Akibat Hukum Kegagalan Pendiri Menyetorkan Modal Sesuai Pernyataan Menyetorkan Modal

perusahaan didirikan sebenarnya tanpa menyetor saham atau menyetor saham secara tidak benar, jadi tidak seperti yang diamanatkan oleh perundang-undangan yang berlaku. Undang-undang tentang perseron terbatas hanya mengisyaratkan suatu bukti penyetoran yang sah bagi setiap penyetoran saham. Bagaimana wujud bukti penyetoran tersebut dan apakah bisa diakali dalam praktek, masih belum jelas benar pengaturannya. 158

C. Akibat Hukum Kegagalan Pendiri Menyetorkan Modal Sesuai Pernyataan Menyetorkan Modal

Adapun tujuan dari pendirian perseroan terbatas, berdasarkan peraturan yang pernah berlaku maupun sedang berlaku mengenai perseroan terbatas, baik Kitab Undang-undang Hukum Dagang, Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 maupun Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007, semuanya menyebutkan bahwa tujuan pendirian Perseroan Terbatas adalah untuk mencari keuntungan yang sebesar- besarnya dengan modal yang sekecil-kecilnya. 159 Menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, setiap perbuatan hukum yang dilakukan oleh calon pendiri sebelum perseroan didirikan, khususnya berkaitan dengan kepemilikan saham dan penyetorannya, harus dicantumkan dalam akta pendirian perseroan terbatas. Perbuatan hukum yang dilakukan oleh calon pendiri sebelum perseroan didirikan dapat dibagi 2 dua, yaitu: 160 158 Munir Fuady, Hukum Perusahaan Dalam Paradigma Hukum Bisnis, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999, hal. 50 159 Freddy Harris dan Teddy Anggoro, Hukum Perseroan Terbatas Kewajiban Pemberitahuan oleh Direksi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, hal. 19 160 Mulhadi, Op.Cit. hal. 88 Universitas Sumatera Utara a. Perbuatan hukum yang dibuat dalam akta di bawah tangan bukan akta otentik. b. Perbuatan hukum yang dibuat dalam bentuk akta otentik. Mengenai perbuatan hukum yang pertama, maka akta tersebut harus dilekatkan pada akta pendirian perseroan. Sedangkan mengenai perbuatan hukum kedua, maka nomor akta, tanggal dan nama Notaris serta tempat kedudukan Notaris harus disebutkan dalam akta pendirian perseroan terbatas. Bila kedua hal tersebut tidak dilakukan atau tidak dipenuhi pada saat pendirian perseroan, maka perbuatan hukum tersebut tidak menimbulkan hak dan kewajiban serta tidak mengikat perseroan. 161 Perseroan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian perseroan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia. 162 Perjanjian yang dituangkan dalam bentuk akta Notaris, dimaksudkan agar akta itu mudah untuk membuktikan kejadiannya, sehingga mempunyai kekuatan pembuktian yang mengikat sempurna. Mengikat para pihak yang berjanji dan isinya patut dipercaya serta tidak perlu alat bukti lainnya. Menurut Soemitro kalau tidak dengan akta Notaris diancam tidak sah, karena perseroan yang telah didirikan tidak akan mendapat pengesahan oleh Menteri Hukum dan HAM dan tidak dianggap sebagai badan hukum. 163 Setelah akta pendirian dibuat, para pendiri perseroan terbatas mengajukan permohonan agar memperoleh pengesahan. Surat permohonan tersebut dilampiri dengan akta pendirian. Menteri Hukum dan HAM dibatasi waktunya oleh Pasal 9 161 Ibid 162 I.G. Rai Widjaya, op.cit. hal. 15 163 Gatot Supramono, Kedudukan Perusahaan Sebagai Subjek dalam Gugatan Perdata di Pengadilan, Op.Cit. hal. 42 Universitas Sumatera Utara ayat 2 Undang-undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 untuk memberikan pengesahan paling lama 60 enam puluh hari setelah permohonan itu diterima. 164 Hal yang sangat sentral dalam mendefinisikan korporasi dan membedakan dengan bentuk organisasi yang lain adalah prinsip separate legal personality dan limited liability. Terhitung sejak memperoleh status badan hukum, maka sejak saat itu hukum memperlakukan pemilik atau pemegang saham dan pengurus atau direksi, terpisah dari korporasi itu sendiri, yaitu sebagai subjek hukum yang mandiri. Konsekensi dari corporate personality tersebut adalah diakuinya korporasi untuk tujuan hukum, korporasi sebagai pengemban hak dan kewajiban yang berbeda dengan hak dan kewajiban yang dimiliki individu untuk mendapatkan keuntungan dari bisnis korporasi tersebut. 165 Kaitannya dengan limited liability, pemegang saham tidak bertanggung jawab untuk berkontribsi terhadap asset korporasi melebihi saham yang mereka miliki. Menurut Hukum Inggris prinsip limited liability ini sebagai kekebalan pemegang saham dari hutang korporasi. Oleh karena itu prinsip limited liability adalah “ speak expressly to shareholders” sedangkan prinsip separate legal personality adalah memberikan secara tidak langsung perlindungan bagi direksi dan juga perlindungan atas investasi dari pemegang saham dalam bisnis korporasi. 166 Dalam pelaksanaan di Indonesia, doktrin separate legal personality ini memiliki pengecualian sebagaimana diatur dalam Undang-undang Perseroan 164 Ibid 165 Freddy Harris dan Teddy Anggoro, op.cit. hal. 17 166 Ibid, hal. 18 Universitas Sumatera Utara Terbatas bahwa setelah perseroan memperoleh status badan hukum, pemegang saham hanya atau tinggal 1 satu orang. Dalam jangka waktu 6 enam bulan terhitung sejak berkurangnya pemegang saham tersebut, maka pemegang saham yang tersisa wajib mengalihkan sebagian sahamnya kepada pihak lain atau mengeluarkan saham baru kepada pihak lain. Jika dalam waktu 6 enam bulan tersebut pemegang saham tetap berkurang dari 2 dua atau tidak dilaksanakan ketentuan tersebut, maka doktrin separate legal personality tersebut menjadi terabaikan, sehingga pemegang saham bertanggung jawab secara pribadi atas segala macam perikatan atau kerugian perseroan. 167 Perseroan memperoleh badan hukum pada tanggal diterbitkannya keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan. Ketentuan ini menegaskan bahwa perbuatan hukum perseroan sebagai badan hukum mulai diakui eksistensinya sebagai subjek hukum sejak tanggal diterbitkan keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan. 168 Setelah perseroan memperoleh badan hukum dan pemegang saham menjadi kurang dari 2 dua orang, dalam jangka waktu paling lama 6 enam bulan terhitung sejak keadaan tersebut, pemegang saham yang bersangkutan wajib mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain atau perseroan mengeluarkan saham baru kepada orang lain. 169 Setelah dibuatnya akta Notaris yang memuat hal-hal sebagaimana diatur dalam Undang-undang Perseroan Terbatas, maka diajukan permohonan untuk memperoleh keputusan menteri mengenai pengesahan badan hukum secara 167 Ibid, hal. 18-19 168 Freddy Harris dan Teddy Anggoro, op.cit. hal. 20 169 Ibid Universitas Sumatera Utara elektronik. 170 a. nama dan tempat kedudukan Perseroan; Adapun tata cara yang diatur dalam Undang-undang Perseroan Terbatas bahwa para pendiri secara bersama-sama atau dengan memberikan kuasa kepada Notaris mengajukan permohonan tersebut dengan mengisi format isian secara elektronik menurut Pasal 9 ayat 1 yang memuat: b. jangka waktu berdirinya Perseroan; c. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan; d. jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor; e. alamat lengkap Perseroan Permohonan secara elektronik harus dilengkapi dengan keterangan dokumen pendukung dalam hal format isian. Jika keterangan mengenai dokumen pendukung tersebut telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, maka akan dikeluarkan pernyataan tidak keberatan Menteri. Dalam jangka waktu 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal pernyataan tidak keberatan, pemohon wajib menyampaikan secara fisik surat permohonan yang dilampiri dokumen pendukung. Setelah dokumen fisik diserahkan secara lengkap, maka paling lambat 14 empat belas hari sejak diserahkan, menteri akan menerbitkan keputusan tentang pengesahan badan hukum perseroan hal ini sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dalam praktek ternyata bagaimana cara pembayaran saham yang sesungguhnya terjadi tidak mendapat pengontrolan dari segi yuridis. Bisa saja perusahaan didirikan sebenarnya tanpa menyetor saham atau menyetor saham 170 Ibid Universitas Sumatera Utara secara tidak benar. Selain itu, secara teoritis tidak cukup baik berkembangnya konsep-konsep yuridis mengenai tata cara penyetoran saham yang masih kurang jelas. 171 Penyetoran saham perseroan terbatas bisa dilakukan pada saat pendirian atau sesudah perseroan terbatas memperoleh pengesahan sebagai badan hukum. Penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang dilakukan pada saat pendirian, dicantumkan dalam akta pendirian. 172 Secara umum penyetoran setiap bagian dari modal yang diambil bagian dilakukan dengan uang tunai. Sehubungan dengan hal tersebut maka setiap penyetoran dalam bentuk uang tunai oleh pendiri selama perseroan terbatas belum berbadan hukum dan pemegang saham setelah perseroan disahkan harus dapat dibuktikan dengan bukti setoran yang sah pada rekening koran. 173 Akibat hukum jika pendiri tidak menyetorkan modalnya ke perseroan salah satunya adalah hak-hak pendiri yang tidak menyetorkan modal tersebut sebagai pemegang saham ditunda sampai dengan pendiri yang bersangkutan menyetorkan modalnya kedalam rekening perusahaan atau perusahaan menarik kembali saham- saham yang dikeluarkan atas nama pendiri yang tidak menyetorkan modal tersebut sehingga terjadi pengurangan modal pada perseroan. Perbuatan hukum yang dilakukan para pendiri untuk kepentingan perseroan sebelum perseroan disahkan mengikat perseroan setelah perseroan menjadi badan hukum, apabila: 174 171 Rachmadi Usman, op.cit. hal. 85 172 Ibid 173 Gunawan Widjaja, op.cit. hal.7 174 I.G. Rai Widjaya, op.cit. hal. 18 Universitas Sumatera Utara a. Perseroan secara tegas menyatakan menerima semua perjanjian yang dibuat oleh pendiri atau orang lain yang ditugaskan pendiri dengan pihak ketiga; b. Perseroan secara tegas menyatakan mengambil alih semua hak dan kewajiban yang timbul dari perjanjian yang dibuat pendiri atau orang lain yang ditugaskan pendiri, walaupun perjanjian tidak dilakukan atas nama perseroan; c. Perseroan mengukuhkan secara tertulis semua perbuatan hukum yang dilakukan atas nama perseroan. Perlu dijelaskan disini bahwa perbuatan hukum yang dilakukan oleh pendiri dibuat setelah perseroan didirikan tetapi belum disahkan menjadi badan hukum, yaitu: 175 a. Apabila perbuatan hukum tersebut tidak diterima, tidak diambil alih atau tidak dikukuhkan oleh perseroan, para pendiri yang melakukan perbuatan hukum tersebut masing-masing bertanggung jawab pribadi atas segala akibat yang timbul; b. Kewenangan perseroan untuk mengukuhkan perbuatan hukum, sebagaimana disebutkan diatas ada pada RUPS. Akan tetapi karena RUPS biasanya belum dapat diselenggarakan segera setelah perseroan disahkan, maka pengukuhannya dilakukan oleh seluruh pendiri, pemegang saham dan direksi. Selama belum dikukuhkan, baik karena perseroan tidak jadi disahkan ataupun karena perseroan tidak melakukan pengukuhan perseroan tidak terikat. 175 Ibid Universitas Sumatera Utara

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENDIRI LAIN YANG SUDAH