Prestasi Kerja Guru BOOK Umbu Tagela Orientasi ke dalam profesi keguruan Bab IV

78 umpan balik yang cepat dan tidak ambigu atas kinerja yang memberitahu apakah pekerjaannya telah membaik, dan di mana ia dapat menetapkan sasaran yang menantang tetapi masih terjangkau. Motivasi berprestasi dalam sebuah organisasi pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan pelaksanaan sistem karir. Menurut Winardi 2001 peningkatan motivasi berprestasi disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1 kemampuan melaksanakan tugas, 2 memiliki kecakapan, dan 3 mampu meraih pangkat dan jabatan yang lebih tinggi. Motivasi berprestasi bagi guru ditujukan pada pelaksanaan tugas pendidikan; memiliki kecakapan membimbing siswa, dan melaksanakan tugas administrasi, dapat meraih pangkatjabatan yang lebih tinggi. Dari ketiga bidang tersebut, guru akan mendapat suatu penghargaan berupa peningkatan karir sebagai bentuk prestasi yang harus dicapai.

4.7 Prestasi Kerja Guru

Motif berhubungan erat dengan kinerja, dan kinerja berpengaruh kepada tingkat produktivitas yang dihasilkan. Motif menurut Goleman Stein Book, 2002 merupakan “kecenderungan emosi untuk memudahkan meraih sasaran seperti dorongan berprestasi”. Sudarmayanti 2001 menggambarkan orientasi berprestasi achievement orientation merupakan derajat kepedulian atau derajat usaha seseorang untuk berprestasi dalam pekerjaannya, sehingga ia berusaha bekerja dengan baik atau di atas standar. Adapun yang termasuk dalam kompetensi ini meliputi orientasi pada hasil, efisiensi, standar, perbaikan, dan optimalisasi penggunaan sumberdaya. Produktivitas yang tinggi merupakan prestasi. Menurut Robbins 2001 tinggi rendahnya produktivitas tergantung pada tiga aspek, yakni prestasi akademik, kreativitas, dan pemimpin. Seorang yang prestasi akademik atau intelegensinya tinggi mempunyai kecenderungan kreatif, berprestasi, dan akhirnya mempunyai produksi tinggi. Tentu saja gambaran yang diberikan ini berdasarkan hasil produksi yang didapat. 79 Prestasi merupakan penampilan kerja yang berhasil dalam menghasilkan produktivitas yang tinggi. Produktivitas tersebut dapat berbentuk hasil yang sempurna, tinggi nilainya, banyak jumlahnya, dan sebagainya yang didemonstrasikan dalam penampilan kerja. Castetter 1996 menyatakan ada beberapa faktor individu yang menyebabkan tidak efektifnya penampilan kerja, yaitu kelemahan intelektual, kelemahan psikologis, kelemahan fisiologis, motivasi, personalitas, keusangan atau ketuaan, preparasi posisi, dan orientasi nilai. Kelemahan intelektual ternyata akan menurunkan penampilan kerja seseorang. Dengan kata lain apabila intelegensi seseorang rendah, maka produktivitas orang tersebut juga rendah, dan sebaliknya. Walaupun pendapat ini tidak sepenuhnya benar, karena tidak sedikit orang yang tingkat intelegensinya rendah dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi. Menurut Winardi 2001 “Kinerja merupakan hasil perpaduan dari kecakapan dan motif tertentu, yang variabelnya dihasilkan dari sejumlah faktor yang saling mempengaruhi”. Berdasarkan hal tersebut dikatakan bahwa motivasi berprestasi bagi seorang guru merupakan dorongan pada seseorang untuk mencapai kesuksesan dalam mencapai prestasi kerja yang sempurna sehingga layak disebut sebagai profesional.

4.8 Kepakaran