Hasil Penelitian 1. Indikator Pembangunan Ekonomi

Gambar 4.1. Tren Laju Pertumbuhan Ekonomi Di KabupatenKota Pemekaran Sumatera Utara Tahun 2008-2012 Pertumbuhan ekonomi di provinsi Sumatera Utara dari beberapa kabupaten pemekaran mengalami peningkatan dan penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 di kabupaten Serdang 5,92 6,14 5,98 6 5,97 5,26 5,5 5,26 5,52 5,14 5,72 6,74 6,81 6,38 6,13 5,29 5,68 6,21 6,38 6,33 4,94 5,61 6,13 6,33 6,05 5,07 6,42 6,63 6,22 6,01 1 2 3 4 5 6 7 8 2009 2010 2011 2012 2013 Serdang Bedagai Toba Samosir Padang Lawas Utara Labuhanbatu Utara Labuhanbatu Selatan Sumatera Utara 1 2 3 4 5 6 7 8 2009 2010 2011 2012 2013 Serdang Bedagai Toba Samosir Padang Lawas Utara Labuhanbatu Utara Labuhanbatu Selatan Sumatera Utara Bedagai pertumbuhan ekonomi sebesar 5.92, di tahun 2010 meningkat menjadi 6,14 dan menurun kembali pada tahun 2011 menjadi 5,98, pada tahun 2012 kembali meningkat sedikit menjadi 6.00, dan pada tahun 2013 menurun menjadi 5.97. Di Kabupaten Toba Samosir pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 sebesar 5.26, di tahun 2010 sedikit meningkat menjadi 5.50 dan pada tahun 2011 menurun kembali menjadi 5.26, dan kembali meningkat pada tahun 2012 menjadi 5.52, sedangkan pada tahun 2013 menurun menjadi 5.14. Di Kabupaten Padang Lawas Utara pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 sebesar 5.72, pada tahun 2010 meningkat kembali menjadi 6.74 hingga pada tahun 20011 meningkat terus menjadi 6.81, dan terjadi penurunan pada tahun 2012 menjadi 6.38, sedangkan pada tahun 2013 menurun kembali menjadi 6.13. Di Kabupaten Labuhanbatu Utara pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 adalah sebesar 5.29 dan meningkat sedikit pada tahun 2010 menjadi 5.68, pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi meningkat menjadi 6.21 sampai pada tahun 2012 tetap meningkat menjadi 6.38, sedangkan pada tahun 2013 menurun menjadi 6.33. Di Kabupaten Labuhanbatu Selatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 adalah sebesar 4.94 dan terjadi peningkatan pada tahun 2010 menjadi 5.61, dan pada tahun 2011 juga terus meningkat mencapai 6.13 hingga pada tahun 2012 juga meningkat menjadi 6.33, dan pada tahun 2013 menurun menjadi 6.05. Sedangkan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara pada tahun 2009 sebesar 5.07, meningkat kembali pada tahun 2010 menjadi 6.42, dan di tahun 2011 terus meningkat menjadi 6.63, sampai pada tahun 2012 menurun kembali menjadi 6.22, dan pada tahun 2013 tetap menurun menjadi 6.01. Di Kabupatenkota pemekaran Sumatera Utara seperti yang dijelaskan diatas, pada periode tahun 2009-2013 pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan dan penurunan yang cenderung stabil di setiap tahunnya dan di setiap daerah kabupatenkota pemekaran. Kondisi ini mengakibatkan proses suatu perekonomian pada tingkat kabupatenkota pemekaran dengan tingkat provinsi Sumatera Utara menuju keadaan yang lebih baik, selama periode di setiap tahunnya. Begitu juga dengan tingkat provinsi Sumatera Utara yang juga cenderung stabil dalam peningkatan dan penurunannya selama periode yang sama. Pada kabupaten pemekaran dan tingkat provinsi ini kedua nya sama-sama mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, namun dalam tingkat provinsi masih cenderung lebih baik dikarenakan tingkat provinsi di setiap tahunnya mengalami peningkatan dan penurunan yang relatif kecil selama periode tahun 2009-2013.

4.2.1.2. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, Harga Konstan dan PDRB Per Kapita

Besaran PDRB sering digunakan sebagai indikator untuk menilai kinerja perekonomian suatu daerah, terutama yang dikaitkan dengan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Besaran nilai PDRB ini secara nyata mampu memberikan gambaran mengenai nilai tambah bruto yang dihasilkan unit-unit produksi pada suatu daerah dalam periode tertentu. Disamping itu, perkembangan besaran nilai PDRB merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai keberhasilan pembangunan daerah atau dengan kata lain pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat tercermin melalui pertumbuhan nilai PDRB. Gambar 4.2 Tren PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Di KabupatenKota Pemekaran Sumatera Utara Tahun 2009-2013 Milliar Rupiah PDRB atas dasar harga berlaku di Kabupaten pemekaran di provinsi Sumatera Utara khususnya di Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Labuhanbatu Utara, dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan selama periode 2009-2013 mengalami peningkatan dan penurunan di setiap tahunnya. 84,9 96,97 109,1 123,1 140,4 30,56 34,29 38,57 43,95 50,11 14,24 17,25 19,57 21,89 24,87 62,84 71,61 80,94 91,69 105,1 54,72 62,88 71,01 80,27 91,89 236,3 275,7 314,1 352 403,9 50 100 150 200 250 300 350 400 450 2009 2010 2011 2012 2013 Serdang Bedagai Toba samosir Padang Lawas Utara Labuhanbatu Utara Labuhanbatu Selatan Sumatera Utara 50 100 150 200 250 300 350 400 450 2009 2010 2011 2012 2013 Serdang Bedagai Toba samosir Padang Lawas Utara Labuhanbatu Utara Labuhanbatu Selatan Sumatera Utara Di Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2009 PDRB atas dasar harga berlaku mencapai 84.90 miliar rupiah, pada tahun 2010 PDRB atas dasar harga berlaku mengalami sedikit peningkatan menjadi 96.97 miliar rupiah, dan meningkat lagi pada tahun 2011 menjadi 109,1 miliar rupiah, dan pada tahun 2012 terus meningkat menjadi 123.1 miliar rupiah, sampai pada tahun 2013 meningkat kembali sebesar 140.4 miliar rupiah. Di Kabupaten Toba Samosir PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 adalah sebesar 30.56 miliar rupiah dan pada tahun 2010 sedikit meningkat menjadi 34.29 miliar rupiah, di tahun 2011 kembali meningkat menjadi 38.57 miliar rupiah dan di tahun 2012 terus meningkat menjadi 43.95 miliar rupiah, dan pada tahun 2013 terus mengalami peningkatan menjadi 50.10 miliar rupiah. Di Kabupaten Padang Lawas Utara PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 mencapai 14.24 miliar rupiah, pada tahun 2010 meningkat menjadi 17.25 miliar rupiah, di tahun 2011 meningkat sedikit menjadi 19.57 miliar rupiah, dan meningkat kembali pada tahun 2012 menjadi 21.89 miliar rupiah, hingga pada tahun 2013 terus meningkat mencapai 24.87 miliar rupiah. PDRB atas dasar harga berlaku di Kabupaten Labuhanbatu Utara pada tahun 2009 yaitu mencapai 62.84 miliar rupiah, pada tahun 2010 meningkat menjadi 71.61 miliar rupiah, di tahun 2011 juga meningkat menjadi 80.94 miliar rupiah, pada tahun 2012 meningkat kembali mencapai 91.69 miliar rupiah, sampai pada tahun 2013 terus meningkat menjadi 105.1 miliar rupiah. Di Kabupaten Labuhanbatu Selatan data PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 yaitu mencapai 54.72 miliar rupiah, di tahun 2010 meningkat menjadi 62.88 miliar rupiah, pada tahun 2011 meningkat kembali menjadi 71.01 miliar rupiah, pada tahun 2012 tetap meningkat mencapai 80.27 miliar rupiah, sampai pada tahun 2013 terus meningkat mencapai 91.89 miliar rupiah. Sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku di Sumatera Utara pada tahun 2009 sebesar 236.3 miliar rupiah, pada tahun 2010 meningkat mencapai 275.7 miliar rupiah sampai pada tahun 2011 terus meningkat sebesar 314.1 miliar rupiah, pada tahun 2012 terus meningkat mencapai 352 miliar rupiah, dan pada tahun 2013 tetap meningkat mencapai 403.9 miliar rupiah. Dapat dikatakan bahwa perekonomian secara keseluruhan digerakkan oleh seluruh kelompok sektor ekonomi yaitu sektor primer, sekunder dan tersier secara simultan. Sektor tersier dan sekunder memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB di setiap Kabupaten. Gambar 4.3 Tren PDRB Atas Dasar Harga Konstan Di KabupatenKota Pemekaran Sumatera Utara Tahun 2009-2013 Milliar Rupiah 42,87 45,5 48,22 51,12 54,17 16,7 17,61 18,54 19,56 20,57 7,34 7,83 8,37 8,9 9,45 29,93 31,63 33,59 35,74 38 26,85 28,35 30,09 32 33,93 111 118 126 134 142 20 40 60 80 100 120 140 160 2009 2010 2011 2012 2013 Serdang Bedagai Toba Samosir Padang Lawas Utara Labuhanbatu Utara Labuhanbatu Selatan Sumatera Utara 20 40 60 80 100 120 140 160 2009 2010 2011 2012 2013 Serdang Bedagai Toba Samosir Padang Lawas Utara Labuhanbatu Utara Labuhanbatu Selatan Sumatera Utara PDRB atas dasar harga konstan di Kabupaten pemekaran di provinsi Sumatera Utara khususnya di Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Labuhanbatu Utara, dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan selama periode 2009-2013 mengalami peningkatan dan penurunan di setiap tahunnya. Di Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2009 PDRB atas dasar harga konstan mencapai 42.87 miliar rupiah, pada tahun 2010 PDRB atas dasar harga konstan mengalami sedikit peningkatan menjadi 45.50 miliar rupiah, dan meningkat lagi pada tahun 2011 menjadi 48.22 miliar rupiah, dan pada tahun 2012 terus meningkat menjadi 51.12 miliar rupiah, sampai pada tahun 2013 meningkat kembali sebesar 54.17 miliar rupiah. Di Kabupaten Toba Samosir PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2009 adalah sebesar 16.70 miliar rupiah dan pada tahun 2010 sedikit meningkat menjadi 17.61 miliar rupiah, di tahun 2011 kembali meningkat menjadi 18.54 miliar rupiah dan di tahun 2012 terus meningkat menjadi 19.56 miliar rupiah, dan pada tahun 2013 terus mengalami peningkatan menjadi 20.57 miliar rupiah. Di Kabupaten Padang Lawas Utara PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2009 mencapai 7.34 miliar rupiah, pada tahun 2010 meningkat menjadi 7.83 miliar rupiah, di tahun 2011 meningkat sedikit menjadi 8.73 miliar rupiah, dan meningkat kembali pada tahun 2012 menjadi 8.90 miliar rupiah, hingga pada tahun 2013 terus meningkat mencapai 9.45 miliar rupiah. PDRB atas dasar harga konstan di Kabupaten Labuhanbatu Utara pada tahun 2009 yaitu mencapai 29.93 miliar rupiah, pada tahun 2010 meningkat menjadi 31.63 miliar rupiah, di tahun 2011 juga meningkat menjadi 33.59 miliar rupiah, pada tahun 2012 terus meningkat mencapai 35.74 miliar rupiah, dan sampai pada tahun 2013 terus meningkat menjadi 38 miliar rupiah. Di Kabupaten Labuhanbatu Selatan data PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2009 yaitu mencapai 26.85 miliar rupiah, di tahun 2010 meningkat menjadi 28.35 miliar rupiah, pada tahun 2011 meningkat kembali menjadi 30.09 miliar rupiah, pada tahun 2012 tetap meningkat mencapai 32 miliar rupiah, sampai pada tahun 2013 terus meningkat mencapai 33.93 miliar rupiah. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan di Sumatera Utara pada tahun 2009 sebesar 111 miliar rupiah, pada tahun 2010 meningkat mencapai 118 miliar rupiah sampai pada tahun 2011 terus meningkat sebesar 126 miliar rupiah, pada tahun 2012 terus meningkat mencapai 134 miliar rupiah, dan pada tahun 2013 tetap meningkat mencapai 142 miliar rupiah. PDRB per kapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagai keikutsertaannya dalam proses produksi selama satu tahun. Indikator ini dapat digunakan sebagai salah satu parameter untuk melihat tingkat kesejahteraan masyarakat walaupun parameter ini belum sepenuhnya dapat digunakan sebagai ukuran tingkat kesejahteraan disuatu daerah. Sejalan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi di beberapa kabupaten pemekaran di provinsi Sumatera Utara, PDRB per kapita selama periode 2009-2012 memperlihatkan pola yang cenderung meningkat. 142 163 182 204 232 177 198 220 249 282 64,93 77,18 86,77 92,66 102 191 216 242 269 305 201 226 253 273 305 183 212 239 261 297 50 100 150 200 250 300 350 2009 2010 2011 2012 2013 Serdang Bedagai Toba Samosir Padang Lawas Utara Labuhanbatu Utara Labuhanbatu Selatan Sumatera Utara Gambar 4.4 Tren PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Di KabupatenKota Pemekaran Sumatera Utara Tahun 2009-2013 Juta Rupiah Untuk PDRB per kapita selama periode 2009-2013 tersebut meningkat setiap tahunnya. Di Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2009 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku sebesar 142 juta, dan meningkat pada tahun 2010 mencapai 163 juta, di tahun 2011 meningkat menjadi 182 juta, dan pada tahun 2012 semakin meningkat mencapai 204 juta, sampai pada tahun 2013 terus meningkat sebesar 232 juta. Di Kabupaten Toba Samosir PDRB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 mencapai 177 juta dan meningkat pada tahun 2010 mencapai 198 juta, di tahun 2011 meningkat kembali menjadi 220 juta, dan pada tahun 2012 terus meningkat mencapai 249 juta, hingga pada tahun 2013 kembali meningkat mencapai 282 juta. Di Kabupaten Padang Lawas Utara PDRB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 sebesar 64.93 juta, di tahun 2010 meningkat menjadi 77.18 juta, dan di tahun 2011 terus meningkat menjadi 86.77 juta, begitu juga pada tahun 2012 tetap meningkat mencapai 92.66 juta sampai pada tahun 2013 meningkat kembali mencapai 102 juta. 50 100 150 200 250 300 350 2009 2010 2011 2012 2013 Serdang Bedagai Toba Samosir Padang Lawas Utara Labuhanbatu Utara Labuhanbatu Selatan Sumatera Utara Di Kabupaten Labuhanbatu Utara PDRB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 sebesar 191 juta dan meningkat pada tahun 2010 menjadi 216 juta, di tahun 2011 kembali meningkat menjadi 242 juta dan terus meningkat di tahun 2012 mencapai 269 juta, sampai pada tahun 2013 tetap meningkat mencapai 305 juta. Di Kabupaten Labuhanbatu Selatan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 sebesar 201 juta dan meningkat pada tahun 2010 menjadi 226 juta, di tahun 2011 kembali meningkat menjadi 253 juta dan terus meningkat di tahun 2012 mencapai 273 juta, sampai pada tahun 2013 tetap meningkat mencapai 305 juta. Sedangkan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku di Sumatera Utara pada tahun 2009 sebesar 183 juta, pada tahun 2010 meningkat mencapai 212 juta sampai pada tahun 2011 terus meningkat sebesar 239 juta, pada tahun 2012 terus meningkat mencapai 261 juta, dan pada tahun 2013 tetap meningkat mencapai 297 juta. Pencapaian PDRB per kapita di tiap kabupaten pemekaran di provinsi Sumatera Utara yang terus meningkat ini karena meningkatnya ekspor, khususnya produk industri dan hasil perkebunan yang di produksi oleh perkebunan milik swasta dan rakyat. 72,06 76,56 80,39 85,03 89,7 96,7 101 106 111 115 33,47 35,06 37,1 37,69 39,07 91,14 95,65 100 105 110 98,64 102 107 109 112 86,75 91,38 96,5 100 104 20 40 60 80 100 120 140 2009 2010 2011 2012 2013 Serdang Bedagai Toba Samosir Padang Lawas Utara Labuhanbatu Utara Labuhanbatu Selatan Sumatera Utara Gambar 4.5 Tren PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan Di KabupatenKota Pemekaran Di Sumatera Utara Tahun 2009-2013 Juta Rupiah PDRB per kapita atas dasar harga konstan periode 2009-2013 tersebut meningkat setiap tahunnya. Di Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2009 PDRB per kapita atas dasar harga konstan sebesar 72.06 juta, dan meningkat pada tahun 2010 mencapai 76.56 juta, di tahun 2011 meningkat menjadi 80.39 juta, dan pada tahun 2012 semakin meningkat mencapai 85.03 juta, sampai pada tahun 2013 terus meningkat sebesar 89.70 juta. Di Kabupaten Toba Samosir PDRB per kapita atas dasar harga konstan pada tahun 2009 mencapai 96.70 juta dan meningkat pada tahun 2010 mencapai 101 juta, di tahun 2011 meningkat kembali menjadi 106 juta, dan pada tahun 2012 terus meningkat mencapai 111 juta, hingga pada tahun 2013 kembali meningkat mencapai 115 juta. Di Kabupaten Padang Lawas Utara PDRB per kapita atas dasar harga konstan pada tahun 2009 sebesar 33.47 juta, di tahun 2010 meningkat menjadi 35.06 juta, dan di tahun 2011 terus meningkat menjadi 37.10 juta, begitu juga pada tahun 2012 tetap meningkat mencapai 37.69 juta sampai pada tahun 2013 meningkat kembali mencapai 39.07 juta. 20 40 60 80 100 120 140 2009 2010 2011 2012 2013 Serdang Bedagai Toba Samosir Padang Lawas Utara Labuhanbatu Utara Labuhanbatu Selatan Sumatera Utara Di Kabupaten Labuhanbatu Utara PDRB per kapita atas dasar harga konstan pada tahun 2009 sebesar 91.14 juta dan meningkat pada tahun 2010 menjadi 95.65 juta, di tahun 2011 kembali meningkat menjadi 100 juta dan terus meningkat di tahun 2012 mencapai 105 juta, sampai pada tahun 2013 tetap meningkat mencapai 110 juta. Di Kabupaten Labuhanbatu Selatan PDRB per kapita atas dasar harga konstan pada tahun 2009 sebesar 98.64 juta dan meningkat pada tahun 2010 menjadi 102 juta, di tahun 2011 kembali meningkat menjadi 107 juta dan terus meningkat di tahun 2012 mencapai 109 juta, sampai pada tahun 2013 tetap meningkat mencapai 112 juta. Sedangkan PDRB per kapita atas dasar harga konstan di Sumatera Utara pada tahun 2009 sebesar 86.75 juta, pada tahun 2010 meningkat mencapai 91.38 juta sampai pada tahun 2011 terus meningkat sebesar 96.50 juta, pada tahun 2012 terus meningkat mencapai 100 juta, dan pada tahun 2013 tetap meningkat mencapai 104 juta.

4.2.1.3. Pendapatan Asli Daerah PAD

Pendapatan asli daerah PAD menurut UU No.28 Tahun 2009 yaitu sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Di beberapa kabupatenkota yang diteliti terdapat anggaran pendapatan asli daerah menurut jenis pendapatan pada tahun 2013, yaitu pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah. Kabupatenkota yang diteliti di Sumatera Utara adalah Serdang Bedagai, Toba Samosir, Padang Lawas Utara, Labuhanbatu Utara, dan Labuhanbatu Selatan. Kabupatenkota tersebut adalah kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara. Di Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2013, anggaran pendapatan asli daerah untuk pajak daerah adalah sebesar Rp.27.220.000,-, untuk retribusi daerah sebesar Rp.20.540.033,-, dan pada tahun 2013 belum ada untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2013 anggaran pendapatan asli daerah untuk pajak daerah sebesar Rp.4.623.808,-, untuk retribusi daerah sebesar Rp.8.578.730,-, dan untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp.2.640.030,-. Pada tahun 2013 di Kabupaten Padang Lawas Utara anggaran pendapatan asli daerah untuk pajak daerah sebesar Rp.3.779.194,-, untuk retribusi daerah sebesar Rp.8.047.250,-, dan untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan tidak ada atau tidak menghasilkan pada tahun 2013. Pada tahun 2013 di Kabupaten Labuhanbatu Utara besar anggaran pendapatan asli daerah untuk pajak daerah sebesar Rp.12.441.000,-, untuk retribusi daerah sebesar Rp.7.631.440,-, dan untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan pada tahun 2013 tidak ada atau menghasilkan. Di kabupaten Labuhanbatu Selatan, besar anggaran pendapatan asli daerah untuk pajak daerah sebesar Rp.14.560.500,-, untuk retribusi daerah sebesar Rp.8.259.650,- dan untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan tidak ada atau tidak menghasilkan pada tahun 2013. Sedangkan di Sumatera Utara, besar anggaran pendapatan asli daerah untuk pajak daerah sebesar Rp.1.937.261.087,-, untuk retribusi daerah sebesar Rp.819.180.418,-, dan untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp.201.899.721,-. 27 4 3 12 14 1.937 20 8 8 7 8 819 2 201 500 1.000 1.500 2.000 2.500 Pajak Daerah Retribusi daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Gambar 4.6 Anggaran Pendapatan Asli Daerah Di KabupatenKota Pemekaran di Sumatera Utara Juta Rupiah 2013

4.2.1.4. Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN

Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal-modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Ketentuan mengenai penanaman modal diatur di dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2005 tentang Penanaman Modal. Kegiatan usaha-usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan dan batasan kepemilikan modal negeri atas bidang usaha perusahaan diatur didalam Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010 tentang Perubahan daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal. 500 1.000 1.500 2.000 2.500 Pajak Daerah Retribusi daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Gambar 4.7 Banyaknya Proyek Pada Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN Di Sumatera Utara Tahun 2009-2013 14 12 8 19 19 4 5 4 4 84 10 20 30 40 50 60 70 80 90 2009 2010 2011 2012 2013 Target Realisasi 10 20 30 40 50 60 70 80 90 2009 2010 2011 2012 2013 Target Realisasi 3.455 410 4.680 2.955 3.800 1.234 501 5.960 246 2.565 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 2009 2010 2011 2012 2013 Target Realisasi Gambar 4.8 Nilai Investasi Pada Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN Di Sumatera Utara Tahun 2009-2013 Juta Rupiah Penanaman modal dalam negeri juga terdapat target dan realisasi pada nilai investasi dan banyaknya proyek yang disetujui menurut target dan realisasi pada tahun 2009-2013. Pada tahun 2009 di banyaknya proyek terdapat 14 target dan 4 realisasi, dan pada nilai investasi terdapat 3.455 target dan 1.234 realisasi. Di tahun 2010 terdapat 12 target dan 5 realisasi pada banyaknya proyek dan terdapat 410 target dan 501 realisasi pada nilai investasi. Tahun 2011 terdapat 8 target dan 4 realisasi pada banyaknya proyek dan terdapat sekitar 4.680 target dan sekitar 5.960 realisasi pada nilai investasi. Di tahun 2012 terdapat 19 target dan 4 realisasi pada banyaknya proyek dan pada nilai investasi terdapat sekitar 2.955 target dan sekitar 246 realisasi. Untuk tahun 2013 banyaknya proyek mencapai sekitar 19 target dan 84 realisasi, sedangkan untuk nilai investasi mencapai sekitar 3.800 target dan 2.565 realisasi.

4.2.1.5. Penanaman Modal Asing PMA

Penanaman modal asing merupakan bentuk investasi dengan membangun jalan, membeli total atau mengakuisisi perusahaan. Penanaman modal di Indonesia diatur dengan Undang-Undang 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 2009 2010 2011 2012 2013 Target Realisasi Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanaman modal dalam negeri. Penanaman modal asing lebih banyak mempunyai kelebihan diantaranya bersifat jangka panjang, banyak memberikan andil dalam ahli teknologi, ahli keterampilan. Manajemen, membuka lapangan kerja baru. Lapangan kerja ini sangat penting bagi negara yang sedang berkembang mengingat terbatasnya kemampuan pemerintah untuk penyediaan lapangan pekerjaan. 40 26 26 9 62 7 7 5 2 67 10 20 30 40 50 60 70 80 2009 2010 2011 2012 2013 Target Realisasi Gambar 4.9 Banyaknya Proyek Pada Penanaman Modal Asing PMA Di Sumatera Utara Tahun 2009-2013 10 20 30 40 50 60 70 80 2009 2010 2011 2012 2013 Target Realisasi 324 206 1.005 972 757 107 326 284 217 682 200 400 600 800 1000 1200 2009 2010 2011 2012 2013 Target Realisasi Gambar 4.10 Nilai Investasi Pada Penanaman Modal Asing PMA Di Sumatera Utara Tahun 2009-2013 Juta Rupiah Didalam penanaman modal asing terdapat target dan realisasi pada nilai investasi dan banyaknya proyek menurut target dan realisasi pada tahun 2009-2013. Pada tahun 2009 terdapat 40 target dan 7 realisasi di banyaknya proyek dan terdapat 324 target dan 107 realisasi di nilai investasi. Tahun 2010 terdapat 26 target dan 7 realisasi pada banyaknya proyek dan terdapat 206 target dan 326 realisasi pada nilai investasi. Di tahun 2011 terdapat 26 target dan 5 realisasi di banyaknya proyek dan terdapat 1.005 target dan 284 realisasi di nilai investasi. Tahun 2012 ada 9 target dan 2 realisasi pada banyaknya proyek dan 972 target dan 217 realisasi pada nilai investasi. Sedangkan pada tahun 2013 terdapat 62 target dan 67 realisasi pada banyaknya proyek dan terdapat 757 target dan 682 realisasi pada nilai investasi.

4.2.1.6. Kemiskinan

Kemiskinan merupakan refleksi dari ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya sesuai standar yang berlaku. Sudah cukup banyak ukuran dan standar yang dikeluarkan oleh para pakar dan lembaga mengenai batas garis kemiskinan. Djoyohadikusumo 1996:21 200 400 600 800 1000 1200 2009 2010 2011 2012 2013 Target Realisasi menggunakan standar kemiskinan berdasarkan pendapatan perkapita pertahun adalah US50 untuk pedesaan dan US75 untuk perkotaan. Bank Dunia 1990:36 untuk standar internasional memberikan batas garis kemiskinan yang lebih tinggi dari standar-standar lainnya yaitu dengan pendapatan perkapita sebesar US275 pertahun. Kemiskinan sering dianggap sebagai musuh utama pembangunan dan kemiskinan ini terjadi salah satunya disebabkan tingkat pengangguran terbuka yang tinggi di tengah masyarakat. Penanganan masalah ini diupayakan oleh pemerintah dengan menyalurkan berbagai bantuan dan subsidi serta membuka lapangan kerja dengan meningkatkan inisiatif dan kreatifitas masyarakat di samping memperluas kesempatan investasi langsung bagi semua pihak. Jumlah penduduk miskin yang meningkat disebabkan karena banyaknya tingkat pengangguran yang tinggi di tengah masyarakat. Diketahui secara umum, upaya untuk menurunkan angka kemiskinan disebabkan oleh dampak krisis ekonomi yang pada dasarnya telah menunjukkan hasil walaupun masih bersifat fluktuatif. Upaya menurunkan jumlah penduduk miskin secara berencana dilakukan baik melalui subsidi-subsidi di bidang sosial. 9,51 10,59 10,07 9,89 9,35 10,07 10,15 9,67 9,43 9,54 11,83 11,19 10,64 9,98 10,28 9,85 12,32 11,77 11,34 11,34 9,85 15,58 14,86 13,95 12,36 11,51 11,31 10,83 10,41 10,39 2 4 6 8 10 12 14 16 18 2009 2010 2011 2012 2013 Serdang Bedagai Toba Samosir Padang Lawas Utara Labuhanbatu Utara Labuhanbatu Selatan Sumatera Utara Gambar 4.11 Jumlah Persentase Penduduk Miskin Di KabupatenKota Sumatera Utara Tahun 2009-2013 Jumlah persentase penduduk miskin beberapa kabupatenkota yang diteliti mengalami peningkatan dan penurunan setiap tahunnya. Di Kabupaten Serdang Bedagai persentase penduduk miskin pada tahun 2009 sebesar 9.51, tahun 2010 meningkat sebesar 10.59, dan ditahun 2011 menurun sebesar 10.07, dan pada tahun 2012 menurun kembali menjadi 9.89 sampai pada tahun 2013 tetap menurun menjadi 9.35. Di Kabupaten Toba Samosir persentase penduduk miskin pada tahun 2009 sebesar 10.07, dan pada tahun 2010 meningkat sebesar 10.15, di tahun 2011 menurun kembali sebesar 9.67 sampai pada tahun 2012 tetap menurun menjadi 9.43 dan di tahun 2013 meningkat sedikit sebesar 9.54. Pada tahun 2009 di Kabupaten Padang Lawas Utara jumlah persentase penduduk miskin adalah sebesar 11.83, dan pada tahun 2010 menurun sebesar 11.19, di tahun 2011 persentase penduduk miskin menurun kembali sebesar 10.64 dan pada tahun 2012 terus menurun menjadi 9.98 di tahun 2013 jumlah persentase penduduk miskin sedikit meningkat sebesar 10.28. 2 4 6 8 10 12 14 16 18 2009 2010 2011 2012 2013 Serdang Bedagai Toba Samosir Padang Lawas Utara Labuhanbatu Utara Labuhanbatu Selatan Sumatera Utara Di Kabupaten Labuhanbatu Utara jumlah persentase penduduk miskin pada tahun 2009 adalah sebesar 9.85, pada tahun 2010 jumlah persentase penduduk miskin meningkat sebesar 12.32, pada tahun 2011 menurun menjadi 11.77, di tahun 2012 menurun kembali menjadi 11.34, dan pada tahun 2013 jumlah persentase penduduk miskin masih tetap seperti tahun 2012 yaitu sebesar 11.34. Di Kabupaten Labuhanbatu Selatan jumlah persentase penduduk miskin pada tahun 2009 adalah sebesar 9.85, pada tahun 2010 jumlah persentase penduduk miskin meningkat sebesar 15.58, pada tahun 2012 menurun menjadi 14.86, sampai pada tahun 2012 terus menurun sebesar 13.95, dan di tahun 2013 jumlah persentase penduduk menurun kembali sebesar 12.36. Jumlah persentase penduduk miskin di Sumatera Utara pada tahun 2009 adalah sebesar 11.51, pada tahun 2010 jumlah persentase penduduk miskin sedikit menurun menjadi 11.31, sampai pada tahun 2011 terus mengalami penurunan sebesar 10,83, dan di tahun 2012 tetap menurun mencapai 10.41 hingga pada tahun 2013 tetap menurun menjadi 10.39.

4.2.1.7. Pengangguran

Menganggur tidak sama dengan tidak bekerja atau tidak mau bekerja. Orang yang tidak mau bekerja, tidak dapat dikatakan sebagai pengangguran. Sebab jika seseorang ingin bekerja mencari pekerjaan, mungkin dengan segera mendapatkannya. Definisi ekonomi tentang pengangguran tidak identik dengan tidak mau bekerja. Seseorang baru dikatakan menganggur bila dia ingin bekerja dan telah berusaha mencari kerja, namun tidak mendapatkannya. Orang yang mencari kerja masuk ke dalam kelompok penduduk yang disebut angkatan kerja. Yang dihitung sebagai angkatan kerja adalah penduduk berusia 15-64 tahun dan sedang mencari kerja, sedangkan yang tidak mencari kerja karena harus mengurus keluarga dan sekolah, tidak masuk angkatan kerja. Tingkat pengangguran dapat digambarkan dengan tingkat pengangguran terbuka dan tingkat partisipasi angkatan kerja, yaitu perbandingan banyaknya orang yang tidak bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan terhadap total angkatan kerja. Persentase jumlah tingkat pengangangguran terbuka dan tingkat partisipasi angkatan kerja ditinjau dari beberapa kabupatenkota yang di teliti di Sumatera Utara. Gambar 4.12 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Di KabupatenKota Sumatera Utara Tahun 2009-2013 Tingkat partisipasi angkatan kerja tiap kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara mengalami peningkatan dan penurunan yang relatif rendah pada setiap tahunnya. Di kabupaten Serdang Bedagai tingkat partisipasi angkatan kerja pada tahun 2009 sebesar 67.98, di tahun 2010 67,98 68,64 73,69 66,43 73,94 81,81 80,78 74,51 81,46 79,66 82,36 79,88 76,16 70,82 79,79 66,34 60,57 75,04 65,91 75,25 66,34 63,8 76,15 64,67 69,87 69,14 77,1 72,09 69,41 70,67 10 20 30 40 50 60 70 80 90 2009 2010 2011 2012 2013 Serdang Bedagai Toba Samosir Padang Lawas Utara Labuhanbatu Utara Labuhanbatu Selatan Sumatera Utara 10 20 30 40 50 60 70 80 90 2009 2010 2011 2012 2013 Serdang Bedagai Toba Samosir Padang Lawas Utara Labuhanbatu Utara Labuhanbatu Selatan Sumatera Utara meningkat sebesar 68.64, dan di tahun 2011 meningkat kembali sebesar 73.69, pada tahun 2012 tingkat partisipasi angkatan kerja sedikit menurun menjadi 66.43, dan pada tahun 2013 meningkat kembali menjadi 73.94. Di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2009 tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 81.81, pada tahun 2010 mengalami sedikit penurunan sebesar 80.78, pada tahun 2011 terus menurun mencapai 74.51, dan pada tahun 2012 tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami peningkatan sebesar 81.46, sampai pada tahun 2013 menurun kembali menjadi 79.66. Tingkat partisipasi angkatan kerja di Kabupaten Padang Lawas Utara pada tahun 2009 tingkat partisipasi angkatan kerja adalah sebesar 82.36, dan di tahun 2010 sedikit menurun menjadi 79.88, pada tahun 2011 kembali menurun sebesar 76.16, sampai pada tahun 2012 tingkat partisipasi angkatan kerja terus menurun menjadi 70.82, dan pada tahun 2013 meningkat kembali sebesar 79.79. Di Kabupaten Labuhanbatu Utara tingkat partisipasi angkatan kerja pada tahun 2009 adalah sebesar 66.34, pada tahun 2010 menurun sedikit menjadi 60.57, di tahun 2011 tingkat partisipasi angkatan kerja meningkat sebesar 75.04, dan pada tahun 2012 menurun kembali sebesar 65.91, sampai pada tahun 2013 meningkat kembali sebesar 75.25. Di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tingkat partisipasi angkatan kerja pada tahun 2009 adalah sebesar 66.34, pada tahun 2010 menurun menjadi 63.80, di tahun 2011 tingkat partisipasi angkatan kerja meningkat sebesar 76.15, dan pada tahun 2012 menurun kembali sebesar 64.67, sampai pada tahun 2013 meningkat kembali sebesar 69.87. Sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja di Sumatera Utara pada tahun 2009 adalah sebesar 69.14, pada tahun 2010 terus meningkat sebesar 77.10, di tahun 2011 terjadi sedikit penurunan sebesar 72.09, dan pada tahun 2012 menurun kembali sebesar 69.41, sampai pada tahun 2013 tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami sedikit peningkatan sebesar 70.67. Gambar 4.13 Tingkat Pengangguran Terbuka TPT Di KabupatenKota Sumatera Utara Tahun 2009-2013 Tingkat pengangguran terbuka tiap kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara mengalami peningkatan dan penurunan yang relatif rendah pada setiap tahunnya. Di Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2009 tingkat pengangguran terbuka sebesar 5.70, di tahun 2010 5,7 6,32 4,89 4,89 6,13 3,39 2,56 2,35 1,98 1,69 2,27 3,34 4,61 6,59 3,91 8,88 5,95 4,93 7,23 7,61 8,88 5,5 3,92 8,55 8,86 8,45 7,43 6,37 6,2 6,53 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2009 2010 2011 2012 2013 Serdang Bedagai Toba Samosir Padang Lawas Utara Labuhanbatu Utara Labuhanbatu Selatan Sumatera Utara 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2009 2010 2011 2012 2013 Serdang Bedagai Toba Samosir Padang Lawas Utara Labuhanbatu Utara Labuhanbatu Selatan Sumatera Utara meningkat sebesar 6.32, dan di tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 4.89, sedangkan di tahun 2012 sedikit meningkat menjadi 5.68, dan pada tahun 2013 meningkat kembali sebesar 6.13 Di Kabupaten Toba Samosir tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2009 sebesar 3.39, pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 2.56, di tahun 2011 menurun kembali menjadi 2.35, dan pada tahun 2012 tingkat pengangguran terbuka tetap menurun kembali menjadi 1.98, sampai pada tahun 2013 tetap menurun menjadi 1.69. Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Padang Lawas Utara pada tahun 2009 adalah sebesar 2.27, dan di tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 3.34, pada tahun 2011 meningkat kembali sebesar 4.61, di tahun 2012 tingkat pengangguran terbuka terus meningkat menjadi 6.59, di tahun 2013 tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan sebesar 3.91. Di Kabupaten Labuhanbatu Utara tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2009 adalah sebesar 8.88, pada tahun 2010 menurun menjadi 5.95, di tahun 2011 menurun kembali menjadi 4.93, dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 7.23, sampai pada tahun 2013 mengalami peningkatan kembali menjadi 7.61. Di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2009 adalah sebesar 8.88, pada tahun 2010 mengalami penurunan yaitu sebesar 5.50, di tahun 2011 tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan kembali menjadi 3.92, dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 8.55, sampai pada tahun 2013 mengalami peningkatan kembali sebesar 8.86. Tingkat pengangguran terbuka di Sumatera Utara pada tahun 2009 adalah sebesar 8.45, pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 7.43, di tahun 2011 juga mengalami penurunan sebesar 6.37, dan pada tahun 2012 terus menurun kembali mencapai 6.20, sampai pada tahun 2013 tingkat pengangguran terbuka mengalami sedikit peningkatan sebesar 6.53.

4.2.1.8. Analisis Perbandingan Antar Waktu

Secara umum kondisi perekonomian dan pertumbuhan ekonomi di tiap kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara menunjukkan perkembangan yang relatif stabil. Pertumbuhan ekonomi di tiap kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara mengalami peningkatan atau penurunan dari tahun ke tahun. Perkembangan perekonomian di tiap kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara tidak terlepas dari dukungan melalui kinerja perekonomian. Sumatera Utara juga memberikan kontribusi dalam pembentukan Pertumbuhan Ekonomi, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, PDRB Atas Dasar Harga Konstan, dan PDRB Per Kapita, Pendapatan Asli Daerah PAD, Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN, Penanaman Modal Asing PMA, Kemiskinan, dan Pengangguran. Pertumbuhan ekonomi di tiap kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara merupakan rangkuman laju pertumbuhan ekonomi dari berbagai sektor ekonomi yang menggambarkan tingkat ekonomi yang terjadi. Pertumbuhan ekonomi pada periode tahun 2009-2013 di wilayah kabupatenkota pemekaran di tingkat provinsi yaitu Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Labuhanbatu Utara, dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan, yang mengalami peningkatan atau penurunan ditiap tahunnya selama periode 2009-2013 akan dianalisis melalui analisis perbandingan antar waktu. Yakni dengan cara membandingkan antara wilayah kabupatenkota pemekaran, sesama wilayah kabupatenkota pemekaran dan dengan tingkat provinsi. Untuk setiap kabupatenkota pemekaran, pada periode tahun 2009-2013 pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan dan penurunan yang cenderung stabil di setiap tahunnya. Kondisi ini mengakibatkan laju perekonomian pada tingkat kabupatenkota pemekaran menuju keadaan yang lebih baik, selama periode di setiap tahunnya. Di Kabupaten Serdang Bedagai, Toba Samosir, Padang Lawas Utara, Labuhanbatu Utara, dan Labuhanbatu Selatan, perbandingan capaian waktu dengan tingkat provinsi Sumatera Utara cenderung stabil dalam peningkatan atau penurunannya selama periode yang sama. Pada kabupatenkota pemekaran dan tingkat provinsi ini sama-sama mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Ini menyebabkan kondisi pertumbuhan ekonomi baik di tingkat kabupatenkota pemekaran dan tingkat provinsi mengalami kondisi perekonomian yang lebih baik dan berkesinambungan selama periode tahun 2009-2013. PDRB atas dasar harga berlaku, PDRB atas dasar harga konstan, dan PDRB per kapita pada tingkat kabupatenkota pemekaran dengan tingkat provinsi Sumatera Utara selama periode tahun 2009-2013 hanya mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Kondisi peningkatan kenaikan PDRB atas dasar harga berlaku, PDRB atas dasar harga konstan, dan PDRB per kapita ini merupakan salah satu indikator yang menjadikan pengukur nilai keberhasilan pembangunan daerah, dan petumbuhan ekonomi suatu daerah dari nilai tambah bruto dan hasil-hasil produksi yang dihasilkan unit-unit tertentu pada setiap tahunnya. Pendapatan asli daerah di tiap kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara terdapat anggaran pendapatan asli daerah yang menurut jenis pendapatan pada tahun 2013, yaitu pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah. Kabupatenkota yang diteliti di provinsi Sumatera Utara adalah Serdang Bedagai, Toba Samosir, Padang Lawas Utara, Labuhanbatu Utara, dan Labuhanbatu Selatan. Pendapatan asli daerah pada tiap kabupatenkota pemekaran untuk tahun 2013 jika dibandingkan dengan provinsi Sumatera Utara di tahun 2013 pendapatan asli daerah mengalami nilai penambah kekayaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kabupatenkota pemekaran. Ini merupakan salah satu indikator yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran tertentu selama tahun 2013. Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan yang dilakukan dengan menanam modal untuk melakukan usaha. Penanaman modal dalam negeri khususnya di Sumatera Utara terdapat dua jenis penanaman modal dalam negeri yang dilakukan, yaitu banyaknya proyek target dan realisasi dan nilai investasi target dan realisasi. Pada periode tahun 2009-2013 penanaman modal dalam negeri pada banyaknya proyek target dan realisasi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup stabil di Sumatera Utara, baik dalam banyaknya proyek pada target, maupun banyaknya proyek pada realisasi. Untuk penanaman modal dalam negeri pada nilai investasi target dan realisasi selama periode 2009-2013 juga mengalami peningkatan dan penurunan yang juga terbilang cukup stabil. Penanaman modal asing merupakan bentuk investasi dengan membangun jalan, membeli total atau mengakuisisi perusahaan. Penanaman modal asing terbagi dalam dua jenis yaitu banyaknya proyek target dan realisasi dan nilai investasi target dan realisasi. Pada periode tahun 2009-2013 khususnya di Sumatera Utara penanaman modal asing pada banyaknya proyek target dan realisasi dari tahun ke tahun selama tahun 2009-2013 mengalami peningkatan pada setiap tahunnya dengan peningkatan yang cukup baik. Sedangkan dalam nilai investasi target dan realisasi di Sumatera Utara selama tahun 2009-2013 mengalami peningkatan setiap tahunnya yang menyebabkan bertambahnya nilai investasi pemerintah yang berguna untuk membangun jalan dan mengakuisisi setiap perusahaan. Kemiskinan sering dianggap musuh utama pembangunan, dan kemiskinan ini terjadi salah satunya disebabkan oleh tingkat pengangguran terbuka yang tinggi di tengah masyarakat. Diketahui secara umum, upaya untuk menurunkan angka kemiskinan disebabkan oleh dampak krisis ekonomi yang pada dasarnya telah menunjukkan hasil walaupun masih bersifat fluktuatif. Upaya menurunkan jumlah penduduk miskin secara berencana dilakukan baik melalui subsidi-subsidi di bidang sosial. Berdasarkan hasil tren persentase penduduk miskin pada kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara yang terdiri atas kabupaten Serdang Bedagai, Toba Samosir, Padang Lawas Utara, Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu Selatan terhadap provinsi Sumatera Utara selama periode tahun 2009-2013 diketahui secara umum menurunkan angka kemiskinan, terutama yang disebabkan oleh dampak krisis ekonomi pada dasarnya yang telah menunjukkan hasil, walaupun masih bersifat fluktuatif. Perkembangan tingkat pengangguran dapat digambarkan dengan menggunakan tingkat pengangguran terbuka dan tingkat partisipasi angkatan kerja, yaitu perbandingan banyaknya orang yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan terhadap total angkatan kerja. Persentase tingkat pengangguran terbuka dan tingkat partisipasi angkata kerja di setiap kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara selama periode tahun 2009-2013 mengalami peningkatan dan penurunan yang tidak stabil pada setiap tahunnya. Pada capaian tingkat pengangguran terbuka di setiap kabupatenkota pemekaran yaitu di kabupaten Serdang Bedagai, kabupaten Toba Samosir, kabupaten Padang Lawas Utara, kabupaten Labuhanbatu Utara, dan kabupaten Labuhanbatu Selatan, terhadap provinsi di Sumatera Utara tidak lebih baik dari kabupaten Toba Samosir dan provinsi Sumatera Utara. Di kabupaten Toba Samosir dan provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan di setiap tahunnya selama tahun 2009-2013, berbeda dengan kabupatenkota pemekaran lainnya yang mengalami peningkatan dan penurunan yang tidak stabil pada setiap tahunnya selama periode 2009-2013. Hal ini menyebabkan presentase tingkat pengangguran terbuka menunjukkan bahwa sasaran dan tujuan yang dicapai dalam menurunkan persentase tingkat pengangguran terbuka di beberapa kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara hanya di kabupaten Toba Samosir yang sejalan dengan tingkat provinsi Sumatera Utara. Sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja pada kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara yaitu kabupaten Serdang Bedagai, kabupaten Toba Samosir, kabupaten Padang Lawas Utara, kabupaten Labuhanbatu Utara, dan kabupaten Labuhanbatu Selatan, terhadap provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan yang tidak stabil di setiap tahunnya selama periode 2009- 2013. Hal ini menyebabkan presentase tingkat partisipasi angkatan kerja menunjukkan bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja yang dicapai dalam menurunkan persentase tingkat pengangguran di beberapa kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara hanya di provinsi Sumatera Utara yang terus menurun dalam mengatasi tingkat pengangguran.

4.2.1.9. Analisis Perbandingan Dengan Capaian Daerah KabupatenKota

Dalam indikator ekonomi terdapat beberapa analisis perbandingan dengan capaian daerah kabupatenkota pemekaran dengan membandingkan capaian daerah dengan capaian nasional, sehingga diketahui apakah kinerja daerah di tiap kabupatenkota pemekaran sudah tercapai atau belum dibandingkan dengan provinsi nasional yaitu provinsi Sumatera Utara. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan suatu daerah khususnya dalam bidang ekonomi. Pada periode 2009-2013 pertumbuhan ekonomi di beberapa kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara yang cenderung mengalami peningkatan dan penurunan di beberapa kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara, dan pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun ini juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi perekonomian dalam kenaikan pendapatan nasional, yang merupakan keberhasilan dalam pembangunan ekonomi. Besaran PDRB atas dasar harga berlaku, PDRB atas dasar harga konstan, dan PDRB per kapita sering digunakan sebagai indikator untuk menilai kinerja perekonomian suatu daerah, terutama yang dikaitkan dengan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. PDRB ini secara nyata mampu memberikan gambaran nilai tambah bruto yang dihasilkan unit-unit produksi pada suatu daerah. Nilai PDRB merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai keberhasilan pembangunan daerah atau dengan kata lain pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat tercermin melalui pertumbuhan nilai PDRB. Meningkatnya nilai-nilai PDRB atas dasar harga konstan, PDRB atas dasar harga berlaku, dan PDRB per kapita menyebabkan pertumbuhan ekonomi, pembangunan daerah semakin meningkat lebih baik untuk setiap tingkat kabupatenkota daerah pemekaran dan tingkat provinsi Sumatera Utara di setiap tahun. Di beberapa kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara anggaran pendapatan asli daerah menurut jenis pendapatan pada tahun 2013, yaitu pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah. Dari tiap kabupatenkota yang diteliti yakni kabupaten Serdang Bedagai, kabupaten Toba Samosir, kabupaten Padang Lawas Utara, kabupaten Labuhanbatu Utara, dan kabupaten Labuhanbatu Selatan. Anggaran pendapatan asli daerah pada tahun 2013 pada setiap kabupatenkota pemekaran jika dibandingkan dengan provinsi Sumatera Utara mengalami nilai penambah kekayaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kabupatenkota pemekaran. Ini merupakan salah satu indikator yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran tertentu pada setiap tahunnya dan setiap kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara. Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal-modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal. Penanaman modal dalam negeri juga terdapat rencana dan realisasi pada nilai investasi dan banyaknya proyek yang disetujui menurut rencana dan target pada tahun 2009-2013. Selama periode 2009-2013 penanaman modal dalam negeri mengalami peningkatan dan penurunan yang cukup stabil, artinya capaian kinerja di Sumatera Utara sudah tercapai dengan baik. Penanaman modal asing merupakan bentuk investasi dengan membangun jalan, membeli total atau mengakuisisi perusahaan. Di dalam penanaman modal asing terdapat rencana dan realisasi pada nilai investasi dan banyaknya proyek menurut rencana dan realisasi pada tahun 2009-2013. Selama periode 2009-2013 penanaman modal asing mengalami peningkatan dan penurunan yang cukup stabil dalam capaian kinerja di Sumatera Utara. Ini menyebabkan pembangunan ekonomi dapat mempertinggi kemakmuran rakyat yang sangat penting dalam pemanfaatan modal dengan cara rehabilitasi pembaharuan, perluasan, pembangunan dalam bidang produksi barang dan jasa, dan dapat menaikkan nilai atau memberikan hasil yang baik, dan semakin membaiknya kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, yaitu dengan melakukan kegiatan usaha dengan membuka lapangan kerja baru yang berguna untuk semua masyarakat yang membutuhkan pekerjaan, bertambahnya nilai investasi pemerintah yang berguna untuk membangun jalan dan mengakuisisi setiap perusahaan. Kemiskinan merupakan refleksi dari ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya sesuai standar yang berlaku. Kemiskinan dianggap sebagai musuh utama pembangunan dan menjadi salah satu tingkat pengangguran terbuka yang tinggi di tengah masyarakat. Jumlah persentase penduduk miskin di beberapa kabupatenkota pemekaran pada tahun 2009-2013, yakni kabupaten Serdang Bedagai, kabupaten Toba Samosir, kabupaten Padang Lawas Utara, kabupaten Labuhanbatu Utara, dan kabupaten Labuhanbatu Selatan mengalami penurunan di setiap tahunnya selama tahun 2009-2013. Ini terlihat jelas dari grafik tren jumlah persentase penduduk miskin di kabupatenkota pemekaran dan di Sumatera Utara. Artinya, capaian kinerja di daerah kabupatenkota pemekaran dalam menurunkan jumlah penduduk miskin secara berencana dilakukan baik melalui subsidi-subsidi di bidang sosial. Menganggur tidak sama dengan tidak bekerja atau tidak mau bekerja. Definisi ekonomi tentang pengangguran tidak identik dengan tidak mau bekerja, yang dihitung sebagai angkatan kerja adalah penduduk berusia 15-64 tahun, dan sedang mencari kerja, sedangkan yang tidak mencari kerja karena harus mengurus keluarga atau sekolah tidak termasuk angkatan kerja. Tingkat pengangguran dapat digambarkan dengan tingkat pengangguran terbuka dan tingkat partisipasi angkatan kerja, yaitu perbandingan banyaknya orang yang tidak bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan terhadap total angkatan kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja di kabupatenkota pemekaran, yakni kabupaten Serdang Bedagai, kabupaten Toba Samosir, kabupaten Padang Lawas Utara, kabupaten Labuhanbatu Utara, dan kabupaten Labuhanbatu Selatan mengalami penurunan yang tidak stabil di setiap tahunnya selama periode 2009-2013. Sedangkan di Sumatera Utara mengalami penurunan yang relatif cukup stabil selama periode 2009-2013 di setiap tahunnya, dibandingkan dengan daerah kabupatenkota pemekaran. Hal ini menyebabkan presentase tingkat pengangguran terbuka menunjukkan bahwa sasaran dan tujuan yang dicapai dalam menurunkan persentase tingkat pengangguran terbuka di beberapa kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara hanya di kabupaten Toba Samosir yang sejalan dengan tingkat provinsi Sumatera Utara. Sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja pada kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara yaitu kabupaten Serdang Bedagai, kabupaten Toba Samosir, kabupaten Padang Lawas Utara, kabupaten Labuhanbatu Utara, dan kabupaten Labuhanbatu Selatan, terhadap provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan yang tidak stabil di setiap tahunnya selama periode 2009-2013. Hal ini menyebabkan presentase tingkat partisipasi angkatan kerja menunjukkan bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja yang dicapai dalam menurunkan persentase tingkat pengangguran di beberapa kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara hanya di provinsi Sumatera Utara yang terus menurun dalam mengatasi tingkat pengangguran.

4.2.1.10. Analisis Rekomendasi Kebijakan

Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan upaya yang lebih serius dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kualitasnya, dapat menciptakan lapangan pekerjaan serta berkurangnya penduduk miskin dan terjadi peningkatan kondisi sosial masyarakat secara umum. Semua ini perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah dan pelaku ekonomi. Untuk mengantisipasi dampak kinerja pembanguan ekonomi di dalam indikator ekonomi yang terkait di beberapa kabupatenkota pemekaran yang ada di Sumatera Utara, maka pemerintah menetapkan beberapa langkah kebijakan prioritas perekonomian dan pertumbuhan yang ada di kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara, yaitu : 1. Menjaga pertumbuhan ekonomi 2. Menjaga pergerakan sektor rill dengan insentif fiscal 3. Meningkatkan nilai hasil unit produksi 4. Meningkatkan nilai keberhasilan pembangunan daerah 5. Meningkatkan alokasi anggaran 6. Meningkatkan kegiatan usaha dan nilai investasi dalam negeri untuk kinerja pembangunan ekonomi 7. Meningkatkan kegiatan usaha dan nilai investasi asing untuk kinerja pembangunan ekonomi 8. Melindungi masyarakat miskin, dan 9. Mengatasi munculnya pengangguran baru.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Secara umum kondisi perekonomian dan pertumbuhan ekonomi dari tiap kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan dan penurunan yang cukup stabil dari tahun ke tahun selama periode 2009-2013, perkembangan perekonomian di kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara juga tidak terlepas dari dukungan melalui capaian kinerja perekonomiannya. Dalam indikator ekonomi, yang terkait dalam perekonomian daerah adalah pertumbuhan ekonomi, PDRB atas dasar harga berlaku, PDRB atas dasar harga konstan, PDRB per kapita, pendapatan asli daerah PAD, penanaman modal dalam negeri PMDN, penanaman modal asing PMA, kemiskinan, dan tingkat pengangguran. Dari semua indikator ekonomi yang terkait terdapat beberapa masalah yang terjadi dalam perekonomian daerah yakni apakah capaian evaluasi kinerja yang diukur sudah tercapai atau belum tercapai untuk daerah kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara, dan bagaimana evaluasi kinerja pembangunan di tiap kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara yang terkait dengan indikator ekonomi. Berdasarkan analisis evaluasi dari masing-masing yang terdapat di dalam indikator ekonomi ada beberapa indikator yang menunjukkan hasil capaian kinerja di tiap kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara telah mencapai sasaran dan tujuan dalam evaluasi kinerja pembangunan yang lebih baik lagi. Artinya, tren capaian kinerja antara kabupatenkota pemekaran dengan provinsi Sumatera Utara berjalan sesuai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Beberapa hasil analisis evaluasi kinerja pembangunan yang terkait di dalam indikator ekonomi adalah : 1. Pertumbuhan ekonomi adalah merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan kinerja pembangunan yang dilaksanakan suatu daerah khususnya dalam bidang ekonomi. Pada periode 2009-2013 pertumbuhan ekonomi dibeberapa kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara cenderung mengalami peningkatan dan penurunan yang cukup stabil atau bisa dikatakan masih rendah, dan pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun ini juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi perekonomian dalam kenaikan pendapatan nasional, yang merupakan keberhasilan dalam pembangunan ekonomi. 2. PDRB atas dasar harga berlaku, PDRB atas dasar harga konstan, dan PDRB per kapita digunakan sebagai indikator untuk menilai kinerja ekonomi, dan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima setiap penduduk sebagai keikutsertaannya dalam proses produksi selama satu tahun. PDRB mampu memberikan gambaran nilai tambah bruto yang dihasilkan unit-unit produksi pada suatu daerah. Besaran PDRB atas dasar harga berlaku, PDRB atas dasar harga konstan, dan PDRB per kapita sering digunakan sebagai indikator untuk menilai kinerja perekonomian suatu daerah, terutama yang dikaitkan dengan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Nilai PDRB merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai keberhasilan pembangunan daerah atau dengan kata lain pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat tercermin melalui pertumbuhan nilai PDRB. Meningkatnya nilai-nilai PDRB atas dasar harga konstan, PDRB atas dasar harga berlaku, dan PDRB per kapita menyebabkan pertumbuhan ekonomi, pembangunan daerah semakin meningkat lebih baik untuk setiap tingkat kabupatenkota daerah pemekaran dan tingkat provinsi Sumatera Utara di setiap tahun selama periode tahun 2009-2013.