Dari beberapa kutipan di atas dapat diketahui bahwa matatu merupakan kendaraan umum khas Kenya yang sering kali digunakan
beberapa masyarakat Samburu untuk bepergian dari satu kota ke kota lainnya. Matatu adalah bus kecil dengan delapan tempat duduk. Fasilitas
yang terbatas dan kedatangan bus yang hanya di jam-jam tertentu karena bus yang masih sedikit jumlahnya saat itu membuat matatu kerap kali
kelebihan muatan penumpang. Mereka bahkan sampai berdiri di pintu dan biasanya ada yang duduk di atas. Hal tersebut memang membahayakan
keselamatan penumpang, tetapi itu adalah hal biasa bagi masyarakat di sana, karena memang untuk memanfaatkan waktu dan kesempatan yang
ada. Teknologi yang pada saat itu belum maju membuat keberadaan matatu sedikit dan terbatas. Selain itu, beberapa masyarakat Samburu juga
memiliki kendaraan pribadi berupa mobil angkut bernama Land Rover.
Salah satu bentuk bangunan yang mempunyai ciri khas tersendiri dalam suku Samburu adalah bentuk bangunan dari rumah adat mereka
yang disebut manyatta. Manyatta merupakan rumah adat suku Samburu yang berukuran 3 X 5 meter. Ketika orang Samburu menyebut manyatta,
maka istilah itu merujuk untuk rumah adat mereka yang lebih tepatnya berbentuk seperti gubuk. Masyarakat Samburu yang tradisional
menggunakan manyatta sebagai tempat tinggal, tempat untuk memasak dan tempat berkumpul bersama keluarga mereka.
3. Bidang bangunan
Dalam roman diceritakan ketika Corinne dan Marco pergi bersafari dengan bus ke Masai-Mara. Ketika bus berhenti mereka berdua turun
untuk melihat gubuk-gubuk dan masyarakatnya. Lalu segerombolan wanita dan anak di sana langsung mengerumuni mereka dan pengunjung
lain yang satu bus dengan mereka. Lingkungan yang kumuh penuh kotoran sapi dan tanah berlumpur membuat Corinne tidak ingin berlama-lama di
situ, akan tetapi Marco dan beberapa pengunjung pria lain dibujuk oleh para wanita Samburu untuk memasuki gubuk mereka.
Data 96: Kaum sind wir bei den Hütten, den Manyattas, stürzen sich die Frauen
mit ihrer Kinderschar auf uns, zerren an unseren Kleidern und wollen praktisch alles, was wir an uns tragen, gegen Speere, Stoffe oder Schmuck
eintauschen. Hofmann, 2000: 13
Kami belum lagi mencapai gubuk, atau manyatta, ketika segerombolan
wanita mengerumuni kami bersama anak-anak mereka, menarik-narik pakaian kami dan berusaha menukar tombak, kain, atau perhiasan mereka
dengan apapun yang kami miliki.
Data 97: Inzwischen sind die Männer in die Hütten gelockt worden. Ich kann mich
nicht überwinden, in diesem Morast noch einen einzigen Schritt zu machen. so reiße ich mich von den rabiaten Frauen los und stürme zurück
zum Safaribus, gefolgt von Hunderten von Fliegen. Hofmann, 2000: 13
Sementara itu para pria telah dibujuk untuk memasuki gubuk- gubuk. Aku tidak sanggup lagi melangkah di jalanan yang berlumpur jadi
aku melepaskan diri dari para wanita yang memaksa itu dan buru-buru kembali ke bus, diikuti ratusan lalat.
Dari kedua kutipan roman di atas dapat diketahui bahwa ketika ada orang asing berkunjung ke daerah orang Samburu, mereka orang
Samburu terutama para wanita dan anak-anak langsung memandang mereka dan membujuk mereka untuk berkunjung ke manyatta. Manyatta
sendiri dibangun oleh para wanita Samburu. Pria dan wanita suku Samburu mempunyai tugasnya masing-masing dan wanita bertugas untuk
membangun manyatta, memasak, mengambil air dan mengasuh anak. Dan anak-anak bertugas untuk merawat kambing atau sapi dan mencari rumput
untuk hewan ternak mereka.
Rungu adalah senjata tradisional prajurit masai yang berbentuk tongkat yang terbuat dari kayu. Rungu digunakan oleh prajurit masai untuk
berburu. Senjata ini merupakan simbol bagi prajurit masai dan sangat penting keberadaannya bagi mereka. Oleh karena itu prajurit masai akan
membawa rungu kemanapun mereka pergi. Ketika Corinne akan pergi dari hotel, ia dibantu oleh beberapa prajurit masai teman Lketinga untuk
membawakan barang bawaannya. Beberapa orang yang menginap di kamar sebelahnya memandang aneh prajurit masai tersebut, karena
penampilan mereka yang mencolok dan berbeda, ditambah dengan keberadaan rungu yang selalu mereka bawa.
Data 99: Die verschlafenen, wartenden weißen schauen uns irritiert an. Mit meiner
Reisetasche und den drei geschmückten Massai mit ihren Rungus muß ich wohl ein sonderbares Bild abgeben. Hofmann, 2000: 60
Orang-orang kulit putih yang menunggu kami terlihat gusar menatap
kami. Dengan koperku dan tiga masai lainnya yang membawa tongkat rungu, kami pasti terlihat aneh.
Rungu yang sebenarnya digunakan prajurit masai untuk berburu, akan selalu dibawa oleh mereka untuk berjaga-jaga dari hewan buas yang
biasanya berkeliaran di sekitar desa untuk mengincar hewan ternak
3. Bidang persenjataan