melanggar ketentuan mengenai rahasia bank? Bagi negara-negara yang menganut sistem common law publisitas itu tidak di anggap melanggar rahasia bank. Sebab di
negara-negara yang menganut common law system berlakunya ketentuan rahasia bank mengacu kepada putusan Pengadilan Inggris dalam perkara Tournier v. National
Provincial Bank 1942. dimana dalam kasus tersebut telah di putuskan bahwa bank berhak untuk mengungkapkan informasi mengenai urusan-urusan nasabahnya dalam
4 keadaan yaitu : a
Apabila pengungkapan itu di haruskan oleh hukum. b
Apabila bank berkewajiban untuk melakukan pengungkapan kepada masyarakat.
c Apabila pengungkapan di kehendaki demi kepentingan bank.
d Apabila nasabah memberikan persetujuannya.
B. Dokumen Dalam Kredit Sindikasi
Setelah di capai kesepakatan mengenai paket sindikasi dan bank-bank peserta yang mendukungnya telah ada dan telah menyetujui untuk ikut membiayai suatu
proyek, maka pekerajaan selanjutnya adalah masalah legal dan dokumentasi. Para legal officer masing-masing peserta sindikasi bersama-sama mendiskusikan aspek
legal dan dokumen-dokumen apa saja yang harus di lengkapi untuk keamanan bank karena memberikan kredit dalam jumlah yang sangat besar. Tidak jarang perbedaan
visi dari masing-masing bank mengenai aspek legal atau yuridis menyebabkan penandatanganan kredit tertunda cukup lama. Karena masing-masing legal bank
harus dapat mempertanggung jawabkan kepada pimpinan banknya masing-masing
Universitas Sumatera Utara
bahwa apa yang telah di siapkan dan di sarankan telah memenuhi atau menjamin keamanan banknya di dalam memberikan kredit sindikasi.
Aspek legal maupun dokumentasi dalam perjanjian kredit sindikasi merupakan hal-hal yang penting untuk di perhatikan, dan untuk itulah di dalam
penyusunannya harus dilakukan dengan teliti dan cermat agar tidak ada bank yang merasa di rugikan atau terancam keamanan banknya.
Adapun aspek legal dalam perjanjian kredit sindikasi itu langkah-langkah kerjanya adalah sebagai berikut :
36
1. Setelah menerima information memoranduminfo memo dan draft
pengikatan, maka legal officer harus memberikan ringkasan yang merupakan gabungan dari information memorandum dan credit
memorandum dari masing-masing bank. Hal ini di perlukan karena kadang-kadang ada bank yang ingin menambahkan klausula tertentu di
dalam kredit sindikasi yang di ikutinya. 2.
Kemudian di buatlah analisis yuridis dari sudut debitur, penjamin, pemegang saham. Cara pembuatannya sama seperti di dalam kredit biasa,
hanya saja harus lebih teliti dan hati-hati agar jangan sampai ada yang terlewatkan dan tidak di minta. Kemudian meminta data-data yang di
perlukan baik itu dari sudut debitur, penjamin, pemegang saham, dari sudut jaminan dan dari sudut information memorandum. Dari sudut
debitur, penjamin, pemegang saham data-data yang di perlukan misalnya anggaran dasar perusahaan secara lengkap beserta dengan perubahan-
36
Herlina Suyati Bachir, Op. Cit. Hal. 60-61
Universitas Sumatera Utara
perubahannya, SIUP, NPWP, dan izin-izin lainnya beserta KTP dari pihak-pihak yang akan menadatangani perjanjian, SK Menteri Kehakiman
bila berbentuk PT, dan berita negara Repubik Indonesia. Dari sudut jaminan data-data yang di perlukan misalnya data tanah atau sertifikat
yang di agunkan, izin-izinnya IMB, izin lokasi, dan data-data lainnya tergantung dari jaminan yang di berikan sehubungan dengan kredit
sindikasi tersebut. Sedangkan dari sudut information memorandum harus di lihat secara teliti dan satu persatu syarat apa yang di minta maka harus
ada dokumennya. Apabila ada kekurangan dokumen yang di minta maka akan menimbulkan masalah di kemudian hari apabila terjadi kredit macet.
setelah semuanya di siapkan maka langkah kemudian adalah menyiapkan draft pengikatan yang biasanya di minta oleh notaris untuk membuatnya,
misalnya pengakuan hutang, surat kuasa membebankan hak tanggungan, kuasa untuk menjual, perjanjian subordinasi, cessie, dan akte-akte lain
yang di anggap perlu untuk keamanan bank tersebut. 3.
Setelah menerima draft akte pengikatan maka kemudian harus di pelajari dan di buat komentar-komentar tentang usulan adanya perubahan.
Adapun dokumen-dokumenakte-akte yang lazim di buat dalam kredit sindikasi ialah :
37
1. Akte perjanjian kredit sindikasi dan pengakuan hutang. Dalam akte ini yang di
muat antara lain :
37
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
a Pihak nasabah.
b Pihak penjamin.
c Bank-bank peserta sindikasi.
d Pasal tentang defenisi dari istilah-istilah yang akan di paki di dalam
akte. e
Tentang jumlah fasilitas kredit dan bagian dari masing-masing bank peserta sindikasi, struktur kredit dan bagaiman cara pembayaran
kembalinya. f
Tentang bunga, penalti, dan denda-denda. g
Tentang provisi kredit dan agency fee. h
Tentang syarat-syarat pencairan pinjaman. i
Tentang pembayaran yang di percepat. j
Tentang pengakuan berhutang dan pembukuan dari masing-masing bank tentang jumlah hutang.
k Tentang pajak-pajak dan cara-cara pembayaran, ongkos-ongkos serta
biaya lainnya yang harus di bayar dan waktu pembayaran harus dilakukan.
l Tentang perubahan-perubahan dalam Undang-Undang Negara
Indonesia sehingga kredit tidak dapat di berikan hanya sebagai klausula.
m Tentang prasyarat pemberian pinjaman.
n Tentang pernyataan-pernyataan dan jaminan.
o Tentang kewajiban debitur.
Universitas Sumatera Utara
p Tentang pembatasan-pembatasan.
q Tentang pelanggarankelalaian.
r Tentang jaminan yang akan di berikan.
s Tentang agen dan kreditur.
t Tentang perubahan dan penghentian pinjaman.
u Tentang hukum yang berlaku.
v Tentang pemilihan domisili hukum di negara mana.
w Tentang domisili hukum di pengadilan negara mana.
x Dan tentang lain-lain ketentuan.
2. Akte kuasa untuk membebankan hak tanggungan dan akte kuasa untuk menjual.
Di dalam akte ini di muat antara lain : a
Nama pemilik jaminan. b
Nama bank-bank yang menerima jaminan. c
Tentang pemberian kuasa untuk membebankan hak tanggungan kesatu, kedua, tiga, dan selanjutnya.
d Tentang pemberian kuasa untuk menjual jaminan.
e Tentang biaya-biaya bila hak bank di jalankan merupakan
tanggungan debitur. f
Tentang jaminan dari pemilik jaminan bahwa objek jaminan bebas dari sitaan dan benar milik penjamin.
g Domisili hukum yang di pakai.
3. Akte pemberian jaminan borgpersonal quarantee. Dalam akte ini yang di muat
antara lain :
Universitas Sumatera Utara
a Nama pihak yang memberikan jaminan.
b Nama bank yang menerima jaminan peroranganperusahaan.
c Janji penjamin akan membayar hutang debitur, bila debitur
wanprestasi. d
Alamat penjamin dalam hal ada pemberitahuan dari bank. e
Domisili hukum yang di pilih. 4.
Akte penyerahan hak milik secara fidusia. Yang di muat dalam akte ini yaitu : a
Nama pihak baik peroranganperusahaan yang memberikan jaminan. b
Nama bank yang menerima jaminan. c
Nama barang-barang jaminan yang di berikan dalam Feo, misalnya mesin, alat-alat perlengkapan, kendaraan, dan lainnya.
d Tentang jaminan bahwa barang-baang yang di jaminkan adalah
pemilik penjamin dan belum pernah di jaminkan kepada pihak lain. e
Tentang bahwa dengan adanya Feo ini penjamin menyerahkan kepemilikannya dan berubah menjadi peminjam pakai saja.
f Tentang laporan yang harus di buat oleh penjamin.
g Tentang apabila debitur wanprestasi, bank berhak menjual barang-
barang jaminan. h
Tentang kuasa dari pemilik jaminan, bila bank menjual maka hasil penjualan untuk membayar hutang debitur.
i Tentang kewajiban penjamin untuk memelihara barang-barang yang
telah di berikan sebagai jaminan.
Universitas Sumatera Utara
j Tentang penjamin tidak berhak lagi bertindak atas barang yang telah
di jaminkan dalam Feo ini. k
Tentang pajak-pajak dan ongkos-ongkos atas barang yang di jaminkan adalah tanggungan penjamin.
l Tentang pemilihan domisili hukum di pengadilan negara mana.
5. Akte cessie tagihan asuransi. Yang di muat yaitu :
a Pihak yang menberikan jaminan berupa tagihan asuransi.
b Bank-bank yang menerima jaminan.
c Tentang pemberian hak untuk memperoleh tagihan-tagihanclaim
dari asuransi yang telah di tutup sehubungan dengan proyek yang di biayai.
d Tentang pemberlakuan cessie di mulai pada tanggal akte.
e Tentang laporan yang harus di buat oleh si penjamin.
f Tentang pemberian kuasa kepada bank-bank untuk memindahkan
kuasa yang di peroleh kepada pihak lain ada hak substitusi. g
Tentang hak bank untuk menagih sendiri bila ada claim. h
Tentang urutan pembayaran-pembayaran yang harus di lakukan dan di jaminkan kepada pihak lain.
i Tentang nilai asuransi yang di pasangdi tutup sedikitnya sama
dengan harga jual barang yang di asuransikan. j
Tentang pemilihan domisili hukum di pengadilan negeri mana. 6.
Akte cessie untuk jaminan atas tagihan. Yang di muat antara lain : a
Pihak yang menberikan jaminan.
Universitas Sumatera Utara
b Bank-bank yang menerima jaminan.
c Tentang hak bank untuk menerima cessie atas tagihan-tagihan yang
ada dari penjamin. d
Adanya daftar lampiran tentang tagihan-tagihan yang ada. e
Tentang berlakunya cessie tagihan adalah mulai tanggal akte. f
Tentang kewajiban membuat laporan dari tagihan yang ada. g
Tentang pemberian hak substitusi dari bank tagihan yang ada. h
Tentang nilai minimal cessie tagihan yang tetap harus ada. i
Tentang kuasa untuk memotong rekening penjamin, bila ada tagihan yang langsung di setorkan rekening penjamin.
j Tentang ururtan-urutan pembayaran yang harus di lakukan.
k Tentang jaminan bahwa cessie tagihan ini benar-benar milik
penjamin dan belum pernah di jaminkan kepada pihak lain. l
Tentang pemilihan domisili hukum di pengadilan negeri mana. 7.
Akte gadai saham, penyerahan deviden dan kuasa serta berita acara rapat. Untuk sahnya suatu gadai saham, harus di lihat secara teliti dari anggaran
dasar perusahaan, bagaimana prosedur untuk sahnya suatu gadai saham. Umumnya harus selalu ada rapat umum pemegang sahamRUPS yang menyetujui suatu saham
bisa di gadaikan atau tidak. Persetujuan RUPS tersebut di buat dalam bentuk berita acara rapat. Setelah di buat berita acara rapat kemudian baru di buat gadai sahamnya.
Di dalam akte gadai saham tersebut memuat antara lain : a
Pihak bank menerima jaminan.
Universitas Sumatera Utara
b Pihak pemegang saham yang menjaminkan sahamnya bisa
peroranganbisa badan hukum. c
Saham di PT mana yang di jaminkan. d
Berapa jumlah saham yang di jaminkan. e
Pemberian kuasa dari pemegang saham untuk menggunakan hak suara di dalam RUPS.
f Menerima deviden-deviden bila ada.
g Kuasa untuk menjual saham kepada pihak lain bila terjadi
wanprestasi dari debitur. h
Bahwa gadai saham ini beralih juga kepada ahli waris yang sah bila perorangan dan kepada wakil-wakil yang sah bila badan hukum.
i Pemilihan domisili hukum di pengadilan negara mana.
8. Akte perjanjian penunjukan agent. Akte seperti lazim di buat dalam kredit
sindikasi, adapun yang termuat di dalamnya yaitu : a
Pihak debitur yang bertindak sebagai penjual promese. b
Pihak bank-bank yang ikut dalam sindikasi sebagai pembeli promes. c
Bank yang di tunjuk sebagai agen. d
Alasan di buat akte ini. e
Kuasa kepada agen untuk membeli promes yang di jual penjual. f
Penerimaan kuasa kepada agen yang di berikan oleh bank-bank peserta sindikasi.
g Bank tidak berhak menunjuk agen lain, tanpa persetujuan dari agen.
Universitas Sumatera Utara
h Tentang tata cara penjualan surat-surat promes selama jangka waktu
penarikan. i
Tentang pembayaran yang di percepat oleh penjualdebitur sebelum berakhirnya jangka waktu promes, di kenakan beberapa syarat.
j Tentang bunga, biaya dan bunga denda.
k Tentang pembukuan dan cara pembayaran.
l Tentang prasyarat pembelian setiap surat-surat promes.
m Tentang domisili hukum di pengadilan negeri mana yang dipilih.
9. Akte perjanjian pembagian jaminan. Yang di muat dalam akte ini antara lain:
a Nama bank-bank peserta kredit sindikasi sebagai para pihak.
b Tentang pembagian secara pari passu atas jaminan-jaminan.
c Tentang penyebutan seluruh jaminan secara terperinci dan satu
persatu yang ada dan untuk menjamin hutang siapa. d
Defenisi-defenisi yang di pergunakan. e
Tentang pengangkatan satu atau lebih sebagai agen untuk jaminansecurity agent.
f Tentang biaya-biaya bila agen bertindak dalam kapasitasnya sebagai
agen. g
Tentang pemilihan domisili hukum di pengadilan negeri mana. h
Tentang bahwa penunjukan agen ini juga di setujui oleh debitur. 10.
Akte perjanjian subordinasi. Dalam akte ini di muat antara lain : a
Nama-nama pemegang saham sebagai kreditur. b
Debitur.
Universitas Sumatera Utara
c Nama-nama bank peserta kredit sindikasi.
d Inti dari perjanjian ini : bila hutang bank belum di bayar lunas oleh
debitur, maka pemegang saham tidak dapat menerima pembayaran lebih dulu dari debitur. Bila pemegang saham menerima pembayaran
dari debitur, maka pembayaran tersebut harus di berikan kepada bank. Artinya kreditur mensubordinasikan hutang-hutang yang ada
kepada bank. e
Domisili hukum di pengadilan mana yang di pilih. 11.
Akte cost over run. Yang tercantum dalam akte ini antara lain : a
Pihak-pihak pemegang saham. b
Pihak bank-bank peserta kredit sindikasi. c
Tentang pelepasan untuk eksepsiprotes bilamana bank meminta pembayaran bila terjadi cost over run.
d Tentang tempat dan cara pembayaran.
e Tentang kuasa kepada bank-bankagen fasilitas untuk menuntut dan
melaksanakan segala kewajiban dari pemegang saham. f
Tentang tanggung jawab renteng dari pemegang saham tentang kewajiban cross over run.
g Tentang domisili hukum di pengandilan negeri mana yang di pilih.
C. Penyelesaian Sengketa Dalam Perjanjian Kredit Sindikasi