BAB III TINJAUAN UMUM ASURANSI
A. Istilah Asuransi
Awalnya asuransi dikenal di Eropa Barat pada abad pertengahan yaitu asuransi kebakaran dan seiring dengan meningkatnya lalu lintas perhubungan laut
antar pulau berkembang asuransi pengangkutan laut pada abad 13-14.Pada awal abad ke-19, muncullah asuransi jiwa.Kodifikasi hukum yang dibuat oleh
Napoleon Bonaparte berisi pasal-pasal tentang asuransi dalam Kitab Undang- Undang Hukum Dagang KUHD.Kodifikasi tersebut mempengaruhi KUHD
Belanda, yang sebagian masih dipakai dan berlaku di Indonesia.
34
Di Inggris digunakan istilah insurance dan assurance yang mempunyai pengertian yang sama. Istilah insurance digunakan untuk asuransi kerugian
sedangkan istilah assurance digunakan untuk asuransi jiwa.Kedua istilah tersebut mengikuti istilah dalam bahasa Belanda yaitu assurantie asuransi dan
verzekering pertanggungan.Asuransi dikenal di Indonesia bermula dari negeri Belanda.
35
Di kalangan perguruan tinggi hukum, istilah-istilah tersebut diterjemahkan dengan “pertanggungan”.Tetapi, di kalangan dunia usaha
digunakan istilah serapan “asuransi”.Dewasa ini, baik istilah “pertanggungan” maupun “asuransi” dipakai secara resmi dalam perundang-undangan. Dalam
kurikulum Fakultas Hukum di Indonesia sekarang ada yang menggunakan istilah Hukum Pertanggungan, dan ada pula yang menggunakan istilah Hukum Asuransi,
kedua-duanya memiliki makna yang sama.
34
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Asuransi Indonesia, Jakarta : Penerbit Intermasa, 1996, hal. 12.
35
Ibid.
B. Pengertian Asuransi Dan Jenis-Jenis Asuransi
1. Pengertian Asuransi
Menurut Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD “asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu”.
36
Menurut C. Arthur William Jr dan Richard M. Heins, asuransi berdasarkan dua sudut pandang
Menurut Mehr dan Cammack, asuransi merupakan suatu alat untuk mengurangi resiko keuangan, dengan cara pengumpulan unit-unit dalam jumlah
yang memadai, untuk membuat agar kerugian individu dapat diperkirakan kemudian kerugian yang dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang
tergabung. Menurut Mark R. Green, asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang
bertujuan mengurangi resiko, dengan jalan mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah obyek yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian
tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu.
37
a Asuransi adalah suatu pengaman terhadap kerugian finansial yang
dilakukan oleh seorang penanggung. , yaitu:
b Asuransi adalah suatu persetujuan dengan dua atau lebih orang atau badan
mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian finansial. Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang
Usaha Perasuransian, asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 dua pihak atau lebih, dengan mana Penanggung mengikatkan diri kepada
36
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hal.9.
37
Ibid., hal.11.
Tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada Tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita Tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau
untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Menurut paham ekonomi, asuransi merupakan suatu lembaga keuangan melalui asuransi dapat dihimpun dana besar, yang dapat digunakan untuk
membiayai pembangunan, disamping bermanfaat bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam bisnis, serta asuransi bertujuan memberikan perlindungan
atau proteksi atas kerugian keuangan financial loss, yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga sebelumnya fortuitious event.
38
Usaha asuransi adalah suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada tertanggung apabila terjadi resiko di masa mendatang. Apabila resiko
tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme
perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan resiko. Secara rasional para pelaku bisnis akan mempertimbangkan usaha untuk
mengurangi resiko yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang
akan dihadapi apabila ada salah satu anggota keluarga menghadapi resiko cacat atau meninggal.
39
Berdasarkan pengertian asuransi tersebut, kiranya mengenai pengertian asuransi yang dapat mencakup semua sudut pandang yakni asuransi adalah suatu
alat untuk mengurangi resiko yang melekat pada perekonomian, dengan cara menggabungkan sejumlah unit-unit yang terkena resiko yang sama atau hampir
sama, dalam jumlah yang cukup besar, agar probabilitas kerugiannya dapat
38
Ibid., hal.13.
39
Ibid., hal.15.
diramalkan dan bila kerugian yang diramalkan terjadi akan dibagi secara proporsional oleh semua pihak dalam gabungan itu.
40
2. Jenis-Jenis Asuransi
Menurut Pasal 247 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD menyebutkan tentang 5 lima macam asuransi
41
a. Asuransi terhadap kebakaran;
, yaitu:
b. Asuransi terhadap bahaya hasil-hasil pertanian;
c. Asuransi terhadap kematian orang;
d. Asuransi terhadap bahaya di laut dan perbudakan; dan
e. Asuransi terhadap bahaya dalam pengangkutan di darat dan di sungai-
sungai. Buku I KUHD mengatur tentang jenis asuransi yang pertama, kedua dan
ketiga.Sedangkan jenis asuransi yang keempat dan kelima diatur dalam Buku II KUHD.
42
a. Asuransi Kerugian
Asuransi secara yuridis dapat digolongkan menjadi 2 dua yaitu:
Asuransi kerugian adalah suatu perjanjian asuransi yang berisikan ketentuan bahwa penanggung mengikatkan dirinya untuk melakukan prestasi
berupa ganti kerugian kepada tertanggung seimbang dengan kerugian yang diderita oleh pihak terakhir.Yang termasuk dalam golongan asuransi kerugian
adalah semua jenis asuransi yang kepentingannya dapat dinilai dengan uang, misalnya asuransi pencurian, asuransi pembongkaran, asuransi perampokan,
asuransi kebakaran, asuransi terhadap bahaya yang mengancam hasil pertanian.
40
Kun Wahyu Wardana, Hukum Asuransi, Bandung : CV. Mandar Maju, 2009, hal.84.
41
Ibid., hal.85.
42
Ibid., hal.86.
b. Asuransi Jumlah
Asuransi jumlah adalah suatu perjanjian asuransi yang berisi ketentuan bahwa penanggung terikat untuk melakukan prestasi berupa pembayaran sejumlah
uang yang besarnya sudah ditentukan sebelumnya. Ciri dari asuransi jumlah adalah kepentingan yang tidak dapat dinilai dengan uang, sejumlah uang yang
akan dibayarkan oleh penanggung telah ditentukan sebelumnya. Contoh asuransi jumlah adalah asuransi jiwa, asuransi sakit apabila prestasi penanggung sudah
ditentukan sebelumnya, asuransi kecelakaan apabila prestasi penanggung berupa pembayaran sujumlah uang, besarnya telah ditentukan sebelumnya.
43
Menurut sifat pelaksanaannya, asuransi diklasifikasikan
44
a Asuransi Sukarela
yaitu:
Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan cara sukarela dan semata-mata dilakukan atas kesadaran seseorang akan kemungkinan terjadinya
resiko kerugian atas sesuatu yang dipertanggungkan tersebut, misalnya asuransi kecelakaan, asuransi kebakaran, asuransi kendaraan bermotor, dan sebagainya.
b Asuransi Wajib
Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihak-pihak terkait yang pelaksanaannya dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-
undangan yang ditetapkan oleh pemerintah, misalnya asuransi tenaga kerja, asuransi kecelakaan, dan sebagainya.
45
43
Sri Rejeki Hartono, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Jakarta : Sinar Grafika, 2001, hal.12.
44
Ibid., hal.14.
45
Ibid.,hal.15.
Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, jenis usaha perasuransian dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Asuransi Kerugian Nonlife Insurance
Asuransi kerugian menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa dalam
penanggulangan resiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Di
beberapa negara asuransi kerugian juga disebut sebagai general insurance karena lingkup usahanya yang sangat luas. Usaha asuransi kerugian dapat dibagi sebagai
berikut, yaitu: a.
Asuransi Kebakaran adalah asuransi yang menutup resiko kebakaran. Kebakaran adalah sesuatu yang terbakar yang seharusnya tidak terbakar
yang diakibatkan karena adanya kejadian yang tiba-tiba dan terlepas dari unsur kesengajaan seperti petir, ledakan, dan kejatuhan pesawat.
b. Asuransi Pengangkutan adalah asuransi pengangkutan marine
insurance penanggung, atau perusahaan asuransi akan menjamin kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya kehilangan atau
kerusakan pada saat pelayaran. c.
Asuransi Aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan ke dalam asuransi kebakaran dan asuransi pengangkutan.
Jenisnya antara lain asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, pencurian uang dalam pengangkutan dan penyimpanan, kecurangan,
dan sebagainya. 2.
Asuransi Jiwa Life Insurance Asuransi jiwa adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi
dalam penanggulangan resiko yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya seorang yang dipertanggungkan.Pada prinsipnya manusia menghadapi resiko
berkurang atau hilangnya produktivitas ekonomi yang diakibatkan oleh kematian, mengalami cacat, pemutusan hubungan kerja, dan pengangguran. Asuransi jiwa
memberikan: 1.
Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu kecelakaan
2. Santunan bagi tertanggung yang meninggal
3. Bantuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh
meninggalnya orang kunci 4.
Penghimpunan dana untuk persiapan pensiun Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan menjadi 3 tiga
yaitu: 1.
Asuransi jiwa biasa ordinary life insurance. Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai tertentu dengan premi yang dibayar
secara periodik bulanan, triwulanan, semesteran, dan tahunan. 2.
Asuransi jiwa kelompok group life insurance. Asuransi jiwa yang biasanya dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan medis atas suatu kelompok
orang dibawah satu polis induk dimana masing-masing anggota kelompok menerima sertifikat partisipasi.
3. Asuransi jiwa industrial industrial life insurance. Dalam jenis asuransi
ini dibuat dengan jumlah nominal tertentu. Premi umumnya dibayar mingguan yang dibayarkan di rumah pemilik polis kepada agen yang
disebut debit agent. 3.
Reasuransi Reinsurance Reasuransi adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang
dipertanggungkan atau asuransi dari asuransi. Reasuransi adalah suatu sistem penyebaran resiko dimana penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian dari
pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung yang lain. Pihak tertanggung biasa disebut sebagai ceding company dan yang menjadi penanggung adalah
reasuradur.Dalam menjalankan usahanya, ada kemungkinan perusahaan asuransi menanggung resiko yang lebih besar dari kemampuan finansialnya. Untuk
mengatasi kemungkinan kegagalan menanggung klaim dari tertanggung, perusahaan dapat membagi resiko dengan perusahaan lain. Penyebaran resiko
tersebut dapat dilakukan dengan dua mekanisme yaitu koasuransi dan reasuransi.
46
a Meningkatkan kapasitas akseptasi. Dengan melakukan reasuransi,
penanggung akan dapat meningkatkan akseptasi sehingga pemasukan asuransi tersebut dapat memperbesar jumlah nilai pertanggungan.
Koasuransi adalah pertanggungan yang dilakukan secara bersama atas suatu objek asuransi. Biasanya nilai pertanggungannya berjumlah besar sehingga
perusahaan asuransi tersebut perlu menawarkan kepada beberapa perusahaan asuransi yang lain. Dalam kerja sama tersebut diperlukan perusahaan asuransi
yang berperan sebagai pemimpin. Setelah melakukan koasuransi, gabungan beberapa perusahaan asuransi tersebut dapat mempertimbangkan untuk
melakukan reasuransi. Reasuransi adalah proses untuk mengasuransikan kembali pertanggungjawaban pada pihak tertanggung.
Fungsi reasuransi adalah :
b Alat penyebaran resiko. Penyebaran asuransi pada dasarnya tidak
menghendaki pemusatan atau terkonsentrasinya pada suatu jenis resiko atau asuransi. Dengan adanya mekanisme penyebaran resiko ini maka
akan tertanggulangi adanya kemungkinan kerugian dalam jumlah yang sangat besar yang tidak mungkin ditanggung sendiri.
c Meningkatkan stabilitas usaha. Jumlah kerugian yang mungkin timbul
karena adanya klaim dari tertanggung sangat sulit untuk diprediksikan secara tepat. Dengan penyebaran resiko ke perusahaan asuransi lain maka
kekhawatiran akan adanya kegagalan usaha akan semakin kecil. d
Meningkatkan kepercayaan. Reasuransi akan menambah kepercayaan bagi tertanggung karena kemungkinan resiko yang akan dialami
mendapat jaminan dari perusahaan asuransi. Dengan melakukan pertanggungan ulang atas resiko yang ditutupnya akan memberi peluang
perusahaan asuransi melakukan pengembangan bidang usahanya.
46
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit.,hal.14.
Reasuransi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Mekanisme untuk reasuransi
47
a. Treaty dan Facultative Reinsurance
antara lain:
Mekanisme ini disebut juga automatic reinsurance.Dalam model ini, reasuradur memberikan sejumlah pertanggungan yang diinginkan dengan
perjanjian kontrak dan reasuradur harus menerima jumlah yang ditawarkan. b.
Reasuransi Proporsional Pembagian resiko antara ceding company dengan reasuradur dilakukan
secara proporsional berdasarkan jumlah retensi yang telah ditetapkan.Retensi adalah jumlah maksimum resiko yang ditahan atau ditanggung oleh ceding
company.
C. Tujuan, Sifat, Dan Prinsip Asuransi