1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan pelaksanaan program upaya
kesehatan kerja pada Pos UKK yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui penerapan pelaksanaan program upaya kesehatan kerja pada Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis Kota Tanjungpinang,
Kepulauan Riau.
1.4. Manfaat
1. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Kampung Bugis yang terkait dengan
pelaksanaan program upaya kesehatan kerja serta kegiatan yang telah dilaksanakan kader Pos UKK dalam melaksanakan peran dan fungsinya.
2. Sebagai bahan masukan bagi puskesmas lain di wilayah Kota Tanjungpinang
dalam membentuk Pos UKK serta pembinaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap kinerja kader pos UKK.
3. Bagi peneliti, dapat menjadi wahana pembanding antara teori yang didapat di
bangku kuliah dengan penerapannya di lapangan, khususnya tentang pelaksanaan program upaya kesehatan kerja di Pos UKK.
4. Sebagai referensi bagi peneliti-peneliti lain dalam mengkaji masalah
penelitian lembaga pendidikan dimasa mendatang.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kesehatan Kerja
Menurut Suma’mur 1996, Kesehatan kerja adalah spesialisasi ilmu kesehatankedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerjamasyarakat
pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif, terhadap penyakit-penyakitgangguan-
gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta penyakit-penyakit umum.
Kesehatan kerja adalah suatu layanan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental, dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja
disemua jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan,
penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang adaptasi antara pekerjaan dengan manusia dan manusia dengan jabatannya. ILOWHO, 1995
2.1.1. Kebijakan Kesehatan Kerja
Untuk meningkatkan kesehatan kerja perlu adanya kebijakan sebagai penopang dalam menjalankan program-program yang berhubungan dengan kesehatan
kerja. Kebijakan program kesehatan kerja yaitu : a.
Menggali sumber daya untuk optimalisasi tugas dan fungsi institusi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan pemerintah maupun swasta di bidang pelayanan
kesehatan kerja.
Universitas Sumatera Utara
b. Meningkatkan profesionalisme para pelaku dalam pembinaan dan pelayanan
kesehatan kerja di pusat, propinsi, kabupaten kota. c.
Mengembangkan jaringan kerjasama pelayanan kesehatan kerja dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kerja bagi angkatan kerja.
d. Mengembangkan tenaga ahli kesehatan kerja bagi angkatan kerja dan dokter
kesehatan kerja sebagai pemberi pelayanan kesehatan utama dengan pelayanan kesehatan paripurna
e. Mengembangkan kerjasama lintas sektor dan kemitraan dengan lembaga swadaya
masyarakat dan organisasi profesi. f.
Mendorong agar setiap angkatan kerja menjadi peserta dana sehatasuransi kesehatan sebagai perwujudan keikutsertaannya dalam upaya pemeliharaan
kesehatan diri, keluarga, dan lingkungannya. g.
Mengembangkan iklim yang mendorong dunia usaha yang partisipatif dalam kelembagaan K3 di tempat kerja.
h. Mengembangkan peran serta masyarakat pekerja dengan meningkatkan
pembentukan UKBM maupun mengaktifkan kegiatan pos UKK yang sudah ada. i.
Mengembangkan sistem informasi manajemen K3 sebagai upaya pemantapan survailans epidemiologi penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
2.1.2. Strategi Kesehatan Kerja
Strategi kesehatan kerja, meliputi: a.
Mengembangkan kebijakan dan pemantapan manajemen program kesehatan Kerja.
b. Meningkatkan Sumber daya manusia kesehatan kerja.
Universitas Sumatera Utara
c. Mengaktifkan jaringan komunikasi efektif lintas disiplin ilmu, lintas lembaga
Lintas sektoral dan lintas program. d.
Intensifikasi penatalaksanaan PAK Penyakit Akibat Kerja dan PAHK Penyakit Akibat Hubungan Kerja.
e. Survailan epidemiologi PAK Penyakit Akibat Kerja dan PAHK Penyakit
Akibat Hubungan Kerja. f.
Mengembangkan SIM-KK. g.
Pengembangan model lingkungan kerja sehat berbasis wilayah h.
Menggali, mengembangkan dan memanfaatkan potensi spesifik daerah i.
Menghimpun potensi yang dimiliki para pelaku K3 dalam asas kebersaman dan saling menguntungkan
j. Menerapkan dan membangun kemitran sebagai landasan kerja dan promosi
kesehatan kerja. k.
Proaktif terhadap segala perubahan dalam mengantisipasi dampak globalisasi.
2.2. Pusat Kesehatan Masyarakat 2.2.1. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya Depkes, 2003. Yang dimaksud dengan unit pelaksana adalah Unit Pelaksana Teknis
Dinas yang selanjutnya disebut UPTD, yakni unit organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kota yang melaksanakan tugas teknis operasional.
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Di dalam pembangunan kesehatan meliputi pembangunan yang berwawasan kesehatan, pemberdayaan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat dan keluarga serta pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu Depkes, 2004.
Sedangkan yang dimaksud dengan wilayah kerjanya adalah batasan wilayah kerja puskesmas dalam melaksanakan tugas dan fungsi pembangunan kesehatan,
yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kota berdasarkan keadaan geografis, demografis, sarana transportasi, masalah kesehatan setempat, keadaan
sumber daya, beban kerja puskesmas dan lain-lain, selain itu juga harus memperhatikan dalam upaya untuk meningkatkan koordinasi, memperjelas tanggung
jawab pembangunan dalam wilayah kecamatan, meningkatkan sinergisme pembangunan dalam wilayah kecamatan, meningkatkan sinergisme kegiatan dan
meningkatkan kinerja. Apabila dalam satu wilayah kecamatan terdapat lebih dan satu Puskesmas maka kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kota dapat menunjuk salah
satu Puskesmas sebagai koordinator pembangunan kesehatan di kecamatan Depkes,
2003. 2.2.2. Fungsi Puskesmas
Menurut buku Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar, Puskesmas mempunyai 3 tiga fungsi sebagai berikut :
a. Fungsi pembinaan terhadap Pos UKK dan pembinaan administrative terhadap poliklinik perusahaan.
b. Fungsi pelaksana pelayanan kesehatan dasar c. Fungsi peran serta masyarakat.
Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di wilayah kerjanya, Puskesmas merupakan sarana kesehatan pemerintah yang wajib menyelenggarakan pelayanan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan secara bermutu, terjangkau adil dan merata. Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi Depkes, 2003 :
a. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public goods dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan. Dengan pendekatan kelompok masyarakat serta sebagian besar diselenggarakan bersama
masyarakat melalui upaya pelayanan dalam dan luar gedung di wilayah kerja Puskesmas.
b. Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya melalui
upaya rawat jalan dan rujukan.
2.2.3. Program Kegiatan Puskesmas
Program Puskesmas merupakan wujud dari pelaksanaan ke tiga fungsi Puskesmas di atas, program tersebut dikelompokan menjadi Depkes, 2004 :
1. Upaya Kesehatan Wajib Upaya kesehatan wajib Puskesmas yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan
sebagian besar masyarakat serta mernpunyai daya ungkit yang tinggi dalam mengatasi permasalahan kesehatan nasional dan intemasional yang berkaitan
dengan kesakitan, kecacatan dan kematian. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
a. Upaya Promosi Kesehatan b. Upaya Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB.
Universitas Sumatera Utara
d. Upaya Perbaikan Gizi e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f. Upaya Pengobatan. 2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan di pilih dari daftar upaya kesehatan pokok di Puskesmas yang telah ada yang termasuk upaya kesehatan
pengembangan yaitu : a. Upaya Kesehatan Sekolah,
b. Upaya Kesehatan Olah Raga, c. Upaya Kesehatan Kerja,
d. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat, e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut,
f. Upaya Kesehatan Jiwa.
2.3. Upaya Kesehatan Kerja
Upaya kesehatan kerja berdasarkan buku Pedoman Pelaksanaan upaya kesehatan kerja di Puskesmas merupakan salah satu kegiatan upaya
pengembangan Puskesmas dalam rangka memberikan perlindungan kesehatan kerja bagi masyarakat pekerja di wilayah kerja Puskesmas. Bentuk nyata dari
kegiatan tersebut meliputi pelayanan kesehatan pada masyakat pekerja yang berada di wilayah kerja Puskesmas terdiri dari bentuk upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan Depkes RI, 2005.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1. Pengertian Upaya Kesehatan Kerja
Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja baik formal maupun informal dapat bekerja
secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun lingkungan agar diperoleh produktifitas kerja yang optimal.
2.3.2. Ruang Lingkup Upaya Kesehatan Kerja
Ruang lingkup upaya kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerja dan lingkungan kerjanya baik secara fisik maupun
psikis dalam cara metode kerja, proses kerja dan kondisi kerja yang bertujuan untuk: a.
Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua lapangan pekerjaan yang setinggi tingginya baik secara fisik, mental maupun
kesejahteraan sosialnya. b.
Mencegah gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh keadaan kondisi lingkungan kerja.
c. Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam melakukan pekerjaanya dari
kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
d. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjaan.
2.3.3. Tujuan Upaya Kesehatan Kerja
a. Tujuan Umum Meningkatnya kemampuan pekerja untuk menolong dirinya sendiri sehingga
terjadi peningkatan status kesehatan dan peningkatan produktifitas kerja melalui upaya kesehatan kerja.
Universitas Sumatera Utara
b. Tujuan Khusus 1.
Peningkatan kemampuan masyarakat pekerja dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. 2.
Peningkatan keselamatan kerja dengan mencegah pemajanan bahan-bahan yang dapat membahayakan lingkungan kerja dan masyarakat serta penerapan
prinsip-prinsip ergonomik 3.
Peningkatan pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja informal dan keluarganya yang belum terjangkau pelayanan kesehatan kerja.
4. Meningkatkan kemitraan melalui kerjasama lintas program, lintas sektor dan
LSM dalam upaya kesehatan kerja.
2.3.4. Sasaran Upaya Kesehatan Kerja
a. Sasaran langsung Sebagai sasaran langsung dari upaya kesehatan kerja di Puskesmas adalah
masyarakat pekerja di sektor kesehatan, antara lain: Puskesmas, Balai Pengobatan, Laboratorium Kesehatan, Pos UKK dan Jaringan dokter perusahaan bidang kesehatan
kerja. b. Sasaran tidak langsung
Sasaran tidak langsung diberikan kepada masyarakat pekerja formal maupun pekerja informal.
2.3.5. Strategi Upaya Kesehatan Kerja
Strategi upaya kesehatan kerja, meliputi: a.
Upaya kesehatan kerja bagi pekerja dan keluarganya dikembangkan secara terpadu dan menyeluruh dalam pola pelayanan kesehatan Puskesmas dan rujukan.
Universitas Sumatera Utara
b. Upaya kesehatan kerja dilakukan melalui pelayanan kesehatan paripurna, yang
meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
c. Peningkatan pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan melalui peran serta aktif
masyarakat dengan menggunakan pendekatan PKMD
2.4. Pos Upaya Kesehatan Kerja Pos UKK
Pos UKK merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang diselenggarakan dari,
oleh dan untuk masyarakat pekerja. Pos UKK merupakan bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat UKBM yang memberikan pelayanan kesehatan dasar
bagi masyarakat pekerja terutama pekerja formal. Pos UKK dibentuk untuk meningkatkan kesehatan pekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Menurut Depkes RI 2006, Pos UKK diperlukan karena: 1 makin meningkatnya jumlah pekerja dan sebagian besar belum mendapatkan pelayanan
kesehatan kerja yang memadai, serta masih banyak tempat kerja yang belum melaksanakan kesehatan kerja; 2 beberapa penelitian menunjukkan bahwa
masyarakat pekerja banyak mengalami penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja yang dapat menurunkan produktivitas kerja; dan 3 Pos UKK diperlukan untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan pengobatan sederhana bagi masyarakat pekerja yang berisiko terpajan
oleh pekerjaan dan lingkungan kerjanya sehingga mereka mampu menolong dirinya sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Pos UKK dapat dibentuk di lokasi kelompok pekerja dengan jumlah pekerja minimal 10 sampai paling banyak 50 pekerja dan diutamakan dari jenis pekerjaan
yang sama. Contoh: di kelompok pertanian, nelayan, perkebunan, kaki lima, pasar tradisional, kawasan dan sentra industri, perajin, transportasi, industri rumah tangga
dan sebagainya.
2.4.1. Tahap-Tahap Pembentukan Pos UKK
Pembentukan Pos UKK melalui tahap-tahap sebagai berikut:1 pertemuan tingkat desa bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat pekerja terhadap
pentingnya kesehatan bagi pekerja dengan melibatkan perangkat desa, pekerja, pengusaha, lintas sector terkait, LSM, dan lain-lain; 2 survey mawas diri bertujuan
untuk melakukan identifikasi masalah kesehatan pekerja; 3 Musyawarah Masyarakat Desa bertujuan untuk menetapkan prioritas masalah dan menetapkan rencana
pemecahan masalah; 4 pelatihan Kader Pos UKK bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam pelayanan kesehatan kerja; 5
pembentukan Pos UKK bila langkah 1-4 sudah dilakukan; dan 6 pembinaan Pos UKK.
2.4.2. Persyaratan Pembentukan Pos UKK
Persyaratan pembentukan Pos UKK, yaitu: 1.
Ada kelompok pekerja yang membutuhkan pelayanan kesehatan kerja. 2.
Ada keinginan masyarakat pekerja membentuk Pos UKK 3.
Ada kesediaan masyarakat pekerja menjadi kader Pos UKK. 4.
Ada tempat yang memadai untuk dijadikan Pos UKK yang dilengkapi dengan papan nama Pos UKK, untuk melakukan kegiatan.
Universitas Sumatera Utara
5. Tersedianya pertolongan pertama pada kecelakaan P3K dan pertolongan
pertama pada penyakit P3P. 6.
Tersedianya contoh alat pelindung diri APD untuk pekerja sesuai dengan jenis pekerjaannya.
7. Timbangan badan dan alat pengukur tinggi badan.
8. Meja, kursi, tempat tidur, dan lemari obat.
9. Adanya buku pencatatan dan pelaporan.
10. Adanya buku panduan dan media penyuluhan
11. Alat tulis.
2.4.3. Dasar Hukum Pembentukan Pos UKK
a. Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 28 ayat 1 tentang hak untuk memperoleh
pelayanan kesehatan b.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja c.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan d.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan BAB XII Kesehatan Kerja
e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
f. Keputusan Menteri Kesehatan 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar
Pusat Kesehatan Masyarakat g.
Keputusan Menteri Kesehatan 1758 Tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Kesehatan Dasar.
h. Kementerian Tenaga Kerja tentang kewajiban melapor PAKPAHK
Universitas Sumatera Utara
2.4.4. Tujuan Pembentukan Pos UKK
a. Tujuan Umum
Mewujudkan masyarakat pekerja yang sehat dan produktif b.
Tujuan Khusus 1.
Meningkatnya pengetahuan masyarakat pekerja tentang kesehatan kerja 2.
Meningkatnya kemampuan masyarakat pekerja, untuk menolong dirinya sendiri.
3. Meningkatnya pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh kader,
masyarakat pekerja dan tenaga kesehatan yang terlatih kesehatan kerja. 4.
Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat pekerja terhadap risiko dan bahaya akibat kerja yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
5. Meningkatnya dukungan dari pengambil kebijakan terhadap Pos UKK
6. Meningkatnya peran aktif lintas program dan lintas sector terkait dalam
penyelenggaraan Pos UKK.
2.5. Kader Pos Upaya Kesehatan Kerja Pos UKK
Kader Pos Upaya Kesehatan Kerja UKK adalah pekerja, sukarela, yang bertugas meningkatkan kesehatan diri dan kelompoknya. Persyaratan yang harus
dipenuhi sebagai kader UKK adalah dipilih dari, oleh masyarakat pekerja, bisa baca tulis, tinggal di lingkungan tempat bekerja, mau, mampu bekerja sukarela,
mempunyai waktu, sudah dilatih dan paham prinsip kesehatan kerja.
2.6. Peran dan fungsi kader pos UKK 2.6.1. Peran kader Pos UKK
Peran kader pos UKK antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1. Melakukan identifikasi masalah kesehatan di lingkungan kerja dan sumber
daya pekerja 2.
Menyusun rencana pemecahan masalah kesehatan di lingkungan kerja 3.
Melaksanakan kegiatan kesehatan di lingkunagn kerja melalui promosi tentang kesehatan kerja
4. Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dalam upaya kesehatan di
lingkungan kerja 5.
Melakukan pelayanan kesehatan kerja dasar, yakni upaya pelayanan yang diberikan pada masyarakat pekerja secara minimal dan paripurna
peningkatan kesehatan kerja, pencegahan dan penyembuhan penyakit akibat kerja dan penyakit akibat hubungan kerja serta pemulihan PAK dan
PAHK. 6.
Melaksanakan kewaspadaan dini terhadap berbagai risiko dan masalah kesehatan pekerja
7. Melaksanakan rujukan ke puskesmas
8. Pencatatan dan pelaporan.
Yang perlu di catat di pos UKK adalah sebagai berikut : a.
Susunan kepengurusan b.
Identitas anggota c.
Jadwal dan kegiatan yang dilakukan d.
Kesehatan setiap anggotanya e.
Keuangan f.
Inventarisdaftar APD, peralatan kantor dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
2.6.2. Fungsi kader pos UKK
Setelah terlatih sebagai kader UKK, ada 13 tiga belas tugas pokok dan fungsi tupoksi yang harus dijalankannya secara optimal, antara lain Depkes, RI,
2006: 1.
Pertemuan Tingkat Pekerja PTP : mengadakan sosialisasi upaya kesehatan kerja di tempat kerja, merencanakan pelaksanaan survey mawas
diri dan musyawarah masyarakat pekerja 2.
Survey Mawas Diri SMD : pengenalan, pengumpulan, pengkajian masalah kesehatan pekerja untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat
pekerja mengenai kesehatan kerja 3.
Musyawarah Masyarakat Pekerja MMP : mengenal masalah kesehatan dan keselamatan kerja, dengan pekerja, keluarga pekerja, petugas
puskesmas, aparat pemerintah 4.
Membentuk Pos UKK : menentukan pengurus Pos UKK, jadwal kegiatan, rencana kerja tahunan, target, pembiayaan, lokasi dekat tempat kerja
5. Perencanaan UKK : menentukan masalah kesehatan kerja berdasarkan hasil
SMD, menentukan prioritas masalah, perkiraan biaya, jadwal, rencana, dan target kegiatan
6. Penyuluhan UKK : materi tentang gizi, PHBS, kebersihan lingkungan,
potensi, risiko bahaya, penggunaan APD alat pelindung diri, pengolahan limbah, penyakit dan kecelakaan akibat kerja
7. Pemeriksaan Kesehatan, P3K DAN P3P : membantu petugas kesehatan,
pemeriksaan kesehatan umum, pengadaan dan pengelolaan kartu
Universitas Sumatera Utara
kunjungan, formulir status kesehatan pekerja, membuat daftar penyakit akibat kerja, pemberian obat bebas pada penyakit ringan
8. Upaya Rujukan : merujuk segera pasien kecelakaan, dan penyakit berat
yang tidak bisa tertangani. 9.
Pencatatan Pelaporan : membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan
10. Kerjasama Lintas Sektoral : pertemuan berkala dengan anggota pos UKK,
pertemuan ruitn teratur dengan petugas, kunjungan rumah kepada pekerja, membantu kesulitan pekerja
11. Mengelola Sumber Keuangan UKK : mengatur sumber pemasukan dan
pengeluaran Pos UKK 12.
Membantu Pemberdayaan Ekonomi Pekerja : integrasi kegiatan ekonomi yang menguntungkan, pembentukan dan pengelolaan dana simpan pinjam
koperasi, pemberiaan kredit modal usaha, penyediaan alat kesehatan kerja.
13. Membina Kemampuan Diri : meningkatkan pengetahuan melalui pelatihan
dan penataran, pertemuan rutin anggota UKK, kunjungan lapangan,
melaksanakan kegiatan secara kontinyu. 2.7. Ukuran keberhasilan upaya kesehatan kerja di Pos UKK
Ukuran keberhasilan kegiatan upaya kesehatan kerja di Pos UKK adalah sebagai berikut :
a. Ukuran keberhasilan keterjangkauan
Digunakan standar untuk setiap pos UKK menjangkau 10 – 50 pekerja dan setiap pos UKK dikelola oleh 1 – 5 orang kader
Universitas Sumatera Utara
b. Ukuran keberhasilan pelayanan, yaitu jumlah dan jenis kegiatan kesehatan
yang dilakukan c.
Ukuran tingkat perkembangan Dibagi dalam empat tingkatan yaitu : pratama, madya, purna, dan mandiri.
2.8. Kegiatan kader Pos UKK
Setelah menjadi kader Pos Upaya Kesehatan Kerja, maka kader tersebut diharapkan melakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Mempersiapkan dan melaksanakan pertemuan tingkat desa
b. Mempersiapkan dan melaksanakan serta membahas survey mawas diri
bersama petugas puskesmaskesehatan dan Lembaga Masyarakat Desa LMD c.
Menyajikan hasil survey mawas diri dalam kelompok pekerja di desa dalam musyawarah masyarakat desa
d. Menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan kerja dan kegiatan dan
kegiatan penanggulangan yang dipilih pekerja dalam musyawarah pekerja e.
Menentukan lokasi Pos UKK f.
Melaksanakan kegiatan sehari-hari Pos UKK yaitu : 1.
Membuat perencanaan upaya kesehatan kerja 2.
Kegiatan penyuluhan peningkatan kesehatan kerja dan pencegahan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja ;
a. Penyuluhan dapat dilakukan pada waktu jam kerja, waktu istirahat,
maupun diluar jam kerja b.
Penyuluhan kesehatan kerja dapat dilakukan dengan cara antara lain : -
Untuk perorangan sebaiknya dipakai metode tanya jawab, diskusi, dan konsultasi
Universitas Sumatera Utara
- Untuk massal sebaiknya dipakai metode ceramah dan demonstrasi
- Untuk memudahkan penyuluhan, sebaiknya menggunakan
peralatan pendukung seperti media gambar, poster, brosur, dan lain-lain
c. Materi penyuluhan disesuaikan dengan pekerjaannya dapat berupa :
- Gizi kerja, perilaku hidup bersih dan sehat, berhenti merokok, cuci
tangan, dan lain-lain -
Potensi dan risiko bahaya di tempat kerja -
Alat Pelindung Diri APD -
Kebersihan dan kesehatan lingkungan -
Pengolahan limbah -
Cara kerja yang baik dan benar -
Penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja 3.
Memberikan pertolongan pertama pada penyakit dan kecelakaan akibat kerja;
a. Pertolongan pertama pada penyakit. Kader diperkenankan memberikan
obat kepada pekerja yang mengalami sakit ringan batuk, pilek, demam dengan obat yang dijual bebas
b. Pertolongan pertama pada kecelakaan. Kader harus mengikuti
pelatihan P3K Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dari petugas puskesmaskesehatan, sebelum melakukan pertolongan P3K dan P3P
4. Merujuk penderita yang memerlukan perawatan lebih lanjut ke Puskesmas
a. Kriteria penyakit yang harus dirujuk :
- Penyakit yang sudah diobati selama 2 hari tidak sembuh
Universitas Sumatera Utara
- Penyakit yang timbul berulang
- Penyakit yang tidak mampu diatasi di Pos UKK
b. Kriteria kecelakaan yang harus dirujuk :
- Kecelakaan yang berat langsung dirujuk
- Kecelakaan ringan sesudah diberi P3K tetapi tidak ada perubahan
atau semakin memburuk dalam 2 hari -
Kecelakaan yang menimbulkan luka lebar, kotor dan dalam 5.
Kegiatan pencatatan dan pelaporan a.
Setiap kegiatan yang dilakukan di Pos UKK sebaiknya dicatat dan dilaporkan ke instansi terkait agar dapat dilakukan pembinaan
b. Beberapa hal yang perlu dicatat di pos UKK adalah sebagai berikut :
- Catatan susunan kepengurusan
- Catatan mengenai identitasdata dari anggotanya
- Catatan tentang jadwal dan kegiatan yang dilakukan
- Catatan tentang kesehatan setiap anggotanya
- Catatan tentang hasil pertemuan pekerja dan usulan pekerja
- Catatan tentang keuangan
- Catatan tentang inventarisdaftar APD,peralatan kantor dan lainnya
c. Catatan tersebut dilaporkan kepada petugas kesehataninstansi
pemerintah lain yang terkait pada saat : -
Petugas puskesmaskesehataninstansi lain melakukan kunjungan rutin
- Ketika terdapat kejadian luar biasabencana banyak pekerja
mendadak sakit, kebakaran, dan lain-lain
Universitas Sumatera Utara
6. Membina hubungan baik dengan pekerja binaannya, LMD, dan puskesmas
7. Mengelola keuangan Pos UKK dan Upaya Pemberdayaan Masyarakat
Pekerja Agar Pos UKK dapat berjalan dengan baik maka diperlukan adanya
pemasukan dan pengelolaan keuangan a.
Pemasukan keuangan Pos UKK dapat berasal dari : -
Dana sehat pekerja -
Iuran pengguna jasa Pos UKK -
Sumbangan pihak swasta yang bersifat tidak mengikat -
Bantuan pemerintah -
Dan lain-lain b.
Dana yang ada di Pos UKK dapat dipergunakan untuk : -
Pembelian peralatan kantor Pos UKK ATK, meja, kursi, dll -
Pembelian peralatan penyuluhan papan tulis, poster, leaflet, brosur, dan lain-lain
- Pembelian peralatan kesehatan timbangan, tensi meter, stetoskop,
dan lain-lain -
Pembelian Alat Pelindung Diri APD -
Biaya operasional kegiatan Pos UKK konsumsi rapat rutin, biaya transportasi kader, dan lain-lain
8. Membina kemampuan diri
a. Mengikuti pelatihan dan penataran yang diadakan oleh petugas
kesehatanPuskesmas atau instansi lain b.
Mengadakan pertemuan rutin antar sesama kader Pos UKK
Universitas Sumatera Utara
c. Mengadakan kunjungan lapangan ke daerah lain yang lebih maju di
dalam pengembangan Pos UKK d.
Melaksanakan kegiatan sebagai kader secara terus-menerus
Universitas Sumatera Utara
2.9. Kerangka Pikir