Pemeriksaan Radiologi Penatalaksanaan TINJAUAN PUSTAKA

dilakukan untuk melakukan pemeriksaan dalam yang cermat , khususnya pada lumen vagina yang sempit dan dinding yang sklerotik dan meradang. Kematian sebelum tingkat akhir sering disebab oleh perdarahan yang eksesif, kegagalan faal ginjal akibat infiltasi tumor ke ureter sebelum memasuk kandung kemih yang menyebabkan obstruksi total.

2.6 Pemeriksaan Lab

Untuk membantu diagnosa kanker serviks, tes Papanicolaou harus dilakukan. Konsultansi dokter ginekologi untuk biopsi dengan menggunakan kuretase serviks. Setelah diagnosa dipastikan, pemeriksaan darah dan serum untuk fungsi renal dan hepar untuk mengetahui adanya metastatik.

2.7 Pemeriksaan Radiologi

Apabila kanker serviks didiagnosa, pemeriksaan radiologi dilakukan untuk menentukan tingkat kanker ini. Radiologi toraks dilakukan untuk metastasis paru. Computed Tomograhpy CT scan pada abdomen dan pelbis dilakukan untuk memastikan adanya tak metastasis pada hati, limpa, atau organ- organ lain. Barium enema dilakukan untuk mengetahui adanya kompresi massa serviks pada rekctal.

2.8 Penatalaksanaan

Bila diagnosis telah dipastikan secara histologik, terapi karsinoma serviks dilakukan dan sesudah terapi dikerjakan dengan perencanaan yang matang oleh tim serta dilakukan rehabilitasi dan pegamatan lanjutan. Pada tingkat klinik iaitu karsinoma In Situ tidak dibenarkan dilakukan elektrokoagulasi atau elektrogulgerasi, bedah krio atau dengan sinar laser, kecuali bila yang menangani seorang ahli dalam kolposkopi dan penderitanya masih muda dan belum mempunyai anak. Biopsi kerucut digunakan untuk diagnosa dan terapeutik, serta ostium uteri internum tidak boleh sampai rusak akibat biopsi Universitas Sumatera Utara kerucut. Untuk penderita yang tua atau sudah mempnyai anak yang cukup, histerektomi sederhana dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini kambuh. Pada tingkta klinik IA, umumnya dianggap dan ditangani sebagai kanker yang invasif. Kedalaman invasi kurang dari atau hanya 1mm dan tidak meliputi daerah yang melibatkan pembuluh limfa atau pembuluh darah, penanganannya dilakukan seperti pada KIS di atas. Pada tingkat IB dan IIA dilakukan histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul. Pascabedah biasanya dilanjutkan dengan penyinaran, tergantung adatidak adanya sel tumor dalam kelenjar limfa regional yang diangkat. Pada tingkat IIB, III dan IV tidak dibenarkan melakukan tindakan bedah untuk ini dan penatalaksanaan primer adalah radioterapi. Sebaiknya kasus dengan karsinoma serviks ini secepatnya dikirim ke pusat penanggulangan kanker, di mana berkumpul para pakar onkologi yang berpengalaman dan tersedianya sara yang mutakhir. Penyinaran pascabedah diperlukan, radiasi luar dilakukan dengan Cobalt -60 dosis 5000 rads dengan fraksi 200 radshari Selama 25 hari, disusul 2 minggu kemudian dengan radiasi dalam dengan aplikasi radium 2 kali dengan interval 1-2 minggu. Metoda Fletchner dengan afterloading memakai bola-bola dari Cesium-137 atau dikenali brachytherapy juga merupakan alternatif yang lain. Pada tingkat IVA dan IVB penyinaran hanya bersifat paliatif. Pemberian kemoterapi dapat dipertimbangkan . Pada penyakit yang kambuh satu tahun sesudah penanganan lengkap, dapat dilakukan operasi jika terapi terdahulu adalah radiasi dan prosesnya masih terbatas pada panggul. Apabila proses sudah jauh atau operasi tak mungkin dilakukan , kemoterapi dipilih. Untuk ini tak digunakan sitostatika tunggul, tetapi berbentuk regimen yang terdiri dari kombinasi sebaiknya dilakukan penyinaran bila proses masih terbatas dalam panggul, Universitas Sumatera Utara sedangkan kalau penyinaran tidak mungkin dikerjakan atau proses penyebarannya yang lanjut, maka dipilih polikemoterapi. Penyinara ulang pada kasus-kasus yang sebelumnya pernah mendapat radiasi, dengan mesin Linac dan ditangan yang ahli, hasilnya tidak selalu mengecewakan. Penggunaan imunoterapi masih dalam taraf eksperimen.

2.9 Pencegahan Kanker Serviks