4.1.3. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di wilayah kecamatan Tanjungpinang Kota terdiri dari Pukskesmas, yaitu Puskesmas Kampung Bugis, Puskesmas Pembantu,
klinikbalai pengobatan, praktik dokter, Apotek, toko obat, Posyandu, dan Pos UKK.
Di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis terdapat 3 Pos UKK yakni : 1.
Pos UKK Pasir Putih yang terletak di Kp. Melayu, Kelurahan Senggarang. 2.
Pos UKK Sehat Sejahtera yang terletak di Tg. Lanjut, kelurahan Kp. Bugis. 3.
Pos UKK Sejahtera Mandiri yang terletak di Sei Ladi, Kelurahan Kp. Bugis.
4.2. Karakteristik Informan
Informan dari hasil penelitian ini ada enam 6 informan yang terdiri dari 1 orang anggota kader dan 1 orang ketua kader dari Pos UKK Pasir Putih, 1 orang
anggota kader dan 1 orang ketua kader Pos UKK Sehat Sejahtera, serta 1 orang anggota kader dan 1 orang ketua kader Pos UKK Sejahtera Mandiri. Secara rinci
dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Distribusi Informan Pos UKK Berdasarkan Karakteristik
No Informan
Jenis Kelamin
Umur Thn
Pendidikan Jenis
Pekerjaan Jabatan
1 Pos UKK
Pasir Putih Laki-laki
41 SD
Nelayan Anggota
2 Pos UKK
Pasir Putih Laki-laki
42 D.III
Nelayan Ketua
3 Pos UKK
Sehat Sejahtera Laki-laki
43 SMP
Petani Anggota
4 Pos UKK
Sehat Sejahtera Laki-laki
40 SMA
Petani Ketua
5 Pos UKK
Sejahtera Mandiri Perempuan
45 SMP
Petani Anggota
6 Pos UKK
Sejahtera Mandiri Laki-laki
45 SMA
Petani Ketua
Universitas Sumatera Utara
4.3. Pelaksanaan Program Kesehatan Kerja di Pos UKK Wilayah Kerja
Puskesmas Kampung Bugis 4.3.1. Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan
Kerja di Pos UKK
Hasil wawancara dengan informan mengenai pelaksanaan program promosi kesehatan kerja pada Pos UKK dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Matriks Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan Kerja di Pos UKK
No Informan
Pernyataan
1 Anggota Pos UKK
Pasir Putih “Awal terbentuknya Pos UKK ini, setelah saya dan kader
yang lain mendapatkan pelatihan dan pembinaan dari puskesmas Kampung Bugis, sempat dilaksanakan, tapi
belakangan ini sudah jarang bahkan tidak lagi dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya, Kita kumpulkan
anggota pekerja pada hari dan waktu yang telah ditentukan. Kita sebarkan undangan juga, kalau gak pun
langsung ngomong aja sama anggota pekerja. Setelah itu kita beri penyuluhan tentang kesehatan kerja kelompok
nelayan sesuai yang didapat dari puskesmas. Kalau saya sifatnya membantu persiapan dan kelancaran kegiatan.
Kalau yang ngomong ke anggota nelayan ya ketua kami”.
2 Ketua Pos UKK
Pasir Putih “Dulu ada pak. Dulu pernah saya berikan penyuluhan
tentang kesehatan kerja. Tapi rasanya kok gak apa... istilahnya....gak berhasillah pokoknya. Saya rasa kami
kurang pembekalan tentang cara-cara memberikan penyuluhan. Bahan-bahan tentang kesehatan juga kurang.
Pokoknya banyaklah kurangnya. Sementara dari Puskesmas kami hanya dilatih tentang mengukur tekanan
darah, suhu tubuh, dan pengobatan dasar. Sementara untuk penyuluhan, setiap kali kunjungan dari puskesmas
ada jugalah penyuluhan sedikit tentang kesehatan kerja buat kader dan anggota nelayan. Jadi saya rasa itu sudah
cukup, makanya tidak saya kembangkan penyuluhan ini. Lagi pula petugas kesehatan kerja Puskesmas tidak
pernah mengarahkan kami untuk melakukan penyuluhan”.
3 Anggota Pos UKK
Sehat Sejahtera ”Rasanya dulu ada. Sekali apa 2 kali. Memang waktu itu
kami pernah kumpul di pos UKK bersama anggota
Universitas Sumatera Utara
pekerja. Membicarakan masalah- masalah kesehatan kerja yang disampaikan petugas kesehatan puskesmas. Waktu
itu ketuanya Pak Kamidi. Beliau pernah memberikan masukan tentang kesehatan kerja. Lama-lama yang
datang makin sedikit. Akhirnya sampai sekarang gak pernah lagi”.
4 Ketua Pos UKK
Sehat Sejahtera ”kalau sekarang ini gak ada lagi. Kalau dulu, waktu awal
pembentukan Pos UKK, memang ada. Tapi itupun pihak Puskesmas yang lebih banyak berperan. Dulu setiap
kunjungan dari Puskesmas, pasti ada penyuluhannya dan waktu itu ketua kami Pak Kamidi, pernah memberikan
penyuluhannya. Pelaksanaannya, kita beritahukan kepada anggota pekerja bahwa akan ada kunjungan dari
Puskesmas untuk pengobatan. Nah pada hari H nya, sebelum dilakukan pengobatan oleh pihak Puskesmas,
saya yang membuka acara, dilanjutkan dengan penyuluhan kesehatan oleh ketua pada waktu itu dan
dibantu oleh pihak puskesmas. Setelah penyuluhan selesai, dilanjutkan dengan pengobatan untuk pekerja dan
keluarganya”.
5 Anggota Pos UKK
Sejahtera Mandiri “Semenjak saya masuk sampai sekarang, kalau yang
dilakukan kader gak ada. Kami hanya membantu petugas Puskesmas untuk melakukan pengobatan gratis untuk
para petani. Sekarang ni kan petugas Puskesmas datang tiap 3 bulan sekali. Waktu itulah mereka memberikan
penyuluhan sedikit, habis tu pengobatan. Ya kami para kader membantu mempersiapkan tempat sama
pengobatan aja. Setelah selesai, ya udah, bubar”.
6 Ketua Pos UKK
Sejahtera Mandiri “Kalau saya pribadi ada mas. Tapi kalau kita bersama
anggota kader, mengumpulkan anggota pekerja untuk diberikan penyuluhan belum pernah.
Saya melakukannya secara perorangan. Dimana aja. Kadang jumpa di warung, ya di warung saya kasih
masukan tentang kesehatan kerja petani. Seringnya saya jumpai petani di kebun. Kadang mereka lagi mencangkul
atau mencabut rumput. Kadang setelah mereka selesai menyemprot pestisida. Itu pun secara kebetulan mereka
ada. Ya biasalah mas, cerita-cerita tentang tanam- tanaman, pupuk dan lain-lainlah. Kebetulan saya di sini
saya ikut dalam organisasi ikatan nelayan dan tani Kepulauan Riau. Jadi kalau ada acara-acara pertemuan
atau seminar tentang kelompok tani saya sering diundang. Jadi sambil memberikan informasi tentang pertanian ya
saya selingi dengan informasi tentang kesehatan kerja”.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa pelaksanaan program promosi kesehatan kerja pada Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis,
telah dilaksanakan kader Pos UKK di awal pembentukan Pos UKK. Kegiatan promosi kesehatan kerja dilaksanakan di Pos UKK dengan mengumpulkan anggota
pekerja, ada juga yang dilakukan dengan cara penyuluhan perorangan. Namun sekarang ini program promosi kesehatan kerja di Pos UKK wilayah kerja Puskesmas
Kampung Bugis tidak lagi dilaksanakan oleh kader.
4.3.2. Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Program Preventif Kesehatan Kerja di Pos UKK
Hasil wawancara dengan informan mengenai pelaksanaan program preventif kesehatan kerja pada Pos UKK dapat dilihat dalam tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3 Matriks Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Program
Preventif Kesehatan Kerja di Pos UKK
No Informan
Pernyataan
1 Anggota Pos UKK
Pasir Putih “Ya sama saja pak, kitakan tidak begitu paham tentang
program-program ini, jadi cuma sekadar pemberitahuan penggunaan alat pelindung diri. Dari puskesmas ada juga
kami diberi baju pelampung, sepatu bot, sarung tangan, topi, kacamata. Tapi ya itu, saya rasa sepatu botnya gak
cocok untuk kerja kami. Saya kerja masuk air jadi otomatis sepatunya juga terendam air, jadi kami
melangkah tu agak berat”.
2 Ketua Pos UKK
Pasir Putih “Jadi begini Pak. Kalau dulu ada kami lakukan, seperti
survei mawas diri. Kalau awal pembentukan pos UKK semuanya serba baru dan menarik. Apalagi setelah
mendapatkan pembinaan, kan masih semangat, kami langsung turun ke lapangan, belajar mengkaji
kemungkinan bahaya yang bisa terjadi terhadap nelayan. Nelayan di sini, ada yang menggunakan sampan ada juga
yang berendam air laut sampai setinggi dada. Sebenarnya saya merasakan banyak manfaat dari keberadaan Pos
UKK ini. Paling tidak saya tau untuk diri saya. Apalagi
Universitas Sumatera Utara
kalau tentang pengobatan. Saya paling senang. Sekarang sakit-sakit sikit saya gak perlu ke puskesmas. Saya obat
sendiri. Malahan tetangga-tetangga saya kalau berobat sama saya. Di rumah saya stok kan obat. Tapi obat itu
saya beli. Kalau yang dari puskesmas untuk persediaan di Pos UKK. Selanjutnya kami memberikan contoh alat
pelindung diri, seperti rompi pelampung, sepatu bot, baju lengan panjang, topi seperti topi petani. Ya kurang lebih
begitulah. Sekarang program ini gak berjalan lagi pak. Yang jelas
kita sudah beri tahu manfaatnya. Tergantung kesadaran nelayan itu sendiri lagi. Sekarang dukungan dari
Puskesmas dah kurang, kader yang lainpun sudah kurang semangat nampaknya. Sekarang ini kegiatan kami hanya
nunggu kunjungan rutin dari Puskesmas Kampung Bugis untuk melakukan penyuluhan dan pengobatan gratis.
3 Anggota Pos UKK
Sehat Sejahtera “Kalau sekarang kegiatan di Pos UKK ini sudah kurang
Pak. Tindakan pencegahan pun hanya sebatas mengingatkan untuk memakai alat pelindung diri. Selain
itu gak ada. Yang saya tau, sebaiknya petani, dalam bekerja menggunakan baju lengan panjang, memakai topi
dan sepatu. Kalau lagi menyemprot gunakan masker. Sejauh ini yang saya lihat ada yang pakai, ada juga yang
tidak”.
4 Ketua Pos UKK
Sehat Sejahtera “Kalau upaya pencegahan, memang ada diberitahukan
oleh petugas puskesmas, ya itupun lewat penyuluhan yang mereka berikan. Tapi kalau pelaksanaan di lapangan
oleh kader sekarang ini gak ada. Seperti survei mawas diri, saya tau juga. Tapi pelaksanaannnya seperti apa, itu
yang saya gak tau. Yang tau kami sebatas penggunaan alat pelindung diri. Itupun disampaikan waktu
penyuluhan dan sekalian diberikan contoh APD nya”.
5 Anggota Pos UKK
Sejahtera Mandiri “Terus terang aja ya pak, saya nikan orang yang
menggantikan kader yang berhenti, jadi saya termasuk baru. Sampai sekarang aja saya belum pernah
mendapatkan pelatihan. Jadi saya gak tau apa yang harus saya lakukan sebagai kader pos UKK. Kalau orang-orang
yang pertama dulu memang dapat pelatihan. Itupun setau saya hanya berapa kali”.
6 Ketua Pos UKK
Sejahtera Mandiri “Sebenarnya upaya ini disejalankan dengan kegiatan
penyuluhan kesehatan kerja. Ya itu tadi, kami para kader tidak begitu ngerti apa saja yang harus kami lakukan.
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan pencegahan seperti yang mas bilang aja kami gak tau seperti apa bentuknya. Tau ya hanya sekedar tau.
Umpamanya dalam bekerja sebaiknya menggunakan sepatu bot agar bila terkena cangkul tidak luka. Ya hanya
sekedar itu saja. ya itu yang kami dapat dari Puskesmas. Yang jelas sebaiknya menggunakan alat pelindung dalam
bekerja. Kalau pencegahan dalam bentuk penggunaan alat pelindung diri, sudah sering saya sampaikan kepada
anggota pekerja. Pada dasarnya mereka mau meggunakannya, apalagi kalau dapat geratis dari
pemerintah. Kendalanya kan mereka harus membeli sendiri alat pelindung diri. Itu yang saya rasa agak berat
buat petani. Jujur aja pak petani disini masih banyak yang menggunakan sendal atau kaki ayam dalam bekerja.
Itulah sekarang saya lagi mengusahakan bantuan ke pemerintah untuk para pekerja suapaya dapat alat-alat
pelindung diri”.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa pelaksanaan program preventif atau pencegahan kesehatan kerja pada tiap Pos UKK tidak berjalan dengan
baik. Para kader Pos UKK tidak dapat melaksanakannya karena kurangnya pengetahuan, arahan dan bimbing dari Puskesmas Kampung Bugis. Pelaksanaan
upaya pencegahan kesehatan kerja hanya berupa arahan kepada anggota pekerja untuk menggunakan alat pelindung diri. Sementara seorang kader tidak tahu program
preventif karena belum pernah mendapatkan pelatihan dari Puskesmas.
4.3.3. Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Program Upaya Kuratif
Kesehatan Kerja di Pos UKK
Hasil wawancara dengan informan mengenai pelaksanaan program kuratif kesehatan kerja pada Pos UKK dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Matriks Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Program
Upaya Kuratif Kesehatan Kerja di Pos UKK
No Informan
Pernyataan
Universitas Sumatera Utara
1 Anggota Pos UKK
Pasir Putih “Kalau itu sampai sekarang masih kita lakukan. Kalau
sakit- sakit macam demam, saya tensi dulu lalu kasih paracetamol suruh banyak minum air putih, kalau 2 hari
gak sembuh saya rujuk ke puskesmas. Kalau dia terkena kaca atau kayu, kita bersihkan abis tu kasih betadin.
Rasanya seperti itulah pak. Tapi sekarang agak sulit pak, kadang stok obat habis kita minta ke puskesmas gak
langsung dapat. Sekarang aja tensinya dah rusak. Kita minta, belum ada barangnya. Anggarannya juga gak ada
untuk membeli tensimeter. Pokoknya kita bantulah sebisanya”.
2 Ketua Pos UKK
Pasir Putih “Kalau ada kecelakaan dan ada yang sakit ringan, sampai
sekarang tetap kami beri pertolongan. Ya tergantung masalah yang dihadapi nelayan. Kemarin ada yang
mangalami luka di kaki. Mungkin terkena kaca atau karang. Mereka datang ke pos UKK. Kebetulan ada
anggota kader di sana. Ya penderita di bersihkan dulu lukanya dengan air, lalu dikeringkan dengan kasa baru
dioleskan betadin. Kalau lukanya besar dan dalam, kami langsung rujuk ke Puskesmas. Begitu juga dengan
pengobatan, kalau keluhannya demam, kami kasih aja paracetamol, tapi kalau gak sembuh dalam 3 hari kami
sarankan atau rujuk ke puskesmas. Pokoknya kami beri pertolongan semampu kami sesuai dengan pelatihan yang
kami dapat dulu”.
3 Anggota Pos UKK
Sehat Sejahtera ” Di sini, kami memberikan bantuan atau pertolongan
kepada anggota pekerja yang mengalami musibah. Umpamanya kecelakaan atau mengalami sakit ringan.
Kemarin ada yang mengeluh pusing, mual. Lalu saya tensi dan cek suhu tubuhnya. Ternyata normal. Saya kasih
aja obat maag dan paracetamol. Kadang ada juga yang datang cuma minta ditensi aja. Kalau luka ringan kami
obati lukanya dan kalau besar lukanya kami perban , setelah itu kita rujuk ke Puskesmas. Kami lakukan sebisa
kami dan sesuai arahan yang diberikan petugas puskesmas. Tapi rasanya saya puas dengan apa yang bisa
saya lakukan untuk menolong orang. Orang kampung di sini sudah seperti keluarga semuanya Pak. Ya jumlah
penduduknya juga gak banyak, jadi sudah saling kenal semuanya”.
Universitas Sumatera Utara
4 Ketua Pos UKK
Sehat Sejahtera ” Sampai sekarangpun masih kita lakukan. Setiap ada
anggota pekerja yang mengalami kecelakaan kerja atau sakit, pasti kami bantu. Kalau ada yang luka, saya
bersihkan luka lalu kasih betadin. Kalau lukanya besar, umpamanya harus dijahit, kami perban aja dulu abis tu
kita rujuk ke Puskesmas. Kalau yang sakit, biasanya yang datang ngeluhnya demam atau sakit kepala. Ya saya beri
aja paracetamol. Kalau gak sembuh juga dalam 3 hari langsung saya suruh ke puskesmas. Pokoknya kita bantu
semampunya. Nah, kalau saya lagi gak ada di tempat, mungkin kader yang lain yang memberikan bantuan.
Sampai saat ini saya masih senang melakukan kegiatan ini. Ya hanya sebatas inilah kemampuan yang saya miliki
dan bisa berbagi dengan kawan-kawan”.
5 Anggota Pos UKK
Sejahtera Mandiri “Kebetulan Pos UUK di rumahnya ketua kader. Jadi
langsunglah ditolong sama ketua. Karena ketua kami lebih tau dari pada anggota lain. Biasanya mereka datang
mengeluh demam dan pegal-pegal. Kalau gak sembuh juga dalam 2 atau 3 hari kami suruh aja langsung ke
puskesmas. Kadang-kadang diantar sama ketua. Melihat hal seperti ini kadang saya merasa senang kalau bisa
menolong orang. Apalagi kalau sakitnya sembuk. Rasanya kita ada kepuasan tersendiri. Cuma itu
masalahnya. Sampai sekarang saya belum pernah dapatkan pelatihan, jadi Cuma bisa melihat apa yang
dikerjakan ketua peda pekerja yang sakit.
6 Ketua Pos UKK
Sejahtera Mandiri “Biasanya mereka langsung datang ke Pos UKK.
Kemarin ada anggota yang mengeluh pusing, mual. Saya takutnya sakit maag. Cuma saya tanya, ada melakukan
penyemprotan gak? Katanya ada. Langsung aja saya antarkan ke puskesmas. Ada juga yang ngeluh demam,
saya kasih aja obat paracetamol. Kalau luka-luka kecil, paling kita bersihkan lalu oleskan betadin. Yang jelas
kalau kami rasa gak sanggup ya saya kirim aja ke Puskesmas. Sebenarnya banyak manfaat yang saya
rasakan menjadi kader ni mas. Sebelum memberikan pengobatan mereka juga mengajarkan supaya kita
bertanya dulu apa yang dikeluhkan penderita. Jadi kita gak asal ngasih obat. Ya paling tidak untuk diri saya dan
keluarga taulah sedikit-sedikit tentang pengobatan”.
Berdsarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa semua informan mengatakan program kuratif atau tindakan pertolongan pada kecelaan dan pengobatan dasar masih
Universitas Sumatera Utara
dilakukan kader Pos UKK sampai sekarang. Upaya pertolongan atau tindakan pengobatan yang diberikan kader kepada pekerja yang mengalami sakit dilakukan
sesuai dengan arahan dan bimbingan dari Puskesmas.
4.3.4. Pernyataan Informan tentang Peran Puskesmas Kampung Bugis dalam
Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja di Pos UKK
Hasil wawancara dengan informan mengenai peran serta Puskesmas Kampung Bugis Dalam pelaksanaan program kesehatan kerja pada Pos UKK dapat
dilihat dalam tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.5 Matriks Pernyataan Informan tentang Peran Serta Puskesmas
Kampung Bugis dalam Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja di Pos UKK
No Informan
Pernyataan
1 Anggota Pos UKK
Pasir Putih “Peran serta dan dukungan dari Puskesmas sekarang
sudah kurang. Memang Puskesmas sekarang masih berkunjung untuk memberikan pengobatan, tapi hanya 3
bulan sekali. Sekarang ini kegiatan Puskesmas ke Pos UKK ini hanya untuk pengobatan dan penyuluhan sekali-
sekali. Kalau pelatihan belum pernah dilakukan lagi. Kalau untuk pemberian obat masih diberikan oleh
Puskesmas. Pokoknya kalau untuk obat masih terus diperhatikan”.
2 Ketua Pos UKK
Pasir Putih “Puskesmas sampai sekarang masih peduli dengan Pos
UKK ini. Memang tidak seperti dulu lagi. Sekarang kegiatannya hanya sekedar memberikan penyuluhan dan
pengobatan untuk anggota pekerja di Pos UKK ini setiap 2 atau 3 bulan sekali. Tapi kalau kita butuh sesuatu
seperti obat-obatan ataupun buku-buku tentang kesehatan kerja, mereka siap membantu. Kalau ada informasi
terbaru tentang kesehatan juga disampaikan kepada kader. Memang sudah agak kuranglah perhatian Puskesmas, tapi
mereka masih peduli kok”.
3 Anggota Pos UKK
Sehat Sejahtera “Puskesmas sekarang hanya mengadakan pengobatan dan
penyuluhan di Pos UKK sekitar 2 atau 3 bulan sekali. Kalau dulu waktu awal pembentukan, kader diberi
pelatihan, penyuluhan dan diajarkan tentang P3K dan pengobatan dasar. Dulu pertemuan dengan kader sering,
Universitas Sumatera Utara
sebulan bisa 2 atau 3 kali. Sekarang terbalik Pak. Saya rasa perannya itu saja sekarang ini”.
4 Ketua Pos UKK
Sehat Sejahtera “Sekarang peran serta Puskesmas sudah sangat kurang
Pak. Semenjak saya jadi ketua kader, gak pernah ada lagi pelatihan yang dilakukan pihak Puskesmas. Sekarang ini
Puskesmas hanya mengadakan penyuluhan dan pengobatan untuk anggota pekerja. Itupun 3 bulan sekali.
Kan lama kali. Mending kalau sebulan sekali. Abis itu, mereka memberikan bantuan obat-obatan untuk
persediaan di Pos UKK. Kalau ada undangan dari Dinas Kesehatan tentang kesehatan kerja, pihak Puskesmas juga
mengundang kami”.
5 Anggota Pos UKK
Sejahtera Mandiri “Semenjak saya menjadi kader, peran Puskesmas yang
saya tau, hanya melakukan penyuluhan tentang kesehatan kerja dan setelah itu pengobatan. Sama
pemberian obat-obatan untuk persediaan di Pos UKK.
6 Ketua Pos UKK
Sejahtera Mandiri “Sekarang ini peran Puskesmas sudah agak kurang, tidak
seperti dulu. Kalau dulu, kunjungan bisa 2 sampai 3 kali sebulan, kalau sekarang 3 bulan sekali. Dulu saya sering
bertukar fikiran dengan Pak Andi sebagai pemegang program K3 Puskesmas. Kalau sekarang sudah jarang
berkomunikasi dengan pemegang program K3 yang baru. Jadi sekarang Puskesmas hanya sekedar memberikan
penyuluhan dan pengobatan untuk anggota pekerja. Kalau kita butuh buku, atau informasi tentang kesehatan kerja,
kita yang harus lebih pro aktif datang ke Puskesmas. Kalau untuk obat-obatan, Puskesmas selalu
menyediakannya. Pada prinsipnya mereka masih membantu Pos UKK di sini.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa semua informan merasakan kurangnya peran serta Puskesmas dalam pelaksanaan program kesehatan kerja di Pos
UKK wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis. Puskesmas Kampung Bugis sekarang kurang memberikan perhatian terhadap perkembangan dan pelaksanaan
program kesehatan kerja di Pos UKK. Puskesmas Kampung Bugis lebih menitikberatkan pada kegiatan pengobatan.
Universitas Sumatera Utara
4.3.5. Pernyataan Informan tentang Sumber Keuangan Pos UKK
Hasil wawancara dengan informan mengenai sumber keuangan Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis dalam melakukan kegiatan dapat dilihat
dalam tabel 4.6 di bawah ini. Tabel 4.6
Matriks Pernyataan Informan tentang Sumber Keuangan Pos UKK
No Informan
Pernyataan
1 Anggota Pos UKK
Pasir Putih “kebetulan keuangan di Pos UKK ini saya yang megang.
waktu awal pembentukan Pos UKK ini, kami mendapatkan bantuan dari Dinas Kesehatan sebesar dua
juta Rupiah. Uang tersebut digunakan untuk pembelian alat-alat dan perlengkapan Pos UKK, juga contoh alat
pelindung diri. Sisanya untuk melakukan kegiatan- kegiatan di Pos UKK ini. Tahun berikutnya dapat bantuan
lagi dari Dinas Kesehatan Kota sebesar tiga ratus ribu Rupiah. Sampai sekarang uangnya sudah habis. Jadi
sekarang kalau ada kunjungan dari Puskesmas, kami iuran para kader. Kami sudah coba meminta sumbangan
pada anggota pekerja yang datang berobat ke Pos UKK ini, tapi mereka keberatan. Menarik iuran dari anggota
rasanya gak enak juga, seolah-olah uangya buat saya pribadi. Jadi terpaksalah kami aja yang iuran para kader”.
2 Ketua Pos UKK
Pasir Putih “Sumber keuangan Pos UKK ini dari Dinas Kesehatan
Kota, bantuan pertama sebesar dua juta Rupiah pada awal pembentukan Pos UKK, sebagai uang pembinaan dan
pembelian alat dan perlengkapan Pos UKK. Bantuan kedua sebesar tiga ratus ribu Rupiah pada tahun 2010.
Sampai sekarang belum ada lagi. Jadi untuk kegiatan sekarang, kami anggota kader, iuran semampunya. Kalau
untuk minta iuran kepada anggota pekerja nelayan, kami gak berani. Tapi kedepannya saya akan upayakan untuk
mengajukan proposal ke pemerintah Kota. Mudah- mudahan ada perhatian dari pemerintah Kota dan harapan
saya Puskesmas mau membantu kami untuk mencari solusi masalah keuangan Pos UKK ini”.
3 Anggota Pos UKK
Sehat Sejahtera “Dulu waktu pembentukan ada dikasih bantuan dari
Dinas Kesehatan Kota. Uangnya digunakan untuk pembelian alat dan perlengkapan pos UKK. Kalau
mengaharapkan iuran anggota pekerja, ya susah pak diminta datang aja susah, apalagi dimintai sumbangan,
malah gak mau datang-datang lagi mereka nanti... he hehe
Universitas Sumatera Utara
heh.... Jadi kami anggota kader sudah sepakat akan mencari bantuan dari Pemerintah Kota melalui
Puskesmas Kampung Bugis. Sebenarnya kami juga sudah pernah minta bantuan dari kelurahan, tapi sampai
sekarang belum ada hasilnya. Mereka bilangnya nanti kita usahakan,sampai sekarang gak ada juga. Kami malas juga
jadinya, macam kita ni pengemis aja”.
4 Ketua Pos UKK
Sehat Sejahtera “Kalau gak salah saya 2 kali kami mendapatkan bantuan
keuangan dari Dinas Kesehatan Kota. Uangnya sudah terpakai untuk membeli paralatan dan perlengkapan untuk
Pos UKK, juga contoh alat pelindung diri. Sisanya buat beli minuman dan makanan ringan setiap ada kunjungan
dari puskesmas. Nah ini salah satu kendala kalau nantinya kita harus melaksanakan suatu kegiatan. Sekarang aja
setiap kunjungan puskesmas kami iuran tiap anggota kader. Ya berapa dapat aja. Kalau minta iuran atau
sumbangan dari anggota pekerja gak enak juga. Dulu pernah dicoba, tapi ada yang keberatan dan ada juga yang
ngutang. Taulah Pak kerja tani di sini. Penghasilan kami sebagai tani gak tetap. Kadang lumayan, kadang ya gak
ada”.
5 Anggota Pos UKK
Sejahtera Mandiri “Saya gak tau pasti pak. Informasi dari ketua kami, dulu
ada bantuan keuangan dari Dinas Kesehatan. Uangnya sudah terpakai semua. Sekarang setiap ada kunjungan
dari Puskesmas untuk mengadakan pengobatan, kami para kader iuran seadanya. Ketua kamilah yang paling
banyak mengeluarkan uang. Kalau saya pribadi setuju aja dengan iuran anggota pekerja setiap menggunakan jasa
Pos UKK seperti yang Bapak bilang. Apalagi inikan untuk kita juga. Kalau sifatnya untuk kebersamaan saya
mau aja. Cuma saya ni baru di sini, jadi ikut arahan ketua aja”.
6 Ketua Pos UKK
Sejahtera Mandiri “Pada awal berjalannya kegiatan di Pos UKK ini tahun
2009, kami mendapatkan bantuan dari Dinas Kesehatan Kota sebesar dua juta. Uang tersebut dibelikan peralatan
dan perlengkapan dan contoh alat pelindung diri. Sisanya tinggal enam ratus ribu. Pada waktu itu petugas
Puskesmas sering melakukan kunjungan, jadi uangnya kami gunakan buat akomodasi dan lain-lain. Pada tahun
2010 dapat bantuan lagi dari Dinas Kesehatan Kota sebesar tiga ratus ribu. Semua uangnya dipakai untuk
kegiatan. Sampai sekarang uangnya sudah gak ada. Untuk memungut iuran dari anggota rasanya agak berat mas, gak
Universitas Sumatera Utara
enak. Jadi sekarang setiap kunjungan dari Puskesmas, ya pakai biaya pribadi dan iuran kader. Ya paling hanya buat
beli aqua sama kue ala kadarnya. Saya gak masalah mas. Hati saya senang melakukannya. Kadang kalau anggota
pekerja gak banyak yang datang, saya jemput mereka. Biar petugas kesehatan gak kecewa mas. Jadi karena uang
kas dah gak ada kami gak bisa berbuat banyak. Sekarang saya buat proposal untuk mendapatan dana.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan mengenai sumber keuangan Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis dapat diketahui bahwa semua
responden memberikan pernyataan yang sama yakni keuangan Pos UKK tersebut berasasal dari Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang dan iuran anggota kader.
4.3.6. Pernyataan Informan tentang Hambatan dalam Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja di Pos UKK
Hasil wawancara dengan informan mengenai hambatan dalam pelaksanaan program upaya kesehatan kerja pada Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Kampung
Bugis dapat dilihat dalam tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.7 Matriks Pernyataan Informan tentang Hambatan dalam
Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja di Pos UKK
No Informan
Pernyataan
1 Anggota Pos UKK
Pasir Putih “Pertama, masalah ilmu : kami kurang mendapatkan
pelatihan dan pembinaan, sehingga kami gak tau bagaimana cara memberikan penyuluhan dan kami gak
tau harus memberikan apa? Kedua, masalah dana : kami gak punya uang kas. Untuk
melaksanakan kegiatan pasti perlu biaya. Kalau dana dari kami aja ya gimanalah pak. Taulah bapak, kerja nelayan
bagaimana. Kadang lumayan, kadang juga tak dapat ikan. Itulah untuk melaksanakan kegiatan kami terbentur
masalah biaya. Ketiga : untuk mengumpulkan anggota pekerja sangat
sulit, rata-rata nelayan di sini mulai turun ke laut dari sore sampai subuh. Paginya bongkar hasil pancing, setelah itu
ya istirahat. Jadi tentukan waktunya agak sulit”.
Universitas Sumatera Utara
2 Ketua Pos UKK
Pasir Putih “Menurut saya program kesehatan kerja yang
disampaikan petugas kesehatan puskesmas tidak begitu jelas. Mereka tidak pernah membina kami seperti apa
yang Bapak sampaikan kepada saya. Seharusnya mereka mengarahkan hal-hal yang harus dilaksanakan kader dan
memberikan pelatihan sesuai dengan apa yang harus dilakukan kader di Pos UKK ini. Yang jelas sekarang ini
kurangnya pembinaan puskesmas terhadap kader untuk tugas yang harus dilakukan kader. Sebenarnya pos UKK
inikan termasuk baru, jadi perlu pembinaan secara berkesinambungan. Kalau kami dah mandiri, ya gak perlu
lagi mereka. Kemudian masalah keuangan. Kami gak punya uang kas. Dulu waktu awal pembentukan memang
ada diberikan uang pembinaan. Uang tersebut dipakai untuk beli alat-alat dan perlengkapan pos UKK, samaa
contoh alat pelindung diri. Sisanya buat pelaksanaan kegiatan. Sekarang dah gak ada
lagi. Untuk kunjungan rutin puskesmas aja, kami para kader yang iuran. Iuran inilah salah satunya yang
menyebabkan ada kader yang mengundurkan diri. Terus masalah nya, kesadaran para nelayan tentang kesehatan
yang kurang. Kita kesulitan untuk meyakinkan para anggota pekerja. Mereka mau datang ke pos UKK kalau
ada pengobatan. Kalau kami para kader aja yang mengundang, ada aja alasannya. Ya rata-rata mau
melaut. Kalau kita buat kegiatan siang hari alasannya ngantuk. Jadi agak susah juga mengaturnya”.
3 Anggota Pos UKK
Sehat Sejahtera “Saya rasa kurangnya dukungan dan bimbingan dari
puskesmas terhadap kader. Lalu, kurangnya pelatihan- pelatihan kader tentang tugas-tugas kader. Pihak
Puskesmas tidak mengarah kan kami untuk melakukan program-program kesehatan kerja Pos UKK. Terus
masalah keuangan. Sekarang ini kita gah punya uang kas. Untuk kunjungan puskesmas aja kita kebingungan. Kalau
gak ada apa-apa kan gak enak juga. Nantinya kalau kami mau melakukan kegiatan tapi gak ada dana, gak berjalan
juga. Jadi keuangan memang jadi kendala juga. Tapi intinya saya rasa dukungan dan pembinaan dari
Puskesmas. Kita ni kan orang kampung yang masih buta dan kurang menyadari tentang kesehatan. Jadi saat ini kita
masih butuh dukungan terus sampai rasanya nanti kita sudah mampu sendiri”.
4 Ketua Pos UKK
Sehat Sejahtera “Menurut saya, kurangnya dukungan dari Puskesmas
Kampung Bugis. Mereka kurang membina dan melatih
Universitas Sumatera Utara
kader sesuai dengan tugas- tugas yang harus dilaksanakan kader. Kalau pihak Puskesmas melatih kami tentang
program-program kesehatan kerja di Pos UKK dan mengarahkan kader untuk melakukannya, pasti kami
sudah melakukannya. Saya rasa Pos UKK yang lain juga sama seperti Pos UKK ini. Terus kendalanya masalah
keuangan. Kalaulah nanti kami dapatkan pelatihan tentang program-program kerja di Pos UKK dan disuruh
melaksanakannya, kalau gak ada uangnya kan juga repot. Jadi disini saya mengharapkan ada dukungan dana dari
pemerintah. Yang ke tiga, saya rasa, tentang anggota pekerja itu sendiri. Untuk mengumpulkan anggota pekerja
agak susah. Alasannya pasti sibuk, malas. Ya gitu-gitulah pak.
Mereka mau datang ke Pos UKK kalau ada pengobatannya. Jadi kalau ada pengobatannya,
keluarganya bisa berobat sekalian”.
5 Anggota Pos UKK
Sejahtera Mandiri “Menurut saya kurangnya dukungan dan bimbingan dari
Puskesmas terhadap kader. Lalu, kurangnya pelatihan- pelatihan kader tentang tugas-tugas kader. Kekompakan
sesama keder jaga rasanya kurang. Mungkin karena mereka punya kesibukan masing-masing ya. Masalah
keuangan juga jadi kendala. Kalau gak ada uang, gak bisa ngapa-ngapain kan Pak? Tapi intinya saya rasa
pembinaan. Coba kita dikasih tau apa-apa saja tugas kader, bagaimana cara melaksanakannya. Kalau saya
pribadi mau aja melaksanakan kegiatan di sini. Yang penting jelas tujuannya”.
6 Ketua Pos UKK
Sejahtera Mandiri “Kalau menurut saya, sekarang ini Pos UKK kurang
mendapat perhatian atau pembinaan dari puskesmas. Kader pos UKK tidak tau secara jelas apa saja yang
harus dilakukan seorang kader. Memang ada buku pedoman kader, tapikan kita perlu penjelasan juga. Kalau
kader harus memberikan penyuluhan dan kegiatan lainnya, ya tolong kami-kami dilatih dan dibimbing.
Kalau ilmu saja gak ada, apa yang mau disampaikan. Lalu, masalah dana, Pasti kita perlu biaya untuk
melakukan kegiatan. Kalau biayanya kecil, mungkin bisalah saya usahakan, tapikan kegiatanya rutin. Ya
gimanapun suatu organisasi itu perlu adanya uang kas. Ia kan mas. Kemudian mengumpulkan anggota pekerja.
Untuk mengumpulkan anggota pekerja kelompok tani di sini agak sulit. Mereka dibilang ada pengobatan geratis
Universitas Sumatera Utara
baru mau datang, kalau gak, jangan harap mas. Makanya dulu saya kasih penyuluhan ya langsung ketemu orang
yang bersangkutan. Saya rasa itulah masalah utamanya”.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa hambatan atau kendala dalam pelaksanaan program kesehatan kerja, seluruh informan memberikan pernyatan
yang hampir sama, yaitu para kader Pos UKK kurang mendapatkan pelatihan dan bimbingan dari Puskesmas Kampung Bugis tentang peran dan fungsi kader Pos UKK.
Kendala yang kedua yaitu masalah keuangan. Pos UKK tersebut tidak mempunyai uang kas untuk melakukan suatu kegiatan. Dan yang ketiga adalah peran serta
anggota pekerja dalam pelaksanaan kegiatan di Pos UKK.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan Kerja oleh Kader di Pos UKK
Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Bugis
Upaya kesehatan kerja merupakan salah satu kegiatan upaya pengembangan Puskesmas dalam rangka memberikan perlindungan kesehatan kerja bagi masyarakat
pekerja di wilayah kerja Puskesmas. Bentuk nyata dari kegiatan tersebut meliputi pelayanan kesehatan pada masyarakat pekerja yang berada di wilayah kerja
Puskesmas terdiri dari bentuk upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan Depkes RI, 2005.
Program kesehatan Kerja telah dilaksanakan Puskesmas Kampung Bugis Kota Tanjungpinang sejak tahun 2008. Salah satu aplikasi dari pelaksanaan program
kesehatan kerja Puskesmas adalah telah dibentuknya 3 Pos UKK di wilayah kerjanya, yaitu Pos UKK Pasir Putih kelompok nelayan, Pos UKK Sehat Sejahtera kelompok
tani, dan Pos UKK Sejahtera Mandiri kelompok tani. Ketiga Pos UKK tersebut mulai berfungsi sejak tahun 2009.
Pos UKK adalah bentuk pemberdayaan masyarakat di kelompok kerja informal utamanya di dalam upaya promotif, preventif untuk melindungi pekerja agar
hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh beruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Dari hasil wawancara mendalam tentang pelaksanaan program promosi kesehatan kerja pada Pos UKK di wilaya kerja Puskesmas Kampung Bugis, para
informan menyatakan bahwa program promosi kesehatan kerja di Pos UKK ada
Universitas Sumatera Utara
dilaksanakan oleh kader Pos UKK. Namun pelaksanaan program promosi kesehatan kerja di Pos UKK tersebut tidak berlangsung lama. Pelaksanaan program tersebut
hanya dapat dilakukan diawal pembentukan Pos UKK, dan pelaksanaannya juga dipandu oleh petugas kesehatan dari Puskesmas Kampung Bugis. Hingga saat ini
program promosi kesehatan kerja di Pos UKK wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis tidak lagi dilaksanakan oleh kader, melainkan dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan Puskesmas Kampung Bugis. Hal ini dapat dikutip dari pernyataan informan sebagai berikut :
“ Awal terbentuknya Pos UKK ini, setelah saya dan kader yang lain mendapatkan
pelatihan dan pembinaan dari puskesmas Kampung Bugis, sempat dilaksanakan, namun belakangan ini sudah jarang bahkan tidak lagi dilaksanakan.......................
.....kita beri penyuluhan tentang kesehatan kerja kelompok nelayan sesuai yang didapat dari puskesmas. Kalau saya sifatnya membantu persiapan dan kelancaran
kegiatan. Kalau yang ngomong ke anggota nelayan ya ketua kami”. Tabel 4.2;
informan 1 Saat ini program promosi kesehatan kerja di Pos UKK dilakukan oleh petugas
kesehatan Puskesmas pada setiap kunjungan, seperti pernyataan berikut:
“Semenjak saya masuk sampai sekarang, kalau yang dilakukan kader gak ada. Kami hanya membantu petugas Puskesmas untuk melakukan pengobatan gratis
untuk para petani. Sekarang ni kan petugas Puskesmas datang tiap 3 bulan sekali. Waktu itulah mereka memberikan penyuluhan sedikit, habis tu pengobatan. Ya
kami para kader membantu mempersiapkan tempat sama pengobatan aja. Setelah selesai, ya udah, bubar”. Tabel 4.2; informan 5
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hal tersebut menyatakan bahwa program promosi kesehatan kerja di Pos UKK wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis tidak lagi dilaksanakan oleh
kader. Sekarang ini kader Pos UKK tidak dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai kader Pos UKK, khususnya dalam pelaksanaan promosi kesehatan kerja. Hal
ini dikarenakan kurangnya pengetahuan dan keterampilan kader Pos UKK tentang upaya promosi kesehatan kerja di Pos UKK serta kurangnya arahan dan bimbingan
Puskesmas Kampung Bugis untuk menyarankan kader Pos UKK agar dapat melaksanakan upaya promosi kesehatan kerja dan menegaskan kepada kader bahwa
upaya promosi kesehatan kerja merupakan salah satu tugas dari kader Pos UKK. Menurut Kementerian Kesehatan RI 2011, kader Pos UKK adalah pekerja
yang mempunyai kesadaran dan mau bekerja secara sukarela untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan diri sendiri dan kelompoknya agar bekerja dengan aman,
sehat, dan produktif dalam bekerja. Kader Pos UKK diharapkan dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai kader Pos UKK, yang salah satu peran dan fungsi kader
Pos UKK adalah melaksanakan kegiatan kesehatan di lingkungan kerja melalui promosi tentang kesehatan kerja. Untuk dapat melaksanakan program promosi
kesehatan kerja dengan baik, seorang kader haruslah telah mendapatkan pelatihan dan pengetahuan tentang prinsip-prinsip kesehatan kerja, paham tentang upaya Promosi
kesehatan kerja dan dapat diaplikasikan dengan teknik atau metode dalam menyampaikan penyuluhan kesehatan kerja, serta menguasai materi penyuluhan yang
akan disampaikan sesuai dengan jenis pekerjanya. Berdasarkan Kepmenkes RI 1758 tahun 2003, menyatakan bahwa, sebagai
fasilitas pelayanan kesehatan kerja dasar Puskesmas mempunyai 3 fungsi, yaitu fungsi pembinaan terhadap Pos UKK dan pembinaan administratif terhadap
Universitas Sumatera Utara
poliklinik perusahaan, fungsi pelaksana pelayanan kesehatan kerja dasar, dan fungsi peran serta masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa upaya promosi kesehatan kerja di Pos UKK haruslah dapat dilaksanakan oleh kader Pos UKK. Namun hal ini tidak
dapat dilaksanakan oleh kader Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Kampung bugis dikarenakan kurangnya pengetahuan dan pemahaman serta keterampilan kader
tentang upaya promosi kesehatan kerja dan kurangnya pembinaan dari Puskesmas Kampung Bugis khususnya pengelola program kesehatan kerja tentang pendidikan
program promosi kesehatan kerja dan aplikasinya di Pos UKK oleh kader tersebut.
5.2. Pelaksanaan Program Upaya Preventif Kesehatan Kerja oleh Kader di Pos UKK Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Bugis
Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Dalam pengertian yang lebih
luas, preventif diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat
Notosoedirjo dan Latipun, 2005. Dalam melaksanakan peran dan fungsi sebagai kader Pos UKK diharapkan
seorang kader mampu untuk melaksanakan upaya preventif atau pencegahan terhadap potensi atau risiko bahaya atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Dalam hal ini ada 13 tugas pokok dan funsi tupoksi yang harus dijalankan kader secara optimal Depkes RI, 2006, yang salah satunya adalah melaksanakan survey
mawas diri, yaitu pengenalan, pengumpulan, pengkajian masalah kesehatan pekerja untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat pekerja mengenai kesehatan kerja.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil wawancara dengan keenam informan tentang pelaksanaan upaya preventif atau upaya pencegahan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh kader Pos
UKK di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis, menyatakan bahwa pelaksanaan
program preventif atau pencegahan kesehatan kerja pada tiap Pos UKK tidak berjalan dengan baik. Para kader Pos UKK tidak dapat melaksanakannya karena kurangnya
pengetahuan, arahan dan bimbing dari Puskesmas Kampung Bugis. Pelaksanaan upaya pencegahan kesehatan kerja hanya berupa arahan kepada anggota pekerja
untuk menggunakan alat pelindung diri. Seperti pernyataan informan berikut;
“Kalau sekarang kegiatan di Pos UKK ini sudah kurang Pak. Tindakan pencegahan pun hanya sebatas mengingatkan untuk memakai alat pelindung diri.
Selain itu gak ada. Yang saya tau, sebaiknya petani, dalam bekerja menggunakan baju lengan panjang, memakai topi dan sepatu. Kalau lagi menyemprot gunakan
masker. Sejauh ini yang saya lihat ada yang pakai, ada juga yang tidak”. Tabel
4.3; informan 3. Hal senada juga diungkapkan oleh informan 6 dalam tabel 4.3 berikut;
“Sebenarnya upaya ini disejalankan dengan kegiatan penyuluhan kesehatan kerja. Ya itu tadi, kami para kader tidak begitu ngerti apa saja yang harus kami
lakukan. Kegiatan pencegahan seperti yang mas bilang aja kami gak tau seperti apa bentuknya. Tau ya hanya sekedar tau. Umpamanya dalam bekerja sebaiknya
menggunakan sepatu bot agar bila terkena cangkul tidak luka. Ya hanya sekedar itu saja. ya itu yang kami dapat dari Puskesmas. Yang jelas sebaiknya
menggunakan alat pelindung dalam bekerja. Kalau pencegahan dalam bentuk penggunaan alat pelindung diri, sudah sering saya sampaikan kepada anggota
pekerja”.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian tersebut di atas menyatakan bahwa, program upaya preventif atau pencegahan kesehatan kerja tidak berjalan dengan baik, dan saat ini
upaya preventif di Pos UKK wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis hanya sebatas mengingatkan kepada angota pekerja untuk menggunakan alat pelindung diri, namun
bagaimana pelaksanaan upaya preventif yang sebenarnya atau implementasinya di lapangan kerja tidak dapat dilakukan oleh kader Pos UKK. Hal ini dikarenakan
kurangnya pengetahuan kader tentang upaya-upaya preventif kesehatan kerja serta arahan dan bimbingan dari Puskesmas Kampung Bugis.
Menurut Kementerian Kesehatan RI 2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Kerja UUK, setelah menjadi kader dan
mendapatkan pelatihan kesehatan kerja, maka kader tersebut diharapkan dapat melaksanakan upaya preventif atau pencegahan terhadap gangguan kesehatan dan
kecelakaan kerja dengan cara mempersiapkan dan melaksanakan serta membahas survey mawas diri bersama petugas Puskesmas
kesehatan dan Lembaga Masyarakat Desa LMD, menyajikan hasil survey mawas diri dalam kelompok pekerja di desa
dalam musyawarah masyarakat desa, serta menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan kerja dan kegiatan penanggulangan yang dipilih pekerja dalam
musyawarah pekerja. Survey mawas diri adalah suatu kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian masalah kesehatan pekerja oleh kelompok pekerja itu
sendiri dengan bimbingan dari petugas Puskesmaskesehatan. Menurut Buchari 2007, untuk mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan
bahaya di lingkungan kerja ditempuh 3 langkah utama, yakni : 1.
Pengenalan lingkungan kerja Pengenalan lingkungan kerja ini biasanya dilakukan dengan cara melihat dan
Universitas Sumatera Utara
mengenal “walk through inspection”, dan ini merupakan langkah dasar yang pertama-tama dilakukan dalam upaya kesehatan kerja
2. Evaluasi lingkungan kerja
Merupakan tahap penilaian karakteristik dan besarnya potensi-potensi bahaya yang timbul sehingga bisa untuk menentukan prioritas dalam mengatasi
permasalahan 3.
Pengendalian lingkungan kerja Dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan pemajanan terhadap zat
atau bahan yang berbahaya di lingkungan kerja, terdiri dari : a.
Pengendalian lingkungan Environmental Control Measures b.
Pengendalian perorangan Personal Control Measures Untuk melaksanakan upaya preventif kesehatan kerja di Pos UKK tidak hanya
berdasarkan atas keinginan kader Pos UKK, tetapi juga harus didukung oleh partisipasi masyarakat pekerja serta elemen- elemen yang terkait Puskesmas, aparat
desa, LKMD dan lain-lain. Menurut Depkes RI 2006, peran Puskesmas dalam kegiatan Pos UKK
adalah sebagai fasilitator dalam pembentukan dan pembinaan Pos UKK di wilayah kerjanya. Dalam hal upaya pencegahan dan pengendalian terhadap risiko kerja,
Puskesmas dapat meberikan pendidikan kepada kader Pos UKK tentang upaya-upaya atau langkah-langkah dalam pengenalan, pengumpulan, dan pengkajian masalah
kesehatan yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan survey mawas diri serta sosialisasi penggunaan alat pelindung diri.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat terlihat bahwa upaya preventif pada Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis masih belum dapat
Universitas Sumatera Utara
dilaksanakan dengan baik oleh kader Pos UKK tersebut. Hal ini masih dikarenakan kurangnya pengetahuan dan keterampilan kader Pos UKK tentang upaya preventif
kesehatan kerja di pada Pos UKK dan langkah-langkah dalam melaksanakan upaya kesehatan kerja pada tiap jenis pekerjaan. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran
pengelola kesehatan kerja Puskesmas Kampung Bugis.
5.3. Pelaksanaan Upaya Kuratif Kesehatan Kerja oleh Kader di Pos UKK Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Bugis
Dari hasil wawancara mendalam terhadap semua informan dapat diketahui bahwa upaya kuratif atau tindakan pertolongan pertama dan pemberian pengobatan
dasar serta rujukan sampai saat ini masih dilaksanakan oleh kader Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis. Upaya kuratif yang diberikan oleh kader
Pos UKK sesuai dengan arahan dan bimbingan dari Puskesmas Kampung Bugis. Seperti pernyataan informan berikut :
“Kalau ada kecelakaan dan ada yang sakit ringan, sampai sekarang tetap kami beri pertolongan. Ya tergantung masalah yang dihadapi nelayan. Kemarin ada
yang mangalami luka di kaki. Mungkin terkena kaca atau karang. Mereka datang ke pos UKK. Kebetulan ada anggota kader di sana. Ya penderita di bersihkan dulu
lukanya dengan air, lalu dikeringkan dengan kasa baru dioleskan betadin. Kalau lukanya besar dan dalam, kami langsung rujuk ke Puskesmas. Begitu juga dengan
pengobatan, kalau keluhannya demam, kami kasih aja paracetamol, tapi kalau gak sembuh dalam 3 hari kami sarankan atau rujuk ke puskesmas. Pokoknya kami
beri pertolongan semampu kami sesuai dengan pelatihan yang kami dapat dulu”.
tabel 4.4; informan 2
Universitas Sumatera Utara
Pernyatan senada juga disampaikan informan lain, “Di sini, kami memberikan bantuan atau pertolongan kepada anggota pekerja yang mengalami musibah.
Umpamanya kecelakaan atau mengalami sakit ringan. Kemarin ada yang mengeluh pusing, mual. Lalu saya tensi dan cek suhu tubuhnya. Ternyata normal.
Saya kasih aja obat maag dan paracetamol. Kadang ada juga yang datang cuma minta ditensi aja. Kalau luka ringan kami obati lukanya dan kalau besar lukanya
kami perban , setelah itu kita rujuk ke Puskesmas. Kami lakukan sebisa kami dan sesuai arahan yang diberikan petugas puskesmas”. tabel 4.4; informan 3
Dari pernyataan informan di atas, dapat tergambar dengan jelas bahwa upaya kuratif kesehatan kerja di Pos UKK wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis sampai
sekarang masih dilaksanakan oleh kader. Dalam melakukan tidakan kuratif, kader Pos UKK melaksanakannya sesuai dengan pengarahan, pembinaan, dan pelatihan yang
mereka dapat dari Puskesmas Kampung Bugis. Menurut Kementerian Kesehatan RI 2011, tentang Pedoman
Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Kerja UKK untuk Kader Pos UKK, kader Pos UKK yang sudah mendapatkan pelatihan kesehatan kerja, diharapkan dapat
melakukan tugas dan kegiatan di Pos UKK, diantaranya ialah melaksanakan upaya kuratif, yaitu memberikan pertolongan pertama pada penyakit dan kecelakaan akibat
kerja serta merujuk penderita yang memerlukan perawatan lebih lanjut ke Puskesmas. Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan kerja khususnya upaya
kuratif, kader Pos UKK terlebih dahulu harus mengikuti pelatihan tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan P3K dan Pertolongan Pertama Pada Penyakit
P3P dari petugas Puskesmaskesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa upaya kuratif pada Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis sampai saat ini dapat dilaksanakan
dengan baik sesuai dengan arahan dan bimbingan petugas kesehatan Puskesmas Kampung Bugis. Hal ini juga merupakan kerja keras dari pengelola kesehatan Kerja
Puskesmas Kampung Bugis dalam pembinaan kader Pos UKK serta upayanya untuk mengadakan pelatihan tentang P3K dan P3P terhadap kader Pos UKK.
5.4. Peran Puskesmas Kampung Bugis dalam Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja di Pos UKK
Dari hasil wawancara mendalam terhadap semua informan dapat diketahui bahwa peran Puskesmas Kampung Bugis dalam pelaksanaan program upaya
kesehatan kerja dirasakan kurangnya peran serta Puskesmas dalam pelaksanaan program kesehatan kerja di Pos UKK wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis.
Puskesmas Kampung Bugis sekarang kurang memberikan perhatian terhadap perkembangan dan pelaksanaan program kesehatan kerja di Pos UKK. Puskesmas
Kampung Bugis lebih menitikberatkan pada kegiatan pengobatan. Hal ini terungkap seperti pernyataan informan berikut;
“Puskesmas sekarang hanya mengadakan pengobatan dan penyuluhan di Pos UKK sekitar 2 atau 3 bulan sekali. Kalau dulu waktu awal pembentukan, kader
diberi pelatihan, penyuluhan dan diajarkan tentang P3K dan pengobatan dasar. Dulu pertemuan dengan kader sering, sebulan bisa 2 atau 3 kali. Sekarang terbalik
Pak. Saya rasa perannya itu saja sekarang ini”. tabel 4.5; informan 3.
Ungkapan yang sama juga disampaikan oleh informan berikut;
“Sekarang peran serta Puskesmas sudah sangat kurang Pak. Semenjak saya jadi ketua kader, gak pernah ada lagi pelatihan yang dilakukan pihak Puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
Sekarang ini Puskesmas hanya mengadakan penyuluhan dan pengobatan untuk anggota pekerja. Itupun 3 bulan sekali. Kan lama kali. Mending kalau sebulan
sekali. Abis itu, mereka memberikan bantuan obat-obatan untuk persediaan di Pos UKK.” tabel 4.5; informan 4
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa peran serta Puskesmas Kampung Bugis dalam pelaksanaan program upaya kesehatan kerja di Pos UKK
dirasakan kader sudah berkurang. Puskesmas Kampung Bugis sekarang kurang memberikan perhatian terhadap perkembangan dan pelaksanaan program upaya
kesehatan kerja di Pos UKK. Puskesmas Kampung Bugis lebih menitikberatkan pada upaya pengobatan. Pembinaan dan arahan serta pelatihan yang diharapkan kader Pos
UKK tidak pernah lagi dilakukan petugas Puskesmas Kampung Bugis. Berkembang atau tidaknya Pos UKK tidak terlepas dari kesiapan sumberdaya
manusia serta peran aktif dan partisipasi kader, dukungan masyarakat pekerja, pemerintah khususnya puskesmas dan aparat desa setempat. Pengetahuan kader Pos
UKK sangat penting ditingkatkan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan dan meningkatkan perkembangan Pos UKK. Kader Pos UKK diharapkan mendapat
pengetahuan tentang hal-hal yang penting dan berkaitan dengan pelaksanaan program upaya kesehatan kerja.
Hal ini tidak lepas dari peran dan tanggung jawab Puskesmas dalam pelaksanaan kegiatan di Pos UKK. Menurut Depkes RI 2006, peran Puskesmas
dalam pelaksanan kegiatan di Pos UKK adalah sebagai berikut: 1.
Sebagai fasilitator dalam pembentukan dan pembinaan Pos UKK di wilayah kerjanya
2. Memfasilitasi pemeriksaan kesehatan pekerja secara berkala
Universitas Sumatera Utara
3. Sebagai rujukan pelayanan kesehatan kerja
4. Menggalang kerjasama dengan berbagai pihak dalam pembinaan dan
pengembangan Pos UKK 5.
Membangun komitmen dengan kader, tokoh masyarakat, tokoh agama, perusahaan dan sektor swasta dalam pembinaan dan pengembangan Pos
UKK. Untuk melaksanakan peran Puskesmas dalam pemeriksaan kesehatan pekerja
secara berkala perlu adanya peran aktif kader Pos UKK. Disini kader berfungsi untuk menjembatani terlaksananya upaya pelayanan kesehatan pemeriksaan kesehatan
berkala di Puskesmas. Kader harus mampu meningkatkan kesadaran anggota pekerja untuk proaktif dalam pemeriksaan kesehatan.
Menurut Sumodiningrat 1999, proses pemberdayaan tidak bersifat selamanya, tetapi sampai masyarakat mampu mandiri dan harus dijaga agar tidak
jatuh. Dengan demikian Pos UKK yang telah terbentuk dan dibina oleh Puskesmas Kampung Bugis tidak dapat hanya dilakukan satu atau dua kali proses pemberdayaan
atau pembinaan, melainkan harus dilakukan beberapa kali sampai masyarakat pekerja merasa mampu dan siap mandiri.
Dalam hal ini, pengelola kesehatan kerja Puskesmas Kampung Bugis tampak kurang aktif dalam mengelola, melaksanakan dan memantau kegiatan di Pos UKK
dan kurang memberikan motivasi kepada kader Pos UKK.
5.5. Sumber Keuangan Pos UKK