H. Kepatuhan Perpajakan Tax Compliance
Sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia menuntut wajib pajak untuk turut aktif dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya. Sistem pemungutan
yang berlaku adalah self assessment system dimana segala pemenuhan kewajiban perpajakan dilakukan sepenuhnya oleh wajib pajak, fiskus hanya melakukan
pengawasan melalui prosedur pemeriksaan. Kondisi perpajakan yang menuntut keikutsertaan aktif wajib pajak dalam
menyelenggarakan perpajakannya membutuhkan kepatuhan wajib pajak yang tinggi yaitu kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan yang sesuai
dengan kebenarannya. Kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan secara sukarela voluntary of compliance merupakan tulang punggung self assessment,
dimana wajib pajak bertanggung jawab menetapkan sendiri kewajiban perpajakan dan kemudian secara akurat dan tepat waktu membayar dan melaporkan pajaknya
tersebut Devano dan Rahayu, 2006:109. Beberapa pengertian mengenai kepatuhan wajib pajak diberikan oleh
beberapa pemikir untuk bahan kajian sebagi berikut: Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia 1995:1013, istilah kepatuhan
berarti tunduk atau patuh pada ajaran. Dalam perpajakan kita dapat memberi pengertian bahwa kepatuhan perpajakan merupakan ketaatan, tunduk, dan patuh
serta melaksanakan ketentuan perpajakan. Jadi, wajib pajak yang patuh adalah wajib pajak yang telah memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Kepatuhan wajib pajak dikemukakan oleh Norman D. Nowak dalam buku Devano dan
Rahayu 2006:110 sebagai suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi dimana:
a. Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan. b.
Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas c.
Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar d.
Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya Ada dua macam kepatuhan, yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan material
1. Kepatuhan formal adalah suatu keadaan di mana wajib pajak memenuhi
kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perpajakan.
2. Kepatuhan material adalah suatu keadaan di mana wajib pajak secara
substantif atau hakikatnya memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa Undang-Undang Perpajakan.
Menurut Chaizi Nasucha dalam buku Devano dan Rahayu 2006:111, kepatuhan wajib pajak dapat diidentifikasi dari:
1. Kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri
2. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali surat pemberitahuan
3. Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang
4. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan.
Kemudian merujuk pada kriteria wajib pajak patuh menurut Keputusan Menteri Keuangan No.544KMK.042000, bahwa kriteria kepatuhan wajib pajak
adalah :
1. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak dalam 2
tahun terakhir. 2.
Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak.
3. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir. 4.
Dalam 2 tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan dan dalam hal terhadap wajib pajak pernah dilakukan pemeriksaan, koreksi pada
pemeriksaan yang terakhir untuk masing-masing wajib pajak yang terutang paling banyak 5 .
5. Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk 2 tahun terakhir diaudit oleh
akuntan public dengan pendapat wajar tanpa pengecualian sepanjang tidak mempengaruhi laba rugi fiscal. Devano dan Rahayu, 2006:110
I. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam Rustiyaningsih 2011 adabeberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, antara lain :
1. Pemahaman terhadap Self Assessment
Sistem self assessment yang diterapkan dalam perpajakan di Indonesia memberikan kepercayaan penuh kepada wajib pajak untuk menghitung,
membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang terutang wajib pajak. Sistem ini akan efektif apabila wajib pajak memiliki kesadaran pajak, kejujuran,
dan kedisiplinan dalam menjalankanmelaksanakan peraturan perundang- undangan perpajakan yang berlaku.