Pengertian sinonim Sinonim secara umum

menjagauntuk penjagaan’. Mungkin disinilah letak salah satu fungsi analisis semantik, yakni, menjawab, sinonim antara kata dan parafrasis. 33 D . Sinonim dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab

1. Pengertian sinonim

Secara etimologi kata sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu syn yang berarti ‘dengan’ dan onoma yang berarti ‘nama’. Maka secara harfiah kata sinonim berarti ‘nama’ lain untuk benda atau hal yang sama’. 34 Jadi sinonim adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya. 35 Misalnya, antara kata saya dengan kata aku, kata hamil dengan frase duduk perut. Sedangkan Verhaar menyebutkan bahwa sinonim adalah ungkapan biasanya sebuah kata, tetapi dapat pula berupa frase atau malah kalimat, yang kurang lebih sama maknanya dengan suatu ungkapan yang lain. 36 Pada definisi Verhaar di atas dikatakan “maknanya kurang lebih sama” ini berarti, dua buah kata yang bersinonim itu kesamaanya tidak seratus persen, hanya kurang lebih saja, kesamaannya tidak bersifat mutlak. Karena berdasarkan prinsip umum semantik, apabila bentuk berbeda, maka maknanya pun tidak persis sama. 37 Jadi, makna kata saya dan aku tidak persis sama. Dalam ilmu bahasa yang murni, sebenarnya tidak diakui adanya sinonim. Tiap kata memepunyai makna atu nuansa makna yang berlainan, 33 J.D. Parera, Teori Semantik, h. 63 34 Abdul Chaer, Pengantar Semanti Bahasa Indonesia , Jakarta: Rineka Cipta, 1995, cet. Ke-5, h. 82 35 Abdul Chaer, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 1995, cet. ke-1, hal. 297 36 Verhaar, Pengantar Linguistik, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1989, cet. Ke-15, jil. 1, h. 132 37 Abdul Chaer, Pengantar Linguistik bahasa Indonesia, Op. Cit., h. 83 walaupun ada ketumpang tindihanantara satu kata dengan kata yang lain. Ketumpang tindihan inilah yang membuat orang menerima konsep sinonim. Disamping itu, konsep ini juga diterima untuk tujuan praktis guna mempercepat pemahaman makna sebuah kata yang baru, yang dikaitkan dengan kata-kata lama yang sudak dikenal. 38 Untuk mendefinisikan sinonim, ada tiga batasan yang dapat dikemukakan, yaitu: 1 kata-kata dengan acuan ekstra linguistik yang sama, misalnya kata mati dan mampus, 2 Kata-kata yang mengandung makna yang sama, misalnya kata memberitahukan dan kata menyampaikan, 3 kata-kata yang dapat disubstitusi dalam kontek yang sama, misalnya “ kami berusaha agar pembangunan ini berjalan terus”. “Kami berupaya agar pembangunan ini berjalan terus”. Kata berusaha bersinonim dengan kata berupaya. 39 Kesamaan kata sinonim dapat ditentukan dengan tiga cara, yaitu : a Substitusi penyulihan. Hal tersebut dapat terjadi bila kata dalam konteks tertentu dapat disulih dengan kata yang lain dan makna konteks tidak berubah, maka kedua kata itu disebut sinonim. Lyons mengemukakan bila dua kalimat memiliki struktur yang sama, makna yang sama, dan hanya berbeda karena di dalam kalimat yang satu terdapat kata ‘Y’, maka ‘X’ sinonim dengan ‘Y’, misalnya Amir anak pandai dengan Amir anak pintar, maka pandai bersinonim dengan pintar. b Pertentangan. Kata dapat dipertentangkan dengan sejumlah kata lain. Pertentangan itu dapat menghasilkan sinonim. Misal, kata berat bertentangan dengan ringan dan enteng disebut sinonim. 38 Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: Gramedia, 1990, cet. Ke-6, h. 34 39 Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, Jakarta: Rineka Cipta, 2001, cet. Ke-2, h. 222-223 c Penentuan konotasi. Jika terdapat perangkat kata yang memiliki makna kognitifnya sama, tetapi makna emotifnya berbeda, maka kata-kata itu tergolong sinonim, missal kamar kecil, kakus, jamban, dan WC, mengacu ke acuan yang sama, tetapi konotasinya berbeda. 40 Dalam bahasa Arab banyak ragam kosa kata yang mempunyai makna yang sama. Kata yang mempunyai makna yang sama dalam ilmu bahasa linguistik disebut sinonim yang dalam bahasa Arab disebut al-taraduf فداﺮ ا. Para ahli bahasa Arab memberikan definisi yang berbeda mengenai al_taraduf, seperti al-Fakhru-Razi yang mendefinisikan taraduf dengan beberapa yang mempunyai makna yang sama. 41 Sedangkan Emil Badi’ Ya’ qub di dalam bukunya Fiqh al-Lughah al-Arabiyah wa Khashaishuha, mendefinisikan taraduf dengan dua buah kata atau lebih yang berbeda lafaznya tetapi mempunyai makna yang sama, seperti kata ﺴ ا , ﺪﻨﻬﻤ ا , مﺎﺴﺤ ا yang mempunyai makna yang sama. 42 Para ahli bahasa berbeda pendapat dalam menyikapi ada atau tidak adanya taraduf. Hal ini disebabkan karena tidak adanya kesepakatan antara para ahli bahasa terhadap pengertian, definisi atau maksud yang sebenarnya dari taraduf itu sendiri. Ullman mengambil jalan tengah untuk menjembatani perbedaan pandangan para ahli bahasa terhadap taraduf, yaitu dengan memberikan teori sinkronis. Dalam teori ini dikemukakan bahwa, apabila kita akan menentukan dua buah 40 T. Fatimah Djadjasudarma, Semantik I : Pengantar ke Arah Ilmu Makna, Bandung: Eresco, 1993, cet. Ke-I,h. 36-37 41 Mukhtar ‘Umar, Ilm ad-dalalah, Kuwait: Muktabah Dar ‘Urubah, 1982, cet. Ke-1, h. 215 42 Emil Badi’ Ya’qub, Fiqh al-Lughah al-Arabiyah wa khashaishuha, Beirut: dar al- Tsaqafahal-Islamiyah,t.t, cet.ke-4, h. 173 kata atau lebih itu dianggap ber-taraduf, maka terlebih dahulu harus memperhatikan beberapa hal, antara lain : 1. Kata-kata yang akan disinkronkan atau dipadankan harus terbatas pada lingkungan, waktu dan tempat tertentu. 2. Memperhatikan hubungan kata dalam konteks kalimat. Karena terkadang sebuah kata akan memiliki pengertian yang berbeda bila ditempatkan pada konteks kalimat yang berbeda. 3. Adanya penyesuaian arti antara satu kata dengan kata yang lain yang pada umumnya dapat dipahami oleh orang-orang yang tinggal di suatu lingkungan tertentu. 43 Berikut ini pandangan para ahli bahasa dalam menangggapi ada atau tidaknya taraduf , sebagaimana dikemukakan oleh Ahmad Mukhtar ‘Umar dalam bukunya yang berjudul ‘ilm ad-dalalah.

1. Pandangan Mutaqaddimin ahli Bahasa Klasik