KEASLIAN PENULISAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Manfaat yang dapat diambil dari penulisan skripsi ini adalah antara lain untuk memberikan pengetahuan yang lebih mendalam kepada masyarakat mengenai sistem penagihan utang Pajak bumi dan Bangunan yang ada di Indonesia sehingga diharapkan agar masyarakat dapat membayar pajak tepat waktunya demi menunjang pembangunan negara di Indonesia.Selain itu juga diharapkan dapat menjadi bahan pemasukan dan dapat berguna sebagai bahan bacaan atau pengetahuan bagi rekan – rekan mahasiswa khususnya di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

D. KEASLIAN PENULISAN

Penulisan skripsi ini merupakan sebuah hasil luapan ide serta gagasan dari Penulis sebagai sebagai mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dalam rangka menulis tugas akhir yaitu berupa skripsi. Ide dan gagasan ini timbul dikarenakan oleh ketertarikan Penulis terhadap ilmu hukum pajak yang menurut penulis fleksibel dan terus menerus berkembang seiring dengan pembangunan di Indonesia. Selain itu sepengetahuan Penulis materi ini belum pernah dibahas sebelumnya sehingga oleh karena itu tulisan ini benar – benar asli merupakan ide dari Penulis sendiri. Universitas Sumatera Utara

E. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Untuk istilah perbuatan melawan hukum ini, dalam bahasa Belanda disebut dengan istilah “Onrechtmatige daad” atau dalam bahasa Inggris disebut dengan “Tort”. Kata Tort berasal dari kata Latin “torquere” atau “Tortus” dalam bahasa Prancis. 2 Menurut Pasal 1365 KUH Perdata, maka yang dimaksud dengan perbuatan melanggar hukum adalah perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan oleh seseorang yang karena salahnya telah menimbulkan kerugian bagi orang lain. 3 Menurut Keeton, perbuatan melawan hukum sebagai suatu kumpulan dari prinsip – prinsip hukum yang bertujuan untuk mengontrol atau mengatur perilaku berbahaya, untuk memberikan tanggung jawab tas suatu kerugian yang terbit dari interaksi social, dan untuk menyediakan ganti rugi terhadap korban dengan suatu gugatan yang tepat. 4 Perbuatan melawan hukum ada banyak bentuknya. Salah satunya adalah ketika seorang wajib pajak tidak memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak tepat pada waktunya. Untuk memahami mengapa seseorang harus membayar pajak dalam membiayai pembangunan yang sedang terus dilaksanakan, maka terlebih dahulu dipahami, mengenai pengertian pajak itu sendiri. 2 Munir Fuady, 2005, Perbuatan Melawan Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 2 3 H. Mariam Darus Badrul Zaman, SH, 1974, Hukum Perdata, Fakultas Hukum USU, Medan, hal. 219 4 Ibid, hal. 3 Universitas Sumatera Utara Definisi pajak menurut S.I Djajadiningrat sebagai berikut: “ Pajak sebagai suatu kewajiban untuk menyerahkan sebagian dari kekayaan kepada negara disebabkan oleh suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan – peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum”. 5 Menurut N.J.Feldmann, “Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terhutang kepada penguasa menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum, tanpa adanya kontra – prestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran – pengeluaran umum”. 6 Saat dimana seseorang tidak juga membayar pajaknya kepada negara maka terjadilah adanya suatu utang pajak. “Utang adalah kewajiban membayar kembali apa yang sudah diterima”. 7 Utang pajak adalah pajak yang harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum didalam Surat Ketetapan Pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan” 8 Seseorang yang dilekati kewajiban untuk membayar dapat dikatakan sebagai subjek pajak. ”Objek pajak adalah orang pribadi dari badan yang menurut Undang-undang perpajakan dinyatakan sebagi subjek hukum yang dapat dikenakan pajak” 9 5 Munawir, 1992, Perpajakan, Liberty, Yogyakarta, hal. 3 6

B. Illias Wirawan Richard Burton, 2001, Hukum Pajak, Salemba Empat, Jakarta, hal. 4