earning per share EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham. Penelitian juga dilakukan oleh Munte 2009 yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Ketidakkonsistenan pada faktor-faktor yang mempengaruhi retun saham inilah mendorong peneliti untuk
melakukan verifikasi ulang mengenai fakto-faktor yang berpengaruh terhadap retun saham.
Penelitian ini nantinya akan membahas seberapa besar pengaruh rasio keuangan dengan menggunakan proksi net profit margin NPM, total asset
turnover TAT, price to book value PBV, dan ukuran perusahaan terhadap return saham pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia BEI dengan menggunakan objek penelitian terbaru yaitu periode 2009-2013.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti
tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar kajian dalam penelitian ini
adalah “apakah variabel net profit margin NPM, total asset turnover TAT, price to book value PBV dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return
saham baik secara simultan maupun secara parsial pada perusahaan Food And Beverages yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh net profit margin NPM, total asset turnover TAT, price
to book value PBV dan ukuran perusahaan terhadap return saham baik secara simultan maupun secara parsial pada perusahaan Food And Beverages yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia BEI.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain adalah sebagai berikut:
1. Bagi investor
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan pertimbangan investor dalam pengambilan keputusan di pasar modal. Diharapkan faktor-faktor yang
telah diteliti penulis dapat memberikan gambaran kepada investor dalam menganalisis berapa besar return saham yang dapat diperoleh jika
dihubungkan dengan faktor-faktor yang telah diteliti. 2.
Bagi perusahaan Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan atau gambaran mengenai return
saham. Faktor-faktor yang diteliti tersebut diharapkan dapat membantu
manejemen perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan berapa besar return saham yang dapat diperoleh dalam satu periode.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan serta pola pikir penulis dalam menganalisis tentang return
saham dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal
Pada dasarnya, pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam
bentuk utang ataupun modal sendiri. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi
sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau
wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana investor dan pihak yang memerlukan dana perusahaan.
Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan
return. Sedangkan pihak yang memerlukan dana perusahaan dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus
menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan
dan kesempatan memperoleh imbalan return bagi pemilik dana investor, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.
Dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi
perusahaan-perusahaan sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar dan gilirannya akan meningkatkan pendapatan perusahaan
dan kemakmuran masyarakat luas. Di dalam pasar modal dikenal dengan istilah efek, yaitu setiap surat
pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti hutang, right, warrant, opsi atau setiap derivative dari efek dan
istrumen lainnya. Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dapat memberikan manfaat yang cukup besar terkhusus bagi kalangan investor
pemodal, perusahaan maupun lembaga-lembaga penunjang pasar modal lainnya. Adapun manfaat berinvestasi di pasar modal menurut Sjahrial
2007:16 antara lain sebagai berikut: 1.
Memperoleh dividen yaitu keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.
2. Memperoleh capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari hasil
jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dari pada nilai beli saham.
3. Nilai atau harga meningkat sejalan dengan waktu dan sejalan dengan
perkembangan atau kinerja perusahaan. 4.
Saham dapat dijadikan jaminan agunan ke bank untuk memperoleh kredit, baik agunan pokok maupun agunan tambahan.
Tambahan pula, Syahyunan 2004:16 menyatakan bahwa manfaat keberadaan pasar modal terkhususnya bagi perusahaan emiten antara lain
sebagai berikut: 1.
Perusahaan yang menerbitkan sekuritas pada pasar perdana dapat memperoleh dana sekaligus dalam jumlah yang besar.
2. Dengan penerbitan saham dapat mengurangi ketergantungan
perusahaan emiten kepada bank dan dapat memperbaiki struktur modal.
3. Dengan penerbitan saham emisi saham tidak ada beban tetap berupa
pembayaran bunga dan jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas.
4. Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha
sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal. 5.
Pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan, mendorong pemanfaatan manajemen professional.
2.1.2 Investasi
Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari suatu asset selama periode tertentu dengan harapan dapat
memperoleh penghasilan atau peningkatan nilai investasi di masa yang akan datang atau dalam jangka waktu yang panjang. Investasi menurut Jogiyanto
1998:5 adalah sebagai berikut:
Investasi merupakan suatu penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efesien selama periode waktu
tertentu. Investasi terbagi menjadi dua yaitu: investasi langsung dan investasi tak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli
langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara lain, sedangkan investasi tak langsung
dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan investasi.
Pengertian investasi menunjukkan bahwa tujuan investasi adalah meningkatkan kesejahteraan investor, baik sekarang maupun di masa yang
akan datang. Pada umumnya para investor mempunyai sifat tidak menyukai resiko risk-aderse, yaitu apabila mereka dihadapkan pada suatu kesempatan
investasi yang mempunyai risiko tinggi maka para investor tersebut akan mensyaratkan tingkat keuntungan yang lebih besar. Semakin tinggi risiko
suatu kesempatan investasi, maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor. Konsep ini juga berlaku pada investasi dalam
saham maupun obligasi.
2.1.3 Saham 2.1.3.1 Pengertian Saham
Saham adalah 1 tanda bukti penyertaan kepemilikan modaldana pada suatu perusahaan, 2 kertas yang tercantum dengan
jelas nilai nominal, nama perusahaan, disertai dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya, 3 persediaan
yang siap untuk di jual Fahmi :2011:85. Dalam pasar modal ada dua jenis saham yang paling umum
dikenal oleh publik, yaitu saham biasa common stock dan saham istimewa preferred stock. Saham biasa common stock adalah surat
berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal rupiah, dolar, yen dan sebagainya di mana pemegangnya
diberi hak untuk mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB serta berhak
untuk menentukan membeli right issue penjualan saham terbatas atau tidak. Sedangkan saham istimewa preferred stock adalah surat
berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal rupiah, dolar, yen dan sebagainya di mana pemegangnya
akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk dividen yang akan di terima setiap kuartal tiga bulanan.
2.1.3.2 Jenis-jenis Saham
Ada beberapa jenis-jenis saham menurut Syahyunan 2004:15 antara lain sebagai berikut:
1. Dilihat dari cara pengalihannya saham dapat dibedakan atas:
a. Saham atas unjuk bearer stock
Di atas sertifikat ini saham tidak dituliskan nama pemiliknya. Dengan pemilikan saham atas unjuk, seorang pemilik sangat
mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain karena sifatnya yang mirip dengan uang. Pemilik saham
atas unjuk ini harus berhati-hati membawa dan menyimpannya, karena jika saham tersebut hilang, maka pemilik tidak dapat
meminta gantinya. b.
Saham atas nama registered stock Di atas sertifikat saham ditulis nama pemiliknya. Cara
pengalihannya harus memenuhi suatu prosedur tertentu yaitu dengan dokumen pengalihan dan kemudian nama pemiliknya
dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham.
2. Ditinjau dari kinerja perdagangan saham dapat dikategorikan atas:
a. Blue-chip stocks, suatu saham biasa diklasifikasikan sebagai
blue-chip apabila emitennya memiliki reputasi yang baik, yaitu mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi dan konsisten
membayar dividen tunainya. b.
Income stocks, suatu saham bisa diklasifikasikan sebagai income stocks apabila emitennya mampu membayar dividen lebih tinggi
dari rata-rata dividen yang dibayarkan tahun-tahun sebelumnya.
c. Growth stocks well-know, suatu saham akan diklasifikasikan
sebagai growth stock well-know apabila emitennya merupakan pemimpin di dalam industrinya, dan beberapa tahun terakhir
berturut-turut mampu mendapatkan hasil di atas rata-rata. d.
Growth stocks lesser known, suatu saham akan diklasifikasikan sebagai growth stocks lesser known, apabila
emitennya tidak menjadi pemimpin dalam industrinnya, namun saham ini tetap memiliki ciri-ciri seperti growth stock well-
know, yaitu mampu mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari pada penghasilan rata-rata tahun terakhir.
e. Speculative stocks adalah saham yang emitennya tidak bisa
secara konsisten mendapatkankan penghasilan dari tahun ke tahun, tetapi emiten ini mempunyai potensi untuk mendapatkan
penghasilan yang baik di masa-masa mendatang meskipun penghasilan itu belum tentu direalisasi.
f. Cylical stocks adalah saham yang mengikuti pergerakan situasi
ekonomi makro atau kondisi bisnis secara umum. g.
Defensive stocks adalah saham yang tidak terpengaruh oleh pergerakan situasi ekonomi makro atau kondisi bisnis secara
umum.
2.1.3.3 Keuntungan Dan Resiko Invstasi Saham
Pihak yang memiliki saham akan memperoleh beberapa keuntungan sebagai bentuk kewajiban yang harus diterima. Menurut
Fahmi 2011:88 terdapat beberapa keuntungan memiliki saham, di antaranya adalah:
1. Memperoleh dividen yang akan diberikan pada setiap akhir tahun.
2. Memperoleh keuntungan modal capital gain, yaitu keuntungan
pada saat saham yang dimiliki tersebut dijual kembali pada harga yang lebih mahal.
3. Memiliki hak suara bagi pemegang saham jenis saham biasa
common stock. Selain memiliki keuntungan, investasi saham juga memiliki
resiko. Menurut harsono 2013:12, terdapat beberapa resiko memiliki saham di antaranya adalah:
1. Capital loss, yaitu harga jual instrumen investasi lebih rendah dari
harga belinya. 2.
Tidak ada pembagian dividen. 3.
Resiko likuidasi, terjadi jika emiten bangkrut atau dilikuidasi. Kerugian terjadi jika nilai likuidasi perusahaan lebih kecil
dibandingkan dengan jumlah kewajibanutang dan jumlah total nilai saham yang ada.
4. Saham delisting dari bursa efek, adalah dihapusnya pencatatan
delisting suatu saham dari papan bursa, sehingga investor tidak dapat menjual saham tersebut secara bebas di bursa.
2.1.4 Return saham
Return saham adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan individu dan instuisi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya
Fahmi, 2011: 184. Return dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return realisasi realized return merupakan return yang telah
terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari
perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi expected return dan resiko di masa mendatang. Sedangkan
return ekspektasi expected return adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang.
Pada umumnya, nilai return yang sering digunakan adalah return total. Return pada dasarnya dibagi menjadi dua jenis yaitu capital gainloss
dan yield. Capital gain merupakan selisih dari harga investasi sekarang dengan harga periode yang lalu. Yield merupakan presentase penerimaan kas
periodik terhadap harga investasi. Keuntungan ini biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara dengan kas sehingga dapat diuangkan dengan cepat.
Salah satu contoh yield adalah dividen Jogiyanto, 2000:107. Dividen dapat dihitung dengan menggunakan proksi laba per saham atau earning per share
EPS. Pengukuran return saham dalam penelitian ini berfokus pada
penelitian yang dilakukan oleh Banykhaled 2011 dan Pouraghajan 2013, dimana return saham dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Return Saham EPS =
2.1.5 Rasio Keuangan 2.1.5.1 Pengertian Rasio Keuangan
Salah satu informasi penting dari laporan keuangan yang sering digunakan investor untuk pengambilan keputusan investasi adalah
kinerja perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan ini mencerminkan kekuatan perusahaan yang angka-angkanya diperoleh dari laporan
keuangan. Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan merupakan
suatu kegiatan yang sangat penting karena berdasarkan penilaian tersebut dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan suatu perusahaan
selama satu periode waktu tertentu. Disamping itu penilaian kinerja keuangan juga dapat dijadikan sebagai pedoman bagi usaha perbaikan
atau peningkatan kinerja keuangan perusahaan tersebut. Kinerja keuangan dapat diketahui dari laporan keuangan dengan cara
melakukan analisis laporan keuangan melalui perhitungan rasio keuangan. Rasio adalah perbandingan antara dua elemen laporan
keuangan yang menunjukan indikator kesehatan keuangan pada periode tertentu Harianto dan Sudomo dalam Sembiring 2014.
Menurut pendapat Munawir 2002:37 dalam Lubis 2013, “analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut”. Artinya
berdasarkan data-data yang terdapat dalam laporan keuangan baik dari neraca, laporan laba-rugi, maupun kedua-keduanya dapat di hitung
bermacam-macam jenis rasio yang dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan untuk kelangsungan hidup
perusahaan. Berdasarkan pengertian analisis rasio keuangan tersebut jelas
bahwa, analisis rasio keuangan merupakan teknik analisis yang lazim digunakan oleh para analisis keuangan, dimana dalam menganalisisnya
hanya membandingkan antar pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan.
2.1.5.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan
Pada umumnya terdapat dua macam rasio standar yang umum dipergunakan dalam keuangan. Pertama adalah rasio yang sama dari
suatu laporan keuangan dari tahun-tahun yang lampau. Yang kedua yaitu rasio dari korporasi lain yang mempunyai karakteristik yang sama
dengan korporasi perusahaan yang dianalisis. Standar rasio yang kedua ini lazim disebut rata-rata rasio industri Tampubolon, 2004:35.
Menurut Tampubolon 2004: 35 Rasio keuangan dibagi dalam lima kategori dasar, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio hutang,
rasio profitabilitas, dan rasio pasar. Rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio hutang terutama untuk
mengukur resiko. Rasio profitabilitas mengukur hasil. Rasio pasar mengukur sekaligus hasil dan resiko Sundjaja, 2003:131. Di dalam
penelitian ini, peneliti hanya menggunakan tiga rasio keuangan saja sebagai variabel penelitian yaitu rasio profitabilitas, rasio aktivitas dan
rasio pasar.
2.1.5.2.1 Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas ini menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Rasio ini terdiri
dari: gross profit margin, net profit margin, operating return on
assets, return on asset, return on equity, dan operating ratio Ang, 1997 dalam Savitri 2012.
Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan adalah net profit margin NPM. Net profit margin merupakan
rasio antara laba bersih setelah pajak net income after tex terhadap total penjualan sales. Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan bersihnya terhadap total penjualan yang dicapai perusahaan. Jadi kinerja
keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih atas penjualan semakin meningkat, maka hal ini akan berdampak
pada meningkatnya pendapatan yang akan diterima oleh para pemegang saham. Net profit margin semakin meningkat
menggambarkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan keuntungan yang diperoleh oleh pemegang saham akan
meningkat pula. Net profit margin dapat diformulasikan sebagai berikut
Ang, 1997 dalam Savitri 2012:
NPM = Keterangan:
NPM : Net Profit Margin
NIAT : Net Income After Tax
Sales : Total penjualan
Dengan semakin meningkatnya keuntungan laba bersih setelah pajak akan mencerminkan bagian laba dalam bentuk
capital gain maupun dividen gain yang diterima oleh pemegang saham semakin besar. Dengan demikian para investor atau calon
investor lain akan tertarik untuk menanamkan dananya ke dalam perusahaan tersebut.
2.1.5.2.2 Rasio Aktivitas
Ratio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber-sumber daya sebagaimana digariskan
oleh kebijaksanaan perusahaan. Ratio-ratio ini menyangkut perbandingan antara penjualan bersih dengan berbagai investasi
dalam aktiva-aktiva. Rasio-rasio aktivitas ini menganggap bahwa suatu perbandingan yang “layak” haruslah ada, antara
penjualan dan berbagai aktiva tersebut, seperti persediaan, piutang, aktiva tetap dan lainnya Husnan, 1988:210. Menurut
Pandji dan Piji 2001:111 dalam Lubis 2013 ratio aktivitas meliputi : perputaran persediaan inventory turnover, periode
pengumpulan piutang average collection period, perputaran aktiva tetap fixed asset turnover, dan perputaran total aktiva
total asset turnover. Dalam penelitian ini rasio aktivitas yang digunakan
adalah total asset turnover. Total asset turnover adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva
berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Pada umumnya,
semakin tinggi perputaran aktiva, semakin efisien penggunaan aktiva tersebut Atmaja 2004:268 dalam Lubis 2013.
Secara matematis nilai Total Asset Turnover TAT dapat dirumuskan sebagai berikut:
TAT =
Ketika penjualan pada posisi yang tinggi maka perusahaan akan mengharapkan laba yang tinggi pula. Nilai
total asset turnover yang semakin besar menunjukkan nilai penjualannya juga semakin besar dan harapan memperoleh juga
semakin besar penelitian Sembiring, 2014.
2.1.5.2.3 Rasio Pasar
Rasio ini menunjukan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal yang
diinvestasikan, semakin tinggi rasio tersebut maka semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham
penelitian Mariati Munte, 2009. Dalam penelitian ini rasio pasar yang digunakan adalah
price to book value PBV. Apabila perusahaannya berjalan dengan baik, umumnya rasio PBV-nya mencapai di atas satu,
yang menunjukan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai
bukunya. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para pemodal.
Secara matematis price to book value PBV dapat dirumuskan sebagai berikut:
PBV =
Beberapa keunggulan price to book value PBV penelitian Masrida Girsang, 2013:
1. Nilai buku memberikan nilai yang relatif stabil dan dapat
dibandingkan dengan harga pasar. 2.
PBV rasio dapat diperbandingkan antar perusahaan- perusahaan yang menggunakan standar akuntansi yang
sama. 3.
Perusahaan dengan negative earning tidak dapat dinilai dengan PER tetapi dapat dinilai dengan menggunakan
PBV rasio.
2.1.6 Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total asset, log
size, nilai pasar saham dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam tiga kategori, yaitu perusahaan besar large firm, perusahaan
menengah medium firm, dan perusahaan kecil small firm. Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total asset perusahaan. Perusahaan
yang memiliki total asset besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan di mana dalam tahap ini arus kas perusahaan
sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama. Selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif
stabil dan mampu menghasilkan laba dibanding dengan perusahaan dengan total asset yang kecil Daniati Suhairi, 2006:53 dalam Tiara.
Sedangkan menurut Suad, 1998 dalam Aryati 2011 ukuran perusahaan menunjukkan indikator besar kecilnya perusahaan. Ukuran
perusahaan dapat dinyatakan dengan total aktiva, total penjualan dan kapitalisasi pasar. Total aktiva merupakan faktor penting dalam pembentukan
laba yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan yang tercermin dari total aktiva cenderung berpengaruh negatif terhadap return saham. Hal tersebut
berkaitan dengan faktor resiko dari total aktiva yang besar dari rasio hutang yang tinggi. Selain itu, ada kecendrungan perusahaan kecil memperoleh
tingkat keuntungan yang lebih besar dibandingkan perusahaan besar. Ukuran perusahaan turut menentukan tingkat kepercayaan investor.
Perusahaan yang besar akan lebih dikenal masyarakat sehingga lebih mudah mendapatkan informasi mengenai perusahaan tersebut. Kemudahan
memperoleh informasi akan meningkatkan kepercayaan investor dan mengurangi faktor ketidakpastian yang berarti resiko lebih kecil dan return
ekspektasi lebih rendah. Ukuran perusahaan dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
SIZE = Ln Total Asset
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penenlitian sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti mengenai rasio keuangan dan ukuran perusahaan terhadap return saham. Di mana masing-
masing penelitian mempunyai variabel independen yang berbeda-beda dari tahun ke tahun dan penelitian tersebut biasanya selalu bervariasi sesuai dengan
kebutuhan sipeneliti menambah atau mengembangkan penelitian yang sudah ada sebelumnya dengan objek perusahaan yang berbeda dan periode penelitian yang
berbeda. Berikut penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi return saham, di antaranya sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh Sembiring 2014 dengan judul “Analisis pengaruh BETA dan rasio keuangan terhadap return saham Indeks kompas 100”.
Metode analisis yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari beberapa faktor-faktor fundamental perusahaan seperti
current ratio CR, debt equity ratio DER, total asset turnover TAT, earning per share EPS secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham
indeks kompas 100. Secara parsial menunjukkan bahwa variabel debt equity ratio DER, total asset turnover TAT, earning per share EPS mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap return saham indeks. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Lubis 2013 yang berjudul
“Pengaruh rasio keuangan dalam memprediksi return saham pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI”. Hasil analisis menunjukan bahwa
bahwa dari beberapa faktor-faktor fundamental dari rasio likuiditas CR, rasio solvabilitas DER, rasio aktivitas TAT, rasio profitabilitas ROA secara
simultan berpengaruh negatif terhadap return saham. Secara parsial menunjukkan hanya rasio profitabilitas ROA yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap
return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Nandika 2010 yang berjudul “Pengaruh
price to book value dan return on equity terhadap return saham pada industri real estate dan property di BEI”. Metode yang digunakan adalah purposive sampling
dan model statistik yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa price to book value PBV dan return on equity ROE
secara simultan dan parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan Putri 2012 yang berjudul “Analisis pengaruh
ROA, EPS, NPM, DER dan PBV terhadap return saham pada industri real estate dan property yang terdaftar di BEI periode 2007-2009”. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling dan teknik statistik yang digunakan adalah regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan regresi parsial. Hasil
analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor fundamental perusahaan seperti return on asset ROA, earning per share EPS, net profit margin NPM, debt equity
ratio DER dan price to book value PBV secara simultan terbukti signifikan berpengaruh terhadap return saham. Secara parsial hanya debt equity ratio DER
dan price to book value PBV yang berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Munte 2009 yang berjudul “Pengaruh faktor fundamental terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Metode analisis yang digunakan adalah regresi
linier berganda Multiple Linier Regression. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor fundamental perusahaan seperti current ratio CR, return on equity
ROE, cash flow from operation to debt CFOD, price to book value PBV dan ukuran perusahaan SIZE secara simultan terdapat pengaruh signifikan terhadap
return saham. Secara parsial menunjukkan hanya variabel return on equity yang berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan variabel lainnya tidak
berpengaruh.
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Nama ,Tahun Judul
Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1 Sembiring 2014
Analisis pengaruh BETA dan Rasio
Keuangan terhadap Return saham Indeks
Kompas 100 Variabel Independen:
Beta, curren ratioCR , Debt to
equity ratio DER, Total Asset turnover
TAT, Equity per share.
Variabel Dependen: Return saham
Debt to equity ratio DER, total asset
turnover TAT dan equity per share
berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Sedangkan current
ratio CR dan Beta tidak berpengaruh
signifikan terhadap return saham.
2 Lubis 2013 Pengaruh
Rasio Keuangan dalam memperidiksi Return
saham pada perusahaan real estate dan property
yang terdaftar di BEI Variabel Independen:
Return on equity ROA, debt to equity
ratio DER, current ratio CR, total asset
turnover TAT. Variabel Dependen:
Return saham Return on asset
ROA dan total asset turnover TAT
berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Sedangkan debt to
equity ratio DER dan current ratio CR
tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham.
No Nama ,Tahun Judul
Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
3 Nandika 2010
Pengaruh Price to book value PBV dan return
on equity ROE terhadap Return saham
pada industri real estate dan property di BEI
Variabel Independen: Price to booke value
PBV dan return on equity ROE
Variabel Dependen: Return saham
Price to book value PBV dan return on
equity ROE tidak berpengaruh secara
signifikan dan negatif terhadap return
saham.
4 Putri 2012 Analisis
pengaruh ROA, EPS, NPM, DER, dan PBV
terhadap Return saham pada industri real estate
dan property yang terdaftar di BEI periode
2007-2009 Variabel Independen:
Return on asset ROA, earning per
share EPS, net profit margin NPM, debt
to equity ratio DER dan price to book
value PBV Variabel Dependen:
Return saham Debt to equity ratio
DER dan price to book value PBV
yang berpengaruh secara signifikan
terhadap return saham. Sedangkan
earning per share EPS, net profit
margin NPM, return on asset ROA tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap return saham.
5 Munte 2009 Faktor
Fundamental Pengaruh Terhadap Return Saham
Pada Perusahaan Manu- faktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia
Variabel Independen: Current ratio CR,
return on equity ROE, cash flow from
operating to debt CFOD, price book
value PBV, ukuran perusahaan SIZE.
Variabel Dependen: Return Saham
Return on equity ROE berpengaruh
signifikan terhadap return saham.
Sedangkan current ratio CR, cash flow
from operating to debt CFOD, price book
value PBV, ukuran perusahaan SIZE
tidak berpengaruh terhadap return
saham.
6 Savitri 2012 Analisis
pengaruh ROA, NPM, EPS dan PER terhadap
Return saham pada perusahaan Manufaktur
sector Food and Beverages periode
2007-2010 Variabel Independen:
Return on asset ROA,
net profit margin
NPM, earning per share
EPS, price earning ratio PER.
Variabel Dependen: Return saham
Earning per share EPS dan price
earning ratio PER mempunyai pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap
return saham. Sedangkan return on
asset ROA tidak mempunyai pengaruh
yang positif dan tidak signifikan dan net
profit margin NPM mempunyai pengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap
return saham.
2.3 Kerangka Konseptual