteraturan yang tersusun dari
unsur-unsur yang tidak didefinisikan, menjadi unsur yang didefinisikan, yang menjadi aksioma dan berakhir menjadi dalil-dalil. Selanjutnya,
Soedjadi Heruman, 2013: 1 matematika merupakan ilmu pengetahuan yang objek tujuannya abstrak, ilmunya didasarkan pada kesepakatan, dan
merupakan pola pemikiran yang bersifat deduktif. Beberapa pendapat di atas secara garis besar mendefinisikan
matematika merupakan ilmu abstrak yang dapat dipahami dan masuk akal. ilmu dalam matematika harus dipelajari sejak dini karena ilmu matematika
mendasari ilmu-ilmu lainnya. Namun, pembelajaran matematika pada anak tidak dapat dilakukan dengan mendikte pengetahuan secara satu arah dari
guru. Menyajikan matematika hendaknya menggunakan peraga-peraga dan ilustrasi konkrit dari konteks kehidupan nyata di sekitar siswa.
2. Pembelajaran Matematika di SD
Sebelum mengajarkan matematika di sekolah dasar, sebaiknya guru mengetahui terlebih dahulu bagaimana taraf perkembangan siswa sekolah
dasar. Dengan demikian, guru dapat mengajarkan dengan tepat sesuai dengan karakteristik siswa Sri Subarinah, 2006: 2. Dalam bukunya, Sri
Subarinah mencantumkan teori-teori pembelajaran matematika menurut pendapat ahli.
Menurut Jean Piaget anak dengan usia sekolah dasar 7 – 12 tahun
masih pada tahap operasional konkrit. Pada tahap ini anak masih
18
membutuhkan benda-benda konkrit dalam mengembangkan konsep-konsep. Anak pada usia ini dapat berfikir secara logis dengan cara memanfaatkan
benda-benda konkrit. Kemudian menurut Bruner yang memfokuskan pada proses belajar
daripada hasil belajar mengungkapkan bahwa usia anak sekolah dasar membutuhkan metode balajar yang menuntut siswa untuk mengalami
sendiri apa yang dipelajarinya. Dengan begitu, siswa dapat merekam apa yang dipelajari dalam pikirannya dengan caranya sendiri.
Dengan demikian pembelajaran matematika di sekolah dasar hendaknya disesuaikan dengan karakteristik setiap siswa. Akhirnya,
pembelajaran matematika akan lebih mudah diterima oleh masing-masing siswa.
3. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD