Hak-hak Orang Penderita Cacat Mental

Setiap terjadinya hubungan hukum pastilah mempunyai causa. Causa adalah alasan-alasan yang menyebabkan adanya hubungan hukum, yaitu rangkaian kepentingan yang harus dijaga dan diperhatkan sesuai yang termaktub dalam isi hubungan hukum itu. 1 Kembali kepersoalan awal dimana pengampuan adalah hubungan hukum, maka sebagai awal kita perlu melihat pada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata BW sebagai acuan dalam penyelesaian permasalahan yang berkaitan dengan hukum perdata. Pada dasarnya seorang anak yang menderita cacat mental tidak serta merta kehilangan hak-haknya dalam mewarisi harta peninggalan. Hanya saja ia membutuhkan bantuan orang lain yang masih ada hubungan darah dengannya untuk megelola hartanya. Sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, bahwa orang dewasa yang menderita cacat mental, dungu, mata gelap atau bahkan pemboros maka ia mendapat pengampuan.

1. Pengampuan

a. Pengertian pengampuan

Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa pengampuan dapat ditinjau dari ilmu pengetahuan yang dikhususkan dalam bidang Hukum Perdata. Dalam hukum perdata dikenal adanya pembagian-pembagian hukum menurut ilmu pengetahuan dan menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 1 Ridwan Indra, Asas-asas Hukum Perdata di Indonesia, Cet. 1, Jakarta: CV Trisula, 1997, hlm.39 Hukum Perdata materiil menurut ilmu pengetahuan dibagi menjadi 4 bagian yang salah satu diantaranyaterdapat pengaturan mengenai pengampuan. Ke empat bagian tersebut adalah : 2 1 Hukum Perorangan Personenrecht 2 Hukum Keluarga Familirecht 3 Hukum Harta Kekayaan Vermogensrecht 4 Hukum Waris Erfrecht Pengaturan mengenai pengampuan terdapat dalam bagian Hukum Keluarga. Timbulnya pengampuan bersifat kekeluargaan dikarenakan antara orang yang diampu dan yang mengampubiasanya memiliki hubungan darah atau hubungan keluarga. Hukum keluarga diartikan sebagai keseluruhan ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai hubungan hukum yang bersangkutan dengan keluarga sedarah dan keluarga karena perkawinan. 3 Pengampuan atau dikenal juga dengan istilah curatele adalah keadaan di mana seseorang karena sifat-sifat pribadinya lantas dianggap tidak cakap dalam berbagai hal untuk bertindak di dalam lalu lintas hukum, karena dianggap tidak cakap maka guna menjamin dan melindungi hak-haknya, hukum memperkenankan seseorang agar dapat bertindak sebagai wakil dari orang yang berada dibawah pengampuan 4 . 2 Kin’s Tatang S, Tanya jawab Hukum Perdata di Indonesia, Cet. 1,Jakarta: CV Trisula,1997, hlm. 39. 3 Sri Soesilowati Mahdi, dkk., Hukum Perdata suatu pengantar, Cet. 1, Jakarta: Gitamajaya Jakarta, 2005, hlm. 41. 4 http:advokatku.blogspot.com201003pengampuan-syarat-dan- prosedurnya.html Dengan kata lain, pengampuan adalah keadaan orang dewasa yang disebabkan sifat-sifat pribadinya maka ia dianggap tidak cakap mengurus kepentingannya sendiri atau kepentingan orang lain yang menjadi tanggungannya, sehingga pengurusan itu harus diserahkan kepada seseorang yang akan bertindak sebagai wakil menurut undang- undang dari orang yang tidak cakap hukum tersebut. Orang dewasa yang dianggap tidak cakap disebut kurandus, sedangkan orang yang bertindak sebagai wakil dari kurandus disebut pengampu kurator.

b. Pengampuan Menurut Hukum Islam

Mahjur berasal dari kata al-hajr-hujranan-hajarayang secara bahasa adalah mempunyai arti al- man’u yaitu terlarang, terdinding, tercegah atau terhalang. Sedangkan menurut syara’ artinya: 1 Menurut Muhammad as-Syarbini al-Khatib bahwa mahjur ialah al- man’u minat tasharrūfãtilmãliyyati cegahan untuk pengelolaan harta. 5 2 Menurut Idris Ahmad dalam bukunya fiqh al-Syafi’iyah mahjur adalah orang yang terlarang mengendalikan harta bendanya disebabkan oleh beberapa hal yang terdapat pada dirinya, yang mengeluarkan pengawasan. 5 http:www.warungghuroba.wordpress.com2010...bab-14-mahjur-terhalang