Tingkat Aktivitas Pembaca di Perpustakaan SMP BOPKRI 3 Yogyakarta.

ketika mereka membaca buku sambil mendengarkan musik instrumental, ini terbukti dengan butir pernyataan nomor 4 mendapat peringkat kedua dan butir pernyataan nomor 8 mendapat peringkat ketiga. Tabel 5 juga menjelaskan bahwa pembaca lebih mudah memahami isi buku yang dibaca ketika pembaca mendengarkan musik instrumental, dan merasakan peran penting musik instrumental tersebut terhadap kenyamanan saat membaca buku. Pembaca buku di perpustakaan SMP BOPKRI 3 Yogyakarta datang untuk membaca buku, karena mereka hobi membaca. Namun bagi pembaca yang tidak menyukai musik mereka cukup terganggu ketika musik instrumental diperdengarkan di perpustakaan. Fakta tersebut ditunjukkan dari nilai yang cukup tinggi pada butir pernyataan nomor 10. Siswa yang senang mendengar musik akan memilih membaca buku dan menyelesaikan tugasnya di perpustakaan karena dengan mendengarkan musik sesuai genre kesukaan mereka, membantu mereka berkonsentrasi saat membaca buku. Musik instrumental diputar selama 2 minggu dengan durasi waktu sepanjang kegiatan belajar berlangsung 7.15 – 12.40. Penulis mulai memutarkan musik instrumental pada tanggal 18 Agustus 2015 hingga 31 Agustus 2015. Setelah 1 minggu diputar musik instrumental, jumlah pengunjung perpustakaan meningkat dari minggu sebelumnya. Jumlah pengunjung perpustakaan SMP BOPKRI 3 Yogyakarta meningkat di minggu kedua pemutaran musik instrumental. Administrasi data jumlah pengunjung yang datang ke perpustakaan menunjukkan bahwa pengunjung di minggu kedua yaitu pada tanggal 25 Agustus 2015 sampai 31 Agustus 2015, merupakan pengunjung terbanyak pada bulan Agustus 2015. Penulis beranggapan bahwa musik instrumental membuat pengunjung perpustakaan merasa nyaman, dan ini merupakan salah satu alasan mengapa perpustakaan SMP BOPKRI 3 ramai dikunjungi. Peranan musik instrumental dapat membantu proses membaca yang nyaman di perpustakaan, karena jenis musik tersebut merupakan musik mutlak yang berdiri sendiri dan memiliki kebebasan isi dari musik itu sendiri. Musik instrumental merupakan media pengungkapan emosi, perasaan dan pikiran seseorang yang terwujud dalam melodi, irama, harmoni yang membantu pembaca merasa tenang, santai dan dapat berkonsentrasi ketika membaca buku di perpustakaan. Dungga 1983: 170. Musik instrumental memiliki dampak positif bagi perpustakaan SMP BOPKRI 3 Yogyakarta, dengan diperdengarkan musik tersebut membuat perpustakaan menjadi tempat tujuan siswa ketika mereka ingin membaca maupun mengerjakan tugas.

2. Tingkat Kenyamanan dan Aktivitas Pembaca Buku di Perpustakaan SMP BOPKRI 3 Yogyakarta

a. Kenyamanan Pembaca Buku di Perpustakaan SMP BOPKRI 3

Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa Pembaca buku di perpustakaan SMP BOPKRI 3 Yogyakarta yang menganggap bahwa musik instrumental membuat pembaca merasa nyaman dalam aktifitas membaca di perpustakaan berjumlah 43 siswa dengan presentase 68,25, sedangkan yang menganggap bahwa musik instrumental memiliki peranan lemah dalam aktifitas membaca di perpustakaan berjumlah 20 siswa dengan presentase 31,75. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pembaca yang merupakan siswa SMP BOPKRI 3 Yogyakarta beranggapan bahwa musik instrumental memberikan perasaan nyaman bagi siswa yang berkegiatan di lingkungan perpustakaan . Tabel 7 hasil penghitungan tingkat kenyamanan siswa ketika mendengarkan musik instrumental butir nomor 16 mendapatkan peringkat pertama. Mayoritas pembaca buku di perpustakaan merasa nyaman ketika diperdengarkan musik instrumental. Ini terbukti dari peningkatan pengunjung di minggu kedua pemutaran musik instrumental. Kenyamanan ketika membaca sangat penting bagi pembaca buku di perpustakaan SMP BOPKRI 3 Yogyakarta. Ketika pembaca merasa nyaman , mereka akan sering datang ke perpustakaan. Hal ini ditunjukkan oleh butir nomor 13 yang mendapatkan peringkat ketiga tertinggi dalam variabel ini. Butir yang menunjukkan bahwa pembaca merasa terganggu ketika diperdengarkan musik instrumental ada variabel tingkat kenyamanan pembaca buku menunjukkan nilai yang rendah. Pembaca trmotivasi untuk membaca buku ketika musik instrumental diperdengarkan, dan beranggapan apabia musik instrumental diperdengarkan secara rutin akan memberikan pengaruh positif. Pada dasarnya kenyamanan tidak dapat diwakili oleh satu angka tunggal, manusia menilai kondisi lingkungan berdasarkan rangsangan yang masuk ke dalam dirinya melalui kelima indera dan kemudian syaraf lalu dicerna otak untuk dinilai. Dalam hal ini yang terlibat tidak hanya masalah fisik biologis, namun juga perasaan. Suara, cahaya, bau, suhu dan lain-lain rangsangan ditangkap sekaligus, lalu diolah oleh otak. Kemudian otak akan memberikan penilaian relatif apakah kondisi itu nyaman atau tidak. Ketidaknyamanan di satu faktor dapat ditutupi oleh faktor lain. Satwiko, 2009:21-22. Pengalaman musikal seseorang mendengarkan musik instrumental sangatlah penting terhadap kenyamanan saat membaca buku, seperti dikemukakan Blacking dalam Djohan, 2005: 27 bahwa setiap masyarakat memiliki apa yang disebut dengan musik dan setiap anggota masyarakatnya adalah musikal. Selanjutnya menurut teori