Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

pedesaanpedalaman. Padahal dipedesaan pun terdapat lokasi pemukiman plus berbagai kegiatan nonpertanian seperti perdagangan, warung kopi, tukang pangkas, atau tukang jahit pakaian, walaupun dalam jumlah dan intensitas yang kecil dan biasanya hanya ditujukan untuk melayani kebutuhan masyarakat setempat. Karena fungsinya yang berbeda, maka kebijakan pembangunan pun bisa berbeda antara wilayah perkotaan dengan wilayah pedesaan. Di pedesaan umumnya yang menjadi kegiatan basis adalah sektor penghasil barang pertanian, industri, dan pertambangan. Di perkotaan selain sektor penghasil barang maka sektor perdagangan dan jasa dapat menjadi basis asalkan kegiatan tersebut mendatangkan uang dari luar wilayah pelanggannya datang dari luar wilayah. Karena kegiatan sektor penghasil barang, seringkali kegiatannya dibatasi di perkotaan maka kota umumnya mengandalkan kegiatan perdagangan dan jasa sebagai basis utama. Dengan demikian maka adalah wajar apabila program pemerintah pun seringkali dibedakan antara program perkotaan dan program untuk pedesaan. Namun, sektor perdagangan dan jasa di luar yang melayani pariwisata, bukanlah basis murni. Perkembangan perdagangan dan jasa di perkotaan tergantung pada perkembangan perekonomian wilayah belakangnya. Perkembangan perekonomian wilayah belakangnya tergantung pada sektor basis di wilayah belakang tersebut. Dengan demikian, perkembangan perekonomian secara keseluruhan tetap tergantung pada perkembangan sektor basis murni.

2.5. Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

Indikator kinerja adalah uraian ringkas yang menggambarkan tentang suatu kinerja yang akan diukur dalam pelaksanaan suatu kebijakan terhadap tujuannya. Indikator merupakan ukuran kuantitatif dan kualitatif, dalam perumusan indikator yang harus memenuhi asumsi keterukuran. Dalam EKPD Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah 2011, indikator kinerja dari tujuansasaran pembangunan daerah merupakan indikator dampak impact yang pencapaiannya didukung melalui pencapaian indikator hasil outcome. Ada dua indikator yang terkait dalam kinerja pembanguan daerah yaitu indikator ekonomi dan indikator sosial. Salah satu indikator yang terkait dalam penulisan skripsi ini adalah Indikator Ekonomi. Dalam indikator ekonomi terdapat beberapa hal yang terkait dalam evaluasi kinerja pembangunan daerah antara lain : 1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. 2. PDRB Per Kapita Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita PDRB Per Kapita bila dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang tinggal di suatu wilayah wilayah penghitungan PDRB, akan diperoleh angka PDRB per kapita. PDRB juga terbagi atas dua kategori yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan. 3. Pendapatan Asli Daerah PAD Pendapatan Asli Daerah menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 yaitu sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan, daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Menurut Nurcholis 2007:182, pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah dari penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, laba perusahaan daerah, dan lain-lain yang sah. Adapun sumber-sumber pendapatan asli daerah menurut Undang-Undang RI No.32 Tahun 2004 yaitu : 1 Hasil pajak daerah yaitu Pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan oleh daerah untuk pembiayaan rumah tangga sebagai badan hukum publik. 2 Hasil retribusi daerah yaitu pungutan yang telah secara sah menjadi pungutan daerah sebagai pembayaran pemakaian atau karena memperoleh jasa atau karena memperoleh jasa pekerjaan, usaha atau milik pemerintah daerah bersangkutan. 3 Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. 4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah adalah pendapatan-pendapatan yang tidak termasuk dalam jenis-jenis pajak daerah, retribusi daerah, pendapatan dinas-dinas. 4. Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Ketentuan mengenai penanaman modal diatur di dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2005 tentang Penanaman Modal. Kegiatan usaha-usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan dan batasan kepemilikan modal negeri atas bidang usaha perusahaan diatur didalam Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010 tentang Perubahan daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal. 5. Penanaman Modal Asing PMA Penanaman modal asing merupakan bentuk investasi dengan membangun jalan, membeli total atau mengakuisisi perusahaan. Penanaman modal di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanaman modal dalam negeri. Penanaman modal asing lebih banyak mempunyai kelebihan diantaranya bersifat jangka panjang, banyak memberikan andil dalam ahli teknologi, ahli keterampilan. Manajemen, membuka lapangan kerja baru. Lapangan kerja ini sangat penting bagi negara yang sedang berkembang mengingat terbatasnya kemampuan pemerintah untuk penyediaan lapangan pekerjaan. 6. Kemiskinan Kemiskinan merupakan refleksi dari ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya sesuai standar yang berlaku. Sudah cukup banyak ukuran dan standar yang dikeluarkan oleh para pakar dan lembaga mengenai batas garis kemiskinan. Djoyohadikusumo 1996:21 menggunakan standar kemiskinan berdasarkan pendapatan perkapita pertahun adalah US50 untuk pedesaan dan US75 untuk perkotaan. Bank Dunia 1990:36 untuk standar internasional memberikan batas garis kemiskinan yang lebih tinggi dari standar-standar lainnya yaitu dengan pendapatan perkapita sebesar US275 pertahun. Kemiskinan sering dianggap sebagai musuh utama pembangunan dan kemiskinan ini terjadi salah satunya disebabkan tingkat pengangguran terbuka yang tinggi di tengah masyarakat. Penanganan masalah ini diupayakan oleh pemerintah dengan menyalurkan berbagai bantuan dan subsidi serta membuka lapangan kerja dengan meningkatkan inisiatif dan kreatifitas masyarakat di samping memperluas kesempatan investasi langsung bagi semua pihak. Jumlah penduduk miskin yang meningkat disebabkan karena banyaknya tingkat pengangguran yang tinggi di tengah masyarakat. Diketahui secara umum, upaya untuk menurunkan angka kemiskinan disebabkan oleh dampak krisis ekonomi yang pada dasarnya telah menunjukkan hasil walaupun masih bersifat fluktuatif. Upaya menurunkan jumlah penduduk miskin secara berencana dilakukan baik melalui subsidi-subsidi di bidang sosial. 7. Pengangguran Menganggur tidak sama dengan tidak bekerja atau tidak mau bekerja. Orang yang tidak mau bekerja, tidak dapat dikatakan sebagai pengangguran. Sebab jika seseorang ingin bekerja mencari pekerjaan, mungkin dengan segera mendapatkannya. Definisi ekonomi tentang pengangguran tidak identik dengan tidak mau bekerja. Seseorang baru dikatakan menganggur bila dia ingin bekerja dan telah berusaha mencari kerja, namun tidak mendapatkannya. Orang yang mencari kerja masuk ke dalam kelompok penduduk yang disebut angkatan kerja. Yang dihitung sebagai angkatan kerja adalah penduduk berusia 15-64 tahun dan sedang mencari kerja, sedangkan yang tidak mencari kerja, karena harus mengurus keluarga dan sekolah, tidak masuk angkatan kerja.

2.6. Penelitian Terdahulu