PT. FIF Cabang SPEKTRA Medan, dan signifikan pada taraf kepercayaan 95 berdasarkan tanda yang terdapat di belakang angka koefisien korelasi.
Sedangkan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y akan ditentukan dengan rumus koefisien determinan yaitu :
KP = r
2
x 100 Dengan demikian nilai koefisien determinan adalah :
KP = 0,877.0.877.100
= 76,91 Maka diperoleh kesimpulan bahwa, variabel pola komunikasi organisasi
memberikan pengaruh terhadap naik turunnya variabel employee relations sebesar 76,91 dan sisanya 23,09 ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
IV.5 Pembahasan
Penelitian ini bertujauan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pola komunikasi organisasi dalam aktivitas regular meeting terhadap
employee relations . Penelitian ini menggunakan metode survey, yaitu dengan
menggunakan intrumen quesioner penelitian. Dari hasil pengolahan data didapat tabulasi dari frekuensi pernyataan responden terhadap butir-butir pertanyaan
dalam variabel pola komuniksi organisasi dan employee relations. Hasil tabulasi frekensi tersebut merupakan data yang akan digunakan dalam analisa korelasi
serta uji signifikasi yang merupakan tujuan dari penelitian.
106
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil survey dengan menggunakan instrumen quesioner penelitian mengenai pola komuniksi dan employee relations, kemudian dilakukan
analisa Pearson Product Moment. Didapat nilai koefisien korelasi sebesar 0,877, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara
pola komunikasi organisasi dan employee relations. Berdasarkan tabel interpretasi nilai r
xy
, maka nilai koefisien korelasi 0,877 menunjukkan korelasi yang sangat kuat antara variabel x dan variabel y.
Korelasi antara pola komunikasi organisasi dalam aktivitas regular meeting
dan employee relations dapat disebabkan karena komunikasi dengan karyawan yang berlangsung dalam aktivitas regular meeting adalah salah satu
kunci sukses dalam membentuk dalam humas modren, dan juga komunikasi tatap muka seperti dalam regular meeting merupakan cara efektif untuk mencipatakan
hubungan yang baik antara sesama karyawan atau manajemen degan karyawan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Fraizer Moore, 2005:87 ”komunikasi
dengan karyawan merupakan kunci utama suksesnya program humas modren”. Fungsi komunikasi internal adalah mengusahakan agar para karyawn mngetahui
apa yang sedang dipikirkan manajemen dan mengusahakan agar manajemen mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh karyawan. Farank Jefkins
2005:179, mengatakan ”sejak dahulu telah diketahui secara luas bahwa salah satu cara yanga sangat ampuh untuk menciptakan hubungan yang lebih baik
antara kedua belah pihak adalah komunikasi tatap muka”. Salin itu korleasi kuat antara pola komunikasi organisasi dalam aktivitas
regular meeting dan employee relations dapat disebakan adanya tujuan serta
107
Universitas Sumatera Utara
pengaruh yang didapat dari pelaksanaan aktivitas regular meeting, yang salah satunya akan berdampak terhadap penigkatan hubungan karyawan employee
relaions yang posif. Berkaitan dengan hal tersebut IG Wasanto 1987:186,
menyatakan bahwa tujuan dari employee relations itu adalah untuk mendapatkan saling pengertian antara para pegawai ataupun antara pimpinan dengan semua
pegawai dalam sebuah organisasi, menanamkan rasa damai kepada pegawai dan menciptakan kerjasama yang serasi antara pegawai. Tujuan-tujuan tersebut
dipengaruhi oleh kepuasan komunikasi dalam aktivitas regular meeting, karena kepuasan komunikasi berarti seseorang merasa nyaman dengan pesan-pesan,
media dan hubungan-hubungan dalam organisasi. Hasil statistik analisa korelasi tersebut memberikan peneguhan terhadap
teori atau pernyataan dari para ahli yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas regular meeting dalam bentuk komunikasi tatap muka sebagai
salah satu cara efektif untuk menciptakan hubungan karyawan employee relations
yang lebih baik, baik hubungan antara sesama karyawan maupun karyawan dengan pimpinan.
Penelitian ini juga menguji tingkat signifikasi dari nilai koefisien korelasi. Berdasarkan hasil uji signifikasi dapat disimpulkan bahwa null Ho yang
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara pola komunikasi organisasi dalam aktivitas regular meeting dengan employee relations ditolak. Hasil
penlitian juga menunjukkan hubungan antara pola komunikasi dalam aktivias regular meeting
dengan employee relations adalah signifikan pada taraf kepercayaan 95.
108
Universitas Sumatera Utara
Untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan pola komunikasi organisasi dalam bentuk aktivitas regular meeting terhadap employee relations didapat
angka koefisien determinan sebesar 76,91. Dengan demikian sumbangan pola komunikasi organisasi terhadap naik turunnya employee relations sangat besar
yaitu 76,91, dan selebihnya 23,09 dipengaruhi oleh variabel lain selain dari variabel pola komunikasi organsisasi.
Berdasarkan hasil-hasil yang didapat pada analisa statistik melalui analisa korelasi, uji signifikasi dan koefisien determinan, maka dapat disimpulkan bahwa
hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesa teoritis yaitu terdapat hubungan antara pola komunikasi organisasi dalam aktivitas regular meeting dan employee
relatios . Dengan demikian hasil penlitian mengenai hubungan pola komunikasi
organisasi dalam aktivitas regular meeting terhadap employee relations pada PT. FIF Cabang SPEKTRA Medan, telah memberikan peneguhan teori ataupun
pernyataan-pernyataan mengenai hubungan aktivitas regular meeting dalam bentuk komunikasi tatap muka sebagai salah satu cara efektif untuk menciptakan
hubungan karyawan employee relations yang baik antara manajemen dengan karyawan.
109
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Menutup dan mengakhiri penelitian ini, berdasarkan hasil penelitian data, fakta, informasi objektif dapat dikemukakan bagian-bagian penting, yang
merupakan kesimpulan dari penlitian dengan judul ”Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dalam Employee Relations pada PT. FIF Cabang SPEKTRA Medan.
Temuan penting dalam penelitian ini dilakukan setelah analisa data melalui tahapan analisa tabel tunggal, analisa tabel silang, dan pengujian hipotesa adalah
sebagai berikut : 1.
Berdasarkan hasil analisa korelasi menggunakan metode korelasi Pearson Product Moment
dengan menggunakan alat bantu software SPSS 15.0 didapat nilai koefisien korelasi r sebesar 0,877 sehingga berdasarkan tabel
interpretasi nilai r, dapat disimpulkan bahwa hubungan pola komunikasi organisasi dalam aktivitas regular meeting dengan employee relations
menunjukkan korelasi sangat kuat dan positif. 2.
Berdasarkan kaidah pengujian signifikasi korelasi dengan menggunakan nilai probabilitas, bahwa hipotesa alternatif Ha diterima bila nilai probabilitas
0,05 dan hasil uji signifikasi korelasi mengggunakan software SPSS 15.0 dari sub menu correlate pada pilihan bivariate nilai probabilitas yang didapat
yaitu 0,00. sehingga didapat kesimpulan bahwa hipotesa null H0 yaitu tidak tedapat hubungan antara pola komunikasi organisasi dalam aktivitas regular
110
Universitas Sumatera Utara