holders menggunakan haknya dalam menyampaikan pendapat dalam proses perencanaan, pengambilan
keputusan, pembuatan kebijakan, pelaksanaan, pengawasanevaluasi yang menyangkut kepentingan
sekolah, baik secara individual maupun kolektif, secara langsung maupun tidak langsung.
Keberhasilan peningkatan partisipasi stake- holders dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah dapat
diketahui melalui beberapa indikator berikut:
1 Kontribusidedikasi stakeholders meningkat dalam hal jasa pemikiran, keterampilan, finan-sial,
moral, dan materialbarang. 2
Meningkatnya kepercayaan stakeholders kepada sekolah, terutama menyangkut kewibawaan dan
kebersihan. 3 Meningkatnya
tanggungjawab stakeholders
terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah. 4
Meningkatnya kualitas dan kuantitas masukan kritik dan saran untuk pening-katan
mutu pendidikan. 5 Meningkatnya kepedulian Stakeholders terhadap setiap
langkah yang dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkan mutu.
6 Keputusan-keputusan yang dibuat oleh sekolah benar-benar mengekspresikan aspirasi dan
pendapat stakeholders dan mampu meningkatkan kualitas pendidikan.
Kemendiknas 2010
. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa partisipasi adalah keikutsertaan stakeholders Warga sekolah dan masyarakat secara aktif terlibat di
dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan tindak lanjut atas peyelenggaraan sekolah.
4. Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
Pada dasarnya MBS dilaksanakan untuk suatu tujuan tertentu. Secara umum tujuan Manajemen
22
Berbasis Sekolah menurut Depdiknas 2006:13, “untuk meningkatkan
kinerja sekolah melalui pemberian kewenangan dan tanggungjawab yang lebih besar kepada
sekolah yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola sekolah yang baik, yakni peningkatan
partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah adalah meningkatkan
efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. Peningkat- an efisiensi diperoleh melalui keleluasaan mengelola
sumber daya yang ada, partisipasi masyarakat, dan penyederhanaan birokrasi. Peningkatan mutu diperoleh
melalui partisipasi orang tua, kelenturan pengelolaan sekolah, peningkatan profesionalisme pendidik, adanya
hadiah dan hukuman sebagai kontrol, serta hal lain yang dapat menumbuhkembangkan suasana yang kondusif
Mulyasa 2006. Depdiknas 2001, menjabarkan tujuan Manaje-
men Berbasis Sekolah adalah:
a. meningkatkan mutu pendidikan melalui keman- dirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan
memberdayakan sumberdaya yang tersedia b. meningkatkan kepedulian warga sekolah dan
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama
c. meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orangtua, masyarakat, pemerintah tentang mutu
sekolah d. meningkatkan kompetisi yang sehat antar seko-
lah tentang mutu sekolah yang dicapai
Sementara itu UU SISDIKNAS NO. 20 Tahun 2003, tentang Pendidikan Berbasis Masyarakat pasal 55
ayat 1: Masyarakat berhak menyelenggarakan pendi- dikan berbasis masyarakat pada pendidikan formal dan
non formal sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan 23
sosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat. Berkaitan dengan pasal tersebut setidaknya ada empat
aspek yaitu: kualitas mutu dan relevansi, keadilan, efektivitas dan efisiensi, serta akuntabilitas. Hal ini
dipertegas dalam pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip
keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Pelaksanaan prinsip-prinsip tersebut untuk
mencapai tujuan tertentu sebagai berikut: 1 MBS bertujuan mencapai mutu quality dan relevansi
pendidikan yang setinggi-tingginya, dengan tolok ukur penilaian pada hasil output dan outcome bukan hanya
pada metodologi atau prosesnya. Mutu dan relevansi dapat dipandang sebagai satu kesatuan substansi,
artinya hasil pendidikan yang bermutu sekaligus yang relevan dengan berbagai kebutuhan. Namun apabila
dipandang sebagai terpisah, maka mutu lebih merujuk pada dicapainya tujuan spesifik oleh siswa lulusan,
seperti nilai ujian atau prestasi lainnya, sedangkan relevansi lebih merujuk pada manfaat dari apa yang
diperoleh siswa melalui pendidikan dalam berbagai lingkuptuntutan kehidupan, termasuk juga ranah
pendidikan yang tidak diujikan. 2 MBS bertujuan menjamin keadilan bagi setiap anak
untuk memperoleh layanan pendidikan yang bermutu di sekolah yang bersangkutan. Asumsi yang mendasari
adalah bahwa setiap anak berpotensi untuk belajar, oleh karena itu MBS memberi keleluasaan kepada setiap
sekolah untuk menangani setiap anak dengan berbagai latar belakang sosial ekonomi dan psikologis untuk
24
memperoleh kesempatan dan layanan pendidikan yang memungkinkan masing-masing anak berkembang secara
optimal. Sungguhpun antara sekolah harus saling berpacu prestasi, tetapi setiap sekolah harus melayani
setiap anak, dan secara keseluruhan sekolah harus mencapai standar kompetensi minimal bagi setiap anak
yang lulus. Keadilan ini begitu penting, sehingga para ahli sekolah efektif menyingkat tujuan sekolah efektif
adalah mutu quality dan keadilan equity. 3 MBS bertujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi.
Efektivitas berhubungan dengan proses, prosedur, dan ketepatgunaan semua input yang dipakai dalam proses
pendidikan di sekolah, sehingga menghasilkan hasil belajar siswa sesuai tujuan. Efektivitas proses
pembelajaran dapat diketahui dengan pasti setelah diadakan penilaian. Untuk memperoleh hasil yang
optimal, diperlukan upaya menerapkan indikator- indikator atau ciri-ciri sekolah efektif. Berdasarkan
beberapa pendapat David A. Squires, et.al. 983; Jaap Scheerens 1992; Edmons 1979; Edward Heneveld 1992
dalam Ridwan 2009, disimpulkan bahwa ”sekolah efektif ditandai dengan adanya kepemimpinan yang kuat,
lingkungan yang kondusif, harapan yang tinggi pada siswa untuk berprestasi, dan dukungan dari orang tua
dan lingkungan, serta penilaian yang berkelanjutan”. Penerapkan MBS diharapkan setiap sekolah, sesuai
kondisi masing-masing, dapat mewujudkan sekolah yang efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Sementara itu, efisiensi berhubungan dengan nilai anggaran yang dikeluarkan atau harga cost untuk
memenuhi semua input proses dan semua input yang 25
digunakan dalam proses dibandingkan dengan hasilnya hasil belajar siswa.
4 MBS bertujuan meningkatkan akuntabilitas sekolah dan komitmen semua stake holders. Akuntabilitas
adalah pertanggung jawaban atas semua yang dikerjakan sesuai wewenang dan tanggung jawab yang
diperolehnya. Pertanggungjawaban sekolah dalam MBS ditujukan kepada semua pihak yang terdiri dari
pemerintah, orang tua peserta didik, dan masyarakat dan stake holder sekolah.
Pelaksanaan MBS memerlukan kondisi tertentu sebagai syarat yang tidak boleh ditinggalkan.
Persyaratan yang harus ada dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah meliputi personil sekolah,
kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat, adanya upaya pembaharuan dari sekolah, lingkungan
yang mendukung penyelenggaraan sekolah, dan transparansi.
Personal sekolah sebagai aktor pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah terdiri dari Kepala Sekolah,
Pendidik, Karyawan, Komite Sekolah. Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah memerlukan pimpinan
seorang Kepala Sekolah yang visioner, berpandangan jauh ke depan dengan mengupayakan kegiatan yang
dirancang sekolah bertolak pada visi dan misi sekolah. Kepala Sekolah yang berpandangan ke depan selalu
berusaha untuk mencurahkan segala upaya mengarah pada pencapaian mutu sekolah.
Depdiknas 2001:5, menekankan kondisi yang mendukung pelaksanaan MBS adalah :
26
1. Adanya dukungan dari pihak-pihak yang berke- pentingan Stake Holders , seperti masyarakat,
Pemerintah Daerah KabupatenKota 2. Lembaga pendidikan memiliki kemampuan
pembaharuan 3. Proses pendidikan mampu memberikan nilai
tambah bagi masyarakat 4. Pelayanan pendidikan dapat mengembangkan
potensi anak secara maksimal dengan memper- hatikan keberadaan individu siswa
5. Lingkungan sosial sekolah mendukung pencapaian visinya
6. Potensi sumberdaya sekolah dan masyarakat mendukung tercapainya target yang ditetapkan.
Adanya dukungan menunjukkan tangggung jawab bersama terhadap kesuksesan MBS. Dukungan itu
menunjukkan keterlibatan beberapa pihak secara langsung maupun tidak langsung dalam meningkatkan
mutu pendidikan yang merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan. Dukungan
terhadap pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah dapat berbentuk tenaga, pikiran maupun finansial
bantuan keuangan atau sarana pendidikan Di samping dukungan, untuk mencapai sukses
MBS diperlukan visi sekolah, pembagian tugas dan wewenang yang jelas, adanya kemauan untuk
mengembangkan pengetahuan, pengumpulan informasi untuk kemajuan sekolah. Upaya-upaya tersebut menjadi
bagian penting dalam mencapai kesuksesan MBS. Dalam hal ini Briggs dan Wohlstetter 1999, mengemukakan
delapan kunci sukses MBS sebagai berikut: 1.
A vision focused on teaching and learning that is coordinated with student performance
standards. 2. Decision-making authority used to change the
core areas of schooling. 3.
Power distributed throughout the school.
27
4. The development of teachers’ knowledge and skills that is oriented toward change, a
professional learning community and shared knowledge.
5. Mechanisms for collecting and communicating information related to school priorities
6. Monetary and non-monetary rewards to
acknowledge progress toward school goals 7.
Shared school leadership among administra-tors and teachers
8. Resources from outside the school
usc.edudepteducationcegovpublicationsbriggsand wohlstettr1999.pdf
Visi sekolah membimbing staf sekolah menetap- kan arah dan tujuan serta dapat menuntun dalam
membuat harapan yang tinggi untuk prestasi akademik, wewenang untuk mengambil keputusan yang meliputi
bidang anggaran, kurikulum, dan tenaga, menggunakan otoritas untuk membuat perubahan yang berarti dalam
proses pembelajaran. Meskipun demikian, dalam hal penentuan prioritas, anggaran sering kali menjadi
peluang timbulnya hambatan. Oleh karena itu, pengambilan keputusan ke arah perubahan yang dapat
diterima sekolah, adanya pembagian tugas yang memungkinkan terciptanya kepemimpinan bersama
antara kepala sekolah dan pendidik dalam rangka memanfaatkan sumber daya di luar sekolah harus
mampu menciptakan adanya transparansi. Transparansi dalam manajemen sekolah diarahkan pada pengelolaan
sekolah yang dilaksanakan secara nyata dan jelas dengan mengutamakan input, proses, dan output.
Keberhasilan Manajemen Berbasis Sekolah ditandai adanya beberapa indikator. Terdapat beberapa
indikator yang dapat dipergunakan sebagai ukuran keberhasilan pelaksanaan MBS di sekolah. Depdikbud
28
2009, menyebutkan indikator keberhasilan MBS sebagai berikut:
1.
Partisipasi masyarakat diwadahi melalu Komite Sekolah
2. Transparansi pengelolaan program dan anggaran
3. Program sekolah realistik-need assessment
4. Pemahaman stakeholder mengenai Visi dan Misi
sekolah 5.
Lingkungan fisik sekolah nyaman, terawat 6.
Iklim sekolah kondusif 7.
Berorientasi mutu, penciptaan budaya mutu 8.
Meningkatnya kinerja profesional kepala sekolah dan pendidik
9. Kepemimpinan sekolah berkembang demokratis-
policy and decision making, planning and programming
10. Upaya memenuhi fasilitas pendukung KBM meningkat
11. Kesejahteraan pendidik meningkat 12. Pelayanan berorientasi pada siswamurid.
13. Budaya konformitas dalam pengelolaan http:www.scribd.comdoc17826381Manajem
en-Berbasis-n
B. Kepemimpinan Dalam MBS