19
2. Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu tertentu.
Tingkat Fertilitas Total menggambarkan riwayat fertilitas dari sejumlah perempuan hipotesis selama masa reproduksinya. Dalam praktek Tingkat
Fertilitas Total dikerjakan dengan menjumlahkan tingkat fertilitas perempuan menurut umur, apabila umur tersebut berjenjang lima tahunan, dengan asumsi
bahwa tingkat fertilitas menurut umur tunggal sama dengan rata-rata tingkat fertilitas kelompok umur lima tahunan. Maka rumus dari Tingkat Fertilitas Total
atau TFR adalah sebagai berikut:
Dimana, TFR
: Total Fertility Rate ASFR : Angka kelahiran menurut kelompok umur
i : Kelompok umur 5 tahunan, dimulai dari 15-19.
Kebaikan dari perhitungan TFR ini adalah TFR merupakan ukuran untuk seluruh wanita usia 15-49 tahun, yang dihitung berdasarkan angka kelahiran
menurut kelompok umur Hatmadji, 2004 :63.
2. Reproductive History Cummulative Fertility
a. Children Ever Born CEB
Children Ever Born adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan. CEB mencerminkan banyaknya kelahiran sekelompok atau beberapa wanita selama
reproduksinya, dan disebut juga paritas. Kebaikan dari perhitungan CEB ini adalah mudah didapatkan informasinya di sensus dan survei dan tidak ada
referensi waktu.
20
Kemudian kelemahan dari perhitungan ini adalah angka paritas menurut kelompok umur akan mengalami kesalahan karena kesalahan pelaporan umur
penduduk, terutama di negara sedang berkembang. Kemudian ada kecenderungan semakin tua semakin besar kemungkinannya melupakan jumlah anak yang
dilahirkan. Dan kelemahannya fertilitas wanita yang telah meninggal dianggap sama dengan yang masih hidup.
b. Child Woman Ratio CWR
CWR adalah hubungan dalam bentuk rasio antara jumlah anak di bawah 5 tahun dan jumlah penduduk wanita usia reproduksi. Kebaikan dari perhitungan
CWR ini adalah untuk mendapatkan data yang diperlukan tidak usah membuat pertanyaan khusus dan berguna untuk indikasi fertilitas di daerah kecil sebab di
Negara yang registrasinya cukup baik pun, statistik kelahiran tidak ditabulasikan untuk daerah yang kecil-kecil.
Kelemahan dari CWR ada tiga, pertama langsung dipengaruhi oleh kekurangan pelaporan tentang anak, yang sering terjadi di Negara sedang
berkembang. Walaupun kekurangan pelaporan juga terjadi di kelompok ibunya namun secara relatif kekurangan pelaporan pada anak-anak jauh lebih besar.
Kedua, dipengaruhi oleh tingkat mortalitas, dimana tingkat mortalitas anak, khususnya di bawah satu tahun juga lebih besar dari orang tua, sehingga CWR
selalu lebih kecil daripada tingkat fertilitas yang seharusnya. Ketiga, tidak memperhitungkan distribusi dari penduduk wanita.
21
2.5 Mortalitas
Angka kematian bayi Infant Mortality Rate merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat karena dapat
menggambarkan kesehatan penduduk secara umum. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Angka kematian bayi
tersebut dapat didefenisikan sebagai kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun BPS.
Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
Still birth dan keguguran tidak termasuk dalam pengertian kematian. Perubahan jumlah kematian naik turunnya di tiap daerah tidaklah sama, tergantung pada
berbagai macam faktor keadaan. Besar kecilnya tingkat kematian ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan
penduduk di suatu wilayah. Konsep mati perlu diketahui guna untuk mendapatkan data kematian yang
benar. Menurut konsepnya, terdapat beberapa keadaan vital yang masing – masing bersifat mutually exclusive, artinya keadaan yang satu tidak mungkin terjadi
bersamaan dengan salah satu keadaan lainnya. Keadaan vital tersebut ialah: 1.
Neo-natal death adalah kematian yang terjadi pada bayi yang belum berumur satu bulan.
2. Lahir mati still birth atau yang sering disebut kematian janin fetal death
adalah kematian sebelum dikeluarkannya secara lengkap bayi dari ibunya pada saat dilahirkan tanpa melihat lamanya dalam kandungan.
22
3. Post neo-natal adalah kematian anak yang berumur antara satu bulan sampai
dengan kurang dari satu tahun. 4.
Kematian bayi Infant death adalah kematian anak sebelum mencapai umur satu tahun.
Namun terdapat juga beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi Mortalitas, yaitu:
1. Pendidikan
Terdapat hubungan negatif antara tingkat pendidikan ibu dan kematian anak, tetapi tinggi rendahnya pendidikan yang dibutuhkan untuk menurunkan mortalitas
secara berarti berbeda-beda dari satu budaya ke budaya lain. Pendidikan memberi kepercayaan diri kepada wanita untuk mengambil keputusan atas tanggung jawab
wanita itu sendiri. 2.
Pendapatan Pendapatan sangat penting dalam kaitannya dengan membayar pengeluaran
untuk kesehatan faktor pendapatan atau ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan kondisi rumah saling berhubungan dalam mempengaruhi kematian bayianak.
Apabila salah satu indikator sosial ekonomi dihubungkan dengan tingkat kematian bayi dan anak, ternyata terdapat hubungan yang negatif.
3. Kesehatan
Kesehatan berhubungan negatif terhadap angka kematian bayi, salah satu upaya yang terus dilakukan adalah pembangunan kesehatan. Indikator yang
digunakan untuk menggambarkan pembangunan dan fasilitas kesehatan adalah rasio tenaga medis dan para medis, terhadap jumlah penduduk.
23
4. Faktor Demografi
Yang dipilih adalah tingkat kelahiran, yaitu tingkat fertilitas total TFR. Apabila fertilitasnya rendah maka mortalitasnya juga akan rendah. Hubungan
positif antara mortalitas bayi dan fertilitas ini timbal balik, keberhasilan menurunkan salah satu faktor diantaranya akan mengakibatkan penurunan
variabel lain. Pengukuran terhadap mortalitas ini dilakukan dengan tiga macam
pendekatan, yaitu:
1. Angka Kematian Kasar Crude Death Rate CDR
Angka kematian kasar ialah jumlah kematian pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut, agar lebih jelas maka
dapat dituliskan dengan rumus:
Dimana, CDR : Crude Death Rate
D : Jumlah seluruh kematian
P : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k : Angka konstanta 1.000
2. Angka Kematian Menurut Umur Age Spasific Death Rate ASDR
Rasio kematian berbeda antara satu kelompok dengan kelompok lainnya, demikian pula antara satu kelompok umur dengan kelompok umur lainnya. Orang
yang berumur 60 tahun tentunya akan memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang yang berumur 20 tahun. Kemudian orang yang
24
berumur 1 tahun mempunyai resiko kematian yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan umur 10 tahun. Sehingga kematian menurut umur apabila digambarkan
dengan grafik akan menyerupai huruf “U”.
Gambar 2.1 Grafik Pola Kematian
Diantara angka-angka kematian spesifik, yang digunakan adalah Age Spasific Death Rate ASDR. ASDR atau yang lebih dikenal dengan Angka
Kematian Menurut Umur dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dimana, ASDR : Age Specific Death Rate
Di : Jumlah kematian bayi pada kelompok umur i
Pfi : Jumlah perempuan kelompok umur i pada pertengahan tahun
k : Angka konstanta 1.000
3. Angka Kematian Bayi Infant Mortality Rate IMR
Tingkat kematian bayi adalah banyaknya kematian bayi sebelum umur satu tahun yang terjadi pada kelahiran per 1000 bayi. Merupakan cara
25
pengukuran yang dipergunakan khusus untuk menentukan tingkat kematian bayi. IMR biasanya dijadikan indikator dalam pengukuran kesejahteraan dan kesehatan
penduduk. Angka Kematian Bayi yang dapat dituliskan dengan rumus:
Dimana, IMR : Infant Mortality Rate
D : Jumlah kematian bayi dibawah umur 1 tahun selama tahun x
B : Jumlah Kelahiran selama tahun x
k : Angka konstanta 1.000
Bila tingkat kelahiran kasar sama dengan tingkat kematian kasar akan tercapai pertambahan penduduk sebesar 0 atau zero population growth. Yang
berarti keadaan kependudukan di daerah tersebut tercapai sebuah keseimbangan. Angka Kematian Bayi AKB merupakan salah satu indikator yang baik
untuk melihat kesehatan ibu hamil dan janinnya. Mengingat program KB banyak sekali berhubungan dengan upaya peningkatan kesehatan ibu hamil dan
peningkatan kesejahteraan keluarga secara umum, maka dapat dikatakan bahwa program KB sangat berperan dalam penurunan angka kematian bayi Indonesia.
Angka kematian bayi sangat berpengaruh dalam perhitungan angka harapan hidup life expectacy. Sejalan dengan menurunnya angka kematian bayi
dan meningkatnya tingkat kesehatan penduduk, maka akan berdampak juga pada peningkatan angka harapan hidup. Ini berarti bahwa umur rata-rata penduduk
Indonesia menjadi lebih panjang.
26
Sumber: Data Olahan
Gambar 2.2 AKB dan AHH Sumatera Utara
2.6 Transisi demografi
Pada abad ke -20, nampaknya fertilitas telah turun di banyak Negara baik di Negara maju ataupun di Negara berkembang, termasuk Indonesia. Kemudian
penurunan pada fertilitas juga dibarengi dengan penurunan pada mortalitas, hal ini mengakibatkan adanya transisi demografi, sehingga disebut dengan teori “transisi
demografi”.
Tabel 2.1 Teori Transisi Demografi
No Tahap
Tingkat Kelahiran
Tingkat Kematian
Pertambahan Alami
1 Stationer tinggi
Tinggi Tinggi
Nolsangat rendah 2
Awal perkembangan
Tinggi Lambat
menurun Lambat
3 Akhir
Perkembangan Menurun
Menurun lebih cepat dari
tingkat kelahiran Cepat
4 Stationer rendah
Rendah Rendah
Nolsangat rendah 5
Menurun Rendah
Lebih tinggi dari tingkat kelahiran
Negatif
Sumber: Ritonga, Abdurahman: 19
27
Pada dasarnya teori ini menjelaskan tentang perubahan dari suatu situasi stasioner di mana pertumbuhan penduduk nol ataupun sangat rendah sekali
karena, baik tingkat fertilitas maupun mortalitas sama-sama tinggi, menjurus ke keadaan dimana tingkat fertilitas dan mortalitas sama-sama tinggi, sehingga
pertumbuhan penduduk kembali nol atau sangat rendah.
Sumber Gambar: Mantra, Ida Bagoes: 42
Gambar 2.3 Tahap Transisi Demografi
Dari stasioner pertama fertilitas dan mortalitas tinggi menuju stasioner kedua fertilitas dan mortalitas rendah mengalami dua tahap proses, yakni tahap
kedua dan ketiga. Dan tahap inilah yang disebut dengan transisi demografi.
1. Pra-transisi pre-transitional dari A hingga B, dengan ciri-ciri tingkat
kelahiran dan tingkat kematian sama-sama tinggi. Angka pertumbuhan penduduk alami sangat rendah hampir mendekati nol.
2. Transisi Transitional dari B ke E, dicirikan dengan penurunan tingkat kelahiran dan kematian, tingkat kematian lebih rendah daripada tingkat
28
kelahiran, mengakibatkan tingkat pertumbuhan penduduk alami sedang atau tinggi. Fase ini dibagi lagi menjadi tiga:
a. Permulaan Transisi early transitional dari B ke C, dicirikan dengan
tingkat kematian menurun, tetapi tingkat kelahiran tetap tinggi, bahkan ada kemungkinan meningkat karena ada perbaikan kesehatan.
b. Pertengahan Transisi mid-transitional dari C ke D, tingkat kematian
dan tingkat kelahiran kedua-duanya menurun, tetapi tingkat kematian menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran.
c. Akhir Transisi late transitional dari D ke E, tingkat kematian rendah
dan tidak berubah atau menurun hanya sedikit, dan angka kelahiran antara sedang dan rendah, dan berfluktuasi atau menurun. Pengetahuan
tentang kontrasepsi meluas. 3. Pasca-transisi Post-transitional dari E ke F, dicirikan oleh tingkat kematian
dan tingkat kelahiran kedua-duanya rendah, hampir semuanya mengetahui cara-cara kontrasepsi dan dipraktekkan. Tingkat kelahiran dan tingkat
kematian vital rates mendekati keseimbangan penduduk, yang kemudian akan kembali lagi ke transisi yang pertama. Pertumbuhan penduduk alami
amat rendah dalam jangka waktu yang panjang.
2.7 Transmigrasi