BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT SINDIKASI
A. Pengertian dan Syarat-syarat Kredit Sindikasi
I. Pengertian Kredit Sindikasi
Kredit sindikasi atau ”Syndicated Loan” ialah pinjaman yang di berikan oleh beberapa kreditur sindikasi, yang biasanya terdiri dari bank-bank danatau lembaga-
lembaga keuangan lainnya kepada seorang debitur, yang biasanya berbentuk badan hukum untuk membiayai satu atau beberapa proyek pembangunan gedung atau
pabrik milik debitur. Pinjaman tersebut di berikan secara sindikasi mengingat jumlah yang di butuhkan untuk membiayai proyek tersebut sangat besar, sehingga tidak
mungkin di biayai oleh kreditur tunggal. Stanley Hurn dalam bukunya Syndicated Loan : A Handbook for Banker and
Borrower memberikan definisi mengenai kredit sindikasi sebagai berikut : A syndicated loan is a loan made by two or more lending institution, on similar terms
and condition, using common documentation and administered by common agent.
21
Definisi tersebut di atas mencakup semua unsur – unsur yang penting dari suatu kredit sindikasi, yaitu :
22
1 Kredit sindikasi melibatkan lebih dari satu lembaga pembiayaan dalam
suatu fasilitas sindikasi. 2
Definisi tersebut menyatakan bahwa kredit sindikasi adalah kredit yang di berikan berdasarkan syarat – syarat dan ketentuan – ketentuan yang sama
bagi masing – masing peserta sindikasi. Hal ini di wujudkan dalam
21
Stanley Hurn, Log. Cit.
22
Sutan Remy Syahdeni, Log. Cit.
Universitas Sumatera Utara
bentuk hanya ada satu perjanjian kredit antara nasabah dan sebuah bank peserta sindikasi.
3 Definisi tersebut menegaskan bahwa hanya ada satu dokumentasi kredit,
karena dokumentasi inilah yang menjadi pegangan bagi semua bank peserta sindikasi secara bersama – sama.
4 Sindikasi tersebut di administrasikan oleh satu agen agent yang sama
bagi semua bank peserta sindikasi. Bila tidak, maka terpaksa harus ada serangkaian fasilitas bilateral dua pihak, yang sama tetapi mandiri,
antara masing – masing bank peserta dengan nasabah. Kredit yang berbentuk sindikasi atau kredit patungan yang dilakukan oleh bank ini,
berbeda dari kredit – kredit yang biasa di berikan oleh bank kepada nasabahnya.
Dan karena kredit sindikasi di berikan dalam rangka membiayai suatu proyek, yang dapat di tentukan kapan di mulainya dan saat berakhirnya pembangunan proyek
tersebut, maka di tinjau dari sifatnya, suatu kredit sindikasi dapat di golongkan sebagai Project Financing yaitu proyek-proyek berskala besar dan memerlukan
pembiayaan jangka panjang, oleh karena itu pembayaran kembali hutang pokok akan dilakukan dengan menggunakan jadwal yang di setujui oleh kedua belah pihak
debitur dan kreditur yang di analisa dari projected cash flow debitur, namun tidak menutup kemungkinan kredit juga di berikan dalam jangka waktu yang relatif
singkat, misalnya 1 satu tahun dan harus clean up atau lunas pada akhirtanggal jatuh waktunya serta tidak bersifat aflopen tidak dapat di perbaharui.
II. Ciri - Ciri Utama Kredit Sindikasi
Ada beberapa ciri – ciri utama dari suatu kredit sindikasi. Ciri – ciri tersebut adalah :
23
a Terdiri atas lebih dari satu pemberi kredit.
23
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Kredit sindikasi selalu di berikan oleh lebih dari satu pemberi kredit sebagai peserta dari sindikasi kredit. Sepanjang mengenai jumlah pesertanya, kredit sindikasi
di bagi dalam dua jenis yaitu : club loan dan consortium lending. Club loan adalah kredit yang di berikan oleh beberapa bank saja. Club loan biasanya mengandung
pengertian bahwa jumlah kredit yang di berikan oleh bank-bank anggota club banks itu sama besarnya, sekalipun tidak selalu harus demikian. Apabila jumlah kredit
sangat besar sehingga tidak mungkin di berikan dalam bentuk suatu club transactioan atau club deal, maka perlu kredit itu di berikan oleh banyak bank. Pemberian kredit
yang demikian ini di namakan consortium lending. b
Besarnya jumlah kredit Kredit sindikasi adalah suatu teknik bagi suatu bank untuk dapat menyebarkan
resiko dalam pemberian kredit. Oleh karena itu biasanya tidak cocok untuk kredit yang jumlahnya kecil, dimana tidak ada alasan bagi bank tersebut untuk tidak
membiayai sendiri seluruh jumlah kredit yang kecil itu. Namun ada keadaan – keadaan dimana suatu pinjaman mencapai suatu jumlah sedemikian rupa besarnya
sehingga dirasakan terlalu besar bagi bank tersebut untuk dapat memikulnya sendiri. Apabila bank tersebut merasa bahwa resikonya terlalu besar bagi bank tersebut bila
seluruh permintaan sesuatu nasabah tertentu di pikul sendiri, sekalipun mungkin dari segi ketentuan legal lending limit atau batas maksimum pemberian kredit BMPK
dari bank tersebut belum terlampaui. Dan pertimbangan terbatasnya likuiditas bank tersebut pada waktu permohonan kredit di ajukan oleh nasabah, sehingga perlu bank
tersebut mengajak bank-bank lain untuk membiayai permintaan nasabahnya.
Universitas Sumatera Utara
c Jangka waktu
Pada umumnya kredit sindikasi berjangka waktu menengah medium term atau berjangka waktu panjang long-term, sekalipun tidak ada alasan mengapa tidak
mungkin kredit sindikasi di berikan juga dalam jangka waktu pendek short-term. Dalam termonologi kredit sindikasi belum ada kesamaan mengenai apa yang di
maksudkan short, medium dan long. Namun pada umumnya short berarti sampai dengan 1 tahun, medium berarti antara 1- 5 tahun dan long berarti diatas 5 tahun.
d Bunga
Pada umumnya bunga dari kredit sindikasi bersifat mengambang floating rate yang di sesuaikan setiap jangka waktu tertentu, misalnya setiap 3 bulan sekali.
Untuk menetapkan bunga kredit sindikasi dalam kurs rupiah yaitu berpatokan pada JIBOR Jakarta Interbank Offered Rate. Sekalipun bunga dari kredit sindikasi
bersifat mengambang floating rate, namun di mungkinkan pula pemberian kredit sindikasi dengan bunga yang tetap sepanjang jangka waktu kredit. Penetapan bunga
secara mengambang di rasakan lebih adil bagi bank-bank peserta sindikasi dan nasabah, di samping itu juga bagi bank dapat lebih memberikan kepastian
sehubungan dengan kemampuan bank itu untuk memperoleh dana yang harus di sediakan bagi pemberian kredit sindikasi. Menurut Peraturan Bank Indonesia No.
611PBI2004, JIBOR adalah bank-bank yang di tetapkan oleh Bank Indonesia yang menjadi acuan dalam menetapkan suku bunga JIBOR.
e Tanggung jawab berbagi
Meskipun suatu fasilitas kredit sindikasi adalah suatu totalitas dan bukannya kombinasi dari sejumlah fasilitas bilateral, namun bertanggung jawab dari masing –
Universitas Sumatera Utara
masing bank peserta dalam sindikasi itu tidak bersifat tanggung renteng. Artinya, bahwa masing – masing bank peserta hanya bertanggung jawab untuk bagian jumlah
kredit yang menjadi komitmennya. Tanggung jawab dari masing – masing bank di dalam sindikasi tidak merupakan tanggung jawab dimana suatu bank menjamin bank
lainnya. f
Dokumentasi Kredit Dokumentasi kredit loan documentation yang sama bagi semua peserta
sindikasi merupakan ciri yang penting dari suatu kredit sindikasi. Dokumentasi kredit tersebut adalah dasar bagi administrasi kredit sindikasi tersebut selama jangka
waktunya. Untuk mencapai keseragaman dalam pelaksanaannya di antara bank – bank peserta sindikasi, maka di tunjuklah satu bank diantara bank – bank peserta itu
sebagai agen agent bank untuk bertindak sebagai kuasa dari bank – bank peserta sindikasi dengan tugas mengadministrasikan kredit tersebut setelah perjanjian
kreditnya di tandatangani. g
Publisitas Ciri lain yang membedakan antara pinjaman bilateral dengan kredit sindikasi
adalah keharusan bagi kredit sindikasi itu untuk di publikasikan diketahui oleh umum. Publisitas ini dilakukan setelah perjanjian kredit sindikasi di tandatangani.
h Setiap kali hanya satu tingkat bunga bagi nasabah
Tidak semua bank dapat meminjam dana dari pasar uang dengan tingkat bunga yang sama. Apabila beberapa bank memberikan kredit kepada seorang nasabah
berdasarkan perjanjian bilateral antara masing-masing bank dengan nasabahnya, tidak menjadi masalah dan memang biasa dilakukan apabila tingkat bunga kredit sindikasi
Universitas Sumatera Utara
masing-masing bank peserta tidak sama besarnya. Namun apabila bebrapa bank itu memberikan kredit kepada seorang nasabah berdasarkan perjanjian kredit dalam
suatu kredit sindikasi, maka akan sulit pelaksanaannya jika masing-masing bank peserta sindikasi menghendaki tingkat bunga yang berbeda yang harus di bayar oleh
nasabah kepada masing-masing bank. Kredit sindikasi di tinjau dari asal pembiayaannya dapat di bedakan menjadi
”offshore loan” dan ”onshore loan”. Offshore loan adalah pinjaman yang pembiayaannya berasal dari luar negeri. Artinya asal dari dana pinjaman sindikasi
tersebut barasal dari devisa yang beredar di luar negeri. Dengan perkataan lain offshore loan pastilah di berikan dalam bentuk valuta asing devisa. Para krediturnya
biasanya terdiri dari bank-bank asinglembaga-lembaga keuangan asing yang beroperasi di luar negeri. Cabang dari banklembaga keuangan nasional yang
beroperasi di luar negeri di mungkinkan untuk memberikan offshore loan, asal dananya benar-benar berasal dari devisa yang beredar di luar negeri, bukan devisa
yang ada di dalam negeri. Sedangkan yang di maksud dengan onshore loan adalah pinjaman yang
dananya berasal dari negara debitur sendiri. Jadi suatu onshore loan dapat di berikan dalam bentuk valuta asing atau rupiah. Para kreditur sindikasinya biasanya terdiri dari
beberapa banklembaga keuangan nasional. Tetapi cabanglembaga keuangan asing dapat menjadi kreditur sindikasi dari suatu onshore loan dengan catatan dana yang di
pinjamkannya benar-benar dari dalam negeri negara debitur dimana cabang banklembaga keuangan asing tersebut berkedudukan.
Universitas Sumatera Utara
Kredit sindikasi dalam bentuk offshore loan biasanya dibuat dengan akte di bawah tangan dan dalam bahasa Inggris. Draft biasanya dibuat oleh agen dari para
kreditur sindikasi dalam hal ini agent’s lawyer. Sedangkan untuk onshore loan, ada yang dibuat di bawah tangan, tetapi ada juga yang dibuat dengan akte notaris
walaupun ada yang berbahasa Indonesia, tetapi kebanyakan ditulis dalam bahasa Inggris. Hal ini dapat dimengerti karena kebanyakan bank yang menjadi agen dari
onshore loan tersebut adalah cabang dari bank asing. Hanya onshore loan yang tidak melibatkan cabang asinglah yang dibuat dalam bahasa Indonesia.
III. Syarat-Syarat Perjanjian Kredit Sindikasi
Menurut Von Holger Langer, LL.M menyebutkan bahwa syarat-syarat dalam perjanjian kredit sindikasi antara lain :
1 Conditions Precedent
yaitu : klausul yang harus di penuhi terlebih dahulu oleh debitur sebelum bank berkewajiban untuk menyediakan dana bagi kredit tersebut, dan debitur berhak untuk
pertama kalinya menggunakan kredit tersebut. 2
Representation and Warranties yaitu : bagian awal dari fakta-fakta yang menjadi dasar bank memutuskan
untuk memberikan kredit, yaitu klausul yang berisi pernyataan debitur mengenai fakta-fakta yang menyangkut status hukum, keadaan keuangan dan harta kekayaan
debitur pada waktu kredit diberikan.
Universitas Sumatera Utara
3 Financial Arangement
yaitu : mekanisme dan prosedur-prosedur penyerahan dana, pembayaran bunga dan aspek-aspek administrasi lainnya antara lain menyangkut tentang :
a currency of the loan mata uang.
b period of the loan jangka waktu kredit.
c amaount of the loan jumlah kredit.
d drawdown of funds penarikan kredit.
e repayment of the loan.
f prepayment of the loan.
4 Covenant
yaitu : suatu persetujuan atau janji oleh penerima kredit dalam suatu perjanjian untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan-tindakan tertentu.
Covenants ini membebankan kewajiban kepada perusahaan penerima kredit yang bertujuan untuk melindungi kepentingan pemberi kredit.
Covenant ini terbagi menjadi enam bagian yaitu :
24
a Financial covenant.
yaitu untuk memastikan penerima kredit memenuhi kriteria-kriteria kinerja keuangan dasar debt of equity ratio, minimun net worth, current ratio,
minimum working capital, debt service ratio. b
Financial Information Covenant. Memungkinkan bank-bank peserta sindikasi untuk memperoleh informasi
keuangan dari penerima kredit bukan saja yang telah di publikasikan tetapi
24
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
juga informasi keuangan lainnya yang di perlukan oleh bank-bank peserta sindikasi yang menurut bank tersebut dapat di jadikan alat pemantauan atas
kinerja perusahaan penerima kredit. c
Asset Disposal Covenant. Untuk memastikan kuantitas dan kualitas dari aset perusahaan penerima kredit
tetap terpelihara. d
Merger control Covenant. Yaitu untuk melarang penerima kredit untuk melakukan merger dengan
perusahaan korporasi lainnya tanpa persetujuan bank-bank peserta sindikasi. Tujuan dasar klausul ini adalah untuk memastikan tidak terjadinya perubahan
identitas dari perusahaan penerima kredit. e
Pari Passu Covenant. Untuk memastikan bahwa penerima kredit tidak memberikan prioritas kepada
seorang kreditur konkuren. f
Negative Pledge. Yaitu jaminan atau kepastian agar debitur tidak mengalihkan aset-aset yang
telah di jaminkan. 5
Even of Default Klausul tentang ingkar janji yaitu klausul yang menentukan suatu peristiwa
yang apabila terjadi memberikan hak kepada bank untuk seketika dan sekaligus menagih outstanding credit.
Even of default ini terbagi menjadi 16 bagian yaitu : 1.
Payment Default
Universitas Sumatera Utara
Yaitu : debitur tidak membayar hutang-hutangnya baik hutang bunga maupun hutang pokok, pada tanggal jatuh temponya.
2. Representation Default
Debitur memberikan dokumen-dokumen sebagaimana di sebutkan dalam pasal yang mengatur ”Representation and Warranties” yang isinya tidak
benar. 3.
Negative Covenant Default Debitur tidak dapat memenuhi ketentuan-ketentuan yang di atur dalam pasal
mengenai ”Negative Covenant”. 4.
Other Provision Default Debitur tidak dapat memenuhi ketentuan-ketentuan lain dari perjanjian ini,
selain daripada ketentuan mengenai ”Negative covenant Default” dan ”Payment Default” yang telah di atur dalam pasal-pasal tersendiri.
5. Authorization and Approval Default
Penarikan atau pembatasan atas segala kuasa danatau izin dari pihak-pihak yang berwenang merupakan suatu wanprestasi oleh debitur, kecuali jika
keputusan tentang penarikanpembatasan tersebut di batalkan selambat- lambatnya dalam waktu misalnya 90 hari sejak keputusan
penarikanpembatasan tersebut, artinya kuasaizin tersebut di berlakukan kembali.
6. Illegaly Default
Universitas Sumatera Utara
Terjadinya keadaan dimana menurut hukum yang berlaku, debitur menjadi tidak berwenang lagi untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya
sebagaimana di atur dalam perjanjian kredit sindikasi. 7.
Cross Default Wanprestasi terhadap kreditur lain di anggap wanprestasi terhadap para
kreditur sindikasi. Konstruksi hukum ini di buat mengingat para kreditur sindikasi mengkhawatirkan bahwa:
a Ketidak mampuan debitur untuk membayar kepada kreditur lain
mencerminkan juga ketidak mampuan debitur untuk memenuhi kewajiban- kewajibannya kepada para kreditur sindikasi.
b Jaminan-jaminan yang di berikan debitur untuk menjamin kredit
sindikasi akan di eksekusi terlebih dahulu untuk melunasi hutang-hutang debitur kepada kreditur lain tersebut, sehingga mengurangi jaminan
kredit sindikasi. 8.
Judgement Default, di sebabkan oleh : a
Adanya Keputusan Pengadilan yang mewajibkan debitur membayar denda di atas jumlah tertentu dan debitur tidak mampu melaksanakan
keputusan tersebut setelah jangka waktu tertentu misalnya dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 hari setelah keputusan di keluarkan, maka
hal ini di anggap wanprestasi debitur terhadap perjanjian kredit sindikasi, atau;
b Adanya penetapan Pengadilan yang isinya menyita kekayaan debitur dan
penetapan sita tersebut tidak di angkat setelah jangka waktu tertentu
Universitas Sumatera Utara
misalnya penetapan sita tidak juga diangkat setelah 30 hari sejak ditetapkannya, maka hal ini dianggap wanprestasi debitur terhadap
perjanjian kredit sindikasi. 9.
Nationalization Default Dalam hal terjadi nationalization atau pengambil alihan assets debitur
oleh pemerintah dimana agen menganggap bahwa hal tersebut sangat mempengaruhi meterially affect:
a jalannya usaha debitur;
b kemampuan debitur untuk membayar hutangnya.
10. Bankruptcy Default
Debitur wanprestasi karena pada saat hutangnya jatuh tempo debitur dalam keadaan pailit atau debitur atau pihak ketiga telah memohon kepailitan atas
diri debitur.
Universitas Sumatera Utara
11. Security Default
Terjadinya kesalahan pada akte-akte jaminan yang sangat mempengaruhi kekuatan hukum dari jaminannya.
12. Articles of Asociation Default
Debitur merubah anggaran dasarnya sehingga memberikan dampak negatif terhadap perjanjian kredit sindikasi, promissory note dan akte-
akte jaminan, atau mempengaruhi kemampuan debitur untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya berdasarkan perjanjian kredit sindikasi,
promissory note dan akte-akte jaminan tersebut. 13.
Project Performance Default Projek yang di biayai oleh dana kredit sindikasi tidak selesai pada waktu
yang telah di sepakati dalam perjanjian kredit sindikasi atau setelah perpanjangan waktu yang telah di sepakati oleh debitur dan agen.
14. Contracts Default
Terjadinya kesalahan yang sangat mempengaruhi kontrak-kontrak yang di buat debitur dengan pihak kontraktor atau pihak ketiga lainnya dalam
rangka pembangunan proyek yang di biayai oleh kredit sindikasi. 15.
Consequence of Default Dalam hal terjadi wanprestasi mengenai hal-hal tersebut di atas yang di
anggap materiil oleh debitur, kecuali payment default, maka agen dapat memberi kesempatan kepada debitur misalnya selama 90 hari untuk
memulihkan keadaan wanprestasi tersebut, atau dalam hal terjadi payment default, maka agent dengan pemberitahuan tertulis kepada
Universitas Sumatera Utara
debitur dapat menyatakan bahwa kredit sindikasi berikut segala bunga yang terhutang dan pembayaran-pembayaran lain yang di wajibkan
kepada debitur harus di bayar lunas, atau agent dengan pemberitahuan tertulis dapat menyatakan bahwa sisa commitment yang belum di ambil
oleh debitur di batalkan.
B. Para Pihak Dalam Kredit Sindikasi