sekolah melalui lembaga komite sekolah dengan peran sebagai Advisory Agency pemberi pertimbangan dalam
penentuan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan; Supporting Agency Pendukung baik yang berwujud
finansial, pemikiran maupun tenaga dalam penyeleng- garaan pendidikan di satuan pendidikan; Controlling
Agency Pengontrol dalam transparansi dan akuntabi- litas penyelengaraan pendidikan dan keluaran pen-
didikan di satuan pendidikan; dan Mediator antara sekolah dan masyarakat di satuan pendidikan.
D. Kinerja Pendidik
Dalam bahasa Inggris istilah kinerja adalah performance. Performance merupakan kata benda.
Bentuknya adalah sesuatu hasil yang telah dikerjakan. Performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat
dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi berdasarkan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam mencapai tujuan organisasi sesuai dengan moral maupun etika.
Menurut Mangkunegara 2001:67, kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Tinggi rendahnya kinerja pekerja berkaitan erat dengan sistem pemberian penghargaan yang
diterapkan oleh lembagaorganisasi tempat mereka bekerja. Pemberian penghargaan yang tidak tepat dapat
berpengaruh terhadap peningkatan kinerja seseorang. Sementara itu, King 1993 menyatakan kinerja
adalah, ”aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas 40
pokok yang diembankan kepadanya”. Tugas pokok yang dilaksanakan seseorang bergantung dari bidang tugas
yang diembannya. Masing-masing bidang terdiri tugas pokok yang berbeda. Dari dua pengertian tersebut,
kinerja menunjuk pada sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas yang dilakukan seseorang dalam suatu
organisasi pada suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar yang tertentu. Standar yang
dipergunakan seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, dengan dasar efisiensi, pertanggung-
jawaban atau akuntabilitas manajemen. Kinerja pendidik dalam melaksanakan tugas
pokoknya tercermin pada hasil dari proses pembelajar- an. Tugas pokok pendidik sebagaimana disebutkan
dalam UU No. 14 Tahun 2005 adalah ”Sekurang- kurangnya 24 jam tatap muka dalam satu minggu,
mencakup kegiatan pokok merencanakan pembelajar-an, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembe-
lajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan”.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 025U1995 tentang ketentuan teknis
palaksanaan jabatan fungsional pendidik dan angka kredit pendidik disebutkan bahwa kinerja pendidik
merupakan refleksi dari unsur utama dan unsur penunjang. Unsur utama terdiri dari menyusun dan
melaksanakan program pembelajaran, menyajikan program pembelajaran, menyusun dan melaksanakan
program evaluasi belajar, melaksanakan evaluasi belajar, dan menyusun dan melaksanakan program perbaikan
dan pengayaan, serta kegiatan profesional pendidik. 41
Sedangkan unsur penunjang terdiri dari pengabdian masyarakat, kegiatan pendukung pendidikan dan
keikutsertaan dalam kegiatan ilmiah. Refleksi kemampuan dalam melaksanakan tugas pokoknya
tercermin secara kualitas dan kuantitas dalam bentuk hasil kerja. Kinerja yang dilakukan seseorang dipenga-
ruhi oleh beberapa faktor. Menurut Mathis dan Jackson 2001, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu
tenaga kerja, yaitu: 1. kemampuan mereka, 2. Motivasi, 3. Dukungan yang diterima, 4. Keberadaan pekerjaan
yang mereka lakukan, dan 5. Hubungan mereka dengan organisasi.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpul- kan bahwa Kinerja pendidik dapat diartikan sebagai
kualitas dan kuantitas yang berkaitan dengan prestasi kerja pendidik, tanggung jawab, kejujuran, kerjasama
dan prakarsa, yang tercermin di dalam pelaksanaan pembelajaran yang meliputi penyusunan program,
penyajian program, pelaksanaan evalusasi, analisis hasil evaluasi, dan perbaikan dan pengayaan.
Berkaitan dengan kinerja pendidik di dalam melaksanakan tugas pokok sehari-hari, rincian kegiatan
Pendidik Kelas menurut Peraturan Mentri Pendaya- gunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No
162009 adalah sebagai berikut:
a. menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;
b. menyusun silabus pembelajaran; c. menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran;
d. melaksanakan kegiatan pembelajaran; e. menyusun alat ukursoal sesuai mata pelajaran;
f. menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar
pada mata pelajaran di kelasnya;
42
g. menganalisis hasil penilaian pembelajaran; h. melaksanakan pembelajaranperbaikan dan penga-
yaan dengan memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;
i. melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya;
j. menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat sekolah dan
nasional; k.
membimbing pendidik pemula dalam program induksi;
l. membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran;
m. melaksanakan pengembangan diri; n. melaksanakan publikasi ilmiah; dan
o. membuat karya inovatif.
Kinerja pendidik dinilai dari seberapa besar kegiatan pendidik dalam melaksanakan unsur utama
dan unsur penunjang. Tujuan utama dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personal dalam
mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya,
sehingga membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi Mulyadi dan Setyawan
1999.
Kemampuan pendidik dalam unsur utama dan unsur penunjang sebagai berikut:
a. Kemampuan Menyusun dan Merencanakan
Program Pembelajaran Kemampuan menyusun dan merancanakan
program pembelajaran terdiri dari kegiatan membuat program tahunan, program semester, membuat rencana
pembelajaran yang berisi pengorganisasian materi pembelajaran, metode pembelajaran, waktu pelaksana-
an, media pembelajaran, evaluasi belajar, analisis hasil evaluasi dan tindak lanjut. Bahan-bahan pembelajaran
43
disusun dalam bentuk silabus. Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran
atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompe-
tensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan Standar Isi SI dan Standar Kompetensi Lulusan SKL, serta panduan penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Materi pembelajaran tersedia dalam kurikulum
yang dipergunakan sebagai pedoman pendidik yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP. Materi pembelajaran disusun berdasarkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator Hasil
Belajar, Alokasi waktu, Media Pembelajaran, Evaluasi. Penyusunan materi pembelajaran disesuaikan dari yang
paling mudah sampai yang paling sulit, dari yang sederhana sampai yang rumit, berdasarkan pengetahuan
yang sebelumnya diperoleh peserta didik. b. Kemampuan Menyajikan Program Pembelajaran
Penyajian Program Pembelajaran dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. RPP
dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi
dasar. Unsur-unsur RPP adalah Identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,
Indikator pencapaian kompetensi, Tujuan pembelajaran, Materi ajar, Metode pembelajaran, Kegiatan Pembelajar-
an, Penilaian hasil belajar, dan sumber belajar Permendiknas RI No.41:2007. Penyusunan RPP berda-
44
sarkan prinsip-prinsip tertentu. Disebutkan lebih lanjut, prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan oleh pendidik
dalam menyusun RPP adalah sebagai berikut:
1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik; RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan
jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan
sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma,
nilai, danatau lingkungan peserta didik.
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik. Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada
peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan
semangat belajar.
3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis proses pembelajaran dirancang untuk mengem-
bangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai
bentuk tulisan.
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik
positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. 5. Keterkaitan dan keterpaduan. RPP disusun dengan
memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaan,
indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman
belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun dengan mempertimbangkan penerap-
an teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan
situasi dan kondisi.
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan RPP diharapkan proses pembelajaran dapat berlangsung
secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran.
45
Perumusan tujuan pembelajaran harus memper- hatikan beberapa hal: a Perumusan tujuan pembelajar-
an khusus harus bersifat operasional; b Dapat mengu- kur apa yang harus diukur; c Perumusannya
mengandung unsur A audience adalah siswa peserta didik, B behavior adalah perubahan tingkah laku
setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran, C Condition adalah situasi yang dimungkinkan, dan
D Degree adalah tingkatan kemampuan intelektual. Akan tetapi dalam praktiknya masih banyak para
pendidik dalam merumuskan tujuan belum memperha- tikan teknik tersebut Salah satu unsur perumusan
tujuan terkadang dilalaikan oleh akibatnya, terjadi hasil pembelajaran yang dicapai sering tidak sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh
pendidik meliputi Kegiatan Pendahuluan dan Kegiatan Inti. Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses
pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menan-tang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.
Pelaksanaannya meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi Permendiknas No.412007.
Kegiatan eksplorasi adalah kegiatan yang melibat- kan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topiktema materi yang akan dipelajari dengan 46
menerapkan prinsip alam takambang jadi pendidik dan belajar dari aneka sumber; mempergunakan beragam
pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lain. Pendidik memfasilitasi peserta didik
agar terjadi interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan pendidik, lingkungan dan sumber belajar
sehingga aktivitas peserta didik nampak dalam melaksanakan berbagai percobaan di dalam maupun di
luar laboratorium. Kegiatan elaboratif dilaksanakan dengan tujuan
untuk membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermak-
na; memfasilitasi peserta didik untuk memunculkan gagasan-gagasan baru; memberi kesempatan untuk
berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut, berkompetisi secara sehat.
Kegiatan konfirmasi adalah kegiatan yang dilaksanakan pendidik untuk memberikan umpan balik dan penguatan
kepada peserta didik mengadakan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar bermakna yang telah
dilakukan dalam upaya mencapai kompetensi dasar. Agar pencapaian tujuan pembelajaran dapat
maksimal, diperlukan proses pembelajaran yang kreatif, menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi pembelajaran. Karo-karo 1975 menyebutkan pemilihan metode mengajar didasarkan pada,”1 Rele-
vansi dengan tujuan, 2 Relevansi dengan bahan, 3 Relevansi dengan kemampuan pendidik, 4 Relevansi
dengan situasi pengajaran, 5 Pelajar, 6 Fasilitas, 7 Partisipasi, 8 Kabaikan dan Kelemahan, dan
9 Filsafat”. Kesesuaian dan ketepatan pemilihan metode 47
pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran dan memu-dahkan
peaksanaan penilaian hasil pembelajaran. c. Kemampuan Menyusun Program Penilaian Hasil
Belajar Program Penilaian Hasil Belajar disusun sebagai
pedoman pendidik untuk mengetahui tingkat keterca- paian kompetensi dan penguasaan materi pembelajaran
peserta didik. Program penilaian hasil belajar meliputi kompetensi, uraian materi, indikator ketercapaian
kompetensi, alokasi waktu, dan pelaksanaan penilaian. Program Penilaian Hasil Belajar yang disusun
meliputi Rencana Penilaian Tahunan, Semester, dan bulanan. Penilaian yang direncanakan meliputi kompe-
tensi yang terdiri dari aspek kognitif, psikomotorik, afektif. Tujuan dari program penilaian adalah sebagai
acuan pelaksanaan penilaian hasil pembelajaran berdasarkan alokasi waktu yang tersedia.
d. Kemampuan Melaksanakan Penilaian Hasil Belajar Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk
menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran Permendiknas No. 41 2007
Evaluasi atau penilaian proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara : a. membandingkan proses
pembelajaran yang dilaksanakan pendidik dengan standar proses; b. mengidentifikasi kinerja pendidik
dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi pendidik. Penilaian proses pembelajaran memusatkan
48
pada keseluruhan kinerja pendidik dalam proses pembe- lajaran. Penilaian dilakukan oleh pendidik terhadap hasil
pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai
hahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes
dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas,
proyek danatau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar
Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.
Berdasarkan Permendiknas RI No. 20 Tahun 2007 disebutkan bahwa penilaian terhadap hasil belajar terdiri
dari ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah,
ujian nasional. Pelaksanaan penilaian didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah disusun dan
ditetapkan oleh sekolah. e. Kemampuan Menyusun dan Melaksanakan Program
Perbaikan dan Pengayaan. Kegiatan remedial adalah kegiatan yang ditujukan
untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pembelajaran. Sesuai dengan penger-
tiannya, tujuan kegiatan remedial ialah membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
dalam kurikulum yang berlaku. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, fungsi kegiatan remedial adalah:
49
1. memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar pendidik; 2 meningkatkan pemahaman pendidik dan
siswa terhadap kelebihan dan kekurangan dirinya; 3 menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa;
4 mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran; dan 5 membantu mengatasi kesulitan siswa
dalam aspek sosial-pribadi. Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang
diberikan kepada siswa kelompok cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal
dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya. Kegiatan pengayaan dilaksanakan dengan tujuan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memper- dalam penguasaan materi pembelajaran yang berkaitan
dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal. Tugas yang
dapat diberikan kepada peserta didik di antaranya adalah memberikan kesempatan menjadi tutor sebaya,
mengembangkan latihan praktis dari materi yang sedang dibahas, membuat hasil karya, melakukan suatu proyek,
membahas masalah, atau mengerjakan permainan yang harus diselesaikan siswa.
E. Indikator Efektivitas Pelaksanaan MBS.