Pembagian sinonim menurut Colliman yang dikutip Ullman membagi jenis

digunakan kepada orang yang lebih tua atau yang status sosialnya lebih tinggi. d. Faktor bidang kegiatan , misalnya kata tasawuf, kebatinan dan mistik adalah tiga buah kata yang bersinonim. Namun kata tasawuf hanya lazim dalam agama Islam; kata kebatinan untuk yang bukan Islam dan kata mistik untuk semua agama. e. Faktor nuansa makna, misalnya kata-kata melihat, melirik, melotot, meninjau dan mengintip adalah bersinonim. Kata melihat memang bisa digunakan secara umum; tetapi kata melirik hanya digunakan untuk menyatakan melihat dengan sudut mata, kata melotot untuk menyatakan melihat dengan mata terbuka lebar, kata meninjau digunakan untuk melihat dari tempat jauh atau tempat tinggi dan kata mengintip hanya cocok digunakan untuk melihat dari celah yang sempit.

3. Jenis-jenis sinonim

Tiap-tiap ahli bahasa membagi jenis sinonim berbeda-beda, di antaranya :

a. Pembagian sinonim menurut Colliman yang dikutip Ullman membagi jenis

sinonim menjadi Sembilan, yaitu : 1 Sinonim yang salah satunya memiliki makna yang lebih umum generik, misalnya tumbuh-tumbuhan lebih umum dari tebu. 2 Sinonim yang salah satu anggotanya memiliki unsur makna yang lebih intensif, misalnya jenuh dan bosan. 3 Sinonim yang salah satu anggotanya lebih menonjolkan makna emotif misalnya hati kecil dan hati nurani. 4 Sinonim yang salah satunya bersifat mencela atau tidak membenarkan, misalnya boros dan tidak hemat. 5 Soedjito menyatakan bahwa pasangan kata dan frase yang berawal dengan kata “tidak’ seperti contoh diatas tidak hemat meskipun maknanya sama, dianggap bukan sinonim. Frase “tidah hemat” seperti contoh diatas merupakan deskripsi makna kata. 51 6 Sinonim yang salah satu anggotanya menjadi istilah bidang tertentu, misalnya ordonansi dan peraturan. 7 Sinonim yang salah satu anggotanya lebih banyak dipakai di dalam bahasa tulisan, misalnya bisa dan racun. 8 Sinonim yang salah satu anggotanya lebih lazim dipakai dalam bahasa percakapan, misalnya kayak dan seperti. 9 Sinonim yang salah satu anggotanya di pakai dalam bahasa kanak- kanak, misalnya mam mamam dan makan. 10 Sinonim yang salah satu anggotanya biasa di pakai di daerah tertentu saja, misalnya cabai dan Lombok. 52 b. Pembagian sinonim menurut Palmer sebagai berikut : 1 Perangkat sinonim yang salah satu anggotanya berasal dari bahasa daerah atau bahasa asing dan lainnya, terdapat dalam bahasa umum, misalnya domisili dan kediaman. 2 Perangkat sinonim dan pemakaiannya bergantung kepada lagam dan laras bahasa, misalnya, mati, meninggal dan wafat. 51 Soedjito, Sinonim, Bandung: Sinar Baru Offset, 1989, cet. Ke-1, h. 3 52 T. Fatimah Djajasudarma., h. 39-40 3 Perangkat sinonim yang berbeda makna emotifnya, tetapi makna kognitifnya sama, misalnya negarawan dan politikus. 4 Perangkat sinonim yang pemakaiannya terbatas pada kata tertentu keterbatasan Kolokasi, misalnya, busuk, basi, tengik, asam, dan apek memiliki makna yang sama, yakni, buruk, teapi tidak dapat saling menggantikan. Karena dibatasi oleh persandingan yang dilazimkan. 5 Perangkat sinonim yang maknanya kadang-kadang tumpang tindih, misalnya nyata dan kongkrit. 53 c. Sedangkan menurut Lyons Membagi sinonim kedalam empat jenis, yaitu : 1 Sinonim mutlak dan lengkap Dalam bahasa-bahasa alamiah tidak terdapat “sinonim-sinonim murni”. Walaupun ada, sedikit sekali ditemukan. Ullman mengatakan bahwa sinonim mutlak dan lengkap sulit sekali ditemukan, karena sangat jarang didapat, seperti barang mewah yang sulit di berikan oleh bahasa. Sinonim lengkap dan mutlak harus memenuhi dua syarat yaitu : 1 dapat di tukar-tukar dalam segala konteks, 2 identik artinya, baik kognitif maupun emotif. 54 Lyons menyebut sinonim jenis ini dengan “sinonim sempurna dan absolute”. Ia membedakan kata yang bersinonim sempurna dan kata yang bersinonim secara absolut. Suatu kata dapat dikatakan bersinonim secara sempurna apabila kata-kata tersebut mengandung makna deskriptif, ekspresif, dan sosial yang sama. Sedangkan suatu 53 T. Fatimah Djajasudarma, h. 40 54 Jhon Lyons, Pengantar Teori Linguistik, terj. I. Soetikno, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995, h. 439 kata disebut bersinonim secara absolut apabila kata-kata tersebut mempunyai distribusi yang sama dan bermakna sempurna didalam kehadirannya pada semua konteks. Zgusta menggunakan istilah absolut, near synonyms. 55 Para ahli bahasa menjadikan jarangnya sinonim lengkap dan mutlak sebagai landasan untuk menolak adanya sinonim. 56 Contoh sinonim lengkap dan mutlak adalah surat kabar dan Koran. 2 Sinonim lengkap dan tidak mutlak, misal orang dan manusia. 3 Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak misal, gadis dan cewek. 4 Sinonim tidak lengkap dan mutlak misal, wanita dan perempuan. 57 d. Pembagian Sinonim menurut Verhaar Menurut Verhaar, jenis-jenis sinonim sebenarnya berkaitan erat dengan satuan-satuan bahasa. Satuan bahasa tersebut dapat berbentuk morfem, kata, frase, bahkan kalimat. Menurut Verhaar jenis-jenis sinonim dibedakan : 1 Sinonim antarkalimat, mislnya Adik menendang bola dengan bola ditendang Adik. Kedua kalimat ini dianggap bersinonim, meskipun yang pertama kalimat aktif dan yang kedua kalimat pasif. 2 Sinonim antarfrase, misal antara ayah ibu dan Orang tua. 3 Sinonim antarkata, misal kata mati dengan meninggal. 4 Sinonim antarmorfem terikat dan bebas, misalnya kulihat dengan saya lihat. 58 55 Mansoer Pateda, Op. cit., h. 223 56 Gorys Keraf, Op. Cit., h. 35 57 T. Fatimah Djajasudarma, Op Cit., h. 35 Parera menyebutkan jenis sinonim morfem terikat yangt lain, yaitu antara penyata orang atau personal dan –wan atau –wati juga penyata orang atau personal dan pelaku, misal pemirsa dan pirsawan, pengolah raga dan olah ragawan, pegolf dan golfwan. Juga sinonim antara morfem terikat ke-an dan morfem terikat serapan –itas sebagai pembentuk nomen, misalnya kestabilan dan stabilitas, keproduktifan dan produktivitas. 59 Abdul Chaer juga membagi sinonim sama dengan Verhaar, hanya ia menambahkan satu jenis sinonim yang lain, yaitu sinonim antar kata dengan frase atau sebaliknya, misalnya antara meninggal dengan tutup usia, antara tamu yang tidak diundang dengan pencuri. 60 Sedangkan Soedijto membagi sinonim menjadi: 1 sinonim antara kata dasar dan kata dasar, misalnya betul dan benar; 2 sinonim antara kata dasar dan kata jadian, misalnya awal dan permulaan; 3 sinonim antar kata jadian dan kata jadian, misalnya ketua dan pemimpin. Ia juga menyebutkan bahwa jenis atau kelas kata yang bersinonim itu selalu sama, seperti kata benda dengan kata benda, kata kerja dengan kata kerja, kata sifat dengan kata sifat, kata keterangan dengan kata keterangan, dan kata tugas dengan kata tugas. 61 Kesinoniman dalam sebuah bahasa lebih banyak terjadi akibat serapan antar bahasa, antar dialek, dan antarragam bahasa. Kesinoniman juga dapat terjadi antara kata asli dan kata serapan, misalnya suhu dan temperatur, keluarga dengan family, serta antara kata serapan dan bentuk 58 Verhaar, Loc. Cit. 59 J.D Parera, h. 52 60 Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, h. 87 61 Soedjito, h. 4-6 terjemahan pinjaman, misalnya akselerasi dengan percepatan. 62 Juga dapat terjadi antara kata asli dan kata asli, misalnya, baik, bagus, dan indah; jatuh, rebah, dan roboh; kata serapan dan kata serapan, misalnya bagai dan laksana, waktu dan ketika. 63 62 J.D, h. 51 63 Soedjito, h. 2

BAB III KONSEP BERPIKIR

A. Definisi Berpikir

Secara etimologi “berpikir” adalah terjemahan istilah bahasa Inggris “thingking”. Thingking pada hakikatnya adalah kejadian batiniah, kebetulan, tak keruan dan berulang kali Hullfish and Smith, 1964: 216. Dari pengertian berpikir yang demikian, aktifitas berpikir membutuhkan alat control berpikir yang oleh Jhon Dewey Titus, 1984: 348 menyatakan “reflection” sebagai kontrolnya. “ Reflection” adalah kata benda yang dapat berarti daya reflek yang ada pada manusia. Pikiran adalah bagian organ tubuh manusia yang memiliki daya –daya reflek yang dapat dikembangkan dengan cara merefleksikannya ke dalam dunia disekelilingnya. Untuk memmbantu pengembangan “reflection” aktifitas berpikir menggunakan tiga aspek” pengindraan, ingatan, imaginasi. Tiga aspek ini dinyatakan sebagi control berpikir. Dari penjelasan-penjelasan diatas dapat ditarik pengertian bahwa “thingking” berpikir adalh aktifitas yang dipusatkan untuk pngembangan potensi diri sehingga dapat mewujudkan kebaikan-kebaikan tuhan diatas dunia ini, dan menjadikan “reflection” reflection” refleksi sebagai kontrolnya, untuk melahirkan hidupnya kesadaran pengetahuan dalam pikiran. 1 Pikiran adalah gagasan dan proses mental. Berpikir memungkinkan seseorang untuk merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan 1 Lian Hasibuan, Berpikir dalam Konsepsi Metode Belajar, jambi: IAIN Sulthan Thaha Saifuddin, 2000 h. 9 44