Pengertian Kas Manajemen Kas

2. Gunakan potongan kas kalau menguntungkan. 3. Berikan potongan kas pada pelanggan asal dapat dipertanggung jawabkan. 4. Kumpulkan piutang secepat mungkin tapi jangan kehilangan pasar. 5. Meningkatkan tingkat persediaan dengan cara : a. Meningkatkan perputaran bahan baku. Hal ini dilakukan antara lain meningkatkan efisiensi tekhnik pengendalian persediaan. b. Menurunkan siklus produksi dapat dilakukan antara lain : a Memperbaiki perencanaan produksi. b Memperbaiki skedul. c Memperbaiki teknik pengendalian. c. Meningkatkan perputaran barang jadi dapat dilakukan antara lain dengan cara : a Memperbaiki ramalan permintaan. b Memperbaiki perencanaan produksi.

1. Pengertian Kas

Pengertian kas secara umum oleh masyarakat adalah alat tukar yang bisa digunakan untuk memperoleh barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan hidup sesuai dengan keinginannya, atau kas dalam arti sama dengan uang. Akan tetapi, dalam tulisan ini pengertian yang dimaksud adalah kas dalam lingkup perusahaan. Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu membutuhkan kas untuk membiayai operasi perusahaan sehari hari seperti pembayaran gaji, pembayaran hutang dan pembayaran tunai. Kas juga diperlukan untuk investasi pada aktiva tetap. Kas merupakan salah satu komponen aktiva lancar yang paling likuid yang setiap saat dapat diselewengkan. Kas adalah suatu alat tukar dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi yang dapat diterima untuk melunasi hutang, dan dapat diterima sebagai setoran ke bank sebesar nilai nominal dan dapat diambil sewaktu-waktu apabila diperlukan oleh perusahaan. Dalam mendayagunakan kas, manajemen kas harus menjaga agar cadangan kas yang dimiliki perusahaan hendaknya sekecil mungkin. Sebab semakin kecil jumlah cadangan kas maka kesempatan perusahaan untuk mencapai laba yang lebih tinggi akan terjamin. Tapi juga harus dapat memperkirakan dengan tepat bila sewaktu-waktu ada tagihan yang mendesak agar perusahaan bisa membayar kewajiban-kewajiban dan menjaga kepercayaan dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Cadangan atau saldo kas yang lebih rendah akan lebih mudah untuk diperoleh bila pimpinan perusahaan memperhatikan dengan seksama sumber- sumber dan penggunaan kas perusahaan. Untuk pembahasan lebih lanjut tentang pengertian kas, penulis akan mengutip defenisi kas menurut Jay, M Smith, Fred K. Skousen dalam bukunya Akuntansi Intermediate 1997 : 243 “Kas merupakan aktiva lancar yang paling likuid dan terdiri dari pos-pos yang berlaku sebagai alat tukar dan memberikan dasar bagi pengukuran akuntansi”. Dari kutipan tersebut di atas, dapat dipahami bahwa agar dapat dilaporkan sebagai kas, suatu pos harus tersedia setiap saat dan tidak dibatasi penggunaannya untuk pembayaran kewajiban lancer. Pedoman umum untuk menentukan suatu pos sebagai kas adalah dapat diterimanya pos tersebut sebagai deposito sebesar nilai nominalnya pada sebuah Bank atau Lembaga Keuangan lainnya. Sedangkan defenisi kas menurut Standar Akuntasi Keuangan 1994:35 adalah sebagai berikut : “Kas terdiri atas saldo kas dan rekening giro. Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan”. Dari kedua pengertian tersebut di atas, maka yang termasuk kas dan setara kas terdiri dari : a Saldo kas yang ada di perusahaan. b Penerimaan kas yang belum disetor ke bank. c Cek tunai yang diterima dari pihak ketiga, pos wesel, certified check. d Sado rekening giro atau tabungan di bank e Investasi yang dapat segera diubah menjadi kas. Untuk menentukan beberapa jumlah kas yang sebaiknya harus dipertahankan oleh suatu perusahaan, belum ada standar ratio yang bersifat umum. Meskipun demikian ada beberapa standar tertentu yang dapat digunakan sebagai pedoman di dalam menentukan jumlah kas yang harus dipertahankan oleh perusahaan. Jumlah kas pada suatu saat dapat dipertahankan dengan besarnya jumlah aktiva lancar ataupun hutang lancar. H.G. Guthman menyatakan bahwa jumlah kas yang ada di dalam perusahaan yang “well finance” hendaknya tidak kurang dari 5 sampai 10 dari jumlah aktiva lancar. Besarnya persediaan kas minimal ini berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan lainnya. Menurut Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, 1990:86 faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan perusahaan dapat disebutkan sebagai berikut : a Perimbangan antara aliran kas masuk dengan aliran kas keluar. Adanya perimbangan yang baik mengenai jumlah maupun waktu antara cas inflow dengan cas outflow dalam suatu perusahaan berarti bahwa pengeluaran kas baik mengenai jumlahnya maupun mengenai waktunya dapat dipenuhi dari penerimaan kasnya sehingga perusahaan tidak perlu mempunyai persediaan. Adanya perimbangan ini dapat disebabkan oleh adanya kesesuaian antara syarat pembelian dengan syarat penjualan. Ini berarti bahwa pembayaran hutang akan dapat dipenuhi dengan kas yang berasal dari pengumpulan piutang. b Penyimpanan terhadap aliran kas yang diperkirakan. Untuk menjaga likuiditasnya perusahaan perlu membuat perkiraan aliran kas di dalam perusahaannya. Apabila aliran kas nyatanya selalu sesuai dengan perkiraan, maka perusahaan tersebut tidak menghadapi kesulitan likuiditas. c Adanya hubungan yang baik dengan Bank Apabila pimpinan perusahaan telah berhasil dapat membina hubungan yang baik dengan Bank akan mempermudah baginya untuk mendapatkan pinjaman dalam menghadapi kesukaran financialnya, baik yang disebabkan karena peristiwa yang tidak diduga maupun yang dapat diduga sebelumnya.

2. Arus Kas