Sanksi Terhadap Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan dari Kitab

f. Pengajuan lelang Jika telah lampau 14 empat belas hari sejak tanggal pelaksanaan Surat Perintah Melakukan Penyitaan, Wajib Pajak Penanggung Pajak belum juga melunasi pajaknya, maka Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan mengajukan permintaan penetapan jadwal waktu dan tempat pelelangan kepada Kantor Lelang Negara setempat. Setelah mendapat kepastian tentang waktu dan tempat pelelangan akan dilaksanakan, maka juru sita memberitahukan hal tersebut kepada Wajib PajakPenanggung Pajak dengan segera dan tertulis. Hal ini dimaksudkan sebagai peringatan terakhir kepada Wajib Pajak Penanggung Pajak untuk melunasi pajaknya. Apabila wajib pajak yang bersangkutan masih juga tidak melunasi utang pajak beserta biaya penagihannya, maka dilaksanakan pelelangan sebagai tindakan akhir dari proses penagihan.

C. Sanksi Terhadap Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan dari Kitab

Undang – Undang Hukum Perdata Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan perundang – undangan perpajakan norma perpajakan akan ditaati. Atau dengan perkataan lain, sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan Apabila wajib pajak tidak melakukan kewajibannya yaitu untuk membayar pajak bumi dan bangunan. Maka akan menimbulkan kerugian terhadap penerimaan Negara. Dan perbuatan yang dilakukan oleh wajib pajak yakni tidak Universitas Sumatera Utara melakukan kewajibannya untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan tentunya telah bertentangan dengan undang – undang yang berlaku dan bertentangan dengan kewajiban hukum wajib pajak. Dan perbuatan tersebut merupakan perbutan yang melawan hukum. Adapun menurut Pasal 1365 KUH Perdata, maka yang dimaksud dengan perbuatan melanggar hukum adalah perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan oleh seseorang yang karena salahnya telah menimbulkan kerugian bagi orang lain. Dalam perbuatan melawan hukum, unsur – unsur kerugian dan ukuran penilaiannya dengan uang dapat diterapkan secara analogis. Dengan demikian, penghitungan ganti kerugian dalam perbuatan melawan hukum didasarkan pada kemungkinan adanya tiga unsur yaitu biaya, kerugian yang sesungguhnya, dan keuntungan yang diharapkan bunga. Dan kerugian itu dihitung dengan sejumlah uang. Didalam undang – undang perpajakan ada terdapat sanksi administrasi. Dimana sanksi administrasi itu merupakan sejumlah pembayaran kerugian berupa uang kepada negara dalam bentuk bunga, denda dan kenaikan. Sanksi ini diatur dalam Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1983 jo. Undang – Undang Nomor 9 Tahun 1994 dan ditetapkan oleh Direktorat Jendral Pajak. 49 49 H. Moeljo Hadi, SH, 2001, Dasar-dasar Penagihan Pajak dengan Surat Paksa oleh Juru Sita Pajak Sita Pusat dan Daerah, PT. Raj Grafindo Persada, Jakarta, hal.167 Universitas Sumatera Utara Sanksi administrasi terdiri dari : 1. Bunga a. Pembayaran b. Penagihan c. Ketetapan 2. Kenaikan 50 100 3. Denda Rp 25.000Rp 50.000 tidakmemasukkan SPT masatahunan200 untuk menghindari tuntutan pidana Untuk jelasnya Penulis akan menguraikan sanksi Administrasi berupa bunga yang ada kaitannya dengan masalah penagihan, sedangkan sanksi administrasi berupa kenaikan dan denda akan kami abaikan. Sanksi administrasi berupa bunga, terdiri dari: a. Bunga Pembayaran Bunga pembayaran adalah bunga karena melakukan pembayaran pajak tidak tepat pada waktunya dan pembayaran pajak tersebut dilakukan sendiri tanpa dikeluarkannya surat tagihan berupa STP, SKPKB dan SKPKBT. Dengan demikian, bunga penagihan umumnya dibayar dengan menggunakan SSP, yaitu meliputi antara lain. 1. Bunga karena pembetulan SPT 2. Bunga karena angsuranpenundaan pembayaran 3. Bunga karena terlambat membayar pada jatuh tempo Universitas Sumatera Utara 4. Bunga karena ada selisih antara pajak yang sebenarnya terutang dan pajak sementara b. Bunga Penagihan Bunga penagihan adalah bunga karena pembayaran pajak yang ditagih dengan surat tagihan berupa STP, tidak dilakukan dalam batas waktu pembayaran. Bunga penagihan umunya ditagih dengan STP Pasal 19 ayat 1 Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1983 jo. Undang – Undang Nomor 9 Tahun 1994. c. Bunga Ketetapan Bunga ketetapan adalah bunga yang dimasukkan dalam surat ketetapan pajak sebagi tambahan pokok pajak. Bunga ketetapan umumnya ditagih dengan SKP Pasal 13 ayat 2 Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1983 jo. Undang – Undang Nomor 9 Tahun 1994. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pajak Bumi dan Bangunan adalah merupakan iuran yang wajib dibayar oleh wajib PBB kepada negara berdasarkan peraturan perundang – undangan guna membiayai kebutuhan pemerintahan negara dan sebagai sarana untuk mengatur di bidang sosial ekonomi. Ketentuan hukum perdata banyak mengatur tentang pajak, khususnya Pajak Bumi dan Bangunan. Pajak Bumi dan Bangunan banyak mempergunakan istilah – istilah yang terdapat dalam hukum perdata, hukum pajak juga banyak mempergunakan menyatakan keadaan, dan kejadian peristiwa dan di dalam hukum pajak memberikan penafsiran dan pengertian yang sebagian besar dipergunakan dalam hukum perdata, juga hal – hal yang menjadi dasar – dasar kemungkinan untuk pemungutan pajak bumi dan bangunan. Kaitan tersebut dapat terlihat dengan jelas dengan adanya subjek dan objek pajak, serta hak – hak dan kewajibannya. 2. Dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan, pajak harus dibayar oleh wajib PBB setelah ada Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang SPPT. Pajak yang terutang berdasarkan SPPT harus dilunasi selambat – lambatnya 6 bulan sejak tanggal diterima Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang. Pajak harus sudah lunas pada saat hutang jatuh temponya, pembayaran dapat diatur sendiri oleh wajib pajak, asal tidak melampaui 81 Universitas Sumatera Utara