Bentuk Perjanjian Kredit Bank

E. Bentuk Perjanjian Kredit Bank

Menurut hukum perjanjian kredit dapat di buat secara lisan atau tertulis yang penting memenuhi syarat-syarat yang terdapat dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Namun dari sudut pembuktian, perjanjian secara lisan sulit untuk di buktikan dan sulit untuk di jadikan sebagai alat bukti. Karena hakekat pembuatan perjanjian adalah sebagai alat bukti bagi para pihak yang membuatnya. Perjanjian kredit merupakan ikatan atau bukti tertulis antara bank dengan nasabahdebitur sehingga harus di buat dan di susun sedemikian rupa agar setiap orang mudah untuk mengetahui bahwa perjanjian yang di muat itu merupakan perjanjian kredit. Dalam praktek bank, ada dua bentuk perjanjian kredit yaitu : 1 Perjanjian kredit yang di buat di bawah tangan yang sering di sebut dengan akta bawah tangan, yang artinya perjanjian tersebut di siapkan dan di buat sendiri oleh pihak bank yang kemudian di tawarkan kepada debitur untuk di sepakati. Biasanya bank telah mempersiapkan formulir perjanjian dalam bentuk yang standart atau baku. Formulir perjanjian kredit yang telah di siapkan oleh pihak bank kemudian di sodorkan kepada setiap calon-calon debitur untuk di ketahui dan di pahami tenteng syarat dan ketentuan pemberian kredit. Syarat dan ketentuan dalam formulir perjanjian tidak pernah di bicarakan atau di diskusikan sebelumnya dengan calon debitur. Calon debitur mau tidak mau harus menyetujui dan menerima persyaratan yang telah di tentukan. 2 Perjanjian yang di buat di hadapan notaris yang di sebut juga dengan akta otentik atau akta notariil. Yang membuat dan menyiapkan perjanjian ini Universitas Sumatera Utara adalah seorang notaris namun dalam prakteknya semua syarat dan ketentuan perjanjian kredit di siapkan oleh bank yang kemudian di berikan kepada notaris untuk di buat kedalam akta notariil. Perjanjian kredit yang di buat dalam bentuk akta notariil atau akta otentik biasanya di buat untuk pemberian kredit dalam jumlah yang besar dengan jangka waktu menengah atau panjang, seperti kredit investasi, kredit modal kerja, kredit sindikasi, dan lain-lain. a Akta Otentik Di dalam Pasal 1868 KUHPerdata di jelaskan bahwa akta otentik adalah akta yang di dalam bentuk yang di tentukan Undang-Undang yang di buat oleh atau di hadapan pegawai yang berkuasa pegawai umum untuk itu, di tempat di mana akta di buatnya. Di sebut dengan akta otentik apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut yaitu : akta tersebut di buat di hadapan pegawai yang berwenang untuk itu, bentuk akta di tentukan Undang-Undang dan cara membuatnya harus menurut ketentuan yang di tetapkan oleh Undang-Undang, dan di tempat di mana pejabat yang berwenang membuat akta tersebut. Pegawai yang berkuasa atau pegawai umum yang di maksud pada Pasal 1868 KUHPerdata yaitu seorang notaris, seorang hakim, seorang juru sita di pengadilan, seoang pegawai catatan sipil dan dalam perkembangannya seorang camat karena jabatannya di tunjuk sebagai pembuat akta tanah. b Akta di bawah tangan Menurut Pasal 1874 KUHPerdata yang di maksud akta di bawah tangan adalah surat atau tulisan yang di buat oleh para pihak tidak melalui perantaraan Universitas Sumatera Utara pejabat yang berwenang untuk di jadikan alat bukti. Jadi akta bawah tangan dapat di buat oleh siapa saja, bentuknya bebas, terserah bagi para pihak yang membuat dan tempat membuatnya dimana saja. Yang terpenting dari akta bawah tangan itu adalah tanda-tangan para pihak, hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1876 KUHPerdata yang menyebutkan : barang siapa yang terhadapnya di majukan suatu tulisan akta di bawah tangan, di wajibkan secara tegas mengakui atau memungkiri tandatangannya. Kalau tandatangan sudah di akui,maka akta bawah tangan berlaku sebagai alat bukti sempurna seperti akta otentik bagi para pihak yang membuatnya. Perbedaan akta otentik dengan akta bawah tangan yaitu : 20 a Akta Otentik 1 Bentuk akta di tentukan Undang-undang. Contohnya akta jual beli tanah yang di buat oleh PPAT, akta kelahiran, akta perkawinan, dan lain-lain. 2 Di buat oleh pejabat umum seperti notaris, PPAT, pejabat catatan sipil, pejabat KUA, ketua pengadilan, dan lain-lain. 3 Kekuatan pembuktian akta otentik sempurna artinya akta otentik itu di anggap sah dan benar tanpa perlu membuktikan atau menyelidiki keabsahan tanda tangan pihak-pihak tersebut. 4 Akta otentik mempunyai kekuatan formal artinya akta otentik membuktikan kebenaran daripada yang di lihat, di dengar dan dilakukan para pihak tersebut. Jadi dapat menjamin kebenaran identitas para pihak, tandatangan para pihak, tempat akta di buat dan para pihak menjamin keterangan yang di uraikan dalam akta. 5 Akta otentik mempunyai kekuatan pembuktian materiil artinya akta otentik isinya mempunyai kepastian sebagai alat bukti yang sah di antara pihak, para ahli waris dan orang-orang yang memperoleh hak dari akta tersebut. Dengan di ajukannya akta otentik, hakim terikat dan tidak di perkenankan meminta alat bukti tambahan, kecuali ada pembuktian sebaliknya yang menyanggah isi akta tersebut. 6 Apabila akta otentik di ajukan sebagai alat bukti di depan hakim, kemudian pihak lawan membantah akta otentik tersebut maka pihak pembantah yang harus membuktikan kebenaranbantahannya. 20 Ibid. Universitas Sumatera Utara b Akta Bawah Tangan 1 Bentuk akta bawah tangan bebas artinya para pihak yang membuat akta bawah tangan tersebut bebas untuk menentukan bentuknya. 2 Kalau akta otentik di buat oleh pejabat negara, notaris, PPAT maka akta bawah tangan di buat oleh pihak-pihak yang membuat akta tersebut. Jadi setiap orang yang cakap menurut hukum dapat membuat akta di bawah tangan. 3 Akta di bawah tangan mempunyai kekuatan hukum pembuktian seperti akta otentik jika tandatangan yang ada dalam akta tersebut di akui oleh yang menandatangani. 4 Akta di bawah tangan baru mempunyai kekuatan materil jika tandatangannya itu di akui oleh yang menandatangani. 5 Untuk pembuktian di depan hakim, jika salah satu pihak mengajukan bukti akta di bawah tangan dan akta tersebut di bantah oleh pihak lawannya, maka pihak yang mengajukan akta di bawah tangan itu yang harus mencari bukti tambahan untuk membuktukan bahwa akta dibawah tangan yang di ajukan alat bukti tersebut benar-benar di tandatangani oleh pihak yang membantah. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN