Siklus II Deskripsi Hasil Penelitian

menirukannya atau memainkannnya pada piano, kemudian ditambah menjadi 2 birama sampai dengan 3 birama. Setelah latihan ritme melodi, kemudian instruktur memberikan materi mengenai interval nada. Dalam materi interval nada, peneliti hanya memberikan jangkauan interval kuintdo-sol dikarenakan siswa masih belum menguasai materi interval nada, oleh karena itu peneliti memberikan jangkauan interval kuint do-sol. Pada setiap pertemuan diberikan 2 materi soal ear training sebagai latihan. Instruktur menginstruksikan siswa untuk mendengarkan materi yang dimainkan instruktur pada piano dalam 2 kali, dan kemudian siswa diminta memainkan pada piano materi yang sudah diperdengarkan dengan 2 kali kesempatan. Berikut contoh soal materi latihan ear trainingritme melodi dan interval nada. Gambar 7 : soal latihan ear training ritme melodi dan interval nada. c Kegiatan penutup Instruktur mengevaluasi hasil latihan ear training siswa yangtelah dilaksanakan. Instruktur mengemukakan kekurangan siswa saatberlatih ear training yaitu dalam mendengarkan materi siswa sering tidak fokus dan siswa meminta instruktur untuk mengulang-ulang materi. Instruktur menugaskan kepadasiswa untuk belajar latihan ear training dan meminta siswa mendengarkan dengan lebih cermat. Sebelummeninggalkan kelas, instruktur mengakhiri pembelajaran denganmengucapkan salam. 2 Pertemuan kedua siklus II a Kegiatan awal Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 23, 24, 25, 26, dan 28 Mei 2016. Pembelajaran pada pertemuan kedua dilaksanakan dalam satu kali pertemuan untuk setiap siswa. Dalam tahap ini, kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan kegiatan pada pertemuan pertama akan tetapi materi yang diberikan berbeda dengan pertemuan pertama. Instruktur mengawali pertemuan dengan membuka kegiatan pembelajaran dengan salam, menanyakan kabar siswa, dan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Instruktur memberikan gambaran kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan ini. b Kegiatan inti Pada tahap ini instruktur menjelaskan mengenai materi pembelajaran pada pertemuan kedua pada siklus II. Pada awal pembelajaran instruktur menginstruksikan siswa memainkan tangga dengan teknik penjarian. Selanjutnya siswa belajar mengenai materi ear training. Instruktur menjelaskan kembali kepada siswa mengenai pengertian ear training. Dalam pertemuan kedua ini instruktur memberikan materi latihan ear training mengenai menebak kualitas akor Mayor-minor dan mendengarkan memainkan potongan lagu pendek pada piano. Siswa disarankan untuk mendengarkan dengan fokus dan memperhatikan. Hal ini dimaksudkan agar siswa bisa lebih teliti dalammendengarkan dan menirukan materi. Setelah siap, siswa diminta menirukan materi dengan piano. Selanjutnya instruktur memberikan materi ear trainingkepada siswa dan langsung memperdengarkannya kepada siswa. Pada tahap awal, instruktur memberikan materi mengenai latihan menebak kualitas akor. Instruktur memperdengarkan dan menjelaskan mengenahi 2 kualitas akor yaitu Mayor dan minor. Kemudian Instruktur memainkan akor pada piano dan siswa diminta untuk mendengarkan dan menebak kualitas akor tersebut tanpa siswa melihat instruktur memainkan akor tersebut. Selanjutnya setelah siswa berlatih mengenai kualitas akor, instruktur memberikan materi potongan lagu pendek. Lagu pendek ini terdiri dari 4 birama. Instruktur menginstruksikan kepada siswa untuk mendengarkan dan mencermati potongan lagu pendek tersebut. Dalam tahap latihan mendengarkan dan menirukan lagu pendek ini, instruktur memainkan potongan lagu tersebut 1 birama dahulu, lalu siswa menirukan potongan lagu tersebut. Kemudian instruktur menambahkan birama menjadi 2 birama, 3 birama, dan sampai 4 birama. Kemudian siswa di minta untuk memainkan dari birama 1 sampai birama 4 dengan satu rangkaian. Berikut contoh soal ear training latihan menebak kualitas akor Mayor – minor dan memainkan potongan lagu pendek. Gambar 8 : Soal latihan ear training menebak akor dan menirukan potongan lagu pendek. c Kegiatan penutup Instruktur mengevaluasi hasil latihan ear trainingsiswa yangtelah dilaksanakan pada pertemuan kedua ini pada siklus II. Instruktur mengemukakan kekurangan siswa saatberlatih ear training yaitu siswa masih mengalami kesulitan untuk mendengarkan dengan fokus, pada materi mendengarkan dan menebak kualitas akor siswa mengalami kesulitan dalam membedakan Mayor dan minor, dan pada materi mendengarkan potongan lagu pendek siswa masih kurang cermat dalam menirukannya. Kemudian instruktur menugaskan kepadasiswa untuk belajar latihan ear training dan meminta siswa lebih mendengarkan dengan cermat. Sebelum meninggalkan kelas, instruktur mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam. 3 Pertemuan ketiga Pada pertemuan ketiga ini instruktur mengadakan tes akhir siklus 1. Tes siklus 1 ini dilaksanakan pada tanggal 30, 31 Mei, 1 Juni, 2 Juni, dan 4 Juni 2016. Tes ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan latihan ear training. Sebelum mengawali proses pembelajaran, instruktur mengucapkan salam, menanyakan kabar, dan menanyakan kesiapan siswa mengikuti proses pembelajaran. Setelah siswa siap mengikuti pembelajaran, instruktur menjelaskan kepada siswa mengenahi penilaian tes yang akan dilakukan. Indikator penilaian ear training sama dengan penilaian pada test siklus I adalah mendengarkan dan menirukan ritme melodi, interval nada, menebak kualitas akor, dan medengarkan dan menirukan potongan lagu pendek. Pada tes siklus II, jika siswa tepat dan cermat dalam menirukan materi ear training yang sudah diperdengarkan oleh instruktur, maka siswa akan mendapatkan nilai maksimal. Berikut soal tes siklus II : Gambar 9 : Soal tes ear training ritme melodi, interval nada, menebak kualitas akor dan mendengarkan menirukan potongan lagu pendek .

c. Hasil Observasi Siklus II

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus II, pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 sampai pertemuan 3 sudah terlaksana cukupbaik. Dalam pembelajaran sebagian siswa sudah displin dalam kedatangannya untuk mengikuti pembelajaran ear training, siswa cukup antusias dalam mengikuti pembelajarannya,siswa mulai fokus dalam mendengarkan materi ear training, namun siswa masih lemah dalam materi ear training mengenai menebak kualitas akor Mayor- minor. Tetapi dalam siklus II mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan pembelajaran ear training pada siklus II. berikut hasil tes pada siklus II : Tabel 6 : Hasil Penilaian Siklus II Kemampuan Bermain Piano dengan menggunakan ear training setelah tindakan siklus II. Nama Rater 1 Rater 2 Rata-rata Keterangan Responden 1 78 81 79,5 BAIK Reponden 2 77 80 78,5 BAIK Responden 3 80 89 84,5 SANGAT BAIK Responden 4 82 86 84 SANGAT BAIK Responden 5 83 86 84,5 SANGAT BAIK Responden 6 78 80 79 BAIK Responden 7 78 80 79 BAIK Responden 8 80 92 86 SANGAT BAIK Responden 9 81 89 85 SANGAT BAIK Responden 10 78 81 79,5 BAIK Responden 11 80 87 83,5 SANGAT BAIK Responden 12 83 86 84,5 SANGAT BAIK Responden 13 78 80 79 BAIK Responden 14 81 89 85 SANGAT BAIK Responden 15 86 90 88 SANGAT BAIK Jumlah 1239,5 Min 78,5 Max 88 Rata-rata kelas 82,63 SANGAT BAIK Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus II,pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1 hingga pertemuan 3 sudahterlaksana dengan baik. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi yangselama proses pembelajaran mengalami peningkatan yang ditunjukan oleh hasil evaluasi belajar siswa pada siklus II yang memiliki nilai rata-rata 82,63. Nilai rata- rata 82,63 masuk dalam kategori “SANGAT BAIK”.

d. Refleksi Siklus II

Setelah selesai tindakan sampai akhir siklus, peneliti dan kolaborator mendiskusikan hasil pembelajaran. Berdasarkan hasil tes pada siklus II, pembelajaran sudah sesuai dengan perencanaan. Siswa kelas piano pop di Jaya Music course mengalami peningkatan pada permainan piano dengan latihan ear training yang dimulai dari Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II. Dalam proses pembelajaran siklus II masih ditemukan kendala saat melaksanakan pembelajaran piano dengan latihan ear training, yaitu ada 6 siswa yang belum mencapai nilai sempurna dalam indikator mendengarkan dan menebak kualitas akor Mayor-minor. Dari hasil siklus ini, didapat semua responden telah mencapai criteria keberhasilan tindakan. Adapun hasil test siswa bermain piano dengan melalui latihan ear training yang dimulai dari pra siklus, siklus I, dan siklus II pada tabel berikut ini. Tabel 7 : Hasil Penilaian pra siklus, siklus I, dan siklus II Kemampuan Bermain Piano dengan menggunakan ear training. Nama PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II Rata- rata Keterangan Rata- rata Keterangan Rata- rata Keterangan Responden 1 70,5 BAIK 79,5 BAIK 79,5 BAIK Reponden 2 62 BAIK 80 SANGAT BAIK 78,5 BAIK Responden 3 59,5 KURANG 77 BAIK 84,5 SANGAT BAIK Responden 4 61,5 BAIK 80 SANGAT BAIK 84 SANGAT BAIK Responden 5 63 BAIK 79,5 BAIK 84,5 SANGAT BAIK Responden 6 64,5 BAIK 80,5 SANGAT BAIK 79 BAIK Responden 7 57 KURANG 78 BAIK 79 BAIK Responden 8 56,5 KURANG 76 BAIK 86 SANGAT BAIK Responden 9 71 BAIK 80,5 SANGAT BAIK 85 SANGAT BAIK Responden 10 64 BAIK 79 BAIK 79,5 BAIK Responden 11 55,5 KURANG 81,5 SANGAT BAIK 83,5 SANGAT BAIK Responden 12 67 BAIK 80,5 SANGAT BAIK 84,5 SANGAT BAIK Responden 13 68 BAIK 77 BAIK 79 BAIK Responden 14 66 BAIK 76,5 BAIK 85 SANGAT BAIK Responden 15 59 KURANG 77,5 BAIK 88 SANGAT BAIK Jumlah 945 1183 1239,5 Rata-rata kelas 63 BAIK 78.87 BAIK 82,63 SANGAT BAIK Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pada masing- masing siklus meningkat. Antara hasil tes pra siklus dan siklus I dan antara hasil tes siklus I dan siklus II. Untuk melihat lebih jelas peningkatannya setiap siklus digambarkan dengan grafik peningkatan berikut ini. Tabel 8 : Tabel peningkatan nilai pra siklus, siklus I, dan siklus II. DATA PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II NILAI RATA RATA 63 78,87 82,63 NILAI TERENDAH 55,5 76 78,5 NILAI TERTINGGI 71 81,5 88 Jika dihitung dalam prosentase peningkatannya , maka digunakan rumus Sukardi, 2008: 146 Menghitung prosentase dari pra siklus - siklus I dan siklus I – siklus II yaitu Dari perhitungan diatas diperoleh peningkatan persiklus, yaitu pra siklus ke siklus I terjadi peningkatan sebesar 25 dan siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 5 .

B. Pembahasan

Pembelajaran piano dengan melalui latihan ear training di Jaya Music Course Ponorogo dapat meningkatkan kemampuan musikal siswa. Dapat dilihat dari hasil penelitian yang sudah dilaksanakan. Sebelum dilakukannya proses penelitian, siswa di Jaya Music Course mengalami kesulitan dalam kemampuan mendengarkan komponen musik. siswa mengalami kesulitan dalam mendengarkan musik karena kurangnya pemahaman siswa terhadap ear training dan di Jaya Music Course tidak memberikan pembelajaran tentang latihan ear training. Dari hasil wawancara dengan siswa di Jaya Music Course, siswa mengalami kesulitan mendengarkan komponen musik dikarenakan siswa tidak berbiasa dengan latihan mendengarkan, belum paham mengenahi bagaimana langkah-langkah latihan ear training dan manfaat latihan ear training. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian tindakan untuk mengatasi masalah siswa terhadap kemampuan mendengarkan komponen musik. Tindakan pertama yang dilakukan adalah melakukan tindakan pra siklus atau pre-test. Dalam tindakan pra siklus ini siswa diberi test materi ear training tanpa diberi latihan ear training terlebih dahulu, tujuannya untuk mengetahui seberapa kemampuan siswa mendengarkan komponen musik. Materi ear training yang diberikan kepada siswa meliputi mendengarkan dan menirukan ritme melodi, interval nada, menebak kualitas akor Mayor-minor, dan mendengarkan dan menirukan potongan lagu pendek 4 birama. Dari hasil pre- test tersebut, ada 5 siswa yang masih kesusahan mengikuti test mengenahi ear training tersebut dan mendapatkan kategori nilai “KURANG”. Tetapi sebagaian siswa sudah mendapatkan nilai dengan kategori “BAIK”. Rata -rata nilai siswa pada pra siklus adalah 63, pada pre-test siswa mendapatkan nilai rata-rata baik pada indikator menirukan ritme dan menirukan interval melodi. Hanya saja siswa masih lemah dalam menebak kualitas akor dan menirukan lagu pendek anak yang rata-rata siswa memiliki nilai yang cukup rendah. nilai persiswa harus ditingkatkan lagi pada tindakan siklus I dan siklus II agar semakin baik kemampuan bermain pianonya. Tindakan kedua yang dilakukan adalah siklus I. Dalam tindakan siklus I dilakukan dalam 3 pertemuan setiap siswa. Sebelum mengawali materi ear training, siswa diberikan materi latihan teknik tangga nada setiap pertemuannya pada setiap siklusnya. Tujuan diberikannya latihan tangga nada sebagai proses wharming-up sebelum memainkan piano dan juga untuk melatih posisi jari dengan tepat ketika memainkan piano. Fungsi tangga nada dalam latian ear training adalah untuk mengetahui setiap interval nada dan interval nada juga termasuk dalam latihan ear training. Pertemuan pertama siswa diberi pelatihan materi ear training dengan mengenahi mendengarkan ritme melodi dan interval nada lalu menirukan materi tersebut pada piano. Lalu pertemuan kedua siswa diberikan materi mengenai bagaimana menebak kualitas akor dan mendengarkan lagu pendek 4 birama lalu menirukan materi tersebut pada piano. Selanjutnya pada pertemuan ke 3 dilakukan test untuk mengetahui hasil pembelajaran pada siklus I. Pada siklus II ini diperoleh nilai rata-rata keseluruhan siswa adalah 78,87. Siswa mendapatkan nilai tinggi pada indikator menirukan ritme, menirukkan interval melodi, dan menirukan potongan lagu pendek. Pada indikator menebak kualitas akor rata-rata siswa belum mendapatkan nilai yang baik. Ada beberapa siswa yang mendapatkan dibawah standart. Nilai 78,87 termasuk dalam kategori baik. Ini menunjukan sudah terjadi peningkatan nilai siswa dari pra siklus ke siklus I sebesar 25. Dengan nilai 78,87 sebenarnya nilai tersebut sudah mencukupi kriteria ketuntasan minimal dan tindakan persiklus tidak perlu diteruskan cukup berhenti pada siklus I, namun peneliti mempunyai target nilai dalam penelitian ini adalah diatas 80. Tindakan ketiga yang dilakukan adalah melukukan tindakan siklus II. Kegiatan tindakan siklus II ini sama dengan kegiatan siklus I hanya berbeda pada materi yang diberikan oleh peneliti. Materi yang diberikan pada pertemuan pertama adalah mendengarkan dan menirukan ritme melodi dan interval nada pada piano. Lalu kegiatan yang kedua menebak kualitas akor Mayor-minor dan mendengarkan potongan lagu pendek 4 birama lalu menirukan pada piano. Dari hasil tindakan siklus II, nilai rata siswa adalah 82,63. Nilai rata-rata 82,63 pada siklus II in i masuk dalam kategori “SANGAT BAIK”. Ini menunjukan adanya peningkatan pada siklus I dan siklus II yaitu dari nilai rata-rata siklus I 78,87 dan siklus II 82,63. Prosentase peningkatan siklus I dan siklus II sebesar 5. Pada siklus II ini siswa mendapatkan nilai tinggi pada indikator menirukan ritme, menirukan interval melodi, dan menirukan potongan lagu pendek. Kepekaan dalam mendengarkan materi sudah terlihat pada siswa. Setelah dilaksanakannya penelitian, peneliti dan kolaborator menyepakati bahwa proses tindakan ini berhenti sampai pada siklus II karena keterbatasan waktu penelitian, tetapi peneliti masih menemui kendala dalam proses pembelajaran yaitu pemahaman siswa terhadap materi menebak kualitas akor Mayor-minor masih belum berhasil. Banyak siswa yang mendapatkan nilai kurang dalam test persiklus. 66

BAB V SIMPULAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa latihan ear training mampu meningkatkan kemampuan musikalitas siswa di Jaya Music Course Ponorogo. Kemampuan musikalitas siswa dapat meningkat karena dalam latihan ear training, siswa menjadi lebih peka dalam mendengarkan komponen musik. Peningkatan musikalitas siswa dengan latihan ear training ditunjukkan pada hasil tes dari tiap siklus. Pada tindakan pra siklus, nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 63. Dari hasil tes siklus I, siswa kelas piano pop memperoleh nilai rata-rata sebesar 78,86. Dari hasil pra siklus ke siklus I, terjadi peningkatan sebesar 25. Pada siklus II, siswa kelas piano pop memperoleh nilai rata-rata sebesar 82,63 yang mengalami peningkatan sebesar 5 dari tindakan siklus I. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa latihan ear training dapat meningkatkan musikalitas siswa di Jaya Music Ponorogo.

B. Rencana Tindak Lanjut

Rencana tindak lanjut dalam penelitian adalah instruktur dapat menerapkan dan menggunakan dengan ear training dalam pembelajaran piano di Jaya Music Course Ponorogo karena terbukti bahwa permainan piano siswa meningkat dengan latihan ear training dan pelatih dapat memberikan pelatihan ear training dengan menambah tingkat kesulitan pada materi agar siswa lebih