Ruang Lingkup dan Dasar Hukum E-Commerce

Para penjual dan pembeli dalam transaksi e-commere tidak harus bertemu muka secara langsung satu sama lainnya. Bahkan penjual tidak memerlukan nama pembeli, selama pembayarannya telah diotorisasi oleh penyedia layanan yang ditentukan, biasanya pembayaran dilakukan dengan menggunakan kartu kredit atau transfer via bank. c. Produk yang diperdagangkan Produk yang diperdagangkan melalui internet berupa produk digital maupun non digital, barang berwujud maupun tak berwujud, dan barang bergerak.

D. Ruang Lingkup dan Dasar Hukum E-Commerce

Perkembangan dunia bisnis dewasa ini dalam perkembangan perdagangan tidak lagi membutuhkan pertemuan secara langsung antara para pelaku bisnis. Kemajuan teknologi memungkinkan para pelaku bisnis melakukan hubungan hubungan bisnis melalui internet baik itu kegiatan penawaran maupun pembelian. Ruang lingkup e-commerce meliput i 3 sisi yakni : 38 1. Business to Business B2B Merupakan sistem komunikasi bisnis antar pelaku bisnis atau dengan kata lain secara elektronik antar perusahaan yang dilakukan secara rutin dan dalam kapasitas atau volume produk yang besar. Aktivitas e-commerce dalam ruang lingkup ini ditujukan untuk menunjang kegiatan para pelaku bisnis itu sendiri. Karakteristik yang umum dalam lingkup B2B adalah : 38 Abdul Halim Barkatullah, Bisnis E-Commerce studi sistem keamanan dan hukum di Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005, hal. 18. Universitas Sumatera Utara a. Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara mereka sudah saling mengetahui dan antara mereka sudah terjalin hubungan yang berlangsung cukup lama. Pertukaran informasi berlangsung diantara mereka dan karena sudah sangat mengenal, maka pertukaran informasi dilakukan atas dasar kebutuhan dan kepercayaan; b. Pertukaran yang dilakukan secara berulang-ulang dan berkala format data yang telah telah disepakati. Jadi service yang digunakan antara kedua sistem tersebut sama dan menggunakan standar yang sama pula; c. Salah satu pelaku tidak harus menunggu partners mereka lainnya untuk mengirimkan data; 2. Business to Consumer B2C Business to Consumer dalam e-commerce merupakan suatu transaksi bisnis secara elektronik yang dilakukan pelaku usaha dan pihak konsumen untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu dan pada saat tertentu contohnya “internet mall”. Konsumen pada lingkup ini merupakan konsumen akhir yang merupakan pemakai, pengguna danatau pemanfaat barang dan jasa yang ditawarkan oleh pelaku usaha. Permasalahan perlindungan konsumen terdapat dalam lingkup ini, karena produk yang diperjualbelikan adalah produk barang dan jasa baik dalam bentuk berwujud maupun dalam bentuk elektronik atau digital yang telah siap untuk dikonsumsi. Perkembangan lingkup B2C ini membawa keuntungan tidak saja pada pelaku usaha namun juga kepada pihak konsumen. Karakteristik dari lingkup B2C ini adalah : a. Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan secara umum pula; Universitas Sumatera Utara b. Service yang diberikan bersifat umum sehingga mekanisme dapat digunakan oleh banyak orang; Service yang diberikan adalah berdasarkan permintaan konsumen; 3. Consumer to Consumer C2C Consumer to Consumer merupakan transaksi bisnis secara elektronik yang dilakukan antar konsumen untuk memnuhi suatu kebutuhan tertentu dan pada saat tertentu pula, lingkup C2C ini bersifat lebih mengkhusus karena transaksi dilakukan oleh konsumen ke konsumen yang memerlukan transaksi. Internet telah dijadikan sebagai sarana tukar menukar informasi tentang produk baik mengenai harga, kualitas dan pelayanan. Selain itu customer juga dapat membentuk komunitas penggunapenggemar produk tersebut. Ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk atau pelayanan, dengan cepat dapat tersebar kepada konsumen lain melalui komunitas yang dibentuk, hal ini membawa dampak positip bagi konsumen karena dapat menaikkan posisi tawar konsumen terhadap pelaku usaha. Sehingga pelaku usaha dituntut untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi konsumennya. Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik UU ITE nomor 11 tahun 2008 merupakan dasar hukum utama bagi e-commerce di Indonesia. UU ITE ini disahkan pada tanggal 21 april 2008 dan mulai berlaku pada saat diundangkan Pasal 54 ayat 1. Arti penting dari UU ITE ini bagi transaksi e- commerce adalah : Universitas Sumatera Utara a. Pengakuan transaksi, informasi, dokumen dan tanda tangan elektronik dalam kerangka hukum perikatan dan hukum pembuktian, sehingga kepastian hukum transaksi elektronik dapat terjamin. b. Diklasifikasikannya tindakan-tindakan yang termasuk kualifikasi pelanggaran hukum terkait penyalahgunaan TI Teknologi Informasi disertai dengan sanksi pidananya. c. UU ITE berlaku bagi setiap orang yang melakukan perbuatan hukum, baik yang berada di wilayah Indonesia maupun diluar Indonesia. Sehingga jangkauan UU ini tidak hanya bersifat lokal saja tetapi juga internasional. Selain UU ITE, terdapat sejumlah peraturan perundang-undangan yang dapat menunjang perlindungan konsumen dalam e-commerce, peraturan tersebut adalah: 1. Undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen 2. Undang-undang nomor 12 tahun 2002 tentang hak cipta, 3. Undang-undang nomor 14 tahun 2001 tentang paten, 4. Undang-undang nomor 15 tahun 2001 tentang merek, 5. Undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, 6. Undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan jo. Undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas undang-undang nomor 7 tahun 1992. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK