Susu 7
6,4 Telur
1 0,9
Tempe 2
1,8
Total 110
100
5.1.4. Gambaran Asupan Zinkum
Setelah dilakukan perhitungan konsumsi zinkum terhadap didapati asupan tertinggi zinkum yang didapati pada responden adalah 16,60 mg hari pada anak
perempuan, sementara asupan terendah adalah 3,40 mg hari pada anak perempuan. Hasil dari perhitungan asupan zinkum pada responden menunjukkan
bahwa sebanyak 79 orang 71,8 asupannya adalah kurang. Jika dibagi berdasarkan jenis kelamin maka anak laki-laki yang asupannya kurang adalah
sebanyak 40 orang 87. Pada anak perempuan yang asupannya kurang relatif lebih rendah yaitu sebanyak 39 orang 60,9. Berikut dipaparkan dalam tabel
5.3.
Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Rata-rata Konsumsi Zinkum Jenis Kurang
Cukup Lebih
Total Kelamin Jumlah
Jumlah Jumlah Jumlah
Laki-laki 4087
613 00
46100 Perempuan
3960,9 2132,8
46,3 64100
Total 7971,8 2724,5
43,6 110100
5.2. Pembahasan
5.2.1. Gambaran Umum Responden
Berdasarkan jenis kelamin didapati bahwa sebagian besar responden
adalah anak perempuan yaitu sebanyak 64 orang 58,2 dan anak laki-laki
sebanyak 46 orang 41,8. Pada pengambilan sampel ini digunakan prosedur sampel berpeluang probability sampling dengan jenis sampel acak sederhana
simple random sampling sehingga tidak ada intervensi yang dilakukan sehingga
Universitas Sumatera Utara
didapati perbedaan dari jumlah anak berdasarkan jenis kelamin. Berdasarkan usia, maka didapati rentang usia responden 12 sampai 15 tahun dan digolongkan dalam
masa remaja atau adolensi, seperti pernyataan dari Tanuwidjaya 2002, masa remaja pada anak perempuan adalah usia 10 sampai 18 tahun dan pada anak laki-
laki adalah usia 12-20 tahun. Diantara keseluruhan umur, umur 13 tahun adalah yang terbanyak, 66 orang 60.
Berdasarkan kelompok suku, suku terbanyak adalah suku Jawa sebanyak 70 orang 63,6, kemudian diikuti oleh suku Batak sebanyak 27 orang 24,5
dan diikuti suku lainnya dalam jumlah kecil. Hal ini sesuai dengan data BPS kota Tebing Tinggi bahwa persentase penduduk suku Jawa adalah 40,15 dan suku
Batak adalah 32,01 dari keseluruhan penduduk.
5.2.2. Makanan Sumber Zinkum
Pada penelitian ini didapati bahwa sebanyak 55 orang 50, sumber utama zinkum harian mereka berasal dari konsumsi nasi putih. Sementara itu
sebanyak 26 orang 23,6 yang sumber utama zinkumnya adalah olahan daging
ayam.
Nasi putih merupakan makanan pokok. Konsentrasi zinkum pada nasi putih umumnya bergantung pada varietas beras. Meski pada proses penyosohan
beras pecah kulit menjadi beras giling, didapati penurunan kandungan zinkum sebesar 13,2 Indrasari et al, 2008, namun menurut Herman, 2009, dikatakan
bahwa lembaga biji-bijan seperti beras merupakan sumber nabati yang kaya akan zinkum.
Daging ayam dan olahannya merupakan makanan yang terbanyak kedua. Hal ini disebabkan kebanyakan jajanan yang dijajakan dikantin sekolah menjual
makanan olahan daging ayam, seperti bakso, sosis, maupun nugget. Beberapa makanan lainnya yang menjadi sumber zinkum juga masih tergolong makanan
jajanan, seperti bakso mie, tempe goreng, dan kacang. Hanya sebanyak 7 orang 6,4 yang sumber zinkumnya berasal dari susu.
Story M dan Stang J, 2005, dalam bukunya yang berjudul “Guideline for Adolescent Nutrition Service” menyebutkan terdapat dua faktor yang
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi kebiasaan makan remaja yaitu lingkungan dan personal. Keluarga, sekolah dan kelompok merupakan bagian dari lingkungan, dimana dalam
penelitian ini tampak memiliki pengaruh yang besar terhadap makanan yang dikonsumsi responden yaitu jajanan.
Sementara itu, sebanyak 9 orang 8,2 yang sumber zinkumnya berasal dari ikan atau sumber laut. Dua dari sembilan responden mendapatkan asupan
zinkum terbanyak dari jenis kepiting. Dalam hal ini peneliti memperkirakan ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu daya beli terhadap makanan Suci,
2011, penampilan makanan, baik rasa, warna, maupun cara penyajian Tampubolon, 2014, dan kesukaan atau kegemaran terhadap suatu jenis makanan
Story M, Stang J, 2005.
5.2.3. Gambaran Asupan Zinkum