Kemampuan Musikal KAJIAN TEORI

Gam Latihan dengan penjarian secara rutin ak piano. Apabila latihan de tone yang baik dan mem 3. Notasi Mus Not dalam wa dalam ara Mudjilah, 2010: Menur tanda nada nada angka Tangan kiri: Tangan ka 5 = Jari kelingking 1 = Ibu ja 4 = Jari manis 2 = Jari te 3 = Jari tengah 3 = Jari te 2 = Jari telunjuk 4 = Jari m 1 = Ibu jari 5 = Jari ke Gambar 1 : Penjarian tangan kanan dan kiri. ngan teknik penjarian penting karena dengan l n akan melatih kelenturan dan membentuk tangan n dengan teknik penjarian cermat dan tepat, dapat empermudah dalam permainan piano. Musik Notasi musik adalah suatu tinggi rendah nada y waktu. Notasi musik yang menggambarkan be arah horisontal, dan tinggi rendah nada dalam lah, 2010: 5. enurut Prier 2009:127 1 notasi balok adalah nda bunyi dimana tinggi nada dilukiskan dalam nada dan nilai panjangnya nada diungkapkan da nada. Dan 2 notasi angka dimana dalam tangga ngka 1 menunjuk pada nada pertama dari tangga n kanan: bu jari i telunjuk i tengah i manis i kelingking n latihan teknik ngan saat bermain at menghasilkan da yang berjalan besarnya waktu m arah vertikal ah istilah untuk lam posisi para n dalam bentuk ga nada mayor ngga nada tersebut begi balok penul renda 4. Tempo Menur menyataka sedang, a lambat sam Largo Lento Larghe Adagio Moderat Andant Andant Allegre Allegro Vivace begitu juga angka selanjutnya. Dalam pengertia balok dan notasi angka, keduanya adalah se penulisan notasi musik untuk mengetahui letak endahnya nada, dan harga sebuah nada. Gambar 2 : Tabel notasi balok 4. enurut Prier 2009: 214 Tempo dalam akan bahwa sebuah lagu harap dinyanyikan de , atau lambat. Berikut penjelasan untuk istilah sampai cepat. go : sangat lambat M.M 46-50 nto : lambat M.M 56-58 ghetto : tidak selambat largo M.M 60-63 Adagio : lambat M.M 52-54 oderato : sedang M.M 96-104 Andante : berjalan teratur M.M 72-76 Andantino : lebih cepat dari andante M.M 80-84 gretto : lebih lambat dari allergo M.M 108-116 gro : cepat, hidup, gembira M.M 160-176 ace : hidup, gembira M.M 160-176 tian dari notasi sebuah sistem tak nada, tingi- 4. musik untuk n dengan cepat, h dalam tempo 116 Presto : cepat M.M 184-200 Jadi pada dasarnya salah satu aspek penting bermain piano adalah tempo, karena pemain piano yang baik harus memperhitungkan keselarasan tempo. Pada kesimpulannya kemampuan bermain piano adalah kesanggupan seseorang dalam memainkan intrumen piano dengan teknik yang baik dan benar sesuai kapasitas yang dimiliki seseorang itu sendiri.

B. Piano Pop

Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah pada kelas piano pop. Pengertian dari musik pop sendiri adalah sebuah jenis musik dengan karya yang sederhana yang langsung menarik perhatian kebanyakan orang Mack, 1995:19. Menurut Mack 1995:59 ciri-ciri musik pop gaya teks lagunya mengarah langsung pada emosi-emosi dasar, dengan frase melodi yang sederhana dan cepat dipahami. Menurut Heru 2016:21 piano pop adalah permain instrumen dengan karya-karya modern yang bersifat sederhana dan karya tersebut sangat familiar. Dari bentuk sajian piano pop dapat dipilah menjadi dua Heru, 2016:23, yaitu :

1. Piano Pop Sebagai Performance Style

Sajian ini adalah gaya paling umum dari piano pop bagaimana dalam fake book approach, yakni memainkan melodi dengan simbol akor, iringan tidak ditulis detail, dan pianis dituntut untuk mengembangkan permainan tangan kirinya secara mandiri.

2. Piano Pop Sebagai Performance Genre

Sajian ini adalah lagu pop yang ditata dengan gaya permainan piano klasik. Jadi hanya materi lagunya saja yang adalah lagu pop, namun dimainkan dengan teknik piano klasik. Umumnya lagu ditulis dalam partitur yang lengkap untuk tangan kanan dan kiri secara detail. Berarti pada dasarnya piano pop mempelajari materi lagu-lagu yang sudah dikenal semua orang dan lagu-lagu tersebut bersifat sederhana dengan penyajian permainannya yang berbeda-beda.

C. Ear Training

Ear Training adalah melatih pendengaran dalam kegiatan yang bertujuan agar seseorang menjadi lebih peka dalam pendengarannya. Ear Training adalah latihan kemampuan mendengarkan musik secara sistematis Kodijat, 1983:68. Menurut Pearce 1987:329 perasaan pendengaran ditafsirkan otak sebagai suara yang enak atau tidak enak, hingar-bingar dan musikal. Ear training juga bagian terpenting dalam kegiatan bermusik. Bermain musik tidak hanya melatih membaca notasi tetapi juga melatih pendengaran. Pada kenyataannya banyak orang bermain musik secara otodidak tanpa mengenal notasi. Melatih pendengaran merupakan bagian terpenting dalam bermain piano permulaan. Pendengaran menuntut penekanan kuat pada kegiatan-kegiatan seperti mendengarkan musik, bernyanyi, berbicara, membaca sajak, bermain peran, kegiatan yang mengkombinasikan penggunaan bunyi dan gerakan tubuh. Musik dapat digunakan dalam berbagai cara, tetapi salah satu yang mutlak adalah adanya keterampilan mendengar Djohan, 2006:64. Menurut Madaule 2002:84 implikasi klinis dari hubungan antara telinga dan tubuh ini, serta dari efek-efek stimulasi bunyi membantu para musisi untuk memperhalus presisi dan ketangkasan permainan alat musik mereka. Menurut Banoe 2013: 93 landasan pembelajaran dasar musik yakni salah satunya adalah kemampuan pendengaran musik, yaitu mampu menirukan lafaz kata-kata dan syair yang didiktekan dengan baik dan benar dengan berbagai kemungkinan aksentuasi dan artikulasi, mampu menirukan nada, interval, dan melodi pendek dengan intonasi yang benar, dan mampu menirukan ritme dan pola ritme yang didiktekan. Last 1989:52 berpendapat bahwa latihan-latihan pendengaran, tidak bisa selesai dalam waktu beberapa menit, kecuali bila anak memiliki pendengaran yang baik. Kemampuan mendengarkan dapat dikembangkan dengan cara tanpa mengecilkan harapan bagi anak yang pendengarannya kurang baik sekaligus harus menarik bagi anak lain. Dari beberapa pengertian di atas, ear training adalah latihan pendengaran yang bertujuan untuk meningkatkan kepekaan seseorang dalam mendengarkan komponen musik. Menurut Last 1989 :52 cara melatih pendengaran antara lain mendengarkan secara kritis, latihan birama dan irama, latihan mendengarkan tinggi – rendahnya nada, dan melatih mendengarkan akor. 1. Mendengarkan secara kritis Siswa dilatih untuk belajar mendengarkan permainannya sendiri. Kemampuan mendengarkan secara kritis dan cermat harus seluruhnya dikembangkan, meskipun siswa telah mahir dalam memainkan instrumen. 2. Latihan Birama dan Irama Latihan birama dan irama biasanya dengan menepuk tangan. Latihan dengan birama yang lebih pendek dan secara bertahap diusahakan menjadi lebih panjang. 3. Latihan Mendengarkan Tinggi-Rendahnya Nada Latihan mendengarkan tinggi-rendahnya nada memiliki kesulitan yang lebih daripada latihan irama. Langkah-langkahnya adalah siswa diminta untuk mendengarkan interval melodi, kemudian menirukannya di instrumen piano. 4. Latihan Mendengarkan Akor Belajar mengenal dan menyanyikan nada yang lebih tinggi atau yang lebih rendah diantara dua nada yang serentak di piano. Siswa dalam hal ini akan menemui kesulitan meniru sebuah melodi dengan mendengarkan nada yang lebih tinggi dan juga lebih rendah. Pada permulaan sebaiknya guru memisahkan nada-nada akor, memainkan yang lebih tinggi lalu menonjolkan nada yang lebih rendah. Selanjutnya menambahkan nada ketiga. Dalam penambahan nada ketiga, guru sebaiknya memisahkan nada dalam akor tersebut dan guru memainkan dengan dari nada-nada bawah ke nada atas. Dengan begitu murid akan mengenali trinada berbagai balikannya. Dalam latihan pendengaran, siswa mengalami kesulitan karena siswa sudah terbiasa dengan latihan membaca notasi. Hal ini dibutuhkan waktu dan latihan yang rutin untuk melatih kepekaan pendengaran siswa dalam bermain musik khususnya pada instrumen piano. Kebiasaan membaca notasi jika tidak diimbangi dengan latihan pendengaran akan terjadi penurunan tingkat kepekaan atau sensitivitas pendengarannya dalam bermain piano dan siswa hanya terfokus pada materi dengan notasi tanpa bisa berkembang di luar materi yang tidak bernotasi. D. Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian oleh Kirana Hilbra Pramaditya dengan judu l “ Upaya Peningkatan Kemampuan Bermain Piano Melalui Sight Reading di Gilang Ramadhan Studio Band Surakarta Kelas Piano Tahun 2014”. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan bermain Piano siswa di Gilang Ramadhan. Tindakan yang dilakukan meliputi : 1 siswa diberikan pengarahan mengenai teknik bermain piano, 2 memberikan gambaran terhadap materi mengenai Sight Reading, 3 memberikan partitur Sight Reading dan siswa dilatih dengan partitur Sight Reading. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan dalam bermain piano dengan Sight Reading. Hal ini ditunjukan bahwa terjadi peningkatan bermain piano dari pra siklus ke siklus I, dengan rincian peningkatan skor sebesar 8,75 dan dari siklus I ke siklus II peningkatannya skor sebesar 35. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada metode pembelajaran dan instrumen penelitian yang digunakan. Penelitian berikutnya yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian oleh Bayu Aris Stiawan dengan judul “ Pengembangan Media Pembelajaran Ear Training Berbasis E-learning Dalam Pembelajaran Interval Pada Perkuliahan Solfegio Di Jurusan Pendidikan Seni Musik FBS UNY Menggunakan Moodle Open Source Learning Platform”. Model penelitian Bayu Aris Stiawan menggunakan jenis penelitian Research and Development yang menghasilkan suatu produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Pada hipotesis dalam penelitian ini adalah mendukung pembelajaran matakuliah solfegio di pendidikan Seni Musik UNY, dengan fokus materi latihan kemampuan pendengaran atau ear training pada pokok bahasan interval. Produk yang dihasilkan berupa perangkat lunak yang di dalamnya terdapat soal-soal latihan interval berupa audio yang dihasilkan secara acak namun terkontrol. Dengan perangkat lunak ini mahasiswa bisa mendengarkan nada yang diberikan lalu diminta untuk mengidentifikasi kualitas interval yang dibunyikan tersebut. Produk perangkat lunak ini dapat di akses oleh dosen dan mahasiswa dimanapun dengan catatan komputer yang digunakan terhubung dengan jaringan