Materi pendidikan seks TINJAUAN PUSTAKA

c. Materi pendidikan seks

Materi pendidikan seks sangat bervariasi dari satu tempat ketempat lain, tetapi sebuah survey oleh Orr 1982 menunjukkan bahwa pada umumnya materi pendidikan seks adalah sebagai berikut: a Masalah-masalah yang banyak dibicarakan dikalangan remaja sendiri • Perkosaan • Masturbasi • Homoseksualitas • Disfungsi seksual • Eksoploitasi seksual b Kontrasepsi dan pengaturan kesuburan • Alat KB • Pengguguran • Alternatif-alternatif dari pengguguran c Nilai-nilai seksual • Seks dan nilai-nilai moral • Seks dan hukum • Seks dan media massa • Seks dan nilai-nilai religi d Perkembangan remaja dan reproduksi manusia • Penyakit menular seksual Universitas Sumatera Utara • Kehamilan dan kelahiran • Perubahan-perubahan pada masa puber • Anatomi dan fisiologi • Obat-obatan, alkohol dan seks e Keterampilan dan perkembangan sosial • Berkencan • Cinta dan perkawinan f Topik-topik lainnya • Kehamilan pada remaja • Kepribadian dan seksualitas • Mitos-mitos yang dikenal oleh umum • Kesuburan • Keluarga berencana • Menghindari hubungan seks • Teknik-teknik hubungan seks Margaret, 1980 dalam Sarwono, 2010. Pendidikan seks di Indonesia seyogyanya tetap dimulai dari rumah. Salah satu alas an utamanya adalah karena masalah seks ini merupakan masalah yang sangat pribadi sifatnya, yang kalau hendak dijadikan materi pendidikan juga perlu penyampaian yang pribadi. Dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh Sawono mengungkapkan bahwa dari sudut pandang remaja sendiri, mereka mendambakan untuk memperoleh informasi tentang seks itu dari orang tuanya Sarwono, 2010 Universitas Sumatera Utara Beberapa hal penting dalam memberikan pendidikan seksual, seperti yang diuraikan oleh Gunarsa 1999 berikut ini, mungkin patut diperhatikan: a Cara menyampaikannya harus wajar dan sederhana, jangan terlihat ragu- ragu atau malu. b Isi uraian yang disampaikan harus obyektif, namun jangan menerangkan yang tidak-tidak, seolah-olah bertujuan agar anak tidak akan bertanya lagi, boleh mempergunakan contoh atau simbol seperti misalnya: proses pembuahan pada tumbuh-tumbuhan, sejauh diperhatikan bahwa uraiannya tetap rasional. c Dangkal atau mendalamnya isi uraiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan dengan tahap perkembangan anak. Terhadap anak umur 9 atau 10 tahun belum perlu menerangkan secara lengkap mengenai perilaku atau tindakan dalam hubungan kelamin, karena perkembangan dari seluruh aspek kepribadiannya memang belum mencapai tahap kematangan untuk dapat menyerap uraian yang mendalam mengenai masalah tersebut. d Pendidikan seksual harus diberikan secara pribadi, karena luas sempitnya pengetahuan dengan cepat lambatnya tahap-tahap perkembangan tidak sama buat setiap anak. Dengan pendekatan pribadi maka cara dan isi uraian dapat disesuaikan dengan keadaan khusus anak e Pada akhirnya perlu diperhatikan bahwa usahakan melaksanakan pendidikan seksual perlu diulang-ulang repetitif selain itu juga perlu untuk mengetahui seberapa jauh sesuatu pengertian baru dapat diserap oleh anak, juga perlu Universitas Sumatera Utara untuk mengingatkan dan memperkuat reinforcement apa yang telah diketahui agar benar-benar menjadi bagian dari pengtahuannya.

2.3 AKTIVITAS SEKSUAL 2. 3.1 Aktivitas