3.1.1. Prinsip Dasar Dari Relaps
Tidak ada kriteria umum yang dapat dianggap sebagai kriteria relaps. Secara umum, istilah relaps ditujukan untuk gejala perburukan
atau rekurensi gejala positif daripada gejala negatif. Meskipun demikian, batasan istilah
schizophrenic relapse belum begitu jelas. Pada
kenyataannya, relaps merupakan suatu istilah relatif dan harus meliputi beberapa faktor berikut: kondisi pasien sebelum
onset penyakit terakhir
sebelumnya; tingkat keberfungsian sebelum episode terbaru; keparahan dari relaps dalam terminologi keparahan simtom, durasi dan pengaruhnya
terhadap fungsi personal; dan gambaran bentuk simtom atau perilaku yang baru.
5
Menurut Johnstone, relaps dapat didefinisikan sebagai pemunculan kembali simtom-simtom skizofrenik pada pasien yang sudah mengalami
bebas gejala selama episode sebelumnya tipe I dan eksaserbasi simtom positif secara persisten tipe II. Tipe-tipe tersebut tidak selalu mudah
untuk dibedakan.
5
Sehubungan dengan kesulitan dalam pengukuran skizofrenik secara simtomatologi, beberapa sumber mengusulkan tambahan
beberapa penilaian dengan menggunakan penilaian secara relatif kasar terhadap beberapa perubahan, seperti misalnya perujukan untuk dirawat
kembali. Meskipun demikian, dengan metode ini beberapa keadaan relaps mungkin membutuhkan rujukan sehubungan dengan perilaku bunuh diri
atau kesulitan dalam hal sosial, tidak selalu berhubungan dengan simtom positif.
5
3.1.2. Hubungan Relaps Dengan Prognosis
Beberapa bukti menyatakan bahwa kerusakan yang terjadi membutuhkan waktu yang lama dari yang diperkirakan bagi pasien-pasien
yang menghentikan medikasi antipsikotik untuk kemudian mengalami relaps ke fungsi klinis sebelum mereka menghentikan obat.
5
Johnson et al. mengamati bahwa pasien-pasien yang akan mengalami relaps, saat menghentikan medikasi antipsikotik secara
Yusak P Simanjuntak : Faktor Risiko Terjadinya Relaps Pada Pasien Skizofrenia Paranoid, 2008 USU e-Repository © 2008
perlahan akan kembali ke kondisi sebelumnya, dan belum begitu jelas apakah semua pasien akan mengalami hal yang sama, pada
kenyataannya, akan kembali ke fungsi sebelum mereka menghentikan obat. Hanya 53 pasien yang menghentikan medikasi yang memiliki
pekerjaan yang sesuai 18 bulan setelah mereka mendaftarkan diri dalam penelitian, dibanding dengan 84 pasien yang melanjutkan medikasi
secara reguler.
5
Curson et al., menemukan korelasi negatif yang tinggi antara penyesuaian diri secara sosial dan jumlah relaps yang terjadi setelah
follow-up selama 7 tahun.
5
Baru-baru ini, dalam suatu penelitian prospektif yang dilakukan terhadap pasien-pasien skizofrenik episode pertama, Lieberman
menemukan bahwa pasien-pasien menunjukkan respons yang buruk dan waktu yang lebih lama untuk remisi pada episode berikutnya kedua dan
ketiga, meskipun pasien-pasien tersebut mendapatkan pengobatan yang sama seperti saat episode pertama.
5
Temuan ini memberi kesan bahwa strategi intervensi penatalaksanaan dibutuhkan sehingga diharapkan dapat meningkatkan
identifikasi dan penatalaksanaan skizofrenia secara dini, demikian juga dengan ketaatan dan kepatuhan seiring dengan perbaikan dari kondisi
sebelumnya. Temuan ini juga menimbulkan pertanyaan yang menarik sehubungan dengan mekanisme bagaimana hal ini bisa terjadi.
5
Keseluruhan hasil pengamatan ini konsisten dengan pendapat Kraeplin. Pada dasarnya, Kraeplin beranggapan bahwa defek yang
berkembang merupakan karakteristik dari gangguan ini, dan meskipun beberapa penyakit mengalami perburukan yang progresif, pada
kebanyakan kasus dikarakteristikkan oleh episode selanjutnya yang secara kolektif memperburuk gambaran klinisnya.
5
3.1.3. Angka Relaps Relapse Rate