BAB IV PERANAN LEMBAGA MEDIASI SEBAGAI ALTERNATIF
PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI DI INDONESIA
A. Penyelesaian Sengketa Asuransi Menurut Badan Mediasi Asuransi
Indonesia BMAI
Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI adalah lembaga independen dan imparsial yang memberikan pelayanan untuk penyelesaian sengketa klaim
tuntutan ganti rugi atau manfaat asuransi antara Perusahaan Asuransi dengan Tertanggung atau pemegang polis.
56
Pendirian Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI digagas oleh industri asuransi dan semua Asosiasi Perusahaan Perasuransian Indonesia FAPI
yaitu Asosiasi Asuransi Umum Indonesia AAUI, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia AAJI, dan Asosiasi Asuransi Jaminan Sosial Indonesia AAJSI, serta
didukung oleh pemerintah. Tujuan pendirian Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI adalah untuk memberikan pelayanan yang lebih profesional dan
transparan yang berbasis pada kepuasaan dan perlindungan serta penegakan hak- hak tertanggung atau pemegang polis.Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI
secara resmi didirikan pada tanggal 12 Mei 2006 dan mulai beroperasi pada tanggal 25 September 2006.
57
Adapun Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI ini beroperasi berdasarkan Surat Keputusan Bersama: Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Nomor KEP-45M.EKON072006, Gubernur Bank Indonesia Nomor 850KEP.GBI2006, Menteri Keuangan Nomor 357KMK.0122006, dan
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-75MBU2006 Tentang
56
BMAI, Peraturan Badan Mediasi Asuransi Indonesia, Jakarta : BMAI, 2006, hal.64.
57
Ibid.
Paket Kebijakan Sektor Keuangan dan ditetapkan di Jakarta pada tanggal 5 Juli 2006.
58
Sedangkan tujuan dari Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI yaitu untuk memberikan pelayanan yang lebih profesional dan transparan yang berbasis
pada kepuasan dan perlindungan serta penegakan hak-hak tertanggung atau pemegang polis.Setiap lembaga atau badan pasti mempunyai struktur organisasi
dalam melaksanakan fungsi dan tujuannya. Adapun struktur organisasi dari Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI
Setiap lembaga atau badan pasti mempunyai fungsi dan tujuan. Begitu juga dengan Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI yang mempunyai fungsi
akan selalu bertindak independen dalam memberikan pelayanan dan sebagai media yang tidak memihak imparsial dan penengah perselisihan dan tidak akan
bertindak sebagai penasihat hukum baik bagi anggota, pemohon, ataupun pihak- pihak lainnya yang mengajukan sengketa kepadanya.
59
yaitu:
58
Ibid.,65.
59
Struktur Organisasi Badan Mediasi Asuransi Indonesia, diunduh dari http:www.bmai.or.id
, pada tanggal 7 Desember 2014.
KETUA FRANS LAMURY
SEKRETARIS KETUT SENDRA
BENDAHARA FIRDAUS ANWAR
Menurut Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI sengketa adalah perselisihan yang timbul sehubungan dengan penolakan tertulis oleh anggota atas
klaim asuransi yang diajukan oleh pemohon kepada anggota yang menjadi penanggung berdasarkan perjanjian asuransi, yang diajukan oleh pemohon kepada
Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI paling lambat 6 enam bulan terhitung sejak tanggal surat penolakan.
Mediasi adalah proses penyelesaian sengketa melalui upaya musyawarah dan mufakat antara pemohon dan anggota yang difasilitasi oleh mediator.
Sedangkan mediator adalah karyawan tetap Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI yang berwenang untuk melakukan investigasi dan proses mediasi
sengketa yang diajukan pemohon kepada Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI.
60
Pemohon adalah nasabah yang mempunyai hubungan dengan anggota atau seseorang yang mempunyai kepentingan untuk menerima manfaat dari perjanjian
asuransi termasuk seseorang yang atas dirinya dibuat sebuah perjanjian asuransi atau seseorang yang mempunyai hak untuk menerima manfaat dari suatu klaim
asuransi yang timbul karena adanya perjanjian, undang-undang atau subrogasi, atua seorang tertanggung yang disebutkan dalam polis asuransi atau pihak ketiga
yang mempunyai hak yang disebutkan dalam perjanjian asuransi untuk mengajukan klaim atas sebuah perjanjian asuransi yang menjamin atau diperluas
untuk menjamin pertanggungan terhadap pihak ketiga. Sedangkan anggota adalah perusahaan asuransi dan reasuransi yang terdaftar dan memenuhi syarat-syarat
keanggotan Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI.
61
60
Peraturan Badan Mediasi Asuransi Indonesia, Op.Cit.,hal.7.
61
Ibid.,hal.8.
Di dalam Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI ada sengketa yang dapat ditangani dan ada pula sengketa yang dikecualikan yaitu sebagai berikut:
Dalam Pasal 3 Peraturan Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI, sengketa yang dapat ditangani oleh BMAI diantaranya
62
a. Semua bentuk keluhan atau keberatan disebut sebagai sengketa dari
pihak yang mempunyai kepentingan atas suatu jaminan polis asuransi selanjutnya disebut sebagai pemohon berkaitan dengan tuntutan ganti
rugi atau manfaat asuransi dapat diajukan oleh Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI dengan ketentuan:
adalah:
a Pemohon yang mengajukan adalah pihak yang berkepentingan
b Anggota yang terlibat dalam sengketa harus merupakan pihak yang
tunduk pada yurisdiksi Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI karena masih terdaftar sebagai BMAI
c Sengketa yang timbul dari permasalahan berkaitan dengan hubungan
pemohon dengan anggota d
Ruang lingkup sengketa yang diajukan harus berada dalam yurisdiksi BMAI sejak BMAI didirikan
e Anggota tidak dapat menyelesaikan sengketa secara langsung dengan
pemohon sesuai dengan tuntutan pemohon dalam jangka waktu 30 tiga puluh hari sejak disampaikannya keberatan oleh pemohon
kepada anggota b.
Jumlah tuntutan ganti rugi atau manfaat polis yang dipersengketakan tidak melebihi Rp. 500.000.000,- lima ratus juta rupiah untuk asuransi
kerugianumum dan Rp. 300.000.000,- tiga ratus juta rupiah untuk asuransi jiwa atau asuransi jaminan sosial.
c. Semua sengketa yang belum pernah diajukan oleh pemohon kepada anggota
sehingga anggota belum mendapat kesempatan untuk menyelesaikannya secara langsung akan dianggap sebagai keluhan dan bila diajukan kepada
Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI maka BMAI akan mengembalikannya kepada anggota untuk mendapat pertimbangan lebih
dahulu.
62
Ibid.,hal.10.
d. Lingkup daerah yurisdiksi BMAI hanya mencakup sengketa terhadap
aktifitas anggota atau perwakilannya yang melakukan kegiatan usaha dalam wilayah Republik Indonesia.
Sedangkan dalam Pasal 4 Peraturan Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI, sengketa yang dikecualikan artinya sengketa yang tidak dapat diproses
oleh BMAI yaitu
63
a. Keputusan yang dibuat atas dasar pertimbangan komersial.
:
b. Kebijakan harga pricing dan kebijakan lainnya, seperti suku premi, biaya,
dan kurs valuta asing. c.
Kasus yang sedang dalam proses investigasi oleh pihak yang berwajib, termasuk kasus-kasus dengan tuduhan adanya penipuan atau tindak kriminal
dan kasus tersebut telah dilaporkan kepada yang berwajib untuk dilakukan investigasi.
d. Sengketa berkaitan dengan permasalahan hubungan antara agen danatau
pialang dengan anggota. e.
Sengketa yang telah lebih dari 6 enam bulan sejak anggota memberikan jawaban penolakan final.
f. Sengketa yang telah terjadi sebelum berdirinya Badan Mediasi Asuransi
Indonesia BMAI, kecuali bila sengketa tersebut diajukan ke BMAI dalam jangka waktu 12 dua belas bulan sejak beroperasinya BMAI.
g. Sengketa yang sebelumnya telah diselesaikan secara langsung antara
pemohon dengan anggota. h.
Sengketa yang pernah atau sedang disidangkan di pengadilan. Selama Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI berdiri sejak tanggal
12 Mei 2006 dan beroperasi pada tanggal 25 September 2006. Sudah banyak kasus sengketa yang masuk ke Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI kurang
lebih sekitar 100 kasus sengketa asuransi, dan 15 dari kasus tersebut sudah dapat diselesaikan oleh BMAI. Tetapi, tidak dapat disebutkan perusahaan apa saja
63
Ibid.,hal.12.
yang pernah masuk ke BMAI, karena menyangkut kode etik nama baik perusahaan.
64
Dalam Pasal 27 tentang kerahasiaan pada Peraturan Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI disebutkan bahwa
65
a. Pemohon dan anggota harus menyimpan semua informasi, dokumen,
korespondensi termasuk email, hal-hal atau permasalahan yang dibahas, proposal dan balasan proposal, keputusan adjudikasi, dan lain-lain, secara
keseluruhan sangat rahasia dan tidak akan membukakan atau membocorkan rahasia tersebut baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada pihak lain, kecuali diperlukan sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan yang berlaku atau perintah pengadilan atau
ketentuan administratif yang ditetapkan oleh lembaga pemerintah lainnya, atau sebagaimana mestinya untuk melaksanakan perjanjian penyelesaian
atau adjudikasi. :
b. Sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan yang berlaku, perintah
pengadilan atau sebagaimana mestinya untuk melaksanakan suatu perjanjian penyelesaian atua keputusan adjudikasi, semua pihak yang
terlibat dalam proses mediasi dan ajudikasiharus menjaga kerahasiaan dan tidak menggunakan untuk tujuan apapun dalam proses-proses persidangan
lainnya: a
Fakta bahwa proses mediasi dan ajudikasi akan, sedang atau telah berlangsung.
b Hal-hal yang muncul dalam proses mediasi dan ajudikasi.
c Pendapat yang dikemukakan atau usulan-usulan atau proposal yang
disampaikan untuk penyelesaian sengketa oleh para pihak selama proses mediasi dan ajudikasi.
d Proposal yang diusulkan oleh mediator dan ajudikasi.
64
Rekapitulasi Sengketa Badan Mediasi Asuransi Indonesia, Op.Cit.
http:www.bmai.or.id , diunduh pada tanggal 8 Desember 2014.
65
Ibid.,hal.25.
e Semua bahan yang diserahkan dan pembicaraan yang dilakukan selama
proses mediasi dan ajudikasi. f
Apabila pemohon tidak menerima keputusan yang dibuat oleh majelis ajudikator, kenyataan bahwa majelis ajudikator telah membuat
keputusan dan substansi dan persyaratan dari keputusan dan pemohon atau pemohon menolak keputusan.
g Semua bahan-bahan, informasi, korespondensi termasuk email,
masalah yang didiskusikan, proposal dan tanggapan yang disampaikan berkaitan dengan proses mediasi dan ajudikasi, termasuk dan tidak
terbatas pada suatu perjanjian penyelesaian kecuali bila diperlukan untuk pelaksanaan perjanjian penyelesaian tersebut.
c. Kecuali untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku
atau perintah pengadilan, semua bahan, dokumen, atau informasi lainnya yang diserahkan untuk keperluan proses mediasi dan ajudikasi bersifat
khusus dan tidak dapat dipergunakan sebagai bukti dalam persidangan lainnya atas sengketa yang sama, kecuali bila dokumen tersebut dapat
diterima oleh persidangan tersebut. d.
Para pihak tidak dapat meminta anggota majelis ajudikator Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI karyawan, pejabat atau wakilnya sebagai
saksi, konsultan, arbiter atau ahli dalam suatu persidangan atas sengketa yang sama.
e. Kewajiban pemohon dan anggota untuk menjaga kerahasiaan tidak
berkurang dan tetap berlaku secara penuh setelah selesainya proses mediasi dan ajudikasi yang dilakukan oleh Badan Mediasi Asuransi
Indonesia BMAI. f.
Anggota menjamin semua pejabat karyawan, wakil-wakil danatau agen- agennya juga mematuhi ketentuan.
Menurut Ketut Sendra selaku sekretaris Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI, penyelesaian sengketa melalui jalur mediasi mempunyai banyak
keuntungan yaitu
66
a Cepat, tidak memakan waktu yang lama.
:
b Gratis, tidak ada biaya.
c Rahasia dan tidak untuk publik.
d Ditangani oleh mediator yang memang ahli dalam bidang asuransi.
Dalam Pasal 14 Peraturan Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI jangka waktu penyelesaian sengketa oleh mediator, seorang mediator harus
mengupayakan untuk menyelesaikan sengketa dalam jangka waktu yang wajar, dengan mempertimbangkan kompleksitas dari sengketa.
Apabila sengketa asuransi dapat diselesaikan melalui mediasi, maka mediator harus mencatat secara tertulis semua persyaratan penyelesaian yang
dicapai oleh kedua belah pihak. Tapi sebaliknya apabila sengketa tidak dapat diselesaikan melalui mediasi, maka mediator akan meminta persetujuan ketua
untuk melanjutkan sengketa ke tingkat Ajudikasi sesuai tata cara yang diatur dalam Peraturan Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI.
67
66
Artikel Mediasi Melalui Badan Mediasi Asuransi Indonesia, diunduh dari situs
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa, Badan Mediasi Asuransi Indonesia BMAI merupakan tempat penyelesaian sengketa yang
mempunyai kontribusi yang sangat penting, terutama untuk penyelesaian sengketa dalam bidang asuransi. Karena proses mediasi sangat tepat untuk penyelesaian
sengketa asuransi dibandingkan alternatif penyelesaian sengketa lain. Penyelesaian sengketa melalui mediasi mempunyai banyak keuntungan selain
proses mediasi yang cepat, gratis tidak ada biaya, mediator yang memang ahli dibidangnya, juga kerahasiaannya terjaga karena bukan untuk publik.
http:www.pedulihukum.blogspot.com , pada tanggal 8 Desember 2014.
67
Ibid.,hal.13.
B. Prosedur Penyelesaian Sengketa Asuransi Pada Badan Mediasi Asuransi