Pengertian Konsumen Pengertian Konsumen dan Hukum Perlindungan Konsumen

YLKI adalah untuk meningkatkan kesadaran kritis konsumen tentang hak dan tanggung jawabnya sehingga bisa melindungi dirinya sendiri dan lingkungannya. 13

B. Pengertian Konsumen dan Hukum Perlindungan Konsumen

Sebagai salah satu LPKSM, YLKI masih terus berkembang hingga kini dan tetap menjadi pelopor gerakan perlindungan konsumen. Upaya untuk mewujudkan sebuah undang-undang tentang perlindungan konsumen dilakukan selama bertahun-tahun. Pada masa Orde Baru, pemerintah dan DPR tidak memiliki keinginan yang besar untuk mewujudkannya karena terbukti pengesahan rancangan undang-undang tentang Perlindungan Konsumen selalu ditunda. Baru kemudian pada era reformasi, keinginan terwujudnya undang-undang perlindungan konsumen bisa terpenuhi. Pada masa pemerintahan BJ Habibie, tepatnya pada tanggal 20 april 1999, RUU Perlindungan Konsumen secara resmi disahkan sebagai UU Perlindungan Konsumen nomor 8 tahun 1999.

1. Pengertian Konsumen

Dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia, istilah “konsumen” sebagai definisi yuridis formal ditemukan pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan Konsumen 9 UUPK. Pasal 1 Angka 2 Undang- Undang Perlindungan Konsumen menyatakan, konsumen adalah “setiap orang pemakai barangjasa yng tersedi dalam masyarakat, baik untuk kepentingan diri 13 http:id.wikipedia.orgwikiYayasan_Lembaga_Konsumen_Indonesia, bahan diakses tanggal 10 mei 2010. Universitas Sumatera Utara sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lainnya dan tidak untuk diperdagangkan”. Sebelum muncul Undang-Udang Perlindungan Konsumen yang diberlakukan pemerintah mulai 20 April 2000, praktis hanya sedikit .pengertian normatif yang tegas tentang konsumen dalam hukum positif di Indonesia Di antara ketentuan normatif itu terdapat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan :Persaingan Usaha Tidak Sehat diberlakukan 5 Maret 2000 satu tahun setelah diundangkan. Undang-Undang ini memuat suatu definisi tentang konsumen , yaitu “setiap pemakai atau pengguna barang dan atau jasa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan orang lain”. Batasan itu mirip dan garis besar maknanya diambil alih oleh Undang-Undang Perlindungan Konsumen. 14 Konsumen dalam arti luas mencakup kedua kriteria itu, sedangkan konsumen dalam arti sempit hanya mengacu pada konsumen pemakai terakhir. Istilah lain yang adak dekat dengan konsumen adalah ”pembeli” koper. Istilah ini dapat dijumpai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Pengertian konsumen jelas lebih luas daripada pembeli. Pakar masalah hukum konsumen di Belanda, Hondius sebagaimana dikutip oleh Tim FH UI dan Depdagri disimpulkan bahwa, para ahli hukum pada umumnya sepakat mengartikan konsumen sebagai, pemakai produksi terakhir dari benda dan atau jasa uinteindelijk gebruiker van goederen en diesten. Dengan rumusan itu, Hondius ingin membedakan antara konsumen bukan pemakai terakhir konsumen antara dari konsumen pemakai terakhir. 14 Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Grasindo, Yakarta 2000 hal 1-2 Universitas Sumatera Utara Masalahnya, apakah pengertian konsumen hanya menyangkut orang atau termasuk bukan orang? Di Perancis, berdasrkan doktrin dan yurisprudensi yang berkembang, konsumen diartikan sebagai, “The person who obstains goods and service for personal or family purpose”. 15 Undang-Undang Jaminan Produk di Amerika Serikat sebagaimana dimuat dalam Magnusson-Moss Warranty, Federal Trade Commision act 1975 mengartikan konsumen persis sama dengan ketentuan di Perancis. Demikian pula dengan rumusan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Belanda NBW Buku VI pasal 236 : walaupun terkesan lebih umum karena dimuat dalam bab tentang syarat-syarat umum perjanjian, yang dikandung tetap kurang lebih sama. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata itu, konsumen dinayatakan sebagai orang alamiah. Maksudnya, ketika mengadakan perjanjian tidak bertindak selaku orang yang menjalankan profesi atau perusahaan. Dari definisi itu terkandung dua unsur, yaitu 1 konsumen hanya orang, dan 2 barang atau jasa yang digunakan untuk keperluan pribadi atau keluarganya. Sekalipun demikian, maka kata “memperoleh” to obtain masih kabur, apakah maknanya hanya melalui hubungan jual beli atau lebih luas dari pada itu ? 16 Di Spanyol, konsumen diartikan tidak hanya individu orang, tetapi juga suatu perusahaan yang menjadi lebih atau pemakai terakhir. Adapun yang menarik disini, konsumen tidak harus terkait dalam hubungan jual beli sehingga dengan 15 Tim FH UI Depdagri, Rancangan Akademik Undang-Undang tentang Perlindungan Konsumen, Jakarta 1992 hal 57 16 Az. Nasution, Konsumen dan Hukum : Tinjauan Sosial, Ekonomi dan Hukum pada Perlindungan Konsumen Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 1995 hal 72 Universitas Sumatera Utara sendirinya konsumen tidak identik dengan pembeli. 17 Consumer Protection Act of 1986, Nomor 68 dari Negara India menyatakan Konsumen adalah setiap orang pembeli atas barang yang disepakati, menyangkut harga dan cara pembayarannya tetap tidak termasuk mereka yang mendapatkan barang untuk dijual kembali atau lain-lain keperluan komersial. 18 Di Australia, ketentuannya ternyata jauh lebih moderat. Dalam Trade Practises act 1974, yang sudah berkali-kali diubah konsumen diartikan sebagai : seseorang yang memperoleh barang atau jasa tertentu dengan persyaratan harganya tidak melewati 40.000 dollar Australia. Artinya, sejauh tidak melewati jumlah uang diatas, tujuan pembelian barang atau jasa tersebut tidak dipersoalkan. Jika jumlah uangnya sudah melewati 40.000 dollar, keperluannya harus khusus. 19

2. Pengertian Hukum Perlindungan Konsumen