36
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda, dalam hal ini adalah istri-istri petani atau petani
lain di Dusun Karang Tengah. Triangulasi waktu, waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulan dengan teknik
wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak pekerjaan, akan memberikan data yang lebih valid. Untuk itu dalam rangka
pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara atau observasi dalam waktu atau situasi yang
berbeda yang dilakukan secara berulang-ulang.
26
H. Stakeholder Penelitian dan Pemberdayaan
Pada dasarnya untuk membuka lokasi yang dijadikan pemberdayaan adalah pemerintah ditingkat Desa. Keputusan yang utama berada pada
pemeritah desa. Jika pemerintah desa belum menyetujui, maka untuk membentuk kepercayaan masyarakat akan terhambat pula. Dukungan dari
pemerintah desa sangatlah dibutuhkan. Hal ini dikarenakan masyarakat sangat bergatung pada kebijakan dan
keputusan yang berada pada tangan kekuasaan masyarakat. untuk menindaklanjuti kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan petani,
keikutsertaan pemerintah desa sangat dinanti. Untuk ke depannya yag mengorganisir petani selain local leader, pemerintah desa sangat diharapkan
peran dan motivasinya bagi petai.
26
Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdaarya, 2011. Hal. 167
37
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Table 3.1 Pihak Terlibat Institusi
Karakteristik Resource
Bentuk Keterlibata
Tindaka yang Harus
Dilakukan
Pemerintah Aparat desa, terkait
perangkat desa Anggaran
dana pemeritah
Dukunan dan kebijakan
yang adil Membentuk
usaha atau wadah agar
masyarakat mandiri.
Tokoh masyarakat
Tokoh agama Partisipasi da
pembelaan Pemetaan
masalah yang ada.
Peranan dari berbagai pihak di atas sangat membantu masyarakat dalam menyeamatkan kehidupan mereka. Yang paling peting yaitu
berkurangnya ketergantungan masyarakat terhadap pihak pemberi, dan muncul kemandirian serta masyarakat berdaya.
38
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB IV DESKRIPSI LOKAL DESA DUREN
A. Sejarah Desa Duren
“Duren” menurut penduduk asli desa tersebut berasal dari kata “Leren” yang mempunyai arti tempat untuk istirahat dan
akhirnya disebut “Desa Duren”. Sejarah perkembangan penduduk Desa Duren Kecamatan
Pilangkenceng Kabupaten Madiun berawal pada saat Desa tersebut menjadi penghubung aktifitas kebutuhan penduduk yang berada di wilayah
Bojonegoro yang menjual rencek kayu bakar dan daun jati ke Caruban. Ketika itu setiap kali menempuh perjalanan menuju Caruban mereka sering
beristirahat di gardu yang terdapat di Desa Duren. Sampai saat ini apabila ada pendatang dari luar daerah Madiun yang berprofesi sebagai guru,
pegawai, bahkan yang menikah dengan warga Desa Duren pada akhirnya mereka lebih memilih untuk menetap di Desa Duren dan menjadi penduduk
di desa tersebut. Mata pencaharian masyarakat Desa Duren sendiri adalah bercocok
tanam petani. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya sebuah petilasan bekas peninggalan pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942. Sedangkan
sebagian besar pekerja yang melaksanakan pembangunan Waduk Notopuro berasal dari daerah Grobokan Jawa Tengah. Tujuan dari pembangunan
Waduk Notopuro adalah untuk mengairi sawah yang ada di Kecamatan Pilangkenceng dan sekitarnya. Pada akhirnya pekerja yang berasal dari