Bidang persenjataan Tanda Budaya dalam Roman Die Weiße Massai

sendiri dibangun oleh para wanita Samburu. Pria dan wanita suku Samburu mempunyai tugasnya masing-masing dan wanita bertugas untuk membangun manyatta, memasak, mengambil air dan mengasuh anak. Dan anak-anak bertugas untuk merawat kambing atau sapi dan mencari rumput untuk hewan ternak mereka. Rungu adalah senjata tradisional prajurit masai yang berbentuk tongkat yang terbuat dari kayu. Rungu digunakan oleh prajurit masai untuk berburu. Senjata ini merupakan simbol bagi prajurit masai dan sangat penting keberadaannya bagi mereka. Oleh karena itu prajurit masai akan membawa rungu kemanapun mereka pergi. Ketika Corinne akan pergi dari hotel, ia dibantu oleh beberapa prajurit masai teman Lketinga untuk membawakan barang bawaannya. Beberapa orang yang menginap di kamar sebelahnya memandang aneh prajurit masai tersebut, karena penampilan mereka yang mencolok dan berbeda, ditambah dengan keberadaan rungu yang selalu mereka bawa. Data 99: Die verschlafenen, wartenden weißen schauen uns irritiert an. Mit meiner Reisetasche und den drei geschmückten Massai mit ihren Rungus muß ich wohl ein sonderbares Bild abgeben. Hofmann, 2000: 60 Orang-orang kulit putih yang menunggu kami terlihat gusar menatap kami. Dengan koperku dan tiga masai lainnya yang membawa tongkat rungu, kami pasti terlihat aneh. Rungu yang sebenarnya digunakan prajurit masai untuk berburu, akan selalu dibawa oleh mereka untuk berjaga-jaga dari hewan buas yang biasanya berkeliaran di sekitar desa untuk mengincar hewan ternak

3. Bidang persenjataan

mereka. Lingkungan yang kurang aman membuat prajurit masai tidak lupa untuk selalu membawa rungu ketika mereka pergi. Akan tetapi biasanya rungu disalahgunakan untuk menyerang suku lain. Hal itu dilakukan Lketinga ketika ia berada di pantai di sekitar daerah Mombasa yang tidak boleh dikunjungi oleh penduduk asli. Ia menyerang orang-orang yang melarangnya dengan rungu. Kemudian tanpa mendengarkan penjelasan dari Lketinga, ia langsung ditangkap polisi setempat. Prajurit masai lainnya memberitahukan hal ini kepada Corinne yang saat itu sedang mencari Lketinga. Berikut kutipannya. Data 98: Er berichtet uns, Lketinga sei am Nachmittag am Strand gewessen, was normalerweise für Einheimische verboten ist. Dort wurde er von anderen Schwarzen wegen seiner Haare und seiner Kleideng gehänselt. Als stolzer Krieger wehrte er sich seiner Haut und schlug mit seinem Rungu, dem Schlagstock, auf seine Gegner ein. Hofmann, 2000: 14 Dia memberitahu kami bahwa sore tadi Lketinga berada di pantai yang tidak boleh dimasuki penduduk asli. Lketinga bersitegang dengan orang kulit hitam lainnya karena rambut dan pakaiannya. Sebagai prajurit dia membela diri dan menyerang para pengancamnya dengan rungu, tongkat berat yang dibawanya. Lketinga tak hanya menyerang pengancamnya dengan rungu yang ia bawa ketika ia lepas kendali berada dalam amarah, ia juga menuding Corinne dengan rungu ketika mereka bertengkar hebat. Lketinga untuk pertama kalinya pada saat itu memukul Corinne dan Corinne akhirnya juga membalas dengan melemparkan bungkus rokok ke kepalanya. Lketinga membalasnya lagi dengan menyerang menggunakan tongkat ke arah Corinne. Data 100: Wütend schleudere ich ihm mein Zigarettenpaket an den Kopf. Da dreht er sich um und richtet seinen Rungu gegen mich. Doch bevor er ihn benutzen kann, reagieren die Boys und der Veterinär. Sie halten ihn fest, ... Hofmann, 2000: 399 Dengan marah aku melemparkan bungkus rokokku ke kepalanya. Dia berkelit dan mengangkat tongkat rungunya ke arahku. Tetapi sebelum dia menggunakannya, anak laki dan si dokter hewan menahannya, ... Rungu adalah senjata tradisional prajurit masai dan simbol penting bagi mereka. Rungu berbentuk tongkat, berfungsi sebagai alat untuk berburu dan perlindungan diri dari makhluk buas. Sehingga kemanapun dan dimanapun prajurit masai berada, mereka harus tetap membawa senjatanya. Akan tetapi untuk beberapa alasan, prajurit masai menyalahgunakan fungsi dari senjata ini. Keberadaan rungu sangat diperlukan dan sangat berbahaya ketika disalahgunakan. Dari beberapa kutipan dan pembahasan mengenai pengetahuan suku Samburu yang terbagi menjadi empat bidang, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam bidang mata pencaharian suku Samburu dibagi menjadi pekerjaan pria dan pekerjaan wanita. Selain itu anak-anak juga mempunya pekerjaan sendiri. Suku Samburu juga mempunya cara tertentu agar memperoleh air di saat sungai kering. Dalam bidang transportasi, suku Samburu memanfaatkan matatu ketika mereka bepergian jarak dekat. Mereka mempunyai bangunan khas yang dijadikan tempat tinggal bernama manyatta. Dalam bidang persenjataan, prajurit Masai menggunakan rungu untuk menjaga diri mereka, baik dari serangan hewan buas maupun dari serangan suku lain.

B. Makna Tanda Budaya dalam Roman Die Weiße Massai

Pembahasan tanda budaya dalam penelitian ini dianalisis melalui semiotik. Bahasa sebagai sebuah sistem tanda, menurut Saussure, memiliki dua unsur yang tak terpisahkan: signifiant dan signifie, atau penanda dan petanda. Wujud signifiant penanda dapat berupa bunyi- bunyi ujaran atau huruf-huruf tulisan, sedangkan signifie petanda adalah unsur konseptual, gagasan, atau makna yang terkandung dalam penanda tersebut. Makna tanda budaya tersebut selanjutnya dianalisis oleh peneliti berdasarkan tujuh unsur kebudayaan universal yang diklasifikasikan sendiri menjadi tiga klasifikasi dan telas dijelaskan pada bagian sebelumnya. Pemaknaan tanda budaya terdiri atas tanda, penanda, petanda, serta makna.

1. Bahasa dan Budaya

Makna tanda budaya untuk bahasa dan budaya meliputi, bahasa, religi, adat istiadat, kesenian, makanan dan minuman. Berikut pembahasannya.

1.1 Bahasa

a. Mzungu Penanda dalam tanda budaya mzungu yaitu orang kulit putih. Petanda dalam hal ini yaitu orang-orang akan berasumsi bahwa orang kulit putih itu berpenampilan menarik. Perbedaan kulit menjadikan orang kulit putih sebagai pusat perhatian suku Samburu. Selain itu orang kulit