Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Perkara

melakukan perbuatan hukum, sehingga berdasarkan ketentuan pasal 434 Kitab Undang-Undang hukum perdata harus ditempatkan dibawah pengampuan. Pemohon selaku keluarga sedarah berhak untuk minta Pengampuan keluarga sedarahnya, yaitu anak kandungnya yang bernama saudari MARIA, karena ketidakmampuannya melakukan perbuatan hukum bagi dirinya sendiri ; Karena berdasarkan Undang-Undang, saudari tidak cakap untuk melakukan perbuatan hukum dan Pemohon berhak untuk menjadi Wali Pengampu CURATOR, maka demi tertib hukum kiranya Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menetapkan dan mengangkat Ny. DORKAS NAPITUPULU Pemohon sebagai Wali Pengampu CORATOR untuk anaknya yang bernama MARIA; Bahwa berdasarkan pasal 452 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata setiap orang yang ditaruh dibawah pengampuan mempunyai kedudukan yang sama dengan orang yang belum dewasa; Maka, guna mendapatkan pengalihan bagian hak waris dari MARIA atas sebidang tanah berikut bangunan rumah tinggal yang berdiri diatas tanah sertifikat Hak Pakai No. 34Setia Budi, Pemohon harus mendapat ijin atau kuasa untuk menjual dari pengadilan pasal 388 kiatab Undang-Undang Hukum Perdata ; Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka Pemohon mohon kepada ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, untuk berkenan menetapkan sebagai berikut : 1 Mengabulkan Permohonan tersebut diatas ; 2 Menyatakan bahwa MARIA tidak cakap untuk melakukan perbuatan hukum bagi dirinya sendiri ; 3 Menetapkan dan mengangkat NY. DORKAS NAPITUPULU Pemohon sebagai Wali Pengampu Curator untuk anaknya yang bernama MARIA ; 4 Biaya-biaya menurut hukum ; Menimbang, bahwa pada persidangan yang telah ditetapkan, telah datang menghadap Pemohon tersebut diatas dan setelah permohonan dibacakan atas pertanyaan Hakim, Pemohon menyatakan tetap pada permohonannya ; Menimbang, untuk memperkuat dalil permohonannya tersebut, pemohon telah mengajukan bukti-bukti surat berupa foto copy yang telah dibubuhi meterai secukupnya dan telah dicocokan dengan aslinya ; Menimbang, bahwa selain mengajukan surat-surat bukti tersebut Pemohon juga mengajukan saksi-saksi dibawah sumpah yang menerangkan. Menimbang, bahwa segala sesuatu yang terjadi dipersidangan untuk mempersingkat uraian penetapan, menunjuk pada Berita Acara Persidangan yang bersangkutan dianggap telah termasuk dalam penetapan ini ; Menimbang, bahwa selanjutnya pemohon memohon penetapan; Tentang hukumnya Menimbang, bahwa berdasarkan permohonan Pemohon dan dihubungkan dengan bukti-bukti surat yang telah diajukan dipersidangan dan keterangan saksi-saksi, maka telah didapat fakta sebagai berikut : - Bahwa Pemohon telah melangsungkan perkawinan dengan tuan SAHAT TUA NAINGGOLAN, SH., di Jakarta pada tanggal 02 September 1960 ; - Bahwa dari perkawinan tersebut telah dilahirkan 6enam orang anak, yang masing-masing bernama : 1. RITA REVOLUSIA, SH., anak perempuan, dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 01 November 1969 ; 2. Drs. POLTAK PARTOGI NAINGGOLAN, anak laki-laki, dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 26 Juni 1963 ; 3. DEBORAH NAINGGOLAN, SE., anak perempuan, dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 25 Januari 1967 ; 4. MARIA, anak perempuan, dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 11 Februari 1969 ; 5. HATIGORAN NAINGGOLAN, SE., anak laki-laki, dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 22 Desember 1971 ; dan 6. YACOB NAINGGOLAN, anak laki-laki, dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 04 Mei 1973 ; - Bahwa suami pemohon yang bernama SAHAT MARULI TUA NAINGGOLAN, SH. telah meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 22 Desember 2006 ; - Bahwa berdasarkan Surat Keputusan Waris tanggal 24 Maret 2008, yang ditanda tangani oleh Lurah Setiabudi dan Camat Setiabudi, pemohon dan keenam anak-anaknya Pemohon adalah Ahli Waris dan Almarhum Sahat Maruli Tua Nainggolan, SH. ; - Bahwa MARIA, adalah salah seorang anak Pemohon Ahli Waris dari Alm. SAHAT M. NAINGGOLAN, SH. sejak tahun 1990 an hingga saat ini telah mengalami gangguan kejiwaan ; - Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan psikiatri, sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keterangan dari Psikiater No. 690WR308 tertanggal 27 Maret 2008, yang ditandatangani oleh dr. WIERIANTO PRASODJO, SpKJ., Vide Bukti P- 13 disebutkan bahwa MARIA, perempuan umur 39 tahun mengalami gangguan jiwa berat sehingga tidak dapat mempertanggung jawabkan perbuatannya secara hukum, maka Pemohon Ny. DORKAS NAPITUPULU agar ditetapkan sebagai Wali Pengampu Curator untuk anaknya yang bernama MARIA ; Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan agar Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menetapkan Pemohon untuk menjadi Wali Pengampu yang sah dari anaknya yang bernama MARIA ; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut di atas dan surat-surat bukti P-1 sd P-13 serta keterangan 2 dua orang saksi, menurut hemat pengadilan permohonan Pemohon beralasan hukum dan tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku ; Menimbang, bahwa berdasarkan apa yang telah dipertimbangkan di atas maka menurut hemat Pengadilan Negeri, permohonan Pemohon tersebut tidak bertentangan dengan hukum, sehingga dengan demikian permohonan Pemohon patut dikabulkan ; Menimbang, bahwa karena permohonan Pemohon dikabulkan, maka biaya permohonan ini dibebankan kepada Pemohon; Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang dan ketentuan Hukum lainnya yang bersangkutan ; M E N E T A P K A N 1. Mengabulkan permohonan Pemohon tersebut di atas ; 2. Menyatakan bahwa MARIA tidak cakap untuk melakukan perbuatan hukum bagi dirinya sendiri ; 3. Menetapkan Ny. DORKAS NAPITUPULU Pemohon sebagai Wali Pengampu Curator untuk anaknya yang bernama MARIA ; 4. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 54.000,- lima puluh empat ribu rupiah ;

3. Analisis Putusan Hakim PN. Jakarta Selatan Mengenai Perkara

Pengampuan Atas Orang yang Menderita Cacat Mental . Dari hasil pengamatan peneliti pada kasus Pengampuan yang diputuskan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan perkara No.:94Pdt.PPN.JKT.SEL., peneliti melihat penetapan Hakim PN.JKT. SEL. berdasarkan Kitab Undang-undang yang mengatur tentang pengampuan pada Bab ke-17 tentang Pengampuan pada pasal 433- 461 KUHPerdata. Karena dari kasus diatas jelas bahwa yang dimohonkan oleh pemohon termasuk dalam golongan orang yang menderita cacat mental yang dimana termaktub dalam KUHPerdata, serta dijelaskan pada pasal: 433. Setiap orang dewasa yang selalu dalam keadaan dungu, sakit otak ataupun mata gelap harus ditaruh dibawah pengampuan, pun jika ia kadang-kadang cakap mempergunakan pikirannya.Seorang dewasa boleh juga ditaruh dibawah pengampuan karena keborosannya. Artinya, pihak yang dimohonkan pengampuan atau dalam hal ini anak bernama Maria telah jelas memenuhi syarat untuk menerima pengampuan. Meskipun ia telah dewasa secara usia namun karena baik secara fisik dan psikis ia tidak cakap mental atau dungu, sehingga ia tidak dapat melakukan dan memutuskan segala sesuatu secara mandiri, maka sesuai dengan ketetapan yang telah tercantum dalam Kitab Undang- undang Hukum Perdata bahwa ia berhak mendapat pengampuan. Dijelaskan pula dalam KUHPerdata yang juga menjadi landasan untuk PN.JKT.SEL tentang perkara pengampuan dalam memutuskan perkara tersebut tentang siapa yang berhak memintakan pengampuan dijelaskan pada pasal : 434. Setiap keluarga sedarah berhak meminta pengampuan seorang keluarga sedarahnya, berdasar keadaan dungu, sakit otak, atau mata gelap. Berdasar atas keborosannya, pengampuan hanya boleh diminta oleh keluarga sedarahnya dalam garis lurus dan oleh para keluarga semendanya dalam garis menyimpang sampai dengan derajat ke empat. Dalam hal yang satu dan yang lain, seorang suami atau istri boleh meminta pengampuan akan istri atau suaminya. Sejalan dengan Pasal diatas bahwa setiap anggota keluarga diperbolehkan untyk meminta pengampuan atas keluarganya yang berada dalam keadaan dungu, lemah otak, atau mata gelap. Maka dari itu, pengampuan hanya boleh dilakukan oleh kerabat atau yang masih mempunyai hubungan darah dengan si Terampu. Hal ini dimaksudkan melindungi hak-hak si Terampu dan tidak disalahgunakan oleh orang lain. Karena meskipun ia menderita cacat, namun ia masih memiliki hak yang sama. Apa yang dilakukan oleh Ny. Dorkas atas putrinya adalah telah sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh Undang-undang. Dimana saat pembagian hak waris atas Alm. Sahat M. Nainggolan kepada seluruh anggota keluarganya harus dilakukan, Ny. Dorkas selaku wali dari Maria berhak bertindak secara hukum mewakili putrinya untuk melakukan perbuatan hukum atas nama Maria. 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah peneliti memaparkan beberapa bab, pembahasan tentang masalah pembagian harta waris bagi penderita cacat mental menurut hukum Islam dan hukum Positif, maka peneliti mempunyai beberapa kesimpulan tentang pembahasan diatas yaitu : 1. Jika peneliti melihat dari uraian dan penjelasan setiap bab diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa pengampuan memang perlu dilaksanakan jika orang yang dalam hal ini adalah merupakan penderita cacat mental dan tidak mampu untuk melakukan perbuatan hukum atau tidak cakap hukum, yaitu orang yang dalam keadaan belum dewasa, dungu, sakit otak, atau mata gelap. Bagi mereka yang mempunyai kekurangan tersebut diatas lebih baik berada dibawah wali pengampu Curator menurut KUHPerdata atau perwalian menurut KHI Kompilasi Hukum Islam, karena fungsi dari wali pengampu ataupun perwalian tersebut adalah untuk menjalankan, mengawasi, dan memutuskan setiap gerak perjalanan orang yang diampu atau diwalikan dalam jalur hukum yang ada di negara, wilayah, atau Tempat dimana ia tinggal.