Pada laki-laki Alat kelamin pria terdiri dari:
a Testis menghasilkan hormon-hormon testosterone dan androgen dan spermatozoa diproduksi dalam jumlah ratusan juta.
b Saluran deferens vas deferens, yaitu yang menghubungkan testis dengan
kelenjar prostat. c
Kelenjar prostat yaitu tempat penyimpanan spermatozoa untuk sementara. d
Saluran kencing uretra, yaitu tempat keluarnya air mani dalam keadaan penis berereksi Sarwono, 2010
b. Tanda seks sekunder
Tanda-tanda seks sekunder merupakan tanda-tanda badaniah yang membedakan pria dan wanita.
Pada wanita bisa ditandai antara lain: pertumbuhan tulang-tulang badan menjadi tinggi, anggota badan menjadi panjang, pertumbuhan payudara, tumbuh
bulu yang halus dan lurus berwarna gelap dikemaluan, mencapai pertumbuhan ketinggian badan setiap tahunnya, bulu kemaluan menjadi keriting, haid, dan
tumbuh bulu- bulu ketiak. Pada laki-laki bisa ditandai dengan pertumbuhan tulang-tulang, tumbuh bulu
kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap, awal perubahan suara, bulu kemaluan menjadi keriting, tumbuh rambut-rambut halus diwajah kumis,
Universitas Sumatera Utara
jenggot, tumbuh bulu ketiak, rambut-rambut diwajah bertambah tebal dan gelap, tumbuh bulu didada Sarwono, 2010
2.2 PENDIDIKAN SEKS 2.2.1 Pendidikan
a. Konsep pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan kesehatan adalah suatu
pedagogik praktis atau praktek pendidikan. Oleh sebab itu, konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang di aplikasikan pada bidang kesehatan.
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah
yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai
makhluk sosial dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup didalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan
lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu dan sebagainya. Dalam mencapai tujuan tersebut, seorang individu, kelompok atau masyarakat tidak
terlepas dari kegiatan belajar Notoatmodjo, 2007.
b. Ruang pendidikan kesehatan
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau
Universitas Sumatera Utara
aplikasinya dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan. Dari dimensi sasarannya, pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 3 diantaranya:
a Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu.
b Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok.
c Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas
Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat, dengan sendirinya sasarannya berbeda pula, misalnya:
a Pendidikan kesehatan disekolah, dilakukan disekolah dengan sasaran murid.
b Pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rumah sakit-rumah sakit
dengan sasaran pasien atau keluarga pasien, di puskesmas dan sebagainya. c
Pendidikan kesehatan ditempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau karyawan yang bersangkutan
Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan five levels of prevention dari
Leavel dan Clark, sebagai berikut: a
Promosi Kesehatan Health Promotion
Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan hygiene
perorangan dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
b Perlindungan Khusus Specifik Protection
Dalam program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus ini pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama dinegara-negara
berkembang. Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisai sebagai perlindungan terhadap penyakit pada dirinya maupun pada anak-anaknya
masih rendah. c
Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera Early Diagnosis and Prompt
Treatment
Dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang
terjadi didalam masyarakat, bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini menyebabkan masyarakat tidak
memperoleh pelayanan kesehatan yang layak. Oleh sebab itu, pendidikan kesehatan sangat diperlukan pada tahap ini.
d Pembatasan Cacat Disability Limitation
Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya
sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan
sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau ketidakmampuan.
Universitas Sumatera Utara
e Rehabilitasi Rehabilitation
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat. Untuk memulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan latihan-
latihan tertentu. Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak atau segan melakukan latihan-latihan yang dianjurkan. Disamping itu
orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu untuk kembali ke masyarakat Notoatmodjo, 2007.
c. Peranan pendidikan kesehatan