AKTIVITAS SEKSUAL 2. 3.1 Aktivitas Pengertian aktivitas Dari segi biologis semua makhluk hidup mulai dari binatang sampai dengan Faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku

untuk mengingatkan dan memperkuat reinforcement apa yang telah diketahui agar benar-benar menjadi bagian dari pengtahuannya.

2.3 AKTIVITAS SEKSUAL 2. 3.1 Aktivitas

a. Pengertian aktivitas Dari segi biologis semua makhluk hidup mulai dari binatang sampai dengan

manusia, mempunyai aktivitas masing-masing. Manusia sebagai salah satu makhluk hidup mempunyai bentangan kegiatan yang luas, sepanjang kegiatan yang dilakukannya, yaitu antara lain: berjalan, berbicara, bekerja, menulis, membaca, berpikir dan seterusnya. Secara singkat aktivitas manusia tersebut dikelompokkan menjadi 2 yaitu: a Aktivitas-aktivitas yang dapat diamati oleh orang lain misalnya: berjalan, bernyanyi,tertawa dan sebagainya. b Aktivitas yang tidak dapat diamati orang lain dari luar misalnya berpikir, berfantasi, bersikap, dan sebagainya Notoatmodjo, 2005. Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. perilaku dikatakan wajar apabila ada penyesuaian diri yang diselaraskan peran manusia sebagai makhluk ndividu, sosial dan berketuhanan Purwanto, 1999. Aktivitas atau perbuatan manusia tidak terjadi secara sporadic timbul dan hilang pada saat- saat tertentu, tetapi selalu ada kelangsungan kontinuitas antara satu perbuatan dengan perbuatan berikutnya. Tiap-tiap perilaku selalu mengarah pada suatu tugas Universitas Sumatera Utara tertentu. Keunikan perilaku berbeda dari yang lainnya. Jadi tiap-tiap manusia memiliki ciri-ciri, sifat-sifat tersendiri yang membedakan dari manusia lainnya. Pengalaman-pengalaman masa lalu dan aspirasi-aspirasinya untuk masa yang akan datang menentukan perilaku dimasa kini dan arena tiap orang mempunyai pengalaman dan aspirasi yang berbeda-beda, maka perilaku di masa kini pun berbeda-beda Purwanto,1999.

b. Faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku

Menurut teori Lawrence Green, mengemukakan bahwa perilaku manusia dari tingkat kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku behavior causes dan faktor di luar perilaku non behavior causes. Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor, diantaranya: a Faktor-faktor predisposisi predisposing factors, yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan lain-lain. b Faktor-faktor pendukung enabling factors, yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban dan lain-lain c Faktor-faktor pendorong reinforcing factor, yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat Notoatmodjo, 2003. Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Seksual a. Pengertian seksual

Seksual adalah rangsangan-rangsangan atau dorongan yang timbul berhubungan dengan seks Notoatmodjo, 2007. Seksualitas bukan semata-mata bagian intrinsik dari seseorang tetapi juga meluas sampai berhubungan dengan orang lain. Keintiman dan kebersamaan fisik merupakan kebutuhan sosial dan biologis sepanjang kehidupan. Kesehatan seksual telah didefinisikan sebagai pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual dan sosial dari kehidupan seksual, dengan cara yang positif memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi dan cinta. Seks juga digunakan untuk memberi label jender, baik seseorang itu pria atau wanita. Seksualitas berhubungan dengan bagaimana seseorang mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang di lakukannya, seperti sentuhan, ciuman, pelukan, senggama seksual dan melalui perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, etiket, berpelukan dan perbendaraan kata Zawid, 1994.

b. Tahapan perkembangan seksual