Tahap Penggabungan Integration Perbuatan Pidana Lain yang Termasuk Dalam Tindak Pidana

nama. Hubungan antara placement dan layering adalah jelas. Setiap prosedur placement yang berarti mengubah lokasi fisik atau sifat haram dari uang itu adalah juga salah satu bentuk layering. Strategi layering pada umumnya meliputi, antara lain, dengan mengubah uang tunai menjadi aset fisik seperti kendaraan bermotor, barang-barang perhiasan dari emas atau batu-batu permata yang mahal, atau real estate, atau instrumen keuangan seperti money orders, cashiers cheques or securities and multiple electronic transfers of funds to so called ‘bank secrecy havens’ , such as Switzweland or the Cayman Islands”. 46 Integration adalah upaya menggunakan harta kekayaan yang telah tampak sah baik dinikmati langsung, diinvestasikan ke dalam bentuk kekayaan materiil atau keuangan dipergunakan untuk membiayai kembali kegiatan tindak pidana. Dalam melakukan pencucian uang, pelaku tidak terlalu mempertimbangkan hasil yang akan diperoleh dan besarnya biaya yang harus dikeluarkan karena tujuan utamanya adalah untuk menyamarkan atau menghilangkan asal-usul uang sehingga hasil akhirnya dapat dinikmati atau digunakan secara aman. Ketiga kegiatan tersebut di atas dapat terjadi secara terpisah atau simultan, namun umumnya dilakukan secara tumpang tindih. Modus operandi pencucian uang dari waktu ke waktu semakin kompleks dengan menggunakan teknologi dan rekayasa keuangan yang cukup rumit. Hal itu terjadi baik pada tahap placement, layering maupun integration sehingga penanganannya pun menjadi semakin sulit dan membutuhkan peningkatan kemampuan capacity building secara sistematis dan

3. Tahap Penggabungan Integration

46 Ibid, hal. 28. Universitas Sumatera Utara berkesinambungan. Pemilihan modus operandi pencucian uang bergantung dari kebutuhan pelaku tindak pidana. Jadi, dalam integration, begitu uang tersebut telah dapat diupayakan proses pencuciannya berhasil melalui cara layering, maka tahap selanjutnya adalah menggunakan uang yang telah menjadi halal clean money yang digunakan untuk kegiatan bisnis atau kegiatan operasi kejahatan dari penjahat atau organisasi kejahatan yang mengendalikan uang tersebut. Dengan integration dimaksudkan ketetapan hak kekuasaan nyata untuk dengan jahatnya memperoleh kekayaan. Jika proses lapisan telah berhasil menggantikan, rencana pengintegrasian menempatkan yang dicuci berproses kembali ke dalam kegiatan ekonomi yang sedemikian sehingga kembalinya sistem keuangan menjadi bisnis normal. Dengan perkataan lain, si penjahat harus mengintegrasikan dana dengan cara legitimasi ke dalam proses ekonomi yang normal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyampaikan laporan palsu yang mengangkut pinjaman uang juga melalui pendapatan dan faktur korporasi atau lebih sederhananya melalui suatu perpindahan elektronik menyangkut dana dari suatu rahasia bank tempat berlindung kembali ke negeri asal uang. Ke semua perbuatan dalam proses pencucian uang haram ini memungkinkan para raja uang haram ini menggunakan dana yang begitu besar itu dalam rangka mempertahankan ruang lingkup kejahatan mereka atau untuk terus berproses dalam dunia kejahatan yang terutama menyangkut narkotik. Untuk menghadapi cara-cara yang digunakan oleh para penjahat ini dengan para pembantu mereka melalui berbagai transaksi yang tidak jelas dalam rangka Universitas Sumatera Utara menghalalkan uang mereka dalam jumlah yang besar, maka ada tiga permasalahan yang harus ditangani jika ingin menggagalkan praktik kotor pencucian uang haram. Yang pertama ialah kerahasiaan bank, kerahasiaan financial secara pribadi dan efisiensi transaksi. Beberapa instrumen internasional yang erat kaitannya dengan pengaturan mengenai money laundering adalah: a. United Nation Convention Against Illicit Traffic in Narcotic drugs and Psychotropic Substances December 20, 1988; b. Council of Europe Convention on Laundering, Search, Seizure and Confiscation of the Proceeds from Crime No. 8, 1990; dan c. European Communities Directive, Council Directive on Prevention of the Use of the Financial System for the Purpose of Money Laundering June 10,1991. 47 Proses pencucian uang menurut Anwar Nasution 48 Proses pencucian uang dilakukan melalui empat proses , ada empat faktor yang dilakukan dalam proses pencucian uang. Pertama, baik merahasiakan siapa pemilik yang sebenarnya maupun sumber uang hasil kejahatan itu. Kedua, mengubah bentuknya sehingga mudah dibawa kemana-mana. Ketiga, merahasiakan proses pencucian uang itu sehingga menyulitkan pelacakannya oleh petugas hukum. Keempat, mudah diawasi oleh pemilik kekayaan yang sebenarnya. 49 47 Ibid, hal. 30 48 Anwar Nasution, Sistem Keuangan dan Proses Money Laundering, dalam Jurnal Hukum Bisnis, Volume 3, tahun 1998, hal.12-13. 49 Ibid. . Pertama, disebut sebagai “immersion” atau “membenamkan” uang haram sehingga tidak tampak Universitas Sumatera Utara dari permukaan. Dalam proses ini, uang hasil kejahatan ditempatkan dan dikonsolidasikan dalam bentuk dan tempat yang sulit oleh sistem pengawasan petugas hukum. Karena menggunakan sistem pembayaran yang sah, proses “pembenaman” uang yang sah dilakukan melaui rekening Koran, wesel pos postal orders traveler’s check, surat berharga atas unjuk, ataupun instrumen keuangan lainnya yang mudah dikonversi ke dalam bentuk uang tunai dan tabungan pada sistem perbankan. Instrumen lain yang sering digunakan menutupi pemilik ataupun sumber uang haram adalah penggunaan transaksi kegiatan yang memang sulit dilacak dan dipajaki. Kesukaran itu mungkin bersumber dari sifat transaksi daripada kegiatan tersebut yang tidak memerlukan identitas baik pembeli maupun penjual komoditi yang diperjualbelikan. Berapa besarnya volume ataupun nilai transaksi sulit ditaksir karena transaksi bersifat “cash and carry” ataupun karena tidak ada standar yang baku. Pelacakan semakin sulit dilakukan jika transaksi lebih banyak menggunakan uang tunai. Kegiatan transaksi uang secara tunai tersebut, antara lain, seperti perdagangan eceran. Termasuk di dalamnya seperti restoran, bar dan klab malam, persewaan alat-alat hiburan ataupun perjudian, serta pelacuran yang dilegalisasi. Perdagangan batu mulia serta permata, barang antik, uang ataupun perangko tua yang tidak memiliki standar harga yang baku juga termasuk dalam kelompok ini. Jika sistem perbankan tidak dapat dipercaya, masyarakat kembali pada sistem tradisional. Erosi kepercayaan masyarakat pada sistem perbankan terjadi karena kegoncangan sistem politik sosial ataupun karena adanya sistem devisa Universitas Sumatera Utara yang dikontrol ketat oleh pemerintah. Dalam sistem tradisional itu baik uang maupun barang berharga dijual atau diagunkan oleh pemiliknya kepada pemegang emas ataupun valuta asing di suatu tempat ataupun di suatu negara. Pada gilirannya pedagang tersebut memberikan surat bukti penyimpanan baik uang maupun barang berharga itu. Surat bukti tersebut dapat diuangkan kembali oleh pemegangnya pada jaringan yang dimiliki oleh pedagang emas dan valuta asing yang mengeluarkan surat berharga itu di tempat lain di mancanegara. Biaya transaksi yang dipungut oleh jaringan pedagang seperti itu lebih mahal daripada biaya yang dipungut oleh sistem perbankan. Sistem seperti ini disebut “uang terbang.” Pada tahap kedua, uang haram yang telah dibenamkan di bawah “permukaan air” tersebut diberi sabun dan diacak. Proses penyabunan dan pengacakan dilakukan baik dengan memanfaatkan Undang-Undang Kerahasiaan Bank maupun celah-celah peluang hukum, sistem politik yang “busuk”, kelemahan administrasi serta sistem pembayaran ataupun sistem perbankan yang ada di berbagai negara. Dengan demikian, peranan para ahli hukum serta pengacara, konsultan dan akuntan sangat menonjol dalam proses tersebut. 50 Di samping itu, uang haram dipindah-pindahkan dari satu rekening ke rekening lain, baik di dalam negeri maupun melalui transaksi antarnegara. Tujuan transaksi tersebut adalah untuk semakin menutup identitas pemilik yang sebenarnya ataupun sumber uang haram tersebut. Untuk melayani transaksi semacam itu, pemilik uang haram membentuk prasarana jaringan transaksi 50 Ibid, hal. 14. Universitas Sumatera Utara internasional yang sangat kompleks. Prasarana dapat berupa perusahaan gadungan yang sengaja dibentuk dan beroperasi di mancanegara, apakah dimiliki sendiri oleh pemilik uang haram ataupun cukup dapat dikontrol olehnya. Prasarana tersebut termasuk jaringan pedagang emas dan valuta asing pada sistem “uang terbang”. Transaksi juga dapat dilakukan melalui rekening perwalian trust, baik milik pengacara, akuntan, maupun klien pemilik uang haram. Tahap ketiga, proses pencucian uang haram disebut sebagai proses “pengeringan” atau repatriasi dan integrasi. Pada tahap ini uang haram telah “dicuci” bersih dimasukkan kembali ke dalam sirkulasi dalam bentuk yang menurut aturan hukum, telah berubah menjadi legal dan sudah membayar kewajiban pajak. 51 Pada tahap keempat, tiap tahap proses pencucian uang dan besar kecilnya jaringan prasarana yang diperlukan untuk mendukung bergantung pada volume uang haram yang akan di-”putihkan”. Sebagai contoh, uang haram jumlah besar hasil kejahatan kelompok gangster Al Capone, diputihkan oleh Meyer Lansky, baik melalui perjudian legal. Untuk keperluan tersebut, kelompok Al Capone mengembangkan pusat perjudian, pelacuran, serta bisnis hiburan di Las Vegas dan Nevada, dua negara bagian yang melegalisasi bisnis seperti itu. Dalam sekejap mata, Meyer Lansky membuat Havana pada masa pemerintahan Presiden Fugencio Batista menjadi pusat perjudian, hiburan dan “offshore banking” adalah untuk menjadi pelabuhan tempat transit uang haram. setelah Cuba jatuh ke tangan 51 Ibid. Universitas Sumatera Utara rezim komunis di bawah Presiden Fidel Castro, Meyer Lansky pindah ke Bahama yang dikembangkannya sebagai pusat perjudian dan hiburan. 52 Pada awalnya negara tempat penyimpanan uang haram adalah Swiss, Luxembourg, Lichtenstein, Hongkong dan Singapura. Daftar ini semakin bertambah dengan masuknya Panama, Antile Belanda dan Cayman Islands yang sekarang nyatanya paling disukai oleh bank-bank, baik swasta maupun BUMN. Selain menawarkan bebas pajak, negara-negara miskin tidak memiliki infrastuktur yang memadai untuk mengawasi bank ataupun transaksi keuangan masyarakat sehingga merupakan tempat yang sangat ideal bagi kegiatan pemutihan uang. 53 52 Ibid, hal. 15. 53 TB. Irman, Op.cit, hal 42. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN