UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MUSIKALITAS SISWA KELAS PIANO POP MENGGUNAKAN EAR TRAINING DI JAYA MUSIC COURSE PONOROGO.

(1)

Dia U guna

JURU FA UNIVE

SKRIPSI

iajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan una Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh:

Akbar Andrian Syah NIM 11208244011

RUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI IVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

iv

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Orang tua saya Kastowo dan Siti Ngaisah A.md Kakak saya Yulia Kusumaning Tyas


(6)

Sebuah PROSES tidak akan

pernah


(7)

(8)

vii

PERSETUJUAN ... ii

PERNYATAAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Hasil Penelitian ... 5

BAB II. KAJIAN TEORI A. Kemampuan Musikalitas... 6


(9)

viii

F. Hipotesis Tindakan... 17

BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 18

B. Prosedur Penelitian... 19

C. Subjek Penelitian... 23

D. Teknik Pengumpulan Data... 23

E. Analisis Data ... 25

F. Instrumen Penelitian... 26

G. Kolaborator ... 30

H. Indikator Keberhasilan Tindakan ... 30

I. Validitas Penelitian ... 31

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 34

B. Pembahasan... 62

BAB V. PENUTUP A. Simpulan ... 66

B. Rencana Tindak Lanjut ... 66


(10)

ix

Gambar No. 1 : Penjarian Tangan Kanan dan Kiri... Gambar No. 2 : Tabel Notasi Balok... Gambar No. 3 : Siklus Penelitian... Gambar No. 4 : SoalEar TrainingRitme dan Interval Nada... Gambar No. 5 : SoalEar TrainingMenebak Kualitas Akor dan

Memainkan Potongan Lagu Pendek... Gambar No. 6 : Soal tesEar TrainingRitme Melodi, Interval Nada,

Menebak Kualitas Akor dan Mendengarkan Menirukan Potongan Lagu Pendek... Gambar No. 7 : Soalear trainingRitme dan Interval Nada... Gambar No. 8 : Soal tesEar TrainingRitme Melodi, Interval Nada,

Menebak Kualitas Akor dan Mendengarkan

Menirukan Potongan Lagu Pendek... Gambar No. 9 : Soal tesEar TrainingRitme Melodi, Interval Nada,

Menebak Kualitas Akor dan Mendengarkan

Menirukan Potongan Lagu Pendek... Gambar No. 10 : Instruktur menjelaskan mengenahi latihanear

trainingpada piano... Gambar No. 11 : Instruktur meminta siswa untuk memainkan tangga Nada... Gambar No. 12 : Siswa memainkan materi yang sudah

diperdengarkan oleh instruktur... Gambar No. 13 : Instruktur memberikan tes latihanear trainingdan

siswa diminta untuk memainkannya... 10 11 15 41 45 47 55 58 60 112 112 113 113


(11)

xi

Tabel 01 : Aspek PenilaianEar Training... Tabel 02 : Rubrik Penilaian Ear Training... Tabel 03 : Kategori Nilai Siswa... Tabel 04 : Hasil Penilaian Pre-test Kemampuan Bermain

Piano dengan Ear Training Pra

Siklus... ..

Tabel 05 : Hasil Penilaian Siklus I Kemampuan Bermain Piano dengan Ear Training setelah tindakan siklus I... Tabel 06 : Hasil Penilaian Siklus II Kemampuan Bermain

Piano dengan Ear Training setelah tindakan siklus II...

Tabel 07 : Hasil Penilaian Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II kemampuan Bermain Piano denganEar

Training... Tabel 08 : Tabel Peningkatan NilaI Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II...

9

54

36

48 28

61

63


(12)

xii

Lampiran 2. Surat ijin dari Ketua Jurusan ... 71

Lampiran 3. Surat ijin dari FBS ... 72

Lampiran 4. Surat Validasi Instrumen ... 73

Lampiran 5. RPP siklus I ... 75

Lampiran 6. RPP siklus II ... 79

Lampiran 7. RPP tes siklus I ... 83

Lampiran 8. RPP tes siklus II... 87

Lampiran 9. Pra-siklus ... 91

Lampiran 10. Daftar penilaian tes keterampilan bernyanyi ... 95

Lampiran 11. Hasil wawancara siswa ... 97

Lampiran 12. Dokumentasi kegiatan ... 112


(13)

xiii

Oleh :

Akbar Andrian Syah 11208244011

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan upaya peningkatan bermain piano pada kelas piano pop di Jaya Music Course Ponorogo dengan menggunakan ear training. Permasalahan dalam penelitian ini adalah siswa masih ketergantungan dengan membaca partitur dan kurangnya siswa menggunakanear trainingdalam bermain piano.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam 2 siklus, dimana setiap siklus terdiridariempat tahap yaitu: a) perencanaan, b) implementasi tindakan, c) observasi, dan d) refleksi. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas piano pop di Jaya Music Course Ponorogo sebanyak 15 orang yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Instrumen penilaian yang digunakan dalam penelitian ini telah dikonsultasikan dengan expert agar dapat digunakan untuk mengukur kemampuan musikalitas dengan menggunakan ear training. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas demokratik, hasil, proses, katalitik, dan dialogik. Adapun teknik analisis data dilakukan dengan cara mengolah skor aspek-aspek penilaian yang terdapat dalam penilaian tes praktik meliputi a) menirukan ritmis b) menirukan interval melodi c) ketepatan menebak kualitas akor d) memainkan potongan lagu pendek.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai dan proses pembelajaran piano dengan menggunakan ear training dalam kelas piano pop di Jaya Music Course. Pada pra-siklus nilai rata-rata siswa adalah 63. Dari hasil tes siklus I siswa memperoleh nilai rata-rata 78,87, terjadi peningkatan pra-siklus dan siklus I sebesar 15,87 atau 25%. Pada siklus II siswa memperoleh nilai rata-rata sebesar 82,63 yang mengalami peningkatan 3,96 atau 5%. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan ear training dalam pembelajaran bermain piano dapat meningkatkan kemampuan musikalitas siswa.


(14)

A. Latar Belakang

Perkembangan musik pada masyarakat Indonesia menunjukan minat dan kemajuan yang cukup pesat. Dibuktikan dilihat dari banyaknya ajang pencarian bakat dan kompetisi musik. Dengan adanya hal tersebut, membuat banyak didirikan kursus musik yang kemudian mendapatkan respon positif dari masyarakat.

Jaya Music Course merupakan salah satu lembaga musik non-formal di Ponorogo yang berdiri sejak tahun 2000 dan terletak di jalan Anoman yang berada di tengah kota Ponorogo. Menurut Bapak Jayadi, S.Pd selaku pemilik sekaligus pengelola lembaga ini, yang melatar belakangi berdirinya Jaya Music Course adalah banyaknya minat anak dan remaja untuk belajar bermain musik, sehingga Bapak Jayadi tertarik untuk mendirikan kursus musik untuk sebagai wadah anak dan remaja mempelajari musik dan juga sebagai sarana berbisnis. Tenaga pengajar atau guru di Jaya Music Course mempunyai latar belakang pendidikan musik, diantaranya Rizki Dimas, S.Pd dari UNESA (Universitas Negeri Surabaya) jurusan Sendratasik, Adi lulusan SMKN 2 Kasihan Bantul dan Jayadi S.Pd dari UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) jurusan Pendidikan Seni Musik.

Jaya Music Course merupakan salah satu pendidikan di luar sekolah resmi (non-formal) yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan


(15)

diri siswa. Alasan beberapa orang yang masuk di Jaya Music Course memilih kursus musik karena tidak ada kesempatan lagi mengikuti pendidikan musik formal, faktor biaya belajar, dan dengan kursus musik seseorang lebih terfokus dengan instrumen musik apa yang akan dipelajari.

Siswa yang mengikuti pembelajaran musik di Jayadi Music Course terdiri dari usia anak-anak dan remaja. Pembagian kelas di Jaya Music Course bermacam-macam, mulai dari kelas drum, keyboard, piano, violin, elektrik gitar, elektrik bass, dan kelas band. Dalam pengajaran instrumen, masing-masing diberikan dasar-dasar teori musik seperti membaca notasi, mengenali tangga nada, tanda-tanda ekspresi, aksidental, tempo dan juga teknik-tenik bermain sesuai instrumen yang dipilih.

Dari hasil observasi peneliti di Jaya Music Course, banyak siswa yang berminat untuk mempelajari instrumen piano. Hanya saja masih terdapat masalah dalam proses pembelajaran di kelas piano. Beberapa masalah yang ditemukan pada pembelajaran piano salah satunya adalah siswa diberikan materi lagu, namun siswa tersebut hanya bisa memainkannya sesuai materi lagu yang diberikan tanpa mampu mengembangkannya. Salah satu cara untuk mengembangkannya dengan meningkatkan kemampuan bermain piano anak melalui pelatihanear training.

Selama ini pemahaman siswa mengenai pentingnya memiliki kemampuan ear trainingdalam memainkan instrumen piano masih sangat kurang. Selain itu guru kurang memberikan pelatihan ear training untuk melatih kepekaan anak terhadap akor dan melodi yang menyebabkan masih kurangnya pemahaman siswa mengenai


(16)

akor dan melodi. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan usaha untuk meningkatkan permainan piano anak melaluiear training.

Ear Training adalah latihan kemampuan mendengarkan musik secara sistematis (Kodiyat, 1983:68). Dalam Ear Training terdapat beberapa bentuk pelatihan, yaitu mendengar dan mengingat ritme dengan menirukan ulang ritme yang sama, serta mengingat melodi kemudian menirukan ulang melodi tersebut. Dengan melatih kemampuan melalui ear traning, maka siswa tidak hanya dapat memainkan instrumen piano dengan materi yang telah diberikan oleh pengajar, tetapi siswa bisa mengembangkannya dengan materi lain tanpa bergantung pada materi yang diberikan saat proses pembelajaran di lembaga kursus musik.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti upaya peningkatkan bermain pada kelas piano pop melalui pelatihan ear training di Jaya Music Course Ponorogo.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya kemampuan siswa dalam menggunakan ear training untuk memainkan piano.

2. Guru kurang memberikan pelatihan ear training untuk melatih kepekaan siswa terhadap akor dan melodi.


(17)

3. Masih kurangnya pemahaman siswa mengenai kualitas akor dan melodi.

4. Siswa hanya dapat memainkan piano sesuai materi lagu yang diberikan dan di luar materi yang diberikan siswa masih mengalami kesulitan.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang setelah diuraikan, penulis membatasi masalah mengenai upaya peningkatan kemampuan musikalitas siswa kelas pop menggunakanear trainingdi Jaya Music Course Ponorogo.

D.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah pelatihan ear training dapat meningkatkan kemampuan bermain piano di Jaya Music Course?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk meningkatkan kemampuan musikalitas menggunakanear trainingdi Jaya Music Course.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Dapat memberi pengetahuan mengenai pelatihan piano dengan melalui pelatihanear training.


(18)

b. Dapat digunakan sebagai referensi kajian untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi siswa

1) Siswa menjadi lebih peka dalam mendengarkan komponen musik.

2) Siswa menjadi dapat mengembangkan permainan piano di luar materi yang diberikan oleh lembaga itu sendiri.

b. Manfaat bagi guru

Guru memperoleh pengetahuan dalam pelatihan ear training untuk melatih kepekaan pendengaran siswa dalam bermain musik.

c. Manfaat bagi lembaga

Adanya peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran yang dapat meningkatkan kualitas siswa dan guru sehingga akan meningkatkan kualitas lembaga itu sendiri.


(19)

6 A. Kemampuan Musikal

Kemampuan adalah suatu kapasistas individu untuk melaksanakan tugas dalam pekerjaan, seluruh kemampuan seorang individu pada hakekatnya tersusun dua faktor yaitu kemampuan intelektual dan phisik (Robbins, 2003:52). Seseorang dikatakan mampu apabila dia bisa melakukan apa yang harus dia lakukan.

Anak yang mempunyai kemampuan musikal yang baik bukan berarti memiliki keterampilan bermain musik yang baik pula. Seperti yang dikatakan George dan Hodges (Djohan, 2009:53). bahwa kemampuan musikal adalah kepekaan untuk merespon atau sensitifitas stimuli musikal yang di dalamnya termasuk apresiasi dan pemahaman musik tanpa harus memiliki keterampilan memainkan alat musik. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Hallam (2006:425) yaitu :

Kemampuan musikal dianggap berkaitan dengan kepekaan irama, diikuti oleh kemampuan untuk memahami dan menafsirkan musik, pikiran dan perasaan melalui ekspresi nada, mampu berkomunikasimelalui suara, motivasi untuk terlibat dengan musik, dan mampu berhasil terlibat musik dengan orang lain. Kemampuan musikal menunjuk pada kemampuan bawaan yang melekat pada individu dalam memberikan respons terhadap unsur-unsur musikal (Sumaryanto, 2000: 4). Ada beberapa aspek yang berkembang dalam kemampuan musikal. Menurut Seashore (1919: 11), aspek yang dapat dikembangkan dalam kemampuan musikal yaitu :


(20)

Sense of pitch

Sense of pitchyaitu kepekaan dalam membedakan nada.

Sense of intensity

Sense of intensity yaitu kepekaan dalam membedakan kuat lemahnya nada.

Sense of time

Sense of time yaitu kepekaan dalam membedakan interval nada lebih jauh atau pendek.

Sense of consonance

Sense of consonance yaitu kepekaan dalam harmoni yang terdengar lebih baik atau tidak.

Tonal memory

Tonal memoryyaitu ingatan tentang suara.

Berdasarkan pengertian beberapa para ahli, dapat disimpulkan bahwa kemampuan musikal adalah kepekaan dalam musik yang timbul secara alamiah tanpa harus bisa memainkan alat musik.

Dalam penelitian ini membahas mengenahi kemampuan musikal pada kelas piano pop dengan ear training. sebelum membahas mengenahi piano pop dan ear training alangkah baiknya membahas mengenahi instrumen piano untuk mengetahui lebih detail mengenahi intrumen piano itu sendiri. Di era modern ini masih banyak masyarakat belum bisa membedakan antara piano dan digital piano. Masih banyak anggapan bahwa piano dan digital piano memiliki sistem pengoprasian yang sama. Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan piano dan digital piano:

1. Piano

Pengertian secara umum piano adalah alat musik yang prinsip kerjanya mengggunakan dawai yang dipukul. Piano memproduksi suara dari getaran papan yang volumenya dapat diperkuat atau bisa diatur besar kecilnya suaranya. Piano termasuk alat musik


(21)

instrumental, tetapi piano dapat mengiringi instrumen musik tanpa bantuan iringan alat musik lain (McNeill, 1998:36).

2. Digital Piano

Pengertian digital dalam musik yaitu suatu bunyi yang melibatkan data bit komputer. Digital piano adalah alat yang sistem kerjanya dengan sistem digital yang memunculkan murni suara piano dan sistem digitalnya bekerja menggunakan arus listrik (Case, 2007:369). Kesamaan dari digital piano dengan piano akustik adalah terdapat tuts yang berjumlah 88 dan tuts pianonya menggunakan tipe gradded-hammer atau tuts yang tekanannya berat seperti pada tuts piano akustik yang mengetukkan palu ke senar sehingga terasa berat pada tuts-nya. Banyak orang memilih digital piano sebagai alternatif karena digital piano lebih praktis dalam perawatannya, suara yang dihasilkan oleh piano digital mirip seperti piano akustik pada umumnya dan harganya juga cukup terjangkau.

Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa piano akustik dan digital piano memiliki teknik cara bermain yang sama tetapi hanya berbeda pada pengoprasian alatnya.

Membahas mengenai bermain Piano dengan baik dan benar, seseorang harus memiliki pengetahuan mengenai teknik-teknik dasar bermain piano sebagai berikut:


(22)

1. Posisi bermain piano

Menurut Last (1989:11), posisi bermain piano yang baik adalah : a. Posisi lengan dari siku sampai pergelangan sejajar, seimbang dan

ringan.

b. Jarak antara tempat duduk dengan piano tidak boleh terlalu dekat.

c. Peserta didik yang kakinya belum bisa menyentuh lantai, bisa menggunakan kursi kecil untuk membantu agar kaki tidak menggantung dari kursi.

d. Posisi badan harus tegak dan agak ke depan agar bobot kaki bersandar pada telapak kaki.

2. Penjarian (fingering)

Penjarian (fingering) merupakan hal yang penting dalam bermain piano. Pada saat awal mempelajari instrumen piano, penjarian menjadi teknik dasar bermain piano yang baik dan benar. Menurut Last (1989:81) penjarian yang baik merupakan suatu kebiasaan dan kebiasaan baik atau buruk dibentuk pada awal permulaan pembelajaran piano.


(23)

Gam

Latihan dengan penjarian secara rutin ak piano. Apabila latihan de toneyang baik dan mem

3. Notasi Mus Not dalam wa dalam ara (Mudjilah, 2010: Menur tanda nada nada angka

Tangan kiri: Tangan ka 5 = Jari kelingking 1 = Ibu ja 4 = Jari manis 2 = Jari te 3 = Jari tengah 3 = Jari te 2 = Jari telunjuk 4 = Jari m 1 = Ibu jari 5 = Jari ke

Gambar 1 :Penjarian tangan kanan dan kiri. ngan teknik penjarian penting karena dengan l

n akan melatih kelenturan dan membentuk tangan n dengan teknik penjarian cermat dan tepat, dapat

empermudah dalam permainan piano.

Musik

Notasi musik adalah suatu tinggi rendah nada y waktu. Notasi musik yang menggambarkan be arah horisontal, dan tinggi rendah nada dalam lah, 2010: 5).

enurut Prier (2009:127) 1) notasi balok adalah nda bunyi dimana tinggi nada dilukiskan dalam nada dan nilai (panjangnya) nada diungkapkan da nada. Dan 2) notasi angka dimana dalam tangga

ngka 1 menunjuk pada nada pertama dari tangga n kanan: bu jari i telunjuk i tengah i manis i kelingking

n latihan teknik ngan saat bermain at menghasilkan

da yang berjalan besarnya waktu m arah vertikal

ah istilah untuk lam posisi para n dalam bentuk ga nada mayor ngga nada tersebut


(24)

begi balok penul renda 4. Tempo Menur menyataka sedang, a lambat sam Largo Lento Larghe Adagio Moderat Andant Andant Allegre Allegro Vivace

begitu juga angka selanjutnya. Dalam pengertia balok dan notasi angka, keduanya adalah se penulisan notasi musik untuk mengetahui letak

endahnya nada, dan harga sebuah nada.

Gambar 2 : Tabel notasi balok

4.

enurut Prier (2009: 214) Tempo dalam akan bahwa sebuah lagu harap dinyanyikan de , atau lambat. Berikut penjelasan untuk istilah sampai cepat.

go : sangat lambat (M.M 46-50) nto : lambat (M.M 56-58)

ghetto : tidak selambatlargo(M.M 60-63) Adagio : lambat (M.M 52-54)

oderato : sedang (M.M 96-104) Andante : berjalan teratur (M.M 72-76)

Andantino : lebih cepat dariandante(M.M 80-84) gretto : lebih lambat dariallergo(M.M 108-116) gro : cepat, hidup, gembira (M.M 160-176) ace : hidup, gembira (M.M 160-176)

tian dari notasi sebuah sistem tak nada,

tingi-4.

musik untuk n dengan cepat, h dalam tempo


(25)

Presto : cepat (M.M 184-200)

Jadi pada dasarnya salah satu aspek penting bermain piano adalah tempo, karena pemain piano yang baik harus memperhitungkan keselarasan tempo.

Pada kesimpulannya kemampuan bermain piano adalah kesanggupan seseorang dalam memainkan intrumen piano dengan teknik yang baik dan benar sesuai kapasitas yang dimiliki seseorang itu sendiri.

B. Piano Pop

Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah pada kelas piano pop. Pengertian dari musik pop sendiri adalah sebuah jenis musik dengan karya yang sederhana yang langsung menarik perhatian kebanyakan orang (Mack, 1995:19). Menurut Mack (1995:59) ciri-ciri musik pop gaya teks lagunya mengarah langsung pada emosi-emosi dasar, dengan frase melodi yang sederhana dan cepat dipahami. Menurut Heru (2016:21) piano pop adalah permain instrumen dengan karya-karya modern yang bersifat sederhana dan karya tersebut sangat familiar. Dari bentuk sajian piano pop dapat dipilah menjadi dua (Heru, 2016:23), yaitu :

1. Piano Pop SebagaiPerformance Style

Sajian ini adalah gaya paling umum dari piano pop bagaimana dalamfake book approach, yakni memainkan melodi dengan simbol akor, iringan tidak ditulis detail, dan pianis dituntut untuk mengembangkan permainan tangan kirinya secara mandiri.

2. Piano Pop SebagaiPerformance Genre

Sajian ini adalah lagu pop yang ditata dengan gaya permainan piano klasik. Jadi hanya materi lagunya saja yang adalah lagu pop, namun dimainkan dengan teknik piano klasik. Umumnya lagu ditulis dalam partitur yang lengkap untuk tangan kanan dan kiri secara detail.


(26)

Berarti pada dasarnya piano pop mempelajari materi lagu-lagu yang sudah dikenal semua orang dan lagu-lagu tersebut bersifat sederhana dengan penyajian permainannya yang berbeda-beda.

C. Ear Training

Ear Training adalah melatih pendengaran dalam kegiatan yang bertujuan agar seseorang menjadi lebih peka dalam pendengarannya. Ear Training adalah latihan kemampuan mendengarkan musik secara sistematis (Kodijat, 1983:68). Menurut Pearce (1987:329) perasaan pendengaran ditafsirkan otak sebagai suara yang enak atau tidak enak, hingar-bingar dan musikal. Ear training juga bagian terpenting dalam kegiatan bermusik. Bermain musik tidak hanya melatih membaca notasi tetapi juga melatih pendengaran. Pada kenyataannya banyak orang bermain musik secara otodidak tanpa mengenal notasi.

Melatih pendengaran merupakan bagian terpenting dalam bermain piano permulaan. Pendengaran menuntut penekanan kuat pada kegiatan-kegiatan seperti mendengarkan musik, bernyanyi, berbicara, membaca sajak, bermain peran, kegiatan yang mengkombinasikan penggunaan bunyi dan gerakan tubuh. Musik dapat digunakan dalam berbagai cara, tetapi salah satu yang mutlak adalah adanya keterampilan mendengar (Djohan, 2006:64). Menurut Madaule (2002:84) implikasi klinis dari hubungan antara telinga dan tubuh ini, serta dari efek-efek stimulasi bunyi membantu para musisi untuk memperhalus presisi dan ketangkasan permainan alat musik mereka.


(27)

Menurut Banoe (2013: 93) landasan pembelajaran dasar musik yakni salah satunya adalah kemampuan pendengaran musik, yaitu mampu menirukan lafaz kata-kata dan syair yang didiktekan dengan baik dan benar dengan berbagai kemungkinan aksentuasi dan artikulasi, mampu menirukan nada, interval, dan melodi pendek dengan intonasi yang benar, dan mampu menirukan ritme dan pola ritme yang didiktekan.

Last (1989:52) berpendapat bahwa latihan-latihan pendengaran, tidak bisa selesai dalam waktu beberapa menit, kecuali bila anak memiliki pendengaran yang baik. Kemampuan mendengarkan dapat dikembangkan dengan cara tanpa mengecilkan harapan bagi anak yang pendengarannya kurang baik sekaligus harus menarik bagi anak lain. Dari beberapa pengertian di atas, ear trainingadalah latihan pendengaran yang bertujuan untuk meningkatkan kepekaan seseorang dalam mendengarkan komponen musik. Menurut Last (1989 :52) cara melatih pendengaran antara lain mendengarkan secara kritis, latihan birama dan irama, latihan mendengarkan tinggi–rendahnya nada, dan melatih mendengarkan akor.

1. Mendengarkan secara kritis

Siswa dilatih untuk belajar mendengarkan permainannya sendiri. Kemampuan mendengarkan secara kritis dan cermat harus seluruhnya dikembangkan, meskipun siswa telah mahir dalam memainkan instrumen.

2. Latihan Birama dan Irama

Latihan birama dan irama biasanya dengan menepuk tangan. Latihan dengan birama yang lebih pendek dan secara bertahap diusahakan menjadi lebih panjang.

3. Latihan Mendengarkan Tinggi-Rendahnya Nada

Latihan mendengarkan tinggi-rendahnya nada memiliki kesulitan yang lebih daripada latihan irama. Langkah-langkahnya adalah siswa diminta untuk mendengarkanintervalmelodi, kemudian menirukannya di instrumen piano.

4. Latihan Mendengarkan Akor

Belajar mengenal dan menyanyikan nada yang lebih tinggi atau yang lebih rendah diantara dua nada yang serentak di piano. Siswa


(28)

dalam hal ini akan menemui kesulitan meniru sebuah melodi dengan mendengarkan nada yang lebih tinggi dan juga lebih rendah. Pada permulaan sebaiknya guru memisahkan nada-nada akor, memainkan yang lebih tinggi lalu menonjolkan nada yang lebih rendah. Selanjutnya menambahkan nada ketiga. Dalam penambahan nada ketiga, guru sebaiknya memisahkan nada dalam akor tersebut dan guru memainkan dengan dari nada-nada bawah ke nada atas. Dengan begitu murid akan mengenali trinada berbagai balikannya.

Dalam latihan pendengaran, siswa mengalami kesulitan karena siswa sudah terbiasa dengan latihan membaca notasi. Hal ini dibutuhkan waktu dan latihan yang rutin untuk melatih kepekaan pendengaran siswa dalam bermain musik khususnya pada instrumen piano. Kebiasaan membaca notasi jika tidak diimbangi dengan latihan pendengaran akan terjadi penurunan tingkat kepekaan atau sensitivitas pendengarannya dalam bermain piano dan siswa hanya terfokus pada materi dengan notasi tanpa bisa berkembang di luar materi yang tidak bernotasi.

D. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian oleh Kirana Hilbra Pramaditya dengan judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Bermain Piano Melalui Sight Reading di Gilang Ramadhan Studio Band Surakarta Kelas Piano

Tahun 2014”.Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan bermain Piano siswa di Gilang Ramadhan. Tindakan yang dilakukan meliputi : 1) siswa diberikan pengarahan mengenai teknik bermain piano, 2) memberikan gambaran terhadap materi mengenaiSight Reading, 3) memberikan partiturSight Reading dan


(29)

siswa dilatih dengan partitur Sight Reading. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan dalam bermain piano dengan Sight Reading. Hal ini ditunjukan bahwa terjadi peningkatan bermain piano dari pra siklus ke siklus I, dengan rincian peningkatan skor sebesar 8,75 dan dari siklus I ke siklus II peningkatannya skor sebesar 35. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada metode pembelajaran dan instrumen penelitian yang digunakan.

Penelitian berikutnya yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian oleh Bayu Aris Stiawan dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Ear Training Berbasis E-learning Dalam Pembelajaran Interval Pada Perkuliahan Solfegio Di Jurusan Pendidikan Seni Musik FBS UNY Menggunakan Moodle Open

Source Learning Platform”.Model penelitian Bayu Aris Stiawan menggunakan jenis penelitianResearch and Development yang menghasilkan suatu produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Pada hipotesis dalam penelitian ini adalah mendukung pembelajaran matakuliah solfegio di pendidikan Seni Musik UNY, dengan fokus materi latihan kemampuan pendengaran atau ear training pada pokok bahasan interval. Produk yang dihasilkan berupa perangkat lunak yang di dalamnya terdapat soal-soal latihan interval berupa audio yang dihasilkan secara acak namun terkontrol. Dengan perangkat lunak ini mahasiswa bisa mendengarkan nada yang diberikan lalu diminta untuk mengidentifikasi kualitas interval yang dibunyikan tersebut. Produk perangkat lunak ini dapat di akses oleh dosen dan mahasiswa dimanapun dengan catatan komputer yang digunakan terhubung dengan jaringan


(30)

internet dan dosen langsung dapat melihat hasil latihan yang telah ditempuh oleh mahasiswa.

E. Tindakan yang dilakukan

Kemampuan mendengar sangat penting dimiliki oleh siswa yang belajar bermain musik, khususnya penelitian ini bagi siswa yang bermain piano. Dengan memiliki kemampuan tersebut siswa akan lebih mudah dalam proses belajar bermain piano, karena kemampuan mendengar akan menjadi dasar untuk bermain dengan baik dan anak akan menjadi lebih musikal. Siswa di Jaya Music Course mempunyai masalah dalam kemampuan mendengar dalam pembelajaran piano. Siswa lebih tertarik dengan materi membaca notasi dibandingkan dengan materiear training. Hal ini menyebabkan siswa kurang berkembang dan hanya terfokuskan pada motoriknya yang menyebabkan pendengaran dalam pembelajaran musiknya lemah.

Oleh karena itu perlu cara untuk mengatasi masalah tersebut dengan salah satu cara yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalahear training. Ear training adalah melatih pendengaran dalam kegiatan bermusik yang bertujuan meningkatkan kepekaan pendengaran seseorang. Dengan ear training siswa dapat meningkatkan kepekaan dalam mendengarkan musik dan meningkatkan kemampuan musikal. Agar kemampuan pendengarannya dalam bermain piano meningkat, perlu adanya suatu keseriusan dan ketekunan dari siswa sendiri.


(31)

F. Hipotesis Tindakan

Dari pembahasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwaEar Traing mampu meningkatkan kemampuan musikal siswa di Jaya Music Course.


(32)

1. Jenis Penelitian

Penelitian tentangupaya meningkatkan permainan piano di Jaya Music Course Ponorogo pada kelas piano dengan melalui Ear Training ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila di implementasikan dengan baik dan benar (Kunandar, 2008:41). Menurut Elliott dalam Kunandar (2008:42) penelitian tindakan adalah kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut.

Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah merupakan upaya guru atau praktisi dalam berbagai bentuk kegiatan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran peserta didik dalam sebuah pembelajaran kelas.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jaya Music Course Ponorogo. Alamat lokasi penelitian di jalan Anoman nomor 29A kecamatan Ponorogo. Penelitian ini dilakukan pada 18 April 2016 sampai dengan 4 Juni 2016.


(33)

3. Partisipan Kolaborator

Penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi. Penelitian ini dibantu oleh satu kolaborator yaitu Bapak Jayadi selaku pemilik dan pengajar instrumen piano dalam “Jaya Music Course”. Dalam penelitian ini kolaborator bertugas dalam mengamati proses latihan, memberi masukan selama proses penelitian, mendiskusikan permasalahan, dan selanjutnya menganalisis hasil praktik.

B. Prosedur Penelitian

Tahapan penelitian adalah suatu hal yang terpenting dalam proses penelitian atau menjadi hal utama yang harus diperhatikan dalam proses penelitian. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka diperlukan prosedur penelitian yang telah dirancang untuk memperlancar penelitian. Menurut Kunandar (2008:32) ada empat tahap dalam penelitian tindakan kelas yaitu, 1) Perencanaan, 2) Tindakan, 3) Observasi atau pengamatan, dan 4) refleksi.


(34)

Gambar 3 :Siklus penelitian ( Arikunto, 2008 : 16 )

Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus terdiri dari 4 tahap. Adapun penjelasanya rinci dalam penelitian sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran

Menurut Arikunto (2006 : 98) perencanaan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Perencanaan disusun berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada saat pembelajaran. Perencanaan tindakan ini mengacu pada meningkatkan kemampuan bermain piano yang menjadi pokok permasalahan.Adapun beberapa langkah-langkah perencanaan yang telah disusun, yaitu :


(35)

a) Melakukan rancangan pembelajaran seperti materi dan media pembelajaran

b) Membuat instrumen penilaian untuk tes keterampilan bermain piano

c) Mengidentifikasi masalah melalui tes bermain piano dan aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran

d) Menetapkan waktu pelaksanaan penelitian 2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan deskripsi tindakan yang akan dilakukan, tindakan perbaikan yang akan dikerjakan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan (Kunandar, 2011:35). Pada tahap ini dilakukan implementasi tindakan yang direncanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mengawali dengan latihan teknik dalam bermain piano seperti memainkan tangga nada berserta penjariannya.

b. Instruktur menjelaskan cara bermain piano denganear training. c. Instruktur memberikan materi ear trainingseperti mendengarkan

ritmis, melodi, kualitas akor (mayor-minor), dan lagu pendek dengan menggunakan media laptop dan piano.

d. Siswa diminta mendengarkan dan mencermati ritmis, melodi, kualitas akor (mayor-minor) dan lagu pendek dengan nada dasar C mayor. Setelah itu siswa diminta untuk memainkannya menggunakan instrumen piano.

e. Siswa diminta memainkan materi lagu pendek ear training dengan dua kali kesempatan jika salah dalam memainkannya.


(36)

f. Memberikan review mengenai strategi latihan ear training dan memberikan evaluasi tentang latihanear training.

3. Observasi

Observasi adalah melakukan sebuah proses pengamamatan atau pemantauan suatu objek yang akan diambil laporan dan kesimpulannya. Observasi ini juga untuk pengambilan data suasana belajar dari tindakan yang diberikan. Alat yang digunakan selama pengambilan data seperti wawancara, dokumentasi foto, video, dan cacatan lapangan.

Observasi ini dilakukan pada kelas piano pop di Jaya Music Course Ponorogo untuk mengamati respon subjek penelitian terhadap latihan piano dengan ear training pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kesulitan siswa selama proses tindakan diamati dan dicatat cermat. Hasil observasi menunjukan bahwa siswa belum terbiasa dengan latian ear training dan siswa mengalami kesulitan dalam menebak kualitas akor mayor dan minor.

4. Refleksi

Menurut Arikunto (2006: 99) refleksi merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. Kunandar (2011: 99) menyatakan bahwa refleksi dilakukan melalui tindakan sebagai


(37)

berikut: (a) data yang didapat dianalisis; (b) dalam analisis dapat melibatkan orang luar; dan (c) menarik kesimpulan.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada akhir siklus, selama proses pembelajaran masih terdapat kendala-kendala antara lain adalah sebagian besar siswa masih kesulitan dalam menebak kualitas mayor dan minor.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah benda atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan (Arikunto, 2005:88). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas piano pop di Jaya Music Course.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperoleh ketika proses monitoring dilakukan. Data penelitian digolongkan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari subyek penelitiannya. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain atau kolaborator sehingga peneliti tidak langsung mendapatkan data dari subyek penelitiannya. Penelitian ini menggunakan teknik data sebagai berikut:

1. Tes

Teknik pengumpulan data dengan cara tes berfungsi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran piano dengan ear


(38)

training.Dalam test ini berbentuk praktik memainkan piano dan tes ini dilaksanakan sebelum pemberian tindakan dan sesudah pemberian tindakan pada setiap akhir siklus. Penilaian ini dilakukan oleh peneliti dan kolaborator dengan pedoman penilaian dengan aspek-aspek yang akan di ukur. Aspek-aspeknya antara lain:

a. Ketepatan menirukan ritmis yang sudah didengarkan b. Menirukan interval melodi yang diperdengarkan c. Ketepatan menebak akord (mayor-minor) d. Memainkan lagu pendek

2. Dokumentasi

Studi dokumen dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam penelitian. Dokumen yang diambil berupa arsip foto, arsip video, daftar hadir siswa yang mengikuti kelas piano, dan catatan-catatan yang digunakan sebelumnya untuk sumber data.

3. Observasi

Observasi adalah alat pengumpualan data untuk mengamati dan mencatat data pada waktu dilakukan penelitian. Alat pengumpulan data berupa catatan mengenai gambaran kegiatan secara konkrit kegiatan pembelajaran piano di Jayadi Music Course.

Observasi perlu direncanakan dan juga didasarkan dengan keterbukaan padangan dan pikiran serta bersifat responsif. Observasi


(39)

bertujuan mengamati respon subjek penelitian terhadap pembelajaran piano melalui ear training saat proses pembelajaran berlangsung. Kesulitan dan faktor-faktor penghambat dalam pembelajaran piano melaui ear training akan diamati dan dicatat dengan cermat. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran piano dengan ear trainingkarena belum terbiasa dengan latihanear training.

4. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang lebih mendalam kepada responden. Wawancara berfungsi untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden, pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan yang tidak terstruktur karena tidak menggunakan pedoman pertanyaan, wawancara disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data.

E. Analisis Data

Analisis data merupakan langkah terpenting untuk memperoleh hasil selama penelitian. Data yang diperoleh dari penelitian berupa hasil test yang bertujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan permainan piano di Jayadi Music Course.


(40)

Tahapan ini dilakukan dengan cara mengolah skor atau nilai test praktek bermain piano. Tahapan-tahapan di mulai dari pretest, posttest siklus I dan posttest siklus II. Menurut Arikunto (2007:284) rumus untuk menghitung nilai rata-rata peserta didik adalah :

Keterangan : X = Rata-rata

∑ X = Jumlah seluruh nilai N = Banyak peserta didik

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar penilaian tes kemampuan anak dalam bermain piano. Yang dilihat dalam aspek penilaian berupa a) menirukan ritmis b) menirukan interval melodi c) ketepatan menebak akord (mayor-minor) d) memainkan lagu pendek. Pemberian tes praktik terhadap peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan peserta didik di dalam bermain piano sebelum menerapkan Ear training. Adapun indikatornya pada tabel berikut:


(41)

Tabel 1 :Aspek penilaian

No. Aspek Skor Kategori

1. Menirukan ritmis 25 Sangat baik

20 Baik

15 Kurang

10 Sangat kurang 2. Menirukan Interval melodi 25 Sangat baik

20 Baik

15 Kurang

10 Sangat kurang 3. Ketepatan menebak kualitas

akor

25 Sangat baik

20 Baik

15 Kurang

10 Sangat kurang

4. Memainkan lagu pendek 25 Sangat baik

20 Baik

15 Kurang


(42)

Tabel 2 :Rubrik penilaian

No. Aspek Skor Kategori Kriteria

1. Menirukan ritmis

25 Sangat baik Dapat menirukan ritmis dengan tepat lebih dari ≥ 80%

20 baik Dapat menirukan ritmis dengan tepat antara 60%-79%

15 kurang Dapat menirukan ritmis dengan tepat antara 40%-59%

10 Sangat kurang Dapat menirukan ritmis dengan tepat kurang dari ≤ 39%

2. Menirukan Interval

melodi

25 Sangat baik Dapat menirukan interval melodi dengan tepat lebih dari≥ 80%

20 baik Dapat menirukan interval melodi dengan tepat antara 60% - 79%

15 kurang Dapat menirukan interval melodi dengan tepat antara 40% - 59%

10 Sangat kurang Dapat menirukan interval melodi dengan tepat kurang dari≤ 39%


(43)

3. Ketepatan menebak kualiatas akord

25 Sangat baik Dapat menebak kualitas akord dengan tepat lebih dari ≥ 80%

20 baik Dapat menebak kualitas akord dengan tepat antara 60% - 79%

15 kurang Dapat menebak kualitas akord dengan tepat antara 40% - 59%

10 Sangat kurang Dapat menebak kualitas akord dengan tepat kurang dari ≤ 39%

4. Memainkan lagu pendek

25 Sangat baik Dapat memainkan lagu pendek dengan tepat lebih dari≥ 80%

20 baik Dapat memainkan lagu

pendek dengan tepat antara 60%-79%

15 kurang Dapat memainkan lagu pendek dengan tepat antara 40%-59%

10 Sangat kurang Dapat memainkan lagu pendek dengan tepat kurang dari ≤39%


(44)

G. Kolaborator

Pada penelitian ini secara operasional dilakukan secara kolaborasi. Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi unsur subjektivitas siswa terhadap mutu penelitian. Pada pelaksanaan ini peneliti dibantu oleh seorang kolaborator yaitu Jayadi, S.Pd selaku instruktur piano di Jaya Music Course. Kolaborator bertugas untuk memberikan tes (praktik) terhadap kemampuan bermain piano siswa dengan menggunakan latihan ear training. Kolaborator juga bertugas untuk mengamati proses pembelajaran dengan latihan ear training, mengevaluasi siswa, memberi masukan, menganalisis hasil tes siswa.

H. Indikator Keberhasilan Siswa

Kriteria keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan musikal di Jaya Music Course. Peningkatan kemampuan musikal ditandai dengan meningkatnya nilai hasil penelitian bermain piano dengan latihan Ear Training. Nilai dari hasil evaluasi pretest akan dibandingkan dengan posttest siklus I dan siklus II. Dalam hal ini peneliti mempunyai target nilai 80. Jika siswa telah mencapai nilai minimum 80 maka penelitian ini dikatakan berhasi dan siklus dapat diberhentikan.


(45)

1. 80-100 Sangat Baik

2. 60-79 Baik

3. 40-59 Kurang

4. 20-39 Sangat Kurang

I. Validitas Penelitian

Menurut Kunandar (2008:103) salah satu cara untuk melihat derajat kepercayaan suatu penelitian adalah dengan melihat validitas dan kredibilitas penelitian. Validitas menunjuk derajat keterpercayaan terhadap proses dan hasil PTK. Menurut Kunandar (2008:53) validitas penelitian yang diperlukan guna mencapai keabsahan data penelitian adalah validitas demokratik, hasil, proses, katalitik, dan dialog. Adapun rincian validitas di atas sebagai berikut:

1. Validitas Demokratik

Validitas demokratik dilakukan dengan keterlibatan seluruh subjek. Dalam hal ini adalah peneliti, kolaborator dan siswa kelas piano pop di Jaya Music Course. Dalam validitas demokratik ini peneliti dan kolaborator saling memberi masukan agar proses pembelajaran berjalan secara efektif.


(46)

2. Validitas Hasil

Validitas hasil mengandung konsep bahwa tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran piano dengan ear training di “Jaya Music Course” membawa hasil yang diharapkan. Hasil yang efektif tidak hanya melibatkan solusi masalah tetapi meletakkan kembali pada kerangka sehingga memunculkan pernyataan yang baru sehingga diadakan kembali upaya perbaikan untuk langkah selanjutnya.

3. Validitas Proses

Validitas proses berkenaan mengenai kepercayaan dan kompetensi. Dalam hal ini peneliti dan kolaborator secara terus menerus memberikan kritik kepada diri sendiri dalam situasi yang ada sehingga dapat melihat kekurangan dan segera mengambil upaya untuk memperbaikinya.

4. Validitas Katalitik

Validitas katalitik terkait dengan sejauh mana pemahaman realitas proses pembelajaran berupaya memfokuskan dan mengelola perubahan di dalamnya. Validitas dalam aspek ini ditunjukan oleh catatan dalam jurnal peneliti, pada tahap refleksi akan menunjukan perubahan dalam proses pembelajaran di kelas.


(47)

5. Validitas Dialogik

Validitas dialogik dapat beriringan dengan dengan pemenuhan kriteria demokratik yaitu setelah seseorang mengungkapkan pandangan, pendapat atau gagasannya, selanjutnya akan meminta peserta lain menanggapinya dengan kritis sehingga unsur subjektivitas dalam proses penelitian dan penilaian dapat diminimalisir.


(48)

34 A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Pra Siklus

Pra siklus dilakukan untuk mengetahui hasil dari proses belajar piano sebelum dilakukannya siklus I. Dalam kegiatan pra siklus akan diadakan pre-test untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bermain piano. Pada kegiatan ini siswa diminta untuk mendengarkan dan menirukan materiear training. Hasil penelitian ini akan disajikan dalam persiklus agar memudahkan mengetahui hasil peningkatan kemampuan bermain piano pada Jaya Music Course Ponorogo dengan jelas.Kegiatan pra siklus dilakukan dalam 5 hari, yaitu pada tanggal 18, 19, 20, 21, dan 23 April 2016. Pada tindakan pra siklus, siswa masih banyak yang kurang paham tentang latihan ear training. Oleh karena itu, dilakukan pre-test dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan dalam bermain piano siswa melalui ear training.Penilaian dilakukan oleh dua orang rater yaitu Akbar Andrian Syah dan Jayadi yang sekaligus instruktur piano di Jaya Music Course. Dari hasil evaluasi pre-test,diperoleh hasil pra siklus yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(49)

Tabel 4 : Hasil penilaian Pre-test.

Kemampuan Bermain Piano dengan menggunakan ear trainingsetelah tindakan Pra-siklus.

Nama Rater 1 Rater 2 Rata-rata Keterangan

Responden 1 70 71 70,5 BAIK

Reponden 2 59 65 62 BAIK

Responden 3 58 61 59,5 KURANG

Responden 4 62 61 61,5 BAIK

Responden 5 65 61 63 BAIK

Responden 6 64 65 64,5 BAIK

Responden 7 55 59 57 KURANG

Responden 8 55 58 56,5 KURANG

Responden 9 70 72 71 BAIK

Responden 10 65 63 64 BAIK

Responden 11 53 58 55,5 KURANG

Responden 12 66 68 67 BAIK

Responden 13 64 72 68 BAIK

Responden 14 65 67 66 BAIK

Responden 15 59 59 59 KURANG

Jumlah 945

Min 55,5

Max 71

Rata-rata kelas 63 BAIK

Dari table 4 tersebut dapat dilihat nilai rata-rata kelas yang diperoleh yaitu 63. Itu artinya rata-rata menunjukan “Baik”, tetapi ada 5 dari 15 siswa yang belum memenuhi kriteria keberhasilan tindakan.

2. Siklus I

Dalamtahapini, peneliti merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatu sebelum pelaksanaan penelitian. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan meliputi:

a. Perencanaan Siklus I

Dalam tahap ini, peneliti merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatu sebelum pelaksanaan penelitian. Adapun beberapa langkah-langkah perencanaan yang telah disusun, yaitu :


(50)

1) Menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan silabus yang sudah ditententukan. Dalam proses ini, siswa yang belajar pada kelas privat akan diajarkan tangga nada beserta sistem penjarian dan membaca lagu dengan notasi balok. Setelah siswa latihan membaca lagu dengan notasi balok, siswa diberikan materiear training.

2) Mengidentifikasi masalah melalui hasil tes pada prasiklus. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, siswa masih mengalami kendala mengenai kepekaan dalam mendengarkan komponen musik yang meliputi mendengarkan dan menirukan ritme, interval, kord, dan potongan lagu pendek dalam piano. Peneliti mencoba memberikan materi dengan latihan ear training, dimana siswa belum pernah mendapatkan latihan ini sebelumnya.

3) Menyiapkan instrument penilaian tes bermain piano melalui latihanear training yang telah dikonsultasikan dengan expert yaitu Dra. Ike Kusumawati Wibowo dan Panca Putri Rusdewanti M.Pd yang merupakan akademisi dan praktisi di bidang musik.

4) Mendiskusikan alternatife tindakan yang akan dilakukan bersama pelatih dan selanjutnya menganalisis hasil praktik.


(51)

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 25 April - 14 Mei 2016. Pada kegiatan ini instruktur melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana kegiatan yang sudah dipersiapkan. Selama pembelajaran peneliti dibantu oleh kolaborator yang akan membantu mengamati dan menilai proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah tindakan sebagai berikut :

1) Pertemuan pertama siklus I a) Kegiatan awal

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 25, 26, 27, 28, dan 30 April 2016. Pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan dalam satu kali pertemuan untuk setiap siswa. Dalam tahap ini instruktur mengawali pertemuan dengan membuka kegiatan pembelajaran dengan salam, menanyakan kabar siswa, dan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Instruktur memberikan gambaran kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan ini.

b) Kegiatan inti

Pada tahap ini instruktur menjelaskan mengenai materi pembelajaran pada pertemuan pertama pada siklus


(52)

I. Pada awal pembelajaran instruktur menginstruksikan siswa memainkan tangga nada dengan teknik penjarian. Selanjutnya siswa belajar mengenai materiear training.

Instruktur menjelaskan kepada siswa bahwa ear training adalah melatih pendengaran dalam kegiatan yang bertujuan agar seseorang menjadi lebih peka dalam pendengarannya dalam bermusik. Dalam pertemuan pertama instruktur memberikan materi latihan ear training mengenai mendengarkan menirukan ritme dan interval nada pada piano. Siswa disarankan untuk mendengarkan dengan fokus dan memperhatikan materi tersebut. Hal ini dimaksudkan agar siswa bisa lebih teliti dalammendengarkan dan menirukan materi. Setelah siswa siap, siswa diminta menirukan materi dengan piano.

Selanjutnya instruktur memberikan materi ear training kepada siswa dan langsung memperdengarkannya kepada siswa. Pada tahap awal, instruktur memberikan materi mengenai latihan ritme melodi. Instruktur memainkan ritme melodi pada piano dan siswa di minta untuk mendengarkan ritme tersebut tanpa siswa melihat instruktur memainkan ritme melodi tersebut. Pada awal


(53)

siswa diberikan ritme melodi 1 birama dalam birama 4/4 dan siswa menirukannya atau memainkannya pada piano, kemudian ditambah menjadi 2 birama sampai 4 birama. Setelah latihan ritme melodi, kemudian instruktur memberikan materi mengenai interval nada. Dalam materi interval nada, peneliti hanya memberikan jangkauan interval kuint(do-sol) dikarenakan siswa masih belum menguasai materi interval nada, oleh karena itu peneliti memberikan jangkauan intervalkuint(do-sol).

Pada setiap pertemuan diberikan 2 materi soal ear training sebagai latihan. Instruktur menginstrukturkan siswa untuk mendengarkan materi yang diulang 2 kali, dan kemudian siswa diminta memainkan pada piano materi yang sudah diperdengarkan dengan 2 kali kesempatan. Berikut contoh soal materi latihanear trainingritme melodi dan interval nada.


(54)

c) Kegiatan penutup

Instruktur mengevaluasi hasil latihan ear trainingsiswa yangtelah dilaksanakan. Instruktur mengemukakan kekurangan siswa saat berlatih ear training yaitu dalam mendengarkan materi siswa sering tidak fokus, siswa masih banyak melakukan kesalahan dalam menirukan dan memainkan materi ear training, dan siswa meminta instruktur untuk mengulang-ulang materi. Instruktur menugaskan kepada siswa untuk belajar latihan ear training dan meminta siswa lebih mendengarkan dengan cermat. Sebelum meninggalkan kelas, instruktur mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.

2) Pertemuan kedua siklus I a) Kegiatan awal

Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 2, 3, 4, 5, dan 7 Mei 2016. Pembelajaran pada pertemuan kedua dilaksanakan dalam satu kali pertemuan untuk setiap siswa. Dalam tahap ini, kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan kegiatan pada pertemuan pertama akan tetapi materi yang diberikan berbeda dengan pertemuan pertama. Instruktur mengawali pertemuan dengan membuka


(55)

kegiatan pembelajaran dengan salam, menanyakan kabar siswa, dan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Instruktur memberikan gambaran kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan ini.

b) Kegiatan inti

Pada tahap ini instruktur menjelaskan mengenai materi pembelajaran pada pertemuan kedua pada siklus I. Pada awal pembelajaran instruktur menginstruksikan siswa memainkan tangga dengan teknik penjariannya. Selanjutnya siswa belajar mengenai materi ear training.

Instruktur menjelaskan kembali kepada siswa mengenai pengertian ear training. Dalam pertemuan kedua ini instruktur memberikan materi latihan ear trainingmengenai menebak kualitas akor Mayor-minor dan mendengarkan memainkan potongan lagu pendek pada piano. Siswa disarankan untuk mendengarkan dengan fokus dan memperhatikan. Hal ini dimaksudkan agar siswa bisa lebih teliti dalam mendengarkan dan menirukan materi. Setelah siswa siap mengikuti


(56)

pembelajaran, siswa diminta menirukan materi dengan piano.

Selanjutnya instruktur memberikan materi ear training kepada siswa dan langsung memperdengarkannya kepada siswa. Pada tahap awal, instruktur memberikan materi mengenai latihan menebak kualitas akor. Instruktur memperdengarkan dan menjelaskan mengenai 2 kualitas akor yaitu Mayor dan minor. Kemudian Instruktur memainkan akor pada piano dan siswa diminta untuk mendengarkan dan menebak kualitas akor tersebut tanpa siswa melihat instruktur memainkan akor tersebut. Selanjutnya setelah siswa berlatih mengenai kualitas akor, instruktur memberikan materi potongan lagu pendek. Lagu pendek ini terdiri dari 4 birama. Instruktur menginstruksikan kepada siswa untuk mendengarkan dan mencermati potongan lagu pendek tersebut.

Dalam tahap latihan mendengarkan dan menirukan lagu pendek ini, instruktur memainkan potongan lagu tersebut 1 birama dahulu, lalu siswa menirukan potongan lagu tersebut. Kemudian instruktur menambahkan birama menjadi 2 birama, 3 birama, dan


(57)

sampai 4 birama. Kemudian siswa di minta untuk memainkan dari birama 1 sampai birama 4 dengan satu rangkaian. Berikut contoh soal ear training latihan menebak kualitas akor Mayor – minor dan memainkan potongan lagu pendek.

Gambar 5 :Soalear training.

Menebak kualitas akor dan memainkan potongan lagu pendek. c) Kegiatan penutup

Instruktur mengevaluasi hasil latihan ear training siswa yang telah dilaksanakan pada pertemuan kedua ini. Instruktur mengemukakan kekurangan siswa saat berlatih ear training yaitu siswa masih susah untuk mendengarkan dengan fokus, pada materi mendengarkan dan menebak kualitas akor siswa masih susah dalam membedakan mayor dan minor, dan pada materi mendengarkan potongan lagu pendek siswa


(58)

masih kurang cermat dalam menirukannya. Kemudian instruktur menugaskan kepadasiswa untuk belajar latihan ear training dan meminta siswa lebih mendengarkan dengan cermat. Sebelum meninggalkan kelas, instruktur mengakhiri pembelajaran denganmengucap salam.

3) Pertemuan ketiga siklus I

Pada pertemuan ketiga ini instruktur mengadakan tes akhir siklus 1. Tes siklus 1 ini dilaksanakan pada tanggal 9, 10, 11, 12, dan 14 Mei 2016. Tes ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan latihan ear training. Sebelum mengawali proses pembelajaran, instruktur mengucapkan salam, menanyakan kabar, dan menanyakan kesiapan siswa mengikuti proses pembelajaran. Setelah siswa siap mengikuti pembelajaran, instruktur menjelaskan kepada siswa mengenahi penilaian tes yang akan dilakukan.

Indikator penilaian ear training adalah mendengarkan dan menirukan ritme melodi, interval nada, menebak kualitas akor, dan medengarkan dan menirukan potongan lagu pendek. Pada tes siklus I, jika siswa tepat dan cermat


(59)

dalam menirukan materi ear training yang sudah diperdengarkan oleh instruktur, maka siswa akan

mendapatkan nilai maksimal. Berikut soal tes siklus I :

Gambar 6 :Soal Tes Ear Training.

Ritme Melodi, Interval Nada, Menebak Kualitas Akor dan Mendengarkan menirukan Potongan Lagu Pendek.

c. Hasil Observasi Siklus I

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I, pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 sampai pertemuan 3 sudah terlaksana kurang maksimal dan masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan lagi. Misalnya seperti kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran masih sangat kurang sehingga waktu untuk pembelajaran terbuang cukup


(60)

banyak, siswa sering tidak fokus dalam latianear training,dan siswa masih lemah dalam materi ear training mengenai menebak kualitas akor Mayor-minor. Dalam siklus I mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan pembelajaran ear training dibandingkan pra siklus yang sama sekali tidak dilakukannya tindakan pembelajaranear training. berikut hasil tes pada siklus

Tabel 5 :Hasil penilaian Siklus I

Kemampuan Bermain Piano dengan menggunakanEar Training setelah tindakan Siklus I.

Nama Rater 1 Rater 2 Rata-rata Keterangan Responden 1 79 80 79,5 BAIK

Reponden 2 80 80 80 SANGAT BAIK Responden 3 76 78 77 BAIK Responden 4 80 80 80 SANGAT BAIK Responden 5 78 81 79,5 BAIK Responden 6 82 79 80,5 SANGAT BAIK Responden 7 78 78 78 BAIK Responden 8 74 78 76 BAIK Responden 9 80 81 80,5 SANGAT BAIK Responden 10 79 79 79 BAIK Responden 11 83 80 81,5 SANGAT BAIK Responden 12 79 82 80,5 SANGAT BAIK Responden 13 77 77 77 BAIK Responden 14 77 76 76,5 BAIK Responden 15 78 77 77,5 BAIK

Jumlah 1183 Min 76 Max 81,5


(61)

Dari table 5 diatas dapat dilihat nilai rata-rata kelas yang diperoleh yaitu 78,86. Dengan nilai 78,86 dalam kategori BAIK.

d. Refleksi siklus I

Proses pembelajaran piano melalui latihanear trainingdi Jaya Music Course Ponorogo berjalan secara baik ditunjukan pada hasil peningkatan nilai pada prasiklus ke siklus I. pada siklus I dalam pembelajaran menirukan ritme dan menirukan interval melodi siswa rata-rata mendapatkan nilai tertinggi, tetapi masih ada juga kendala dalam proses pembelajarannya. Beberapa kendala tersebut antara lain :

1) Kedisplinan siswa dalam proses pembelajaran masih sangat kurang sehingga waktu latian banyak yang terbuang.

2) Siswa sering tidak fokus pada waktu materi ear training diperdengarkan oleh instruktur.

3) Dalam materi mendengarkan lalu menirukan potongan lagu pendek pada piano, masih harus di ulang-ulang agar siswa bisa paham dengan potongan lagu pendek tersebut. 4) Siswa masih kesulitan untuk membedakan kualitas akor

Mayor-minor

5) Dalam memainkan piano siswa masih seringblankkarena siswa kurang berkonsetrasi.


(62)

Dari hasil refleksi di atas, maka perlu dilaksanakan siklus II .Adapun pelaksanaan siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi siklus I dengan membuat perencanaan tindakan yang lebih matang.

3. Siklus II

Kegiatan yang dilakukan pada siklus II yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pada dasarnya kegiatan siklus II hampir sama dengan kegiatan pada siklus I, hanya saja ada perbedaan pada materi yang diajarkan. Dalam siklus ini, peneliti mencoba untuk melanjutkan penelitian setelah melihat hasil siklus I sebagai acuan yang dirasa masih harus diberikan perbaikan dari kendala siklus I.

a. Perencanaan

Setelah melaksanakan serangkaian kegiatan pada siklus I, peneliti dankolaborator melakukan diskusi untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II. Berikut langkah-langkah yang akan dilakukan :

1) Menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan silabus yang sudah ditententukan. Dalam proses ini, siswa yang belajar pada kelas privat akan diajarkan tangga nada beserta sistem penjarian dan membaca lagu dengan notasi balok. Setelah siswa latihan membaca lagu dengan notasi balok, siswa diberikan materiear training.


(63)

2) Mengidentifikasi masalah melalui hasil tes pada siklus I. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, siswa masih mengalami kendala mengenai kepekaan dalam mendengarkan komponen musik yang meliputi mendengarkan dan menirukan ritme, interval, kord, dan potongan lagu pendek dalam piano. Peneliti memberikan materi dengan latihanear training.

3) Menyiapkan instrument penilaian tes bermain piano melalui latihan ear training yang telah dikonsultasikan dengan expert yaitu Dra. Ike Kusumawati Wibowo dan Panca Putri Rusdewanti M.Pd yang merupakan akademisi dan praktisi di bidang musik.

4) Mendiskusikan alternatife tindakan yang akan dilakukan bersama pelatih dan selanjutnya menganalisis hasil praktik. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 16 Mei - 4 Juni 2016. Pada kegiatan ini instruktur melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana kegiatan yang sudah dipersiapkan seperti pelaksanaan tindakan sebelumnya. Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah tindakan sebagai berikut :


(64)

1) Pertemuan pertama siklus II a) Kegiatan awal

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 16, 17, 18, 19, dan 21 Mei 2016. Pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan dalam satu kali pertemuan untuk setiap siswa. Dalam tahap ini instruktur mengawali pertemuan dengan membuka kegiatan pembelajaran dengan salam, menanyakan kabar siswa, dan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Instruktur memberikan gambaran kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan ini.

b) Kegiatan inti

Pada tahap ini instruktur menjelaskan mengenai materi pembelajaran pada pertemuan pertama pada siklus II. Pada awal pembelajaran instruktur menginstruksikan siswa memainkan tangga dengan teknik penjarian. Selanjutnya siswa belajar mengenai materi ear training.

Instruktur menjelaskan kembali kepada siswa mengenahi tata cara latihan ear training sama dengan


(65)

yang dilakukan pertemuan sebelumnya pada siklus I. Dalam pertemuan pertama pada siklus II instruktur menjelaskan bahwa materi pada siklus II hampir sama dengan siklus I, akan tetapi materi pada siklus II ini berbeda pada tingkat kesulitannya. Pada pertemuan pertama instruktur memberikan materi latihan ear training mengenai mendengarkan menirukan ritme dan interval nada pada piano. Siswa disarankan untuk mendengarkan dengan fokus dan memperhatikan. Hal ini dimaksudkan agar siswa bisa lebih teliti dalammendengarkan dan menirukan materi. Setelah siap, siswa diminta menirukan materi ear training dengan piano.

Selanjutnya instruktur memberikan materi ear training kepada siswa dan langsung memperdengarkannya kepada siswa. Pada tahap awal, instruktur memberikan materi mengenai latihan ritme melodi. Instruktur memainkan ritme melodi pada piano dan siswa di minta untuk mendengarkan ritme tersebut tanpa siswa melihat instruktur memainkan ritme melodi tersebut. Pada pertemuan awal, siswa diberikan ritme melodi 1 birama dalam birama 4/4 dan siswa


(66)

menirukannya atau memainkannnya pada piano, kemudian ditambah menjadi 2 birama sampai dengan 3 birama. Setelah latihan ritme melodi, kemudian instruktur memberikan materi mengenai interval nada. Dalam materi interval nada, peneliti hanya memberikan jangkauan interval kuint(do-sol) dikarenakan siswa masih belum menguasai materi interval nada, oleh karena itu peneliti memberikan jangkauan intervalkuint (do-sol).

Pada setiap pertemuan diberikan 2 materi soal ear training sebagai latihan. Instruktur menginstruksikan siswa untuk mendengarkan materi yang dimainkan instruktur pada piano dalam 2 kali, dan kemudian siswa diminta memainkan pada piano materi yang sudah diperdengarkan dengan 2 kali kesempatan. Berikut contoh soal materi latihan ear trainingritme melodi dan interval nada.


(67)

Gambar 7 :soal latihanear trainingritme melodi dan interval nada.

c) Kegiatan penutup

Instruktur mengevaluasi hasil latihan ear trainingsiswa yangtelah dilaksanakan. Instruktur mengemukakan kekurangan siswa saatberlatih ear trainingyaitu dalam mendengarkan materi siswa sering tidak fokus dan siswa meminta instruktur untuk mengulang-ulang materi. Instruktur menugaskan kepadasiswa untuk belajar latihan ear training dan meminta siswa mendengarkan dengan lebih cermat. Sebelummeninggalkan kelas, instruktur mengakhiri pembelajaran denganmengucapkan salam.

2) Pertemuan kedua siklus II a) Kegiatan awal

Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 23, 24, 25, 26, dan 28 Mei 2016. Pembelajaran pada pertemuan


(68)

kedua dilaksanakan dalam satu kali pertemuan untuk setiap siswa. Dalam tahap ini, kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan kegiatan pada pertemuan pertama akan tetapi materi yang diberikan berbeda dengan pertemuan pertama. Instruktur mengawali pertemuan dengan membuka kegiatan pembelajaran dengan salam, menanyakan kabar siswa, dan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Instruktur memberikan gambaran kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan ini.

b) Kegiatan inti

Pada tahap ini instruktur menjelaskan mengenai materi pembelajaran pada pertemuan kedua pada siklus II. Pada awal pembelajaran instruktur menginstruksikan siswa memainkan tangga dengan teknik penjarian. Selanjutnya siswa belajar mengenai materiear training.

Instruktur menjelaskan kembali kepada siswa mengenai pengertian ear training. Dalam pertemuan kedua ini instruktur memberikan materi latihan ear training mengenai menebak kualitas akor Mayor-minor dan mendengarkan memainkan potongan lagu pendek pada piano. Siswa disarankan untuk mendengarkan dengan fokus dan memperhatikan. Hal ini dimaksudkan agar siswa bisa lebih teliti dalammendengarkan dan


(69)

menirukan materi. Setelah siap, siswa diminta menirukan materi dengan piano.

Selanjutnya instruktur memberikan materiear trainingkepada siswa dan langsung memperdengarkannya kepada siswa. Pada tahap awal, instruktur memberikan materi mengenai latihan menebak kualitas akor. Instruktur memperdengarkan dan menjelaskan mengenahi 2 kualitas akor yaitu Mayor dan minor. Kemudian Instruktur memainkan akor pada piano dan siswa diminta untuk mendengarkan dan menebak kualitas akor tersebut tanpa siswa melihat instruktur memainkan akor tersebut. Selanjutnya setelah siswa berlatih mengenai kualitas akor, instruktur memberikan materi potongan lagu pendek. Lagu pendek ini terdiri dari 4 birama. Instruktur menginstruksikan kepada siswa untuk mendengarkan dan mencermati potongan lagu pendek tersebut. Dalam tahap latihan mendengarkan dan menirukan lagu pendek ini, instruktur memainkan potongan lagu tersebut 1 birama dahulu, lalu siswa menirukan potongan lagu tersebut. Kemudian instruktur menambahkan birama menjadi 2 birama, 3 birama, dan sampai 4 birama. Kemudian siswa di minta untuk memainkan dari birama 1 sampai birama 4 dengan satu rangkaian. Berikut contoh soal ear training latihan menebak kualitas akor Mayor – minor dan memainkan potongan lagu pendek.


(70)

Gambar 8 :Soal latihanear trainingmenebak akor dan menirukan potongan lagu pendek.

c) Kegiatan penutup

Instruktur mengevaluasi hasil latihan ear trainingsiswa yangtelah dilaksanakan pada pertemuan kedua ini pada siklus II. Instruktur mengemukakan kekurangan siswa saatberlatih ear trainingyaitu siswa masih mengalami kesulitan untuk mendengarkan dengan fokus, pada materi mendengarkan dan menebak kualitas akor siswa mengalami kesulitan dalam membedakan Mayor dan minor, dan pada materi mendengarkan potongan lagu pendek siswa masih kurang cermat dalam menirukannya. Kemudian instruktur menugaskan kepadasiswa untuk belajar latihan ear training dan meminta siswa lebih mendengarkan dengan cermat. Sebelum meninggalkan kelas, instruktur mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.


(71)

3) Pertemuan ketiga

Pada pertemuan ketiga ini instruktur mengadakan tes akhir siklus 1. Tes siklus 1 ini dilaksanakan pada tanggal 30, 31 Mei, 1 Juni, 2 Juni, dan 4 Juni 2016. Tes ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan latihanear training. Sebelum mengawali proses pembelajaran, instruktur mengucapkan salam, menanyakan kabar, dan menanyakan kesiapan siswa mengikuti proses pembelajaran. Setelah siswa siap mengikuti pembelajaran, instruktur menjelaskan kepada siswa mengenahi penilaian tes yang akan dilakukan.

Indikator penilaianear training sama dengan penilaian pada test siklus I adalah mendengarkan dan menirukan ritme melodi, interval nada, menebak kualitas akor, dan medengarkan dan menirukan potongan lagu pendek. Pada tes siklus II, jika siswa tepat dan cermat dalam menirukan materi ear training yang sudah diperdengarkan oleh instruktur, maka siswa akan mendapatkan nilai maksimal. Berikut soal tes siklus II :


(72)

Gambar 9 :Soal tesear trainingritme melodi, interval nada, menebak kualitas akor dan mendengarkan menirukan potongan lagu pendek.

c. Hasil Observasi Siklus II

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus II, pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 sampai pertemuan 3 sudah terlaksana cukupbaik. Dalam pembelajaran sebagian siswa sudah displin dalam kedatangannya untuk mengikuti pembelajaranear training, siswa cukup antusias dalam mengikuti pembelajarannya,siswa mulai fokus dalam mendengarkan materi ear training, namun siswa masih lemah dalam materi ear training mengenai menebak kualitas akor Mayor-minor. Tetapi dalam siklus II mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan pembelajaranear trainingpada siklus II. berikut hasil tes pada siklus II :


(73)

Tabel 6 :Hasil Penilaian Siklus II Kemampuan Bermain Piano dengan menggunakanear trainingsetelah tindakan siklus II.

Nama Rater 1 Rater 2 Rata-rata Keterangan

Responden 1 78 81 79,5 BAIK

Reponden 2 77 80 78,5 BAIK

Responden 3 80 89 84,5 SANGAT BAIK Responden 4 82 86 84 SANGAT BAIK Responden 5 83 86 84,5 SANGAT BAIK

Responden 6 78 80 79 BAIK

Responden 7 78 80 79 BAIK

Responden 8 80 92 86 SANGAT BAIK Responden 9 81 89 85 SANGAT BAIK

Responden 10 78 81 79,5 BAIK

Responden 11 80 87 83,5 SANGAT BAIK Responden 12 83 86 84,5 SANGAT BAIK

Responden 13 78 80 79 BAIK

Responden 14 81 89 85 SANGAT BAIK Responden 15 86 90 88 SANGAT BAIK

Jumlah 1239,5

Min 78,5

Max 88

Rata-rata kelas 82,63 SANGAT BAIK

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus II,pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1 hingga pertemuan 3 sudahterlaksana dengan baik. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi yangselama proses pembelajaran mengalami peningkatan yang ditunjukan oleh hasil evaluasi belajar siswa pada siklus II yang memiliki nilai rata-rata 82,63. Nilai rata-rata 82,63 masuk dalam kategori “SANGAT BAIK”.

d. Refleksi Siklus II

Setelah selesai tindakan sampai akhir siklus, peneliti dan kolaborator mendiskusikan hasil pembelajaran. Berdasarkan hasil tes


(74)

pada siklus II, pembelajaran sudah sesuai dengan perencanaan. Siswa kelas piano pop di Jaya Music course mengalami peningkatan pada permainan piano dengan latihan ear training yang dimulai dari Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II. Dalam proses pembelajaran siklus II masih ditemukan kendala saat melaksanakan pembelajaran piano dengan latihan ear training, yaitu ada 6 siswa yang belum mencapai nilai sempurna dalam indikator mendengarkan dan menebak kualitas akor Mayor-minor.

Dari hasil siklus ini, didapat semua responden telah mencapai criteria keberhasilan tindakan. Adapun hasil test siswa bermain piano dengan melalui latihanear trainingyang dimulai dari pra siklus, siklus I, dan siklus II pada tabel berikut ini.

Tabel 7 :Hasil Penilaian pra siklus, siklus I, dan siklus II Kemampuan Bermain Piano dengan menggunakanear training.

Nama

PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

Rata-rata Keterangan Rata-rata Keterangan Rata-rata Keterangan

Responden 1 70,5 BAIK 79,5 BAIK 79,5 BAIK

Reponden 2 62 BAIK 80 SANGAT BAIK 78,5 BAIK

Responden 3 59,5 KURANG 77 BAIK 84,5 SANGAT BAIK

Responden 4 61,5 BAIK 80 SANGAT BAIK 84 SANGAT BAIK

Responden 5 63 BAIK 79,5 BAIK 84,5 SANGAT BAIK

Responden 6 64,5 BAIK 80,5 SANGAT BAIK 79 BAIK

Responden 7 57 KURANG 78 BAIK 79 BAIK

Responden 8 56,5 KURANG 76 BAIK 86 SANGAT BAIK

Responden 9 71 BAIK 80,5 SANGAT BAIK 85 SANGAT BAIK

Responden 10 64 BAIK 79 BAIK 79,5 BAIK

Responden 11 55,5 KURANG 81,5 SANGAT BAIK 83,5 SANGAT BAIK Responden 12 67 BAIK 80,5 SANGAT BAIK 84,5 SANGAT BAIK


(75)

Responden 13 68 BAIK 77 BAIK 79 BAIK

Responden 14 66 BAIK 76,5 BAIK 85 SANGAT BAIK

Responden 15 59 KURANG 77,5 BAIK 88 SANGAT BAIK

Jumlah 945 1183 1239,5

Rata-rata

kelas 63 BAIK 78.87 BAIK 82,63 SANGAT BAIK

Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pada masing-masing siklus meningkat. Antara hasil tes pra siklus dan siklus I dan antara hasil tes siklus I dan siklus II. Untuk melihat lebih jelas peningkatannya setiap siklus digambarkan dengan grafik peningkatan berikut ini.

Tabel 8 :Tabel peningkatan nilai pra siklus, siklus I, dan siklus II.

DATA PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

NILAI RATA RATA 63 78,87 82,63

NILAI TERENDAH 55,5 76 78,5

NILAI TERTINGGI 71 81,5 88

Jika dihitung dalam prosentase peningkatannya , maka digunakan rumus (Sukardi, 2008: 146)


(76)

Dari perhitungan diatas diperoleh peningkatan persiklus, yaitu pra siklus ke siklus I terjadi peningkatan sebesar 25 % dan siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 5 %.

B. Pembahasan

Pembelajaran piano dengan melalui latihan ear training di Jaya Music Course Ponorogo dapat meningkatkan kemampuan musikal siswa. Dapat dilihat dari hasil penelitian yang sudah dilaksanakan. Sebelum dilakukannya proses penelitian, siswa di Jaya Music Course mengalami kesulitan dalam kemampuan mendengarkan komponen musik. siswa mengalami kesulitan dalam mendengarkan musik karena kurangnya pemahaman siswa terhadap ear training dan di Jaya Music Course tidak memberikan pembelajaran tentang latihanear training.

Dari hasil wawancara dengan siswa di Jaya Music Course, siswa mengalami kesulitan mendengarkan komponen musik dikarenakan siswa tidak berbiasa dengan latihan mendengarkan, belum paham mengenahi bagaimana langkah-langkah latihan ear training dan manfaat latihan ear training. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian tindakan untuk mengatasi masalah siswa terhadap kemampuan mendengarkan komponen musik.

Tindakan pertama yang dilakukan adalah melakukan tindakan pra siklus ataupre-test. Dalam tindakan pra siklus ini siswa diberi test materiear training tanpa diberi latihan ear training terlebih dahulu, tujuannya untuk mengetahui


(77)

seberapa kemampuan siswa mendengarkan komponen musik. Materi ear training yang diberikan kepada siswa meliputi mendengarkan dan menirukan ritme melodi, interval nada, menebak kualitas akor Mayor-minor, dan mendengarkan dan menirukan potongan lagu pendek 4 birama. Dari hasil pre-test tersebut, ada 5 siswa yang masih kesusahan mengikuti pre-test mengenahi ear training tersebut dan mendapatkan kategori nilai “KURANG”. Tetapi sebagaian siswa sudah mendapatkan nilai dengan kategori “BAIK”. Rata-rata nilai siswa pada pra siklus adalah 63, pada pre-test siswa mendapatkan nilai rata-rata baik pada indikator menirukan ritme dan menirukan interval melodi. Hanya saja siswa masih lemah dalam menebak kualitas akor dan menirukan lagu pendek anak yang rata-rata siswa memiliki nilai yang cukup rendah. nilai persiswa harus ditingkatkan lagi pada tindakan siklus I dan siklus II agar semakin baik kemampuan bermain pianonya.

Tindakan kedua yang dilakukan adalah siklus I. Dalam tindakan siklus I dilakukan dalam 3 pertemuan setiap siswa. Sebelum mengawali materi ear training,siswa diberikan materi latihan teknik tangga nada setiap pertemuannya pada setiap siklusnya. Tujuan diberikannya latihan tangga nada sebagai proses wharming-up sebelum memainkan piano dan juga untuk melatih posisi jari dengan tepat ketika memainkan piano. Fungsi tangga nada dalam latian ear trainingadalah untuk mengetahui setiap interval nada dan interval nada juga termasuk dalam latihanear training.


(78)

Pertemuan pertama siswa diberi pelatihan materi ear training dengan mengenahi mendengarkan ritme melodi dan interval nada lalu menirukan materi tersebut pada piano. Lalu pertemuan kedua siswa diberikan materi mengenai bagaimana menebak kualitas akor dan mendengarkan lagu pendek 4 birama lalu menirukan materi tersebut pada piano. Selanjutnya pada pertemuan ke 3 dilakukan test untuk mengetahui hasil pembelajaran pada siklus I. Pada siklus II ini diperoleh nilai rata-rata keseluruhan siswa adalah 78,87. Siswa mendapatkan nilai tinggi pada indikator menirukan ritme, menirukkan interval melodi, dan menirukan potongan lagu pendek. Pada indikator menebak kualitas akor rata-rata siswa belum mendapatkan nilai yang baik. Ada beberapa siswa yang mendapatkan dibawah standart. Nilai 78,87 termasuk dalam kategori baik. Ini menunjukan sudah terjadi peningkatan nilai siswa dari pra siklus ke siklus I sebesar 25%. Dengan nilai 78,87 sebenarnya nilai tersebut sudah mencukupi kriteria ketuntasan minimal dan tindakan persiklus tidak perlu diteruskan cukup berhenti pada siklus I, namun peneliti mempunyai target nilai dalam penelitian ini adalah diatas 80.

Tindakan ketiga yang dilakukan adalah melukukan tindakan siklus II. Kegiatan tindakan siklus II ini sama dengan kegiatan siklus I hanya berbeda pada materi yang diberikan oleh peneliti. Materi yang diberikan pada pertemuan pertama adalah mendengarkan dan menirukan ritme melodi dan interval nada pada piano. Lalu kegiatan yang kedua menebak kualitas akor Mayor-minor dan mendengarkan potongan lagu pendek 4 birama lalu


(79)

menirukan pada piano. Dari hasil tindakan siklus II, nilai rata siswa adalah 82,63. Nilai rata-rata 82,63 pada siklus II ini masuk dalam kategori “SANGAT BAIK”. Ini menunjukan adanya peningkatan pada siklus I dan siklus II yaitu dari nilai rata-rata siklus I 78,87 dan siklus II 82,63. Prosentase peningkatan siklus I dan siklus II sebesar 5%. Pada siklus II ini siswa mendapatkan nilai tinggi pada indikator menirukan ritme, menirukan interval melodi, dan menirukan potongan lagu pendek. Kepekaan dalam mendengarkan materi sudah terlihat pada siswa.

Setelah dilaksanakannya penelitian, peneliti dan kolaborator menyepakati bahwa proses tindakan ini berhenti sampai pada siklus II karena keterbatasan waktu penelitian, tetapi peneliti masih menemui kendala dalam proses pembelajaran yaitu pemahaman siswa terhadap materi menebak kualitas akor Mayor-minor masih belum berhasil. Banyak siswa yang mendapatkan nilai kurang dalam test persiklus.


(80)

66

BAB V

SIMPULAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa latihan ear training mampu meningkatkan kemampuan musikalitas siswa di Jaya Music Course Ponorogo. Kemampuan musikalitas siswa dapat meningkat karena dalam latihan ear training, siswa menjadi lebih peka dalam mendengarkan komponen musik.

Peningkatan musikalitas siswa dengan latihan ear training ditunjukkan pada hasil tes dari tiap siklus. Pada tindakan pra siklus, nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 63. Dari hasil tes siklus I, siswa kelas piano pop memperoleh nilai rata-rata sebesar 78,86. Dari hasil pra siklus ke siklus I, terjadi peningkatan sebesar 25%. Pada siklus II, siswa kelas piano pop memperoleh nilai rata-rata sebesar 82,63 yang mengalami peningkatan sebesar 5% dari tindakan siklus I. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa latihan ear training dapat meningkatkan musikalitas siswa di Jaya Music Ponorogo.

B. Rencana Tindak Lanjut

Rencana tindak lanjut dalam penelitian adalah instruktur dapat menerapkan dan menggunakan denganear trainingdalam pembelajaran piano di Jaya Music Course Ponorogo karena terbukti bahwa permainan piano siswa meningkat dengan latihan ear training dan pelatih dapat memberikan pelatihan ear training dengan menambah tingkat kesulitan pada materi agar siswa lebih


(81)

66

terasah lagi dalam kemampuan mendengarkan musik sehingga siswa di Jaya Music Course akan menjadi lebih musikal.


(82)

66

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Banoe, Pono. 2013.Metode Kelas Musik.Jakarta : PT Indeks

Bayu, Aris. 2015. “Pengembangan Media Pembelajaran Ear Training Berbasis Elearning Dalam Pembelajaran Interval Pada Perkuliahan Solfegio Di Jurusan Pendidikan Seni Musik UNY Menggunakan Moodle Open Source Learning Platform Skripsi SI. Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Seni musik, FBS UNY

Case, Alexander U. 2007. Sound Fx, Unlocking The Creative Potential Of Recording Studio Effects.Oxford : Focal Press

Djohan. 2006.Terapi Musik, Teori dan Aplikasi.Yogyakarta : Galangpress. ______. 2009. Psikologi Musik. Yogyakarta: Best Publisher.

Hallam, Susan. (2006). Conception of Musical Ability. Diakses dari http://www.marcocosta.it/icmpc2006/pdfs/126.pdf. Pada tanggal 28 September 2016, pukul 00.50 WIB.

Heru, Jelia Megawati. 2016. Piano Pop, Piano Yang Non Klasik. Jakarta. Playground Music.

Hilbra, Kirana. 2014. “Upaya Peningkatan Kemampuan Bermain Piano Melalui Sight Reading di Gilang Ramadhan Studio Band Surakarta” Skripsi S I. Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Seni musik, FBS UNY.

Last, Joan. 1989.Pianis Remaja.Jakarta : PT Gramedia.

Kodijat, Latifah dan Marzoeki. 1984. Penuntun Mengajar Piano.Jakarta :Djambatan.

_______. 2004. Istilah-Istilah Musik Edisi Revisi Cetakan Ke-6. Jakarta: Djambatan.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru.Jakarta : PT Raja Grafindo.

Madya, Suwarsih. 2011. Penelitian Tindakan Action Research. Bandung: Alfabeta.

Mack, Dieter. 1995. Apresiasi Musik, Musik Populer. Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusantara.


(1)

Gambar 12 :Siswa memainkan materi yang sudah diperdengarkan oleh instruktur.


(2)

A. SOAL PRE-TEST

- Mendengarkan dan menirukan soalEar Trainingdengan benar ! 1. Mendengarkan dan menirukan ritme melodi

2. Mendengarkan dan menirukan interval melodi


(3)

B. SOAL LATIHAN SIKLUS I

- Mendengarkan dan menirukan soalEar Trainingdengan benar ! 1. Mendengarkan dan menirukan ritme melodi

2. Mendengarkan dan menirukan interval melodi


(4)

C. SOAL LATIHAN SIKLUS II

- Mendengarkan dan menirukan soalEar Trainingdengan benar ! 1. Mendengarkan dan menirukan ritme melodi

2. Mendengarkan dan menirukan interval melodi


(5)

D. SOAL UJIAN SIKLUS I

- Mendengarkan dan menirukan soalEar Trainingdengan benar ! 1. Mendengarkan dan menirukan ritme melodi


(6)

E. SOAL UJIAN SIKLUS I I

- Mendengarkan dan menirukan soalEar Trainingdengan benar ! 1. Mendengarkan dan menirukan ritme melodi

2. Mendengarkan dan menirukan interval melodi