Tinjauan Pustaka Metode Penelitian

BAB IV Analisis

Terhadap Putusan Perkara Pengadilan No.:94pdt.P2008PN.JKT.SEL. Tentang Kasus pengampuan Bab IV membahas mengenai deskripsi kasus, putusan pengadilan tentang kasus pengampuan, dan analisis terhadap putusan Hakim tersebut.

BAB V PENUTUP

Bab V penutupberisi kesimpulan dan saran-saran yang akan menjadi jawaban yang telah dirumuskan berdasarkan temuan data penelitian.Sedangkan saran adalah rekomendasi- rekomendasi yang dirasa penting berkaitan dengan hasil penelitian. 13 BAB II AHLI WARIS DAN CACAT MENTAL

A. Ahli waris

1. Pengertian ahli waris Menurut Hukum Islam

Waris adalah bagian dari syari’at Islam, oleh karenanya Islam mengatur secara sempurna masalah yang berkaitan dengan waris. Al- Qur’an menegaskan secara terperinci ketentuan bagian ahli warisyang disebut denganFur ū dhul Muqabarah bagian yang ditentukan atau bagian ashabah serta orang-orang yangtidak termasuk ahli waris. 1 Didalam hukum waris Islam,sebab-sebab mempusakai dapat terjadi karena 3 tiga hal, yaitu: 2 a Perkawinan. Ahli waris berdasarkan perkawinan adalah janda, yaitu orang yang berstatus suami atau istri pewaris pada saat pewaris meninggal dunia. b Kekerabatan. Ahli waris berdasarkan kekerabatan meliputi ushūl leluhur, fur ū ’keturunan, dan hawãsy ī saudara c Wala’. Ahli waris wala’ meliputi kekerabatan menurut hukum yang timbul karena membebaskan budak, atau adanya perjanjian dan sumpah setia antara seseorang dengan seseorang lainnya. 1 Hasbiyallah, Belajar Ilmu Waris,cetakan. 1, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, h. 6 2 Otje Salman, Hukum Waris Islam, cet.1, Bandung: PT. Refika Aditama, 2002, h. 49 Untuk memudahkan pemahaman atas ketiga macam ahli waris tersebut maka para ahlifarã ’idh mencobamelakukan pengelompokan dan penggolongan atas ahli waris tersebut. Istilah pengelompokan ahli waris digunakan untuk membedakan ahli waris berdasarkan keutamaan mewaris, sementara istilah penggolongan ahli waris digunakan untuk membedakan ahli waris berdasarkan besarnya bagian waris dan cara penerimaannya. Dalam Al- Qur’ãn pembicaraan surat An-Nisã’ ayat 7 mengenai pembagian kewarisan yaitu : ayat tentang hak kewarisan laki-laki dan wanita dari orang tuanya dan kerabatnya, yang berbunyi :                       Artinya: Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian pula dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang Telah ditetapkan.

2. Pengertian Ahli Waris menurut Kitab Undang-undang Hukum

Perdata Menurut undang-undang, ada dua cara untuk mendapatkan warisan, yaitu : a sebagai ahli waris menurut ketentuan undang-undang, b karena ditunjuk dalam surat wasiat testament