Sekiranya modal ditempatkan diambil para pendiri 50 lima puluh persen atau 70 tujuh puluh persen dari modal dasar, berdasarkan Pasal 33 ayat 1
dihubungkan dengan ketentuan Pasal 33 ayat 3 dan penjelasannya harus disetor penuh.
103
Demikian memang, Undang-undang Perseroan Terbatas menghendaki agar setelah pengesahan, perseroan terbatas sudah dapat menjalankan usahanya dengan
modal dasar yang secara penuh telah disetor para pendirinya.
104
B. Penyetoran Modal Saham Pada Saat Pendirian Perseroan Terbatas Dalam Prakteknya
Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa “Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut
Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.”
Bentuk perseroan terbatas adalah satu bentuk badan usaha yang lazim dan banyak di pakai dalam dunia usaha di Indonesia. Pasal 1618 Kitab Undang-
undang Hukum Perdata menyebutkan bahwa persekutuan adalah perjanjian antara 2 dua orang atau lebih yang mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu
inbreng ke dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan yang diperoleh karenanya. Inbreng ini wajib dimasukkan pihak-pihak yang bersekutu
103
M. Yahya Harahap, 1, op.cit. hal. 237
104
Agus Budiarto, op.cit. hal.44
Universitas Sumatera Utara
dalam persekutuan tersebut, bisa berupa uang, barang-barang dan keahlian atau tenaga.
105
Proses pendirian perseroan terbatas terdapat syarat formil yang diatur dalam Pasal 7 ayat 2 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, bahwa setiap pendiri perseroan wajib mengambil bagian saham pada saat perseroan didirikan. Artinya pada saat para pendiri menghadap ke Notaris
untuk dibuat akta pendirian, setiap pendiri sudah mengambil bagian saham perseroan.
106
Melihat ketentuan diatas, maka perseroan terbatas sebagai badan hukum rechtspersoon, legal person, legal entity memiliki modal dasar yakni jumlah
modal yang disebutkan atau dinyatakan dalam akta pendirian atau anggaran dasar perseroan. Modal dasar tersebut, terdiri dan terbagi dalam saham atau sero. Modal
yang terdiri dan dibagi atas saham itu, dimasukkan para pemegang saham dalam status mereka sebagai anggota perseroan dengan jalan membayar saham tersebut
kepada perseroan.
107
Mengenai modal dasar perseoran yang terbagi dalam saham, bahwa dari kata “terbagi” dapat diketahui modal perseroan tidak satu atau dengan kata lain tidak
berasal dari satu orang melainkan modalnya dipecah menjadi beberapa atau sejumlah saham. Mengapa demikian, karena hal itu dalam hubungannya dengan
pendirian perseroan berdasarkan perjanjian yang berarti modal perseroan harus dimiliki oleh beberapa orang. Dengan demikian dalam suatu perseroan pasti
105
Tri Budiyono, Hukum Dagang, Salatiga: Griya Media, 2011, hal. 36
106
C.S.T Kansil Christine Kansil, Seluk Beluk Perseroan Terbatas: Menurut Undang-
undang Nomor 40 Tahun 2007, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hal. 7
107
Ahmad Yani Gunawan Widjaja, Perseroan Terbatas, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2003, hal. 13
Universitas Sumatera Utara
terdapat sejumlah pemegang saham. Para pemegang saham pada prinsipnya hanya bertanggungjawab sebesar nilai saham yang dimasukkan kedalam perseroan.
108
Menurut Notaris Mauliddin Shati, S.H bahwa dalam prakteknya apabila para pendiri perseroan yang hendak mendirikan perseroan terbatas, para pendiri
perseroan harus membuat Surat Pernyataan telah menyetor modal ke rekening perseroan terbatas yang hendak didirikan yang mana akta tersebut dilekatkan
bersama akta pendirian perseroan terbatas.
109
Hal tersebut dapat dilihat dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Pengajuan
Permohonan Pengesahan Badan Hukum dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Serta Penyampaian Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dan
Perubahan Data Perseroan Terbatas dalam Pasal 13 ayat 3 huruf c bukti setor modal Perseroan, berupa:
1. fotokopi slip setoran atau fotokopi surat keterangan bank atas nama Perseroan atau rekening bersama atas nama para pendiri atau asli surat
pernyataan telah menyetor modal Perseroan yang ditandatangani oleh semua anggota Direksi bersama-sama semua pendiri serta semua
anggota dewan komisaris Perseroan, jika setoran modal dalam bentuk uang;
Akta otentik yang merupakan surat pernyataan tersebut adalah yang dibuat oleh pejabat yang diberi wewenang untuk itu oleh penguasa, menurut ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan, baik dengan maupun atau tanpa bantuan dari
108
Gatot Supramono, op.cit, hal.3
109
Hasil wawancara dengan Notaris Mauliddin Shatti, S.H, pada hari dan tanggal: Jumat, 14 November 2014 di Medan
Universitas Sumatera Utara
yang berkepentingan, yang mencatat apa yang dimintakan untuk dimuat di dalamnya oleh yang berkepentingan.
110
Hal diatas juga ditentukan dalam Pasal 1868 Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang intinya bahwa akta otentik tersebut:
111
a. Akta yang dibuat oleh pejabat umum;
b. Dalam bentuk yang ditentukan dalam Undang-undang;
c. Di tempat dimana pejabat itu berwenang membuatnya.
C. Analisis Penyetoran Modal Saham PT Melalui Pernyataan Menyetor Modal Saham